Anda di halaman 1dari 18

SISTEM

PERKEMIHAN/URINARIA
Dosen Pengampu :
Dr. Sri Widyastari

KELOMPOK 10
FATIMAH QURROTA ‘AINI (P27240020093)
NAZRI LUKMAN (P27240020107)
SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan merupakan


suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakn oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air & dikeluarkan
yakni berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan terdiri dari:


1) Dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin,
2) Dua ureter yang membawa urin
dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih),
3) Satu vesika urinaria (VU),
tempat urin dikumpulkan, dan,
4) Satu urethra, urin dikeluarkan
dari vesika urinaria.
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk
ginjal seperti biji kacang terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi
ruas-ruas tulang pinggang sebelah atas. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
 Fungsi ginjal adalah:
 Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
 Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Struktur halus ginjal terdiri dari
banyak nefron yang merupakan
unit fungsional ginjal.
Diperkirakn ada 1 juta nefron
dalam setiap ginjal. Nefron
terdri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa (lengkung)
henle, tubulus distal dan tubulus
urinarius
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang
0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen & sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah (lapisan otot polos)
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-
gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih.
3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai
penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya di
belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang & mengempis seperti
balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal
pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan
air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira2 13,7-16,2 cm,
terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa (terdapat spinchter
urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira
3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina (antara
clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya
sebagai saluran ekskresi.
Tahap dan Proses Pembentukan Urin
Proses Filtrasi ,
Di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fospat
dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat
bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya
dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar
Komposisi air kemih, terdiri dari:
1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein,
asam urea, amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat
dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun
170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2. adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal
cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan
di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari
“latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat
Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga
otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan
otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter
relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan
sebagainya.
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada
diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
KARAKTERISTIK URINE NORMAL

1. Warna : Variasi warna urine normal adalah kuning muda, ,dan


kuning gading.
2. Kejernihan : Urine dapat jernih atau transparan, dapat
berubah menjadi gelap karena adanya endapan fosfat , asam
urat serta pertumbuhan bakteri.
3. Bau : Bau urine mempunyai aroma khas yaitu bau amonia.
4. PH : Ph netral = 7 dapat bervariasi antara 4,8 – 7,5
KOMPONEN URINE ABNORMAL
dapat disebabkan oleh faktor berikut :

Bakteri ( Bakteriuria )
Darah ( Hematuria )
Glukosa ( Glukosuria )
Protein ( Protenuria )
Pus ( Pyuria )
Batu ( Lithuria )
Patofisiologi
 Obstruksi Tubulus
Peningkatan tekanan cairan interstisium sering disebabkan oleh
obstruksi tubulus. Obstruksi menyebabkan penimbunan cairan di nefron
yang mengalir kembali ke kapsula dan ruang Bowman. Obstruksi tubulus
yg tidak di atasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler
sehingga terjadi kerusakan ginjal ireversbel terutama di papila yang
merupakan tempat akhir pemekatan urine. Penyebab obstruksi antara
lain adalah kalkulus ginjal (batu) dan pembentukan jaringan paru akibat
infeksi ginjal berulang.
 Azotemia
Azotemia mengacu pada peningkatan abnormal bahan sisa bernitrogen
di dalam darah misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Azotemia
mengisyaratkan penurunan GFR, yang timbul pada gagal ginjal akut dan
kronik.
 Uremia

Uremia bukan sebuah peristiwa tunggal semata, tetapi adalah sebuah

sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi pada individu yang mengidap penyakit

ginjal stadium akhir. Karena ginjal memegang peran penting dalam

mempertahankan keseimbngan air, asam-basa, dan elektrolit serta membuang

produk-produk sisa yang bersifat toksin, gejala uremia tersebar dan

mempengaruhi semua organ dan jaringan tubuh.

Gejala yang bisa terjadi berupa keletihan, anareksia, mual, muntah, dan

letargi. Dapat timbul pruritus (gatal) hebat. Selain itu, terjadi hipetensi

osteodistropi, dan ensafalopati uremia, dengan perubahan susunan saraf

pusat, termasuk konfusi dan psikosis yang merupakan ciri khas stadium akhir.

Berbagai gejala yang timbul tampak kali disebabkan oleh asidosis, anamia

akibat penurunan eritropoientin, dan penumpukan semua produk akhir.


THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai