Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“ SISTEM URINARIA “

DISUSUN OLEH :

SALSABILA AMELIA PUTRI

151810383031

D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya.


Kemampuan berbagai organ di dalam tubuh serta pengendalian setiap organ secara
terkoordinasi dalam suatu sistem, salah satu misalnya sistem urinaria yang sangat penting
untuk kelangsungan hidup manusia.

Kelangsungan hidup secara normal tergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam,


asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal dan pengeluaran zat sisa
metabolisme tubuh. Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit sesuai
dengan asupan. Melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika asupan kurang
dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah
ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar. Ini
menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai untuk
air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium,kalsium, hidrogen, magnesium
dan fosfat.

Secara anatomi, ginjal berbentuk seperti kacang, berjumlah sepasang dengan warna


merah kecoklatan. Kedua ginjal terlitak di posterior dari rongga abdomen, di sebelah
lateral kolumna  vertebralis, retroperitoneal, di selubungi oleh jaringan lemak dan jaringan
ikat kendor. Ginjal kiri terletak lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Perbedaan ini
disebabkan karena hepar diatas ginjal kanan sehingga ginjal dekstra lebih rendah.

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas: 2 ginjal (untuk
menyekresikan urin) , 2 ureter (mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih), kandung
kemih (tempat urin dikumpulkan dan dismpan sementara), dan uretra (mengalirkan urin dari
kandung kemih ke luar tubuh).
Sistem perkemihan berperan penting dalam mempertahankan homeostatis konsentrasi
air dan elektrolit di dalam tubuh. Ginjal menghasilkan urin yang mengandung produk sisa
metabolisme, meliputi nitrogen yang merupakan senyawa urea dan asam urat, kelebihan ion,
serta beberapa obat.
Urin terdiri atas air (96%) , urea (2%), dan sisanya 2% terdiri atas asam urat,
kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, pospat, sulfat, dan oksalat.
Urin berwarna kuning jernih karena adanya urobilin , suatu pigmen empedu yang
diubah di usus, direabsorbsi, kemudian diekskresikan oleh ginjal. Berat jenis urin antara 1020
dan 1030, sedangakn pH urin sekitar 6 (rentang normal 4,5-8). Orang dewasa yang sehat
mengeluarkan 1000-1500 ml urin per hari. Jumlah urin yang diasilkan dan berat jenisnya
tergantung pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi. Produksi urin berkurang
saat tidur dan latihan.
 FUNGSI SISTEM URINARIA
1. Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
2. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3. Pengeluaran zat sisa organik
4. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Pengaturan produksi sel darah merah
7. Pengaturan tekanan darah
8. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
9. Pengeluaran zat beracun

 PROSES MIKSI (RANGSANGAN BERKEMIH)


Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih,
dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis
dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine
(kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial
dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan
kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan
ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung
kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

 MEKANISME PEMBENTUKAN URINE


Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 –
180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai
kemih, dan sebagian diserap kembali. Tahap – tahap pembentukan urine adalah sebagai
berikut :

 Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
seluruh ginjal.

 Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

 Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter.
Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

 Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan
tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal
ini terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat
dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia.
Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga
abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu
mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis
dari pleksus hipogastrik.
BAB II

ANATOMI SISTEM URINARIA

A. GINJAL

Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada


bagian paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang abdomen.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan.

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler
darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi
oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut
badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari
sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas
berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh
halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri
atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluhpembuluh
darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler
berawal dengan kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal,
ansa Henle dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus
koligens (saluran penampung atau pengumpul). Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml
filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam
kaliks-kaliks sebagai urin.

Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi
kelebihan air dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi
hormon, berperan dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obat - obatan dan
mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan tekanan darah.

B. VESIKA URINARIA (KANDUNG KEMIH)

Vesika urinaria disebut juga bladder/


kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dan
volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya.
Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini
mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan
otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ) dan
apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis
pubis.

Dinding kandung kemih terdiri dari:


1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

2. Tunika muskularis (lapisan berotot).

3. Tunika submukosa.

4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

 Bagian Vesica Urinaria :


 Apex / vertex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois )
sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup
peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
 Corpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
 Fundus, yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,
vesika seminalis dan prostat sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal,
berhadapan dengan rectum. Pada pria dipisahkan dari rectum oleh fascia rectovesicalis yang
meliputi vesicular seminalis dan ampulla ductus deferens. Sedangkan pada wanita dipisahkan
dari rectum oleh fornix, portio supravaginalis.
 Fungsi vesica urinaria:
1) Sebagai tempat penyimpanan urine
2) mendorong urine keluar dari tubuh.
 Persarafan kandung kemih

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan
medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhubungan dengan medulla spinalis
segmen S2 dan S3.Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf motorik. Serat
sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih.Tanda – tanda regangan
dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan
refleks yang menyebabkan kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar  dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat
ini berakhir pada sel ganglion yang terletak  dalam dinding kandung kemih, saraf
postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.

Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi
kandumg kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus
pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot
lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian
simpatis  melalui nervus hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula
spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit
mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui
saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensai rasa penuh  dan pada
beberapa keadaan rasa nyeri

C. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
abdomen terdiri dari:
1.  Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2.  Lapisan tengah lapisan otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum
sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat
apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter
kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang
kolon sigmoid.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan
di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke
bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
a) Ureter pada pria
terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di
dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika
urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
b) Ureter pada wanita
terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan
selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang
mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan
vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
 Pembuluh darah ureter
1.  Arteri renalis
2.  Arteri spermatika interna
3.  Arteri hipogastrika
4.  Arteri vesika inferior
 Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai
eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus
mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter terdiri dari :
1.  Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2.  Lapisan tengah otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.

D. URETRA

a) Uretra pria

Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:

1. Uretra prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak


muara vas deferens.
2. Uretra membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.
3. Uretra kevernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.

Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm  yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir


vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.

Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan
bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira
2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.

Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan
ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.Bagian depan berdilatasi di dalam
glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.

Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar
dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan
sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter  yang dilalui sepanjang saluran.

b) Uretra wanita

Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
uretra ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra,
yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam
orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung
jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.

Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan  vagina dan
2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri
lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa
kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip
jaringan kavernosus.
BAB III

PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Air putih 1 liter
2. Air teh 300 cc
3. Larutan gula (75 gr dalam 300 cc)
4. Gelas untuk menampung urin
5. Gelas ukur
6. Jam
7. Timbangan berat badan
8. Sphygmomanometer raksa
9. Stetoskop
10.Tisu
11.Sarung tangan
12.Stopwatch
B. Cara kerja
1. Percobaan dilakukan oleh 3 orang mahasiswa yang bertindak sebagai orang
percobaan (OP) ( 1 orang kontrol dan 2 orang perlakuan). Subjek tidak boleh
makan, minum, atau melakukan aktivitas fisik berat (diluar dari aktivitas yang telah
ditentukan pada praktikum)
2. Pada pagi hari OP minum air sekitar 2-3 gelas (sebelum praktikum di mulai)
3. 60 menit sebelum menit 0, OP buang air kecil (BAK) dan menampung urinnya.
Selanjutnya OP menjalani rangkaian pemeriksaan berupa :
a. Penimbangan berat badan
b. Pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dalam posisi duduk
c. Pwngukuran volume urin menggunakan gelas ukur dan melihat warna urin
d. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pre
4. Pada menit ke-0, OP buang air kecil dan menjalani pemeriksaan yang sama pada
langkah ke-3. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
5. Masing – masing OP melakukan salah satu perlakuan dibawah ini yakni, sebagai
berikut :
a. Kontrol : minum air putih 300cc
b. Air putih : minum air putih 1 L
c. Teh : minum air teh 300cc
d. Larutan gula : minum larutan gula 300cc
e. Setiap perlakuan, air diminum dalam waktu kurang dari 10 menit
6. Setelah perlakuan tersebut, OP buang air kecil dan menjalani rangkaian
pemeriksaan yang sama sesuai dengan langkah ke-3, tepatnya pada menit ke-10,
menit ke-20
7. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-10, U-20
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Kontrol

Orang Coba Waktu Vol. Warna Urine Durasi BB Tekanan Darah


pengumpulan Urine pengumpula (kg) (mmHg)
n
Fitri 0 13.50 20 cc Kuning jernih 10 s 44 kg 100/50

10 14.00 30 cc Kuning jernih 7s 44 kg 90/70


30 14.30 190 cc Kuning jernih 3s 44 kg 100/70
0 14.00 60 cc Kuning jernih 10 s 86 kg 125/70
Hawar 10 14.10 20 cc Kuning jernih 6s 86 kg 118/80
i 30 14.40 20 cc Kuning jernih 6s 86 kg 120/80

B. Teh tawar

Orang Waktu Vol. Warna Urine Durasi BB Tekanan Darah


Coba pengumpula Urine pengumpula (kg) (mmHg)
n n
0 13.50 150 ml Kuning 10 s 71 kg 120/80
Alvian kecoklatan
10 14.00 10 ml Kuning 9s 72 kg 130/80
30 14.30 20 ml Kuning 5s 71 kg 120/100
0 14.00 20 ml Kuning 10 s 51 kg 120/70
Rina kecoklatan
10 14.10 10 ml Kuning bening 4s 51 kg 120/70
30 14.40 50 ml Kuning bening 5s 50 kg 120/100

C. Air putih 1 L

Orang Waktu Vol. Warna Urine Durasi BB Tekanan Darah


Coba pengumpula Urine pengumpula (kg) (mmHg)
n n
0 13.50 100 ml Kuning jernih 10 s 48 kg 80/60
Gita 10 14.00 160 ml Putih sedikit 4s 48,5 120/80
kuning kg
30 14.30 270 ml Bening 7s 48 kg 90/60
0 14.00 60 ml Kuning jernih 4s 52 kg 120/60
Maul 10 14.10 140 ml Putih sedikit 9s 53 kg 120/60
kuning
30 14.40 90 ml Bening 13 s 52 kg 120/80

D. Gula

Orang Waktu Vol. Warna Urine Durasi BB Tekanan Darah


Coba pengumpula Urine pengumpula (kg) (mmHg)
n n
0 13.54 40 ml Kuning 5s 67 kg 140/80
Raka 10 14.21 20 ml Kuning jernih 2s 68 kg 130/70
30 14.51 40 ml Kuning jernih 4s 67 kg 140/75
0 13.51 50 ml Kuning 15s 43 kg 80/60
Shofie 10 14.17 10 ml Kuning jernih 25s 45 kg 70/50
30 14.35 30 ml Kuning jernih 20s 44 kg 80/60
BAB IV
ANALISA HASIL

1. Kontrol
Tekanan darah yang cenderung normal namun mengarah ke penurunan disebabkan
karena tubuh mengeluarkan cairan berlebih sehingga tubuh berkompensasi untuk menahan
cairan dalam tubuh dengan cara menurunkan tekanan darah, dengan begitu darah yag
melewati glomerulus juga akan sedikit dan cairan yang keluar menjadi urin akan berkurang.
Penjelasan mengenai volume urin mengalami penurunan ini mirip dengan penjelasan tekanan
darah yang menurun, untuk berkompensasi agar darah yang melewati glomerulus sedikit.

2. Air teh
Teh adalah senyawa diuretik karena di dalamnya mengandung methylxanthine yang
dapat menghambat penyerapan kembali garam-garam dan air dalam ginjal. Di dalam teh
jugamengandung suatu substansi yang disebut teofilin. teofilin ini adalah salah satu senyawa
golongan xanthine atau methyxanthine .Teofilin memiliki struktur kimia dan sifat
farmakologinya sama dengan kafein, dan fungsinya mirip yaitu untuk relaksan otot polos,
stimulant otot jantung, dan bronchodilator. Teofilin ini diketahui dapat menghambat reseptor
adenosine, lalu mengontrol reabsorpsi ion Na+ dan air sehingga reabsorpsi ion Na+
terhambat. Hal ini akan berakibat pada peningkatan eksresi Na+ dan air di dalam urin.
Penghambatan reabsorpsi Na+ dan air akan meningkatkan osmolaritas cairan (hiperosmotik)
di dalam tubulus sehingga terjadi pergeseran air dari cairan interstisial ke dalam tubulus
untuk menetralisir keadaan tersebut. Dengan berpindahnya air dari cairan interstisial ke
tubulus, volume urin yang akan dieksresikan juga bertambah.

3. Air putih 1L
Asupan cairan yang lebih ini memicu ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak volume
urin sebagai respon untuk menjaga osmolaritas cairan tubuh.

 Konsumsi air dalam jumlah besar → kelebihan air harus dikeluarkan dari tubuh
tanpa mengeluarkan solute di dalamnya yang penting untuk menjaga homeostasis
tubuh → Ginjal megeluarkan air dalam jumlah besar, namun partikel solute tidak
dikeluarkan dalam jumlah besar → pengeluaran urine yang encer dalam jumlah
besar →BJ urin
 Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah
→kenaikan yang cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya
TD
 Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar →tubuh melakukan
kompensasi untuk menjaga agar TD tidak begitu tinggi
 Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah →
kenaikan yang cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya
TD
 Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar → tubuh melakukan
kompensasi untukmenjaga agar TD tidak tinggi sekali.
4. Air gula
 Bila glukosa yang dikonsumsi masih berada dibawah Tm (transport maximum). maka
tidak akan keluar lewat urin, melainkan direabsorpsi total sehingga kadar glukosa di
darah akan meningkat. Tetapi, hal ini akan memicu sekresi dari insulin dari kelenjar
pankreas, yang selanjutnya glukosa akan disimpan dalam bentuk lain oleh insulin
sehingga kadar glukosa di darah akan menurun perlahan. Tetapi ada pengecualian
untuk orang yang memiliki penyakit DM, dimana glukosa di dalam darah dapat
meningkat sampai kadar yang sangat tinggi, menyebabkan muatan glukosa yang
difiltrasi melebihi Tm nya, dan akibatnya adalah terjadi eksresi glukosa di dalam
urin. Glukosa yang tinggi yang berada di dalam tubulus akan menarik air ke dalam
tubulus sehingga dapat terjadi diuresis osmotik.
 Pada volume urin dan berat jenis, semakin banyak volume urin yang keluar atau
semakin encer urinnya, maka berat jenisnya juga semakin kecil. Sebaliknya, semakin
sedikit volume urin yang keluar, maka berat jenis semakin besar.
 Hubungan antara BJ dan volume urin juga memiliki hubungan. Semakin banyak
volume urin yang keluar atau semakin encer urinnya, maka BJnya juga semakin
kecil. Sebaliknya, semakin sedikit volume urin yang keluar, maka BJ semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/10150213/Urine
2. https://docplayer.info/32002485-Bab-2-tinjauan-pustaka-sistem-saluran-kemih-
terdiri-dari-ginjal-ureter-kandung-kemih-vesika-urinaria-dan.html
3. http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-urinaria-sistem-perkemihan.html
4. https://www.alodokter.com/mengenal-fungsi-sistem-urinaria-dan-penyakit-yang-
bisa-menyerangnya

Anda mungkin juga menyukai