OLEH:
KELOMPOK II
GOLONGAN 2
STIFA B 2020
2. Pelapis
Perikardium adalah lapisan pembungkus jantung yang tersusun oleh
membran fibroserosa dan permukaan pembuluh darah besarnya.
Perikardium tersusun oleh dua lapisan yaitu perikardium fibrosa yang
merupakan lapisan bagian luar yang keras serta perikardium serosa yang
merupakan lapisan bagian dalam. Perikardium serosa juga mempunyai
dua lapisan yaitu perikardium parietal dan perikardium visceral.
Perikardium parietal merupakan permukaan bagian dalam perikardium
fibrosa. Sedangkan perikardium visceral melekat pada permukaan
jantung. Ruang yang berada diantara perikardium parietal dengan
perikardium visceral disebut dengan ruang perikardium. Dalam kondisi
normal, ruang tersebut berisi cairan yang berfungsi untuk memudahkan
bagi jantung untuk bergerak dan berdenyut tanpa adanya hambatan (Riza
Fikriana, 2018).
Gambar 1. Perikardium
Sumber: ((Riza Fikriana, 2018), Sistem Kardiovaskuler)
3. Dinding Jantung
Dinding jantung tersusun oleh tiga lapisan yaitu lapisan bagian luar
yang disebut epikardium, lapisan bagian tengah yang disebut miokardium
serta lapisan bagian dalam yang disebut endokardium. Epikardium
merupakan lapisan bagian luar yang terbentuk dari lapisan visceral
perikardium serosa. Miokardium merupakan lapisan yang terdiri dari otot
jantung. Endokardium merupakan lapisan bagian dalam yang tipis
tersusun dari jaringan ikat subendotelial yang juga menutupi katup jantung
(Riza Fikriana, 2018).
4. Ruang Jantung
Ruangan jantung terdiri dari dua bagian yaitu bagian kanan dan
bagian kiri. Masing-masing bagian mempunyai satu atrium dan satu
ventrikel sehingga di dalam jantung terdapat empat ruang yaitu atrium
kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Antara atrium dengan
ventrikel terdapat lubang atrioventrikular dan pada setiap lubang tersebut
terdapat katup (Riza Fikriana, 2018).
Atrium merupakan rongga penerima yang akan memompa darah ke
dalam ventrikel. Atrium kanan mendapatkan darah yang berasal dari vena
cava superior dan vena cava inferior, atrium kiri mendapatkan darah dari
vena pulmonalis. Ventrikel merupakan rongga penerima darah dari atrium
melalui sebuah katup. Ventrikel kanan akan mendapatkan darah dari
atrium kanan untuk selanjutnya dipompa ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Sedangkan ventrikel kiri mendapatkan darah dari atrium kiri
untuk selanjutnya akan memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup
aorta. Otot jantung (miokardium) pada bagian ventrikel lebih tebal
dibandingkan dengan bagian atrium dan otot ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan dengan otot ventrikel kanan. Hal ini karena otot ventrikel kiri
mempunyai tugas untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar daripada
otot bagian lainnya. Ventrikel kiri bertugas untuk memompa darah ke
seluruh tubuh (Riza Fikriana, 2018).
Diantara atrium dengan ventrikel terdapat katup yang
memisahkannya. Katup ini disebut dengan katup atriovebtrikular yang
berfungsi untuk menjaga aliran darah agar berjalan searah dari atrium ke
ventrikel dan menghindarkan aliran darah balik dari ventrikel ke atrium.
Katup atrioventrikularis ini dibagi menjadi dua yaitu katup trikuspidalis dan
katup bikuspidalis (katup mital). Katup trikuspidalis merupakan katup yang
mempunyai tiga daun yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel
kanan. Sedangkan katup bikuspidalis (katup mitral) merupakan katup
dengan dua daun yang memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri.
Selain katup atrioventrikularis, terdapat katup semilunaris yang terdiri dari
dua katup yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal berfungsi
mencegah aliran balik dari arteri pulmonalis ke ventrikel kanan.
Sedangkan katup aorta berfungsi mencegah aliran balik dari aorta ke
ventrikel kiri. Di dalam dinding ventrikel terdapat juga berkas-berkas otot
yang tebal dinamakan dengan otot-otot papillaris. Di bawah dari otot-otot
papillaris terdapat benang-benang tendon tipis yang disebut dengan korda
tendinea dan berfungsi untuk menghindarkan kelopak katup terdorong
masuk ke dalam atrium saat ventrikel berkontraksi (Riza Fikriana, 2018).
Terdapat juga pembuluh darah yang tersambung langsung dengan
jantung. Di sebelah kanan jantung terdapat vena cava superior dan vena
cava inferior yang akan mengalirkan darahnya masuk ke dalam atrium
kanan. Selanjutnya terdapat juga arteri pulmonalis. Arteri ini berfungsi
untuk membawa darah keluar dari ventrikel kanan untuk masuk ke dalam
paru-paru. Sedangkan yang membawa aliran darah dari paru-paru untuk
masuk ke jantung lagi yaitu ke dalam atrium kiri disebut dengan vena
pulmonalis. Pembuluh darah berikutnya yaitu aorta yang berfungsi
membawa darah keluar dari ventrikel (Riza Fikriana, 2018).
II.3 Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang
dan membawa darah dari jantung kejaringan, kemudian kembali
kejantung. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran yang
mengedarkan darah keseluruh bagian tubuh manusia. Pembuluh ini
mengedarkan sel-sel darah, nutrisi dan oksigen kejaringan tubuh serta
mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh.
Selain organ jantung, sistem peredaran darah juga tersusun atas
pembuluh-pembuluh darah yang mana memang peranan penting seluruh
tubuh maupun dari seluruh tubuh. Pembuluh darah dalam bahasa Inggris
disebut sebagai Blood vessels. Pembuluh darah terdapat di seluruh tubuh
yang menghubungkan antara organ organ vital tubuh seperti paru-paru
hati pankreas ginjal dengan organ jantung. Pembuluh darah mempunyai
fungsi vital sebagai saluran transportasi utama bagi darah dari jantung ke
seluruh tubuh dan sebaliknya, selain itu fungsi pembuluh darah lainnya
yaitu ikut membantu menjaga keseimbangan tekanan darah melalui
mekanisme kontraksi dan relaksasi otot-otot penyusun pembuluh darah
(Intan, 2009).
II.4 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri (Soewolo, 1999)
a. Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling
banyak dan berfungsi mengikat oksigen yang diperlukan untuk
oksidasi jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang
belakang. Terdapat kira-kira lima juta sel darah merah per mm³.
Bagian dari eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang
dapat mengikat oksigen. Warna merah dari sel darah merah sendiri
berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat
besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Didalam sel darah
merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama
120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
b. Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang dapat bergerak
pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan
tubuh untuk menahan atau menyingkirkan benda asing atau sel
abnormal yang berpotensi merugikan. Leukosit dan turunan-
turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, membentuk
sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang mengenali dan
menghancurkan atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang
asing bagi "individu normal" (Sherwood, 2011).
c. Trombosit, atau keping darah bukan merupakan sel lengkap, tetapi
fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 hingga 4 mm) yang
dilepaskan dari tepi luar sel terikat sumsum tulang yang sangat besar
(garis tengah hingga 60 mm) yang dikenal sebagai megakariosit. Satu
megakariosit biasanya memproduksi sekitar 1000 trombosit.
Megakariosit berasal dari sel punca belum berdiferensiasi yang sama
dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit
pada hakikatnya adalah vesikel yang terlepas yang mengandung
sebagian sitoplasma megakariosit yang terbungkus dalam membran
plasma. Trombosit tetap berfungsi selama rerata 10 hari, setelah itu
keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan,
terutama yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit
baru yang dibebaskan dari sumsum tulang. Hormon trombopoietin,
yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di
sumsum tulang dan merangsang tiap-tiap megakariosit untuk
menghasilkan lebih banyak trombosit sesuai yang diperlukan. Faktor-
faktor yang mengontrol sekresi trombopoietin dan mengatur kadar
trombosit saat ini sedang dalam penelitian. Karena trombosit
merupakan potongan sel maka trombosit tidak memiliki nukleus.
Namun, trombosit memiliki organel dan enzim sitosol untuk
menghasilkan energi dan membentuk produk sekretorik, yang
disimpan di banyak granula yang tersebar di seluruh sitosol. Selain itu,
trombosit mengandung banyak aktin dan miosin, yang menyebabkan
keping darah ini mampu berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan
kontraksi ini penting dalam hemostasis, suatu topik yang sekarang
akan kita ulas (Sherwood, 2011).
d. Mekanisme pengaturan tekanan darah
Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain
denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu. Tanda vital ini mencerminkan
aspek dasar kesehatan seseorang, bahkan juga kemampuan
seseorang untuk bertahan hidup. Pada dewasa muda tekanan sistolik
adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg, Perbedaan
antara kedua tekanan disebut tekanan nadi, yaitu 40 mmHg. Tekanan
darah dipertahankan dalam batas-batas yang adekuat dengan cara in-
teraksi kompleks antara mekanisme neuronal dan hormonal dimana
adekuasi tekanan darah sangat diperlukan untuk perfusi jaringan dan
mendorong berlangsungnya sirkulasi darah (Masud, 1989; Purba,
2006).
Marieb dan Branstrom (1996), menggambarkan skema
pengaturan jangka pendek terhadap penurunan dan peningkatan
tekanan darah, sebagai berikut:
Skema 1: Pengaturan jangka pendek terhadap penurunan tekanan
darah.
Penghambatan baroreseptor
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
IV.1.1. Tabel Hasil Pengukuran Denyut Jantung dan Tekanan Darah
Perlakuan Denyut Jantung Tekanan Drah
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Olahraga 1 95/menit 72/menit 90/60 mmHg 100/80mmHg
2 65/menit 76/menit 80/60mmHg 100/70mmHg
Minum 1 81/menit 68/menit 100/70mmHg 120/90mmHg
2 75/menit 80/menit 90/70mmHg 110/90mmHg
Kopi
Baring 1 51/menit 75/menit 110/80mmHg 100/70 mmHg
2 57/menit 55/menit 90/70mmHg 100/70mmHg
IV.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai sistem kardiovaskular yang dimana
bertujuan untuk mengetahui cara megukur tekanan darah dan denyut
jantung serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tekanan darah
merupakan faktor yang penting yang terdapat pada sistem sirkulasi tubuh
manusia.
Pada pengukuran tekanan darah menggunakan alat yang disebut
dengan tensimeter. Tensimeter adalah seperangkat alat dalam bidang
medis yang berfungsi untuk mengukur jumlah tekanan darah pada
manusia. Alat pengukur tekanan darah dapat juga disebut dengan
sebutan sphygmomanometer. Alat ukur ini pertama kali diperkenalkan
oleh seorang dokter bedah asal Rusia bernama dr.Nikolai Korotkov.
Pada percobaan yang pertama dengan perlakuan olahraga denyut
jantung probandus sebelum diberi perlakuan yaitu 95/menit dan tekanan
darah sebelum olahraga 90/60 mmHg, dan setelah berolahraga denyut
jantung probandus pertama menjadi 72/menit dan tekanan darah sesudah
berolahraga 100/80 mmHg. Namun terdapat perbedaan dengan
probandus kedua dimana terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah, denyut jantung dari 65/menit menjadi 76/menit dan tekanan darah
dari 80/60 mmHg menjadi 100/70 mmHg. Menurut Adrianto (2012) denyut
jantung digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang
sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktivitas otot maka
akan semakin besar fluktuasi dari gerakan, sehingga seharusnya
mengakibatkan meningkatnya kerja jantung dalam memompa darah,
sehingga tekanan darah dan denyut jantung pun meningkat.
Pada percobaan yang kedua dengan perlakuan minum kopi denyut
jantung probandus pertama sebelum diberi perlakuan yaitu 81/menit dan
tekanan darah sebelum minum kopi 100/70 mmHg, dan setelah minum
kopi denyut jantung probandus pertama menjadi 68/menit dan tekanan
darah sesudah meminum kopi 120/90 mmHg. Namun terdapat perbedaan
dengan probandus kedua dimana terjadi peningkatan denyut jantung
setelah perlakuan minum kopi, denyut jantung dari 75/menit menjadi
80/menit. Menurut Ayu M. (2012) kafein memiliki efek meningkatkan
tekanan darah karena dapat berikatan dengan reseptor adenosin yang
nantinya akan mengaktifkan sistem saraf sispatik dan pada akhirnya
terjadi vasikonstriksi pembuluh darah.
Pada percobaan yang ketiga dengan perlakuan berbaring, denyut
jantung probandus pertama sebelum diberikan perlakuan 51/menit dan
tekanan darah sebelum berbaring 110/80 mmHg, dan setelah berbaring
denyut jantung probandus pertama menjadi 75/menit, dan tekanan darah
sesudah berbaring 100/70 mmHg. Namun terdapat perbedaan dengan
probandus kedua dimana terjadi penurunan denyut jantung setelah
berbaring, denyut jantung dari 57/menit menjadi 55/menit. Pada posisi
berbaring gaya gravitasi bekerja secara merata. Darah dapat kembali ke
jantung secara mudah pada posisi berbaring. Isi sekuncup dalam posisi
berbaring mencapai nilai maksimal. (Guyton & Hall, 2011). Tekanan darah
normalnya turun sebanyak 20 mmHg atau kurang saat tidur. (Ganong,
2012).
Menurut literatur pada dewasa muda tekanan sistolik yang normal
adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik yang normal adalah 80 mmHg,
sedangkan denyut jantung yang normal yaitu 70/menit. Dari hasil
percobaan kami dapat dilihat bahwa tekanan darah, dan denyut nadi yang
kami periksa berbeda dengan literatur. Perbedaan ini terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keturunan, usia, jenis
kelamin, stress fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak
sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi
alkohol, konsumsi kafein penyakit lain dan merokok (Lusi, 1989).
Pada percobaan anatomi jantung, yang pertama dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan untuk membius mencit, kemudian setelah alat
dan bahan telah siap kita mulai dengan cara beri eter pada kapas, lalu
dimasukkan kapas kedalam toples dan dimasukkan mencit kedalam
toples, kemudian ditutup dan tunggu beberapa saat sampai mencit
teranastesi. Kemudian diletakkan mencit diatas papan bedah namun
sebelumnya pastikan bahwa mencit telah benar-benar teranestesi, lalu
diikat keempat kaki mencit menggunakan benang godam. Setelah itu
dibedah bagian dada sampai perut dari hewan coba mencit, lalu diamati
dan diangkat satu persatu organ mencit.
Dari hasil percobaan pada anatomi jantung, jantung terletak didalam
thoraks antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum dan lebih
menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Jantung berukuran sebesar
kepalan tangan dan berwarna merah tua. Jantung mencit beruang empat,
dinding atrium tipis dan dinding ventrikelnya tebal. Rata-rata tekanan
darah sistolik berkisar dari 84 hingga 105 mmHg. Peningkatan temperatur
tidak serta merta meningkatkan tekanan darah pada mencit. Denyut
jantung, Cardiac output dan lebar myofiber jantung berhubungan dengan
ukuran hewan. Denyut jantung berkisar antara 310 hingga 840 per menit
pada mencit dan nilai tersebut bervariasi lebar baik laju dan tekanan darah
di antara strain mencit (Rudy, 2018).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada anatomi
jantung, jantung terletak didalam thoraks antara kedua paru-paru dan
dibelakang sternum dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan.
Jantung berukuran sebesar kepalan tangan dan berwarna merah tua.
Sistem kardiovaskular pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh
darah, dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen,
nutrisi dan zat-zat lain untuk didistribusikan keseluruh tubuh serta
membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dari hasil percobaan kami dapat dilihat bahwa tekanan darah, dan
denyut nadi yang kami periksa berbeda dengan literatur. Perbedaan ini
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keturunan,
usia, jenis kelamin, stress fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola
makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain dan merokok.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk asisten
Sarannya sebaiknya selalu mendampingi praktikan saat melakukan
praktikum agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
V.2.2 Saran untuk dosen
Sarannya sebaiknya pada saat menjelaskan materi, jangan terlalu
cepat agar lebih mudah dipahami.
V.2.3 Saran untuk laboratorium
Sarannya Untuk laboratorium sebaiknya diperluas agar pada saat
praktikum kita merasa nyaman dan tidak berdesakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto., dan Choirul. 2012. Analisis beban kerja Operator mesin
pemotong Batu besar (sirkel 160cm) Dengan
menggunakan metode 10 denyut. Jurnal ilmiah teknik
industri.
Anonium. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. 65
Anonium. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. 66
Aspiani, Reny Yuli. 2015. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Perkemihan edisi 1 Buku Ajar. Jakarta: CV Trans
Info Media.
Ayu M. 2012. Faktor Risiko Hipertensi ditinjau dari Kebiasaan Minum
Kopi. Semarang: Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. CV Budi Utama, Sleman,
Yogyakarta.
Ganong, W. F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Kuntoadi, SKG, MARS and Intan Febrina Gama Bagus W., MP(2009)
TEACHING BOOK OF ANATOMY PHYSIOLOGY: for
APIKES students - Semester 1.
Marieb, E. N., Branstrom, M.J. (1996). Interactive Physiology:
Cardiovaskular system. A.D.A.M. and
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc
Masud, I. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskular. EGC. Jakarta
Nugroho, Rudy Agung. 2018. Mengenal Mencit Sebagai Hewan
Laboratorium. Samarinda: MulawarmanUniversity Press.
Samarinda
Nurachmah, E & Anggriani, R. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi
adaptasi indonesia dari Rose & Wilson : Anatomy and
Physiology in health and illness 10 th ed. Jakarta:
Salemba Medika
Purba, A. 2006. Kardiovaskular dan Faal Olah Raga. Bagian Ilmu Fall/Fall
Olah Raga Fakultas Kedokteran Universitas Padjajadjaran
Bandung
Sasmalinda, Lusi; dkk. 1989. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan
Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan
dengan Menggunakan Regresi Linier Berganda. Jurnar
ilmiah Universitas Padang Indonesia
Sherwood, LauraIee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Soewolo, dkk., 1999. Fisiologi Manusia. Malang: IMSTEP-JICA
Sukiniarti. 2018. Modul 1 Anatomi Fisiologi Manusia. Banten: Universitas
Terbuka
LAMPIRAN
Pengukuran Tensi
PEMERIKSAAN DENYUT
JANTUNG
KEADAAN SEBELUM
DILAKUKAN PENGUKURAN
TENSI
PROSES PENGUKURAN
TENSI
Pembedahan Mencit
PROSES PENGAMBILAN
GINJAL DAN JANTUNG MENCIT
JANTUNG DAN GINJAL MENCIT
Lampiran Hafalan
JANTUNG
GINJAL
STRUKTUR NEFRON