“ SISTEM URINARIA “
DISUSUN OLEH :
151810383031
PENDAHULUAN
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas: 2 ginjal (untuk
menyekresikan urin) , 2 ureter (mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih), kandung
kemih (tempat urin dikumpulkan dan dismpan sementara), dan uretra (mengalirkan urin dari
kandung kemih ke luar tubuh).
Sistem perkemihan berperan penting dalam mempertahankan homeostatis konsentrasi
air dan elektrolit di dalam tubuh. Ginjal menghasilkan urin yang mengandung produk sisa
metabolisme, meliputi nitrogen yang merupakan senyawa urea dan asam urat, kelebihan ion,
serta beberapa obat.
Urin terdiri atas air (96%) , urea (2%), dan sisanya 2% terdiri atas asam urat,
kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, pospat, sulfat, dan oksalat.
Urin berwarna kuning jernih karena adanya urobilin , suatu pigmen empedu yang
diubah di usus, direabsorbsi, kemudian diekskresikan oleh ginjal. Berat jenis urin antara 1020
dan 1030, sedangakn pH urin sekitar 6 (rentang normal 4,5-8). Orang dewasa yang sehat
mengeluarkan 1000-1500 ml urin per hari. Jumlah urin yang diasilkan dan berat jenisnya
tergantung pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi. Produksi urin berkurang
saat tidur dan latihan.
FUNGSI SISTEM URINARIA
1. Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
2. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3. Pengeluaran zat sisa organik
4. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Pengaturan produksi sel darah merah
7. Pengaturan tekanan darah
8. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
9. Pengeluaran zat beracun
Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
seluruh ginjal.
Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter.
Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan
tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal
ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat
dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia.
Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga
abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu
mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis
dari pleksus hipogastrik.
BAB II
A. GINJAL
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler
darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi
oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut
badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari
sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas
berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh
halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri
atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluhpembuluh
darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler
berawal dengan kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal,
ansa Henle dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus
koligens (saluran penampung atau pengumpul). Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml
filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam
kaliks-kaliks sebagai urin.
Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi
kelebihan air dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi
hormon, berperan dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obat - obatan dan
mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan tekanan darah.
3. Tunika submukosa.
Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan
medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhubungan dengan medulla spinalis
segmen S2 dan S3.Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf motorik. Serat
sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih.Tanda – tanda regangan
dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan
refleks yang menyebabkan kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat
ini berakhir pada sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih, saraf
postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi
kandumg kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus
pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot
lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian
simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula
spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit
mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui
saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensai rasa penuh dan pada
beberapa keadaan rasa nyeri
C. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
abdomen terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum
sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat
apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter
kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang
kolon sigmoid.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan
di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke
bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
a) Ureter pada pria
terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di
dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika
urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
b) Ureter pada wanita
terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan
selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang
mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan
vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
1. Arteri renalis
2. Arteri spermatika interna
3. Arteri hipogastrika
4. Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai
eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus
mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter terdiri dari :
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
D. URETRA
a) Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan
bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira
2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan
ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.Bagian depan berdilatasi di dalam
glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar
dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan
sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
b) Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
uretra ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra,
yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam
orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung
jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina dan
2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri
lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa
kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip
jaringan kavernosus.
BAB III
PRAKTIKUM
B. Teh tawar
C. Air putih 1 L
D. Gula
1. Kontrol
Tekanan darah yang cenderung normal namun mengarah ke penurunan disebabkan
karena tubuh mengeluarkan cairan berlebih sehingga tubuh berkompensasi untuk menahan
cairan dalam tubuh dengan cara menurunkan tekanan darah, dengan begitu darah yag
melewati glomerulus juga akan sedikit dan cairan yang keluar menjadi urin akan berkurang.
Penjelasan mengenai volume urin mengalami penurunan ini mirip dengan penjelasan tekanan
darah yang menurun, untuk berkompensasi agar darah yang melewati glomerulus sedikit.
2. Air teh
Teh adalah senyawa diuretik karena di dalamnya mengandung methylxanthine yang
dapat menghambat penyerapan kembali garam-garam dan air dalam ginjal. Di dalam teh
jugamengandung suatu substansi yang disebut teofilin. teofilin ini adalah salah satu senyawa
golongan xanthine atau methyxanthine .Teofilin memiliki struktur kimia dan sifat
farmakologinya sama dengan kafein, dan fungsinya mirip yaitu untuk relaksan otot polos,
stimulant otot jantung, dan bronchodilator. Teofilin ini diketahui dapat menghambat reseptor
adenosine, lalu mengontrol reabsorpsi ion Na+ dan air sehingga reabsorpsi ion Na+
terhambat. Hal ini akan berakibat pada peningkatan eksresi Na+ dan air di dalam urin.
Penghambatan reabsorpsi Na+ dan air akan meningkatkan osmolaritas cairan (hiperosmotik)
di dalam tubulus sehingga terjadi pergeseran air dari cairan interstisial ke dalam tubulus
untuk menetralisir keadaan tersebut. Dengan berpindahnya air dari cairan interstisial ke
tubulus, volume urin yang akan dieksresikan juga bertambah.
3. Air putih 1L
Asupan cairan yang lebih ini memicu ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak volume
urin sebagai respon untuk menjaga osmolaritas cairan tubuh.
Konsumsi air dalam jumlah besar → kelebihan air harus dikeluarkan dari tubuh
tanpa mengeluarkan solute di dalamnya yang penting untuk menjaga homeostasis
tubuh → Ginjal megeluarkan air dalam jumlah besar, namun partikel solute tidak
dikeluarkan dalam jumlah besar → pengeluaran urine yang encer dalam jumlah
besar →BJ urin
Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah
→kenaikan yang cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya
TD
Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar →tubuh melakukan
kompensasi untuk menjaga agar TD tidak begitu tinggi
Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah →
kenaikan yang cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya
TD
Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar → tubuh melakukan
kompensasi untukmenjaga agar TD tidak tinggi sekali.
4. Air gula
Bila glukosa yang dikonsumsi masih berada dibawah Tm (transport maximum). maka
tidak akan keluar lewat urin, melainkan direabsorpsi total sehingga kadar glukosa di
darah akan meningkat. Tetapi, hal ini akan memicu sekresi dari insulin dari kelenjar
pankreas, yang selanjutnya glukosa akan disimpan dalam bentuk lain oleh insulin
sehingga kadar glukosa di darah akan menurun perlahan. Tetapi ada pengecualian
untuk orang yang memiliki penyakit DM, dimana glukosa di dalam darah dapat
meningkat sampai kadar yang sangat tinggi, menyebabkan muatan glukosa yang
difiltrasi melebihi Tm nya, dan akibatnya adalah terjadi eksresi glukosa di dalam
urin. Glukosa yang tinggi yang berada di dalam tubulus akan menarik air ke dalam
tubulus sehingga dapat terjadi diuresis osmotik.
Pada volume urin dan berat jenis, semakin banyak volume urin yang keluar atau
semakin encer urinnya, maka berat jenisnya juga semakin kecil. Sebaliknya, semakin
sedikit volume urin yang keluar, maka berat jenis semakin besar.
Hubungan antara BJ dan volume urin juga memiliki hubungan. Semakin banyak
volume urin yang keluar atau semakin encer urinnya, maka BJnya juga semakin
kecil. Sebaliknya, semakin sedikit volume urin yang keluar, maka BJ semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/10150213/Urine
2. https://docplayer.info/32002485-Bab-2-tinjauan-pustaka-sistem-saluran-kemih-
terdiri-dari-ginjal-ureter-kandung-kemih-vesika-urinaria-dan.html
3. http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-urinaria-sistem-perkemihan.html
4. https://www.alodokter.com/mengenal-fungsi-sistem-urinaria-dan-penyakit-yang-
bisa-menyerangnya