Anda di halaman 1dari 23

SISTEM URINARIA

Annisa Aulia R
Atikah Maulida
Irmawati Herahayu
Fitriani Amir
Lathifah Sabrina W
Manik Kunthi D
M. Ikhsan Maulana F R
Nur Ayutia Dupaginta
PENGERTIAN

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat


terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh
larutan dalam air dan dikeluarkan berupa
urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
• Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
• Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke
kandung kencing.
• Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
• Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung
kencing.
SUSUNAN SISTEM URINARIA
A. GINJAL
1. Fungsi ginjal:
 Memegang peranan penting dalam pengeluaran
zat-zat toksis atau racun.
 Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan
basa dari cairan tubuh.
 Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam
dan zat-zat lain dalam tubuh.
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir
dari ureum protein.
2. Struktur Ginjal
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrus berwarna ungu tua, lapisan luar
terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah
dalam bagian medula berbentuk kerucut yang
disebut renal piramid, yang terdiri dari lubang-
lubang kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang
terlihat pada piramid disebut tubulus Nefron yang
terdiri dari; Glomerulus, Tubulus proksimal, Gelung
henle, Tubulus distal dan Tubulus pengumpul.
2. Struktur Ginjal
• Kapsul ginjal
• Korteks Ginjal – daerah
luar
• Medula Ginjal – daerah
dalam
• Pelvis Ginjal – saluran
pengumpul
3. Fisiologi Ginjal
Ginjal berfungsi:
• Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air
dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine
(kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air
(kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan
dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
• Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan
elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal
ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit
perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi
ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
• Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada
apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang
bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine
akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal
menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
• Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat
toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia
asing (pestisida).
• Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah
(sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis
mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis).
• Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi
kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion
kalsium di usus.
4. Proses pembentukan urine
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)      Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar
dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida,
sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)      Proses  reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan
akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.
3)      Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
B. URETER
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan
urin dari ginjal ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam
rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis. Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing
bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ±
0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen
dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :


* Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
* Lapisan tengah lapisan otot polos
* Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
C. VESIKA URINARIA (Kandung Kemih)

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:


• Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferen, vesika seminalis dan prostat.
• Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
• Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum
C. VESIKA URINARIA (Kandung Kemih)
• Merupakan kantung yang berfungsi
untuk menampung urine sementara
• Disusun oleh lapisan otot polos
• Dinding kandung kemih terdiri dari
lapisan sebelah luar (peritonium),
tunika muskularis (lapisan otot),
tunika submukosa, dan lapisan
mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria
mengalirkan cairan limfe ke dalam
nadi limfatik iliaka interna dan
eksterna.
• Berhubungan dengan uretra
D. URETHRA
Urethra merupakan saluran membranosa sempit yang
berpangkal pada kandung kemih, berfungsi menyalurkan air
kemih dari kandung kemih keluar tubuh.
Urethra pada pria : Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-
tengah prostate kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis ke bagian penis. Digunakan sebagai
tempat pengaliran urine dan system reproduksi.
Urethra pada pria lebih panjang dari wanita dan terdiri dari :
• Urethra pars prostatica
• Uretra pars membranosa
• Urethra pars kavernosa
Lapisan uretra pria terdiri dari :
* Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)
* Lapisan submukosa
D. URETHRA
Uretra pada wanita : Terletak dibelakang simfisis
pubis, berjalan miring sedikit kearah atas. Hanya
berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke
bagian luar tubuh.

Lapisan uretra wanita terdiri dari :


• Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)
• Lapisan spongeosa
• Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam)
MIKTURISI
– Urine
– Peristiwa pembuangan urine yang mengalir melalui ureter
ke dalam kandung kemih.
– Keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan
tekanan di dalam kandung kemih.
– Merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih
tinggi dari manusia.
Ciri-ciri urine yang normal :

Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui


jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila
terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup
cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.

• Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi


adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
• Baunya tajam.
• Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
• Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
Komposisi air kemih terdiri dari:

a. Air, kira-kira 95-96%


b. Larutan (4%):
- Larutan organic : Urea, ammonia, kreatin, dan uric acid.
- Larutan anorganik : Natrium (sodium), klorida, kalium
(potasium) (5 mEq), sulfat, magnesium, dan fosfor,
elektrolit, kalsium, NH3, bikarbonat.
c. Pigmen (bilirubin, urobilin)
d. Toksin
e. Hormon
Abnormalitas kandungan urine:
• Glukose
• Benda-benda keton
• Garam empedu
• Pigmen empedu
• Protein
• Darah
• Beberapa obat-obatan
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
• Tidak terdapatnya ginjal
• Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda
• Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam
jumlah yang besar sebagai akibat dari kesalahan
perkembangan dalam perkembangan tubulus

Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:


• Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok,
penurunan curah jantung ditujukan pada otak dan
jantung menyebabkan kerusakan pada ginjal)
• Glomerulo nefritis berat
• Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal
KELAINAN PADA SISTEM URINARIA

1. Batu Ginjal :
Adanya batu dari
endapan kalsium
dan garam pada
pelvis ginjal.
Penyebab
Sering menahan
urine dan kurang
minum.
2. Diabetes Mellitus : Pada urinnya mengandung
glukosa. Hal ini karena adanya kadar gula di
dalam darah yang tinggi.
3. Diabetes Insipidus : Sering buang air besar
yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena
kekurangan hormon ADH.
DAFTAR PUSTAKA
• Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
• Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat
edisi 2 – Jakarta : EGC
• Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa
perawat edisi 3 – Jakarta : EGC
• Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern
untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC
• http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedoktera
n/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih
• http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-siste
m-urinaria.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai