Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“ SISTEM SENSORIS “

DISUSUN OLEH :

SALSABILA AMELIA PUTRI

151810383031

D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia, karena
dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini. Misalkan saat kita
makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Semua rangsangan itu
dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari
reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal ataupun
informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem Sensoris.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf) dan sistem
pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang dapat dideteksi oleh
organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses di saraf pusat
(encephalon dan medulla spinalis).
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan
dengan panca indra.Sistem ini membahas tentang organ akhir yang khusus merima berbagai
jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf
sensoris) dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori,
merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat
direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan
menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam
makalah ini hanya akan membahas mengenai reseptor sensori yang menerima rangsangan
dari luar tubuh.

Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris.
Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca
indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu
penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. 

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit
diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori
(rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan
yaitu Epidermis (Kulit ari) dan Dermis (Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak bawah
kulit (Hipodermis) yang juga sering dibahas. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa
lapisan lemak bawah kulit juga termasuk ke dalam lapisan kulit, tidak dipisahkan dalam
pengelompokkan lapisan kulit tersebut.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari
epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.

 Fungsi kulit:
1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik
atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan
lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai
pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap
sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).

2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui
celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih
banyak melalui sel-sel epidermis. 

3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5
derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial
kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan
tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan). 

4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak


berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan
sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga
kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman
pada kulit. 

5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis


dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel
renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. 

6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal
dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari
memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit
sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan
karoten. 

7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel
basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke
atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya
menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi
lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
BAB II

ANATOMI KULIT

A. Epidermis

Epidermis adalah lapisan kulit pertama dan yang terluar. Epidermis merupakan


lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk
kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain
telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Anatomi kulit epidermis sebagian besar dibentuk
oleh lapisan keratinosit, yang memproduksi keratin.

Epidermis itu sendiri kemudian dibagi lagi menjadi 5 lapisan, yaitu:

 Stratum basal: tempat produksi keratinosit yang utama


 Stratum spinosum: keratinosit yang terbentuk kemudian berikatan dengan sambungan
interseluler yang disebut desmosom
 Stratum granulosum: tempat sel-sel kulit menghasilkan lemak dan molekul lainnya
 Stratum lucidum: berfungsi untuk memproduksi keratin yang lebih banyak
 Stratum korneum: lapisan epidermis teratas, yang tetap memproduksi keratin

Keratinosit biasanya membutuhkan waktu antara 30 sampai 40 hari untuk melakukan


perjalanan dari stratum basale ke stratum korneum.

Ada juga 3 lapisan sel non-keratinosit yang menghuni epidermis, yaitu:


1. Melanosit: Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons
terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte
stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama
terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Produksi melanin
dipengaruhi oleh genetik Anda. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan
demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
2. Sel langerhans: Sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-
sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel
Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan
adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah
kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang
simpatis.  Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
3. Sel merkel: Sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus
(bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening
dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-
sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani,
emosi dan obat-obat tertentu. 
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
 Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar
keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke
kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-
gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
 Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak
dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara
kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak
terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin
mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

B. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit kedua setelah epidermis. Strukturnya lebih tebal daripada
dermis, meski hanya terdiri dari dua lapisan — lapisan papiler superfisial dan lapisan
retikuler. Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin” karena  95%  dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat atau
dermis  menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar
keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama,
berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel
jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam
epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh
dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit
yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk
kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah
dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip
gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein
dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari
sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh
darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu, melawan
infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga
membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit.
Komponen dermis meliputi:
 Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
 Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
 Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
 Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
 Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
 Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
 Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
 Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal
ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

C. Subkutan (hipodermis)

Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling terdalam, yang juga sering disebut
dengan lapisan subkutan atau subkutis. Lapisan subkutan mengandung lemak paling banyak
untuk melindungi tubuh serta membantu tubuh untuk menyesuaikan diri dengan suhu luar.
Hipodermis juga berperan sebagai pengikat kulit ke otot dan berbagai jaringan yang ada di
bawahnya.

Namun jangan khawatir, lemak yang terdapat dalam lapisan ini tidak sama
dengan lemak viseral yang jahat akibat gaya hidup yang buruk. Lapisan lemak dalam
lapisan subkutan akan selalu berada di bawah kulit. Jumlahnya pun bisa bervariasi pada
setiap individu tergantung dari komposisi lemak dalam tubuh.

Selain mengandung lemak, di lapisan ini juga terdapat banyak pembuluh darah.

Hypodermis memiliki berbagai macam fungsi, seperti :

 Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap adanya benturan


 Memberikan bentuk pada tubuh
 Sebagai lumbung atau penyedia caadangan makanan.
 Membantu mempertahankan suhu tubuh.

Hipodermis terdiri dari 4 unsur utama, yaitu :

a. Jaringan lemak

Jaringan atau lapisan lemak memilliki ketebalan dan kedalaman yang bervariasi. lapisan
paling tipis berada di daerah kelopak mata, sedangkan Lapisan paling tebal berada di daerah
pantat.

b. Jaringan ikat bawah kulit

Jaringan ikat bawah kulit yang berfungsi untuk menyangga tubuh bagian dalam dari adanya
benturan, membentuk kontur tubuh, dan sebagai cadangan makanan.

c. Fibroblast

Fibroblast yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen yang nantinya disalurkan ke
lapisan dermis untuk memperkuat kulit.
d. Pembuluh darah dan limfe

Pembuluh darah dan limfe yang merupakan saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit.

Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga
sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas
kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh
dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur
tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah
kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya
berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

D. GANGGUAN DAN KELAINAN PADA KULIT


Gangguan pada kulit dapat terjadi Karena mikroorganisme yang menimbulkan infeksi
seperti pada impetigo disebabkan oleh virus seperti pada kurap dan kutu air, parasit hewani
seperti scabies dan pedikulsis.
1. Makula
Perubahan warna kulit yang tegas dan datar tanpa ada cekungan atau benjolan. Daerah yang
umumnya terkena macula ada di ekstrimitas superior dan inferior.

2. Urtikaria
Dapat timbul karena sentuhan dengan bahan yang merangsang, seperti sengatan tawon atau
duri tanaman, obat, atau bahan kimia atau kosmetik, minyak detergen dan lain sebagainya.
Juga sering karena makanan yang bereaksi alergi pada tubuh.

3. Papula
Gangguan ini membentuk benjolan yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya
dari sekitar 1-5 mm. permukannya tajam, bulat atau datar. Papula terletak di superficial dan
terbentuk dari proliferasi sel atau eksudasi cairan ke dalam kulit.

4. Nodula
Nodula mirip dengan popula tetapi berkar lebih dalam. Variasi ukurannya biasanya lebih
besar dari papula. Bisa muncul di epidermis, dermis dan subkutan.

5. Asbes
Asbes merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) terakumulasi di sebuah kavitas
jaringan karena adanya proses infeksi (oleh bakteri maupun parasit) atau karena adanya
benda asing (misalnya serpihan, luka peluru atau jarum suntik. Gangguan kulit ini disebabkan
oleh reaksi perlindungan jaringan untuk mencegah penyebaran / perluasan infeksi ke bagian
tubuh lain.

6. Kista
Kista adalah suatu benjolan yang tertutup, ditemukan tepat di bawah kulit dan mengandung
kulit mati, ekskresi kulit dan bagian-bagian kulit lainnya.

7. Plak
Plak merupakan kelainan kulit yang nyaris sama dengan papula dengan permukaan datar dan
diameter > 1 cm. Plak tumbuh karena perluasan papula, tetapi bisa juga terjadi karena
gabungan dari beberapa papula.

8. Urtika
Urtika merupakan erupsi pada kulit yang memiliki batasan yang je;as, menimbulkan bentol,
berwarna merah, memutih bila ditekan dan gatal. Urtika dapat berlangsung secara akut,
kronik atau berulang
BAB III

PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


a. 3 baskom dengan air bersuhu 20°C, 30°C, 40°C
b. Gelas beker dan termometer kimia
c. Es
d. Alkohol
e. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan +estesiometer rambut frey + jarum
f. Pensil + jangka + ampelas + benda – benda kecil + bahan – bahan pakaian
g. Mistar pengukur waktu reaksi
B. Cara Kerja
I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin
a. Menyediakan 3 baskom yang masing – masing di isi air dengan suhu kira – kira 20°C,
30°C, 40°C
b. Meminta orang percobaan (OP) memasukkan tangan kanannya ke dalam air bersuhu
20°C dan tangan kirinya ke dalam air bersuhu 40°C selama kurang lebih 2 menit.
Mencatat kesan yang dialami OP
c. Kemudian minta OP untuk segera memasukkan kedua tangan itu serentak ke dalam
air bersuhu 30°C. Mencatat kesan yang dialami OP
d. Meniup perlahan – lahan kulit punggung tangan OP yang kering dari jarak ± 10 cm
e. Kemudian membasahi kulit punggung tangan OP dengan air dan meniup sekali lagi
dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d
f. Mengolesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau eter dan meniup
sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d dan #e
g. Membandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada langkah #d, #e, #f
II. Diskriminasi Taktil
a. Meminta OP untuk meletakkan punggung tangan kanannya diatas sehelai kertas dan
menarik garis pada pinggir tangan dan jari – jari sehingga diperoleh gambar tangan.
b. Memiih dan menggambarkan di telapak tangan OP suatu daerah seluas 3 x 3 cm, dan
menggambarkan pula daerah itu di gambar tangan pada kertas
c. Menutup mata OP dan meletakkan punggung tangannya santai di meja.
d. Menyelidiki secara teratur menurut garis – garis sejajar titik – titik yang memberikan
kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut
kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut yaitu dengan menempatkannya
dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air 50°C
e. Menandai titik – titik panas yang diperoleh dengan tinta
f. Mengulangi langkah #d dengan kerucut kuningan yang ditempatkan dalam bejana
kikiran kuningan yang direndam dengan air es
g. Menandai titik – titik dingin yang diperoleh dengan tinta
III. Lokalisasi Taktil
a. Menutup mata OP dan menekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jari
b. Memerintahkan OP untuk melokalisasikan tempat yang baru dirangsang dengan ujung
pensil
c. Mentapkan jarak antara titik rangsang dengan titik yang telah ditunjuk
d. Mengulangi percobaan diatas sampai 5 kali dan menentukan jarak rata – rata untuk
kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah,lengan atas dan tengkuk
IV. Daya membedakan berbagai sifat benda
 Kekasaran permukaan benda
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk meraba – raba permukaan ampelas
yang mempunyaiderajat kekasaran yang berbeda – beda
b. Memperhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran ampelas
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin

Langkah Percobaan Reaksi


Setelah dimasukkan 30°C Rasa panas menghilang
Meniup perlahan – lahan kulit Hembusan nafas terasa sedang
punggung tangan OP yang kering
Membasahi kulit punggung tangan OP Tangan terasa dingin
dengan air dan meniup sekali lagi
Mengolesi sebagian kulit punggung Tangan terasa sangat dingin
tangan OP dengan alkohol

II. Daya membedakan berbagai sifat benda

Kasar Agak kasar Halus


Fitri √ √ √

III. Diskriminasi taktil


Catatan : Yang ditandai dengan simbol (X) merupakan bagian yang
terasa ketika diberi es/ ditusuk dengan bolpoin.
a) Menggunakan es
b) Menggunakan ujung bolpoin

BAB V
ANALISA HASIL

Kulit mempunyai lima macam reseptor khusus dan setiap reseptor menanggapi satu
ransangan seperti reseptor untuk sentuhan ( meissner ) panas ( ruffini ) dingin ( kraurse )
tekanan ( paccini ). Sedangkan rasa sakit dan nyeri di sebabkan oleh dari salah satu atau
beberapa reseptor.
Klasifikasi reseptor antara lain:
1. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1) Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2) Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3) Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4) Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

2. Berdasarkan sumber rangsangan:


1) Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan
eksterna atau luar.
2) Proprioreseptor,berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan
terutamaberhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3) Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

3. Berdasarkan morfologi:
1) Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengantipe sel lainnya.
2) Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf
disamping saraf badan akhir saraf.
Jadi ,

 Pada percobaan pertama yaitu perasaan subyektif panas dan dingin.


Pada percobaan ini, reseptor milik OC satu masih peka terhadap modalitas tertentu.
Dalam percobaan ini digunakan alcohol dan air hangat. Terbukti bahwa reseptor OC
masih berfungsi dengan baik karena masih dapat merasakan sensasi panas atau dingin
akibat dari air hangat ataupun dari alcohol tersebut.
 Pada percobaan kedua yaitu daya membedakan berbagai sifat benda.
OC 2 melakukan rangsangan terhadap benda mulai dari kasar , agak kasar, hingga halus .
Ini dikarenakan kulit memiliki mekanoreseptor yaitu kepekaan akan sentuhan dan
tekanan.

 Pada percobaan ketiga yaitu lokalisasi taktil. Pada percobaan ini reseptor hanya bisa
merasakan sentuhan pada bagian tangan tertentu saja. Hal ini merupakan akibat dari saat
OC menggenggam es batu selama beberapa menit. Hal ini mengakibatkan tangan mati
rasa dan reseptor yang ada di tangan tidak dapat bekerja dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-anatomi-kulit-manusia/
2. https://www.biologi.co.id/kulit-manusia/
3. https://www.softilmu.com/2015/02/Pengertian-Fungsi-Lapisan-Struktur-Kulit-
Adalah.html
4. https://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Struktur-Fungsi-Bagian-dan-Lapisan-
Kulit-adalah.html
5. https://dosenbiologi.com/manusia/macam-macam-lapisan-kulit-manusia
6. http://www.artikelmateri.com/2016/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-integumen-manusia-
fungsi-organ-pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai