Anda di halaman 1dari 12

MATERI FISIOLOGI RENAL

PENDAHULUAN
Ginjal merupakan suatu organ yang berwarna kemerahan. berbentuk seperti kacang dan terletak
dibawah pinggang diantara peritoneum dan dinding abdomen posterior. Kedua ginjal ini berada
di kanan dan kiri columnavertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan terletak lebih
rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar yang berada diatas ginjal kanan. Ginjal
dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis. jaringan pada
lapisan kedua adalah adiposa dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga jaringan ini
berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal.
Bagian fungsional dari ginjal adalah nefron. Nefron merupakan struktur yang terdiri dari untaian
kapiler yang disebut glomerulus, tempat di mana darah disaring, dan tubulus ginjal yang
mengolah air dan elektrolit apakah akan diserap atau dilepaskan dan ditambahkan senyawa-
senyawa tertentu. Setiap satu ginjal manusia memiliki sekitar satu juta nefron.
Masing-masing ginjal manusia terdiri dari sekitar satu juta nefron yang masing-masing dari
nefron tersebut memiliki tugas untuk membentuk urin. Ginjal tidak dapat membentuk nefron
baru, oleh sebab itu, pada trauma ginjal. penyakit ginjal, atau penuaan ginjal akan terjadi
penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron biasanya
menurun setiap 10 tahun. Berkurangnya fungsi ini seharusnya tidak mengancam jiwa karena
adanya proses adaptif tubuh terhadap penurunan fungsi faal ginjal (Sherwood. 2001).
Setiap nefron memiliki 2 komponen utama yaitu glomerulus dan tubulus. Glomerulus (kapiler
glomerulus) dilalui sejumlah cairan yang difiltrasi dari darah sedangkan tubulus merupakan
saluran panjang yang mengubah cairan yang telah difiltrasi menjadi urin dan dialirkan menuju
keluar ginjal. Glomerulus tersusun dari jaringan kapiler glomerulus bercabang yang mempunyai
tekanan hidrostatik tinggi (kira-kira 60 mmHg), dibandingkan dengan jaringan kapiler lain.
Dari tubulus proksimal kemudian dilanjutkan ke lengkung henle. Pada lengkung henle terdapat
bagian desenden dan asenden. Pada ujung cabang asenden tebal terdapat makula densa. Makula
densa juga memiliki kemampuan untuk mengatur fungsi nefron. Setelah itu dari tubulus distal,
urin menuju tubulus rektus dan tubulus koligentes modular hingga urin mengalir melalui ujung
papilla renalis dan kemudian bergabung membentuk struktur pelvis renalis. Tigal proses utama
akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin yaitu filtrasi. reabsorbsi dan sekresi.
Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein oleh
kapiler glomerulus di kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi
secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hamper
sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus kemudian
di reabsorbsi parsial, reabsorbsi lengkap dan kemudian akan diekskresi.
Adapun fungsi ginjal antara lain:
1. Pengaturan Air dan Elektrolit
2. Ekskresi Limbah Metabolik
3. Ekskresi Zat Bioaktif (Hormon dan Obat)
4. Pengaturan Tekanan Darah Arteri
5. Pengaturan Produksi Sel Darah Merah
6. Pengaturan pH Darah
7. Produksi dan ekskresi urin

• Glomerulus : Glomerulus adalah masa kapiler yang berbentuk bola yang terdapat
sepanjang arteriol. Fungsinya untuk filtrasi air dan zat terlarut dalam darah
• Kapsula Bowman : Kapsula Bowman merupakan suatu pelebaran nefron yang dibatasi
oleh epitel yang mengelilingi glomerulus untuk mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi
oleh glomerulus.
• Tubulus Kontortus Proksimal : Cairan yang difiltrasi akan mengalir ke tubulus kontortus
proksimal. Letak tubulus ini di dalam korteks ginjal, panjangnya 14 mm dengan diameter
50-60 nm. Bentuknya berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus yang
berjalan ke arah medula yaitu ansa henle.
• Ansa Henler : Ansa henle merupakan nefron pendek yang memiliki segmen yang tipis
yang membentuk lengkung tajam berbentuk huruf U. Bagian pars desendens dari ansa
henle terbentang dari korteks ke bagian medulla, sedangkan pars asendens berjalan
kembali dari medulla ke arah korteks ginjal.
• Tubulus Distal : Setelah melewati ansa henle, maka akan berlanjut ke bagian nefron
mubulus distal. Tubulus kontortus distal lebih pendek dari tubulus proksimal dan bagian
tubulus distal ini berkelok-kelok di bagian korteks dan berakhir di duktus koligentes.
• Duktus Koligentes : Duktus Koligentes merupakan bagian pengumpul yang akan
menerima cairan & zat terlarut dari tubulus distal. Duktus koligentes berjalan dari dalam
berkas medulla ke medulla. Setiap duktus pengumpul yang berjalan ke arah medulla akan
mengosongkan urin yang telah terbentuk ke dalam pelvis ginjal.
ACTIVITY 1
LEMBAR TINJAUAN

1. Apa dua fungsi utama ginjal?


Jawab: Mempertahankan homeostasis dengan cara menyesuaikan kesetimbangan
antara jumlah air, elektrolit, dan berbagai konstituen plasma yang ada pada tubuh.
Menyaring dan mengekskresi senyawa asing dan bahan-bahan sisa metabolisme yang
berpotensi toksik dari dalam tubuh.
2. Apa saja komponen dari sel darah ginjal?
Jawab Glomerulus, Kapsul Bowman
3. Dimulai dengan sel darah ginjal, buatlah daftar komponen tubulus ginjal seperti yang
ditemui oleh filtrat.
Jawab:
- Kapsul Bowman: Untuk mengumpulkan filtrat glomerulus.
- Tubulus Proksimal Untuk reabsorpsi dan sekresi tak terkontrol bahan-bahan tertentu
terjadi di sini
-Ansa Henle Untuk membentuk gradient osmotik di medula ginjal yang penting bagi
kemampuan ginjal untuk menghasilkan urin dengan konsentrasi beragam.
-Tubulus distal dan ductus koligentes: Untuk reabsorpsi terkontrol beragam Na dan H₂O,
serta sekresi K dan H, cairan yang meninggalkan duktus koligentes adalah urin, yang
masuk ke pelvis ginjal.
4. Jelaskan pengaruh penurunan radius arteriol aferen pada tekanan kapiler glomerulus
dan laju filtrasi. Bagaimana hasilnya dibandingkan dengan prediksi Anda?
Jawab: Penurunan radius arteriol aferen dapat menyebabkan turunnya tekanan darah
dan laju filtrasi glomerulus Dibuktikan dari data percobaan yang telah dilakukan.
Pada awalnya radius afferent 0,50 didapatkan Glomerular Press 55,08 dan Glom.Filt
Rate 124.99. Kemudian radius afferent arteriol diturunkan menjadi 0,45 dan
didapatkan Glomerular Press turun menjadi 51,54 ml dan Gilom Filt Rate 81.06. Hal
tersebut sesuai dengan prediksi kelompok kami,.
5. Jelaskan pengaruh peningkatan radius arteriol aferen pada tekanan kapiler glomerulus
dan laju filtrasi. Seberapa baik hasil dibandingkan dengan prediksi Anda?
Jawab: Peningkatan radius arteriol aferen dapat menyebabkan naikan tekanan darah
dan laju filtrasi glomerulus Dibuktikan dari data percobaan yang telah dilakukan.
Pada awalnya radius afferent 0.35 didapatkan Glomerular Press 46,16 dan Glom Filt
Rate 14.35. Kemudian radius afferent arteriol ditingkatkan menjadi 0.55 dan
didapatkan Glomerular Press naik menjadi 58.94 ml dan Glom Filt Rate 172.86. Hal
tersebut sesuai dengan prediksi kelompok kami.
6. Jelaskan pengaruh penurunan radius arteriol eferen pada tekanan kapiler glomerulus
dan laju filtrasi. Seberapa baik hasil dibandingkan dengan prediksi Anda?
Jawab: Penurunan radius arteriol eferen dapat menyebabkan naikmya tekanan darah
dan laju filtrasi glomerulus Dibuktikan dari data percobaan yang telah dilakukan.
Pada awalnya radius efferent 0,45 didapatkan Glomerular Press 55.08 dan Glom Filt
Rate 124.99. Kemudian radius efferent arteriol diturunkan menjadi 0.40 dan
didapatkan Glomerular Press turun menjadi 56,10 ml dan Glom Filt Rate 137,69. Hal
tersebut sesuai dengan prediksi kelompok kami.
7. Jelaskan efek peningkatan radius eferen pada tekanan kapiler glomerulus dan laju
filtrasi!
Jawab:Ketika radius eferen meningkat, maka tekanan kapiler glomerulus dan laju
filtrasi akan menurun. Pada praktikum yang sudah dilakukan, hal ini dapat terjadi
dikarenakan tekanan kapiler glomerulus akan menurun karena arteriol eferen
menguras atau membutuhkan lebih banyak darah yang disebabkan karena arteriol
dilatasi. Sehingga tekanan akan menurun, sedangkan darah pada glomerulus
dikeringkan lebih cepat dan darah akan cepat keluar dari glomerulus karena diameter
arteriol eferen yang besar, akibatnya laju filtrasi menurun.

PEMBAHASAN

Pada unit fungsional ginjal, nefron, terdapat "bola" kapiler, yang disebut glomerulus,
dibungkus oleh kapsul berisi cairan, yang disebut kapsula Bowman. Arteriol afferent
membawa atau menyalurkan darah ke glomerulus. Saat darah mengalir melalui
glomerulus, plasma bebas protein menyaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul
Bowman. Biasanya, sekitar 20% dari plasma yang memasuki penyaringan glomerulus.
Kemudian arteriol efferent akan mengangkut darah yang tersisa di glomerulus.

Laju filtrasi glomerulus dapat dipengaruhi oleh radius arteriol. Dapat dilihat dari hasil
praktikum bahwa peningkatan radius arteriol afferent berbanding lurus dengan
peningkatan tekanan darah dan laju filtrasi glomerulus. Hal ini terjadi karena aliran darah
akan lebih mudah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dengan radius yang
besar, maka aliran darah yang memasuki glomerulus semakin tingi, Darah yang mengalir
melewati glomerulus akan semakin banyak dan cepat, sehingga laju proses filtrasi pada
glomerulus akan meningkat.

Dapat dilihat dari data hasil praktikum, peningkatan radius arteriol efferent akan
menurunkan laju filtrasi glomerulus atau berbanding terbalik dengan tekanan darah dan
laju filtrasi glomerulus. Hal ini terjadi karena semakin besar radius arteriol efferent, maka
darah saat di glomerulus akan mudah keluar dan tekanan darah di kapiler glomerulus
menurun. sehingga laju filtrasi glomerulus menurun. Berbeda saat penurunan radius
arteriol efferent. Radius arteriol eferen yang kecil atau menyempit akan membuat darah
sulit keluar dari glomerulus dan darah akan terkumpul/terakumulasi di dalam kapiler
glomerulus. Keadaan tersebut tidak akan menurunkan tekanan darah di kapiler
glomerulus serta meningkatkan laju filtrasi glomerulus.

ACTIVITY 2

LEMBAR TINJAUAN

1. Ketika tekanan darah meningkat, apa yang terjadi pada tekanan kapiler glomerulus
dan laju filtrasi glomerulus? Seberapa baik hasil dibandingkan dengan prediksi Anda?
Anda tidak menjawab pertanyaan ini.
Jawab: Pada saat tekanan darah meningkat, tekanan kapiler glomerulus glomerulus
akan meningkat. Peningkatan tekanan darah menyebabkan lebih banyak laju filtrasi
darah masuk ke kapiler bowman dari kapsul bowman per satuan waktu yang akan
mengarah pada peningkatan tekanan kapiler glomerulus dan tingkat filtrasi juga akan
meningkat karena tekanan yang lebih tinggi di kapiler bowman, sehingga
memungkinkan lebih banyak produk yang berdifusi ke dalam sel-sel ginjal.
2. Bandingkan volume urin dalam data dasar Anda dengan volume urin saat Anda
meningkatkan tekanan darah. Bagaimana volume urin berubah? Anda tidak jawab
pertanyaan ini.
Jawab: Pada saat tekanan darah meningkat, volume urin juga meningkat. Peningkatan
urin dapat digambarkan sebagai efek dari peningkatan tekanan darah sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler glomerulus. Peningkatan tekanan darah
dapat disebabkan oleh tingginya asupan natrium dan rendahnya asupan kalsium,
magnesium, serai dan kalium.
3. Bagaimana perubahan volume urin dengan peningkatan tekanan darah dapat dianggap
bermanfaat bagi tubuh?
Jawab: Volume urine meningkat dengan adanya peningkatan tekanan darah yang
dianggap bermanfaat bagi tubuh hal disebabkan karena urine bermanfaat untuk
mengeluarkan limbah dan racun dari dalam tubuh. Sehingga semakin banyak urin
yang diproduksi maka, lebih banyak produk hasil eksresi dikeluarkan lebih cepat dari
tubuh daripada biasanya. Dimana eksreksi urine berfungsi untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh.
4. Ketika katup satu arah antara saluran pengumpul dan kandung kemih ditutup, apa
yang terjadi pada tekanan filtrat di kapsul Bowman (ini bukan diukur secara langsung
dalam percobaan ini) dan laju filtrasi glomerulus? Seberapa baik hasil dibandingkan
dengan prediksi Anda?
Jawab: Apabila katup satu arah antara saluran pengumpul dan kandung kemih
ditutup, maka tekanan filtrate dalam kapsul bowman tidak berubah, sedangkan laju
filtrasi glomerulus mengalami penurunan. Tingkat filtrasi mengalami penurunan
karena katup tertutup, artinya tidak ada urin yang keluar karena terjebak disaluran
kemih yang menyebabkan umpan balik negative terhadap laju filtrasi. Tingkat filtrasi
menurun disebabkan oleh sistem yang tidak dapat menyaring sebanyak mungkin,
karena sudah ada jumlah filtrate tertentu yang sudah ada dalam system.
5. How did increasing the blood pressure alter the results when the valve was closed?
Jawab: Tekanan darah tidak mengalami perubahan walaupun katup telah ditutup.
Sebab. tekanan pada glomerulus tetap sama, hanya saja ketika katup ditutup, laju
filtrasi dalam glomerulus mengalami penurunan.

PEMBAHASAN

Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen di
kanan dan kiricolumna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Renal tubule dalam
bahasa Indonesia disebut tubulus ginjal. Komponen tubular yang berada di ginjal meliputi
kapsula bowman, tubulus proksimal, lengkung henle, tubulus distal dan tubulus
koligentes. Selain dari komponen tubular, dalam ginjal juga terdapat komponen vaskular
dan komponen kombinasi vaskular dan tubular. Komponen vaskular terdiri dari arteriola
aferen, arteriola eferen, kapiler peritubulus, dan glomerulus. Glomerulus merupakan
bagian dominan dari komponen vaskular nefron yaitu, suatu kuntum kapiler berbentuk
bola tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya. Filtrasi
sendiri merupakan proses penyaringan komponen komponen darah di glomerulus.
Arteriol aferen merupakan pembuluh halus yang bertugas. untuk membawa darah ke
glomerulus. Setelah melalui glomerulus, darah yang tidak terfiltrasi akan dialirkan
melalui arteriol eferen ke komponen tubulus. Di dalam sistem kemih terdapat istilah
starling force atau gradien tekanan osmotik dan hidrostatik. Di glomerulus terdapat
tekanan yang disebut sebagai tekanan kapiler glomerular. yang mana terdapat laju yang
disebut kecepatan filtrasi glomerular. Sedangkan untuk komponen kombinasi vaskular
dan tubular yaitu aparatus jukstaglomerulus, yang menghasilkan zat-zat dalam kontrol
fungsi ginjal.

Pada percobaan yang kami lakukan menggunakan software PhysioEx 9.1 hari Senin. 16
November 2020 diperoleh data seperti tabel diatas. Diketahui bahwa radius aferen
bernilai 0,50 mm dan radius eferen bernilai 0,45 mm. Percobaan pertama diberikan
beaker press sebesar 70 mmHg, glomerulus press sebesar 49,72 mmHg. glomerular filtrat
rate sebesar 58.57 ml/min. volume urin sebesar 161,76 ml, status valve terbuka. Pecobaan
kedua dilakukan dengan menambah heaker press sebesar 10 mmHg dan begitu seterusnya
sampai dengan percobaan kelima. Pada percobaan keenam beaker press dikembalikan
menjadi 70 mmHg dengan status. valve tertutup. Dan percobaan ketujuh beaker press
dinaikkan menjadi 100 mmllg dengan tetap menutup valve. Yang terakhir, percobaan
kedelapan dikembalikan ke keadaan valve terbuka dengan beaker press 100 mmHg.
Dapat dilihat bahwa ketika valve tertutup, glomerular filtrate rate rendah saat beaker
press 70 mmHg. apabila diberi beaker press 100 mmHg glomerular filtrate rate naik.
Akan tetapi, volume urin keduanya 0,00 ml. Dari praktikum diatas diperoleh bahwa jika
tekanan darah naik, laju filtrasi naik, tekanan glomerulus naik. Jika tekanan darah naik
saat kondisi kantung urin tertutup, laju filtasi berkurang. Akan tetapi, tekanan glomerulus
tidak berpengaruh dengan dibuka atau tidaknya valve.
Hal tersebut dikarenakan saat tekanan darah meningkat, tekanan kapiler glomerulus dan
laju filtrasi glomerulus akan meningkat. Ketika ada peningkatan tekanan darah, maka
lebih banyak darah masuk ke kapiler bowmen dari kapsul Bowman per satuan waktu,
yang mengarah ke peningkatan tekanan kapiler glomerulus, dan tingkat fitrasi juga
meningkat karena tekanan yang lebih tinggi di kapiler bowman, yang memungkinkan
lebih banyak produk untuk berdifusi kedalam sel-sel ginjal, yang merupakan aspek
penting dari ginjal, untuk menyaring darah. Selain itu, volume urin juga meningkat.
Peningkatan volume urin dapat diartikan sebagai efek dari peningkatan tekanan darah
yang menyebabkan peningkatan tekanan kapiler glomerulus dan juga menyebabkan
peningkatan difusi ke dalam sel-sel ginjal dari produk limbah.

Pada manusia, kecepatan filtrasi terjadi antara 80-140 ml/menit, maka dalam 24 jam ada
sekitar 180 liter hasil filtrasi oleh kapiler glomerulus. Sekitar 20% darah yang masuk ke
dalam kapiler glomerulus akan mengalami filtrasi di kapsul bowman, yang disebut
sebagai filtrat. Ketika katup satu arah antara saluran pengumpul dan kandung kemih
ditutup. Maka. tekanan filtrate dalam kapsul bowman tetap sama dan laju filtrasi
glomerulus menurun. Dalam artian berarti tekanan akan meningkat dan laju filtrasi akan
menurun sehingga urin tidak keluar. Tingkat filtrasi menurun, karena sistem tidak dapat
menyaring sebanyak mungkin, karena sudah ada jumlah filtrate tertentu yang sudah ada
dalam sistem. Tekanan darah pada kapiler glomerulus dan tekanan filtrasi di sel dapat
memberikan dampak terhadap kecepatan filtrasi glomerulus. Peningkatan tekanan darah
tidak mengubah tekanan ketika katup ditutup, yang berubah hanya laju filtrasi
glomerulus. Ketika katup ditutup maka laju filtrasi glomerulus akan menurun.
ACTIVITY 3
LEMBAR TINJAUAN

1. Sebutkan beberapa mekanisme yang telah Anda jelajahi yang mengubah laju filtrat
glomerulus. Bagaimana mekanisme khusus setelah laju filtrasi glomerulus?
Jawab: Penurunan laju filtrasi glomerulus dapat disebabkan karena penurunan curah
jantung. Penurunan curah jantung memiliki kecenderungan untuk menurunkan
tekanan. glomerulus di ginjal sehingga terjadi penurunan tekanan arteri dan konstriksi
simpatik yang kuat di arteriol aferen ginjal. Biasanya bila terjadi sedikit penurunan
pada filtrasi glomerulus maka sering kali akan sangat menurunkan keluaran urine.
Penurunan laju filtrasi glomerulus akibat peningkatan tekanan hidrostatik di
Kapsula Bowman, Kenaikan tekanan hidrostatik pada kapsula Bowman akan
menurunkan LFG, sedangkan penurunan tekanan kapsula Bowman akan
meningkatkan LFG.
Penurunan LFG Akibat peningkatan tekanan osmotik koloid di Kapiler.
Glomerulus. Ketika darah mengalir dari arteriol aferen melalui kapiler glomerulus
menuju ke arteriol eferen, konsentrasi protein plasma meningkat kira-kira 20% karena
kurang lebih 1/5 cairan pada kapiler disaring ke dalam kapsula Bowman, sehingga
akan terjadi pemekatkan protein plasma glomerulus yang tidak disaring Kenaikan
tekanan osmotik koloid plasma arterial akan meningkatkan tekanan osmotik koloid di
kapiler glomerulus, yang kemudian akan menurunkan LFG. Oleh karena itu,
perubahan aliran darah ginjal dapat memengaruhi LFG terlepas dari perubahan
tekanan hidrostatik glomerulus.
Peningkatan LFG Akibat Peningkatan Tekanan Hidrostatik di Kapiler
Glomerulus. Kenaikan tekanan hidrostatik glomerulus akan meningkatkan LFG.
sedangkan penurunan tekanan hidrostatik glomerulus akan mengurangi LFG.
Tekanan hidrostatik glomerulus ditentukan oleh tiga variabel, yaitu: tekanan arteri,
tahanan arteriol aferen, dan tahanan arteriol eferen. Kenaikan tekanan arteri
cenderung meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus sehingga meningkatkan
LFG. Kenaikan tahanan arteriol aferen mengurangi tekanan hidrostatik glomerulus
dan menurunkan LFG. Sebaliknya, dilatasi arteriol aferen meningkatkan tekanan
hidrostatik glomerulus dan LFG.
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan apa yang terjadi pada tekanan kapiler glomerulus
dan laju filtrasi glomerulus ketika kedua perubahan jari-jari arteriol dilakukan
bersamaan dengan tekanan darah rendah. Seberapa baik hasilnya dibandingkan
dengan prediksi Anda?
Jawab: Ginjal dapat mengatur tekanan hidrostatik pada kapiler glomerulus dan kapiler
peritubulus dengan cara mengatur tahanan arteriol aferen dan eferen. Maka dari itu.
mengubah laju filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus. atau keduanya dapat digunakan
sebagai respons terhadap kebutuhan homeostatik tubuh. Saat tekanan glomerulus dan
filtrasi glomerulus menurun maka jari-jari arteri aferen juga ikut menurun. Sedangkan
pada saat meningkatnya jari-jari arteri eferen tekanan kapiler glomerulus dan laju
filtrasi glomerulus akan menurun. Tekanan darah yang menurun juga menyebabkan
tekanan kapiler glomerulus dan laju filtrasi glomerulus menurun. Sehingga pada saat
tekanan darah rendah akan terjadi penurunan kontriksi arteriol aferen yang dapat
membantu menstabilkan tekanan kapiler glomerulus dan laju fitrasi glomerulus.
Dilihat dari data praktikum, penurunan tekanan darah menyebabkan penurunan
volume urin yang dihasilkan yaitu dari yang awalnya 200.44 mL menjadi 161.76 mL.
3. How could you adjust the afferent or efferent radius to compensate for the effect
penurunan tekanan darah pada laju filtrasi glomerulus?
Jawab : Filtrasi terjadi pada glomerulus menghasilkan ultra filtrat. Ultra filtrat
ditampung dalam kapsula Bowman. Ultra filtrate ini menyerupai plasma. hanya tidak
mengandung protein. Darah mengalir dari arteri renalis menuju arteriol aferen dan
kemudian menuju arteriol eferen dan keluar dari glomelurus menjadi kapiler peri
tubuli di luar glomelurus. Sirkulasi ginjal unik memiliki dua jejaring kapiler. yaitu
kapiler glomerulus dan kapiler peritubulus, yang tersusun seri dan dipisahkan oleh
arteriol eferen yang membantu mengatur tekanan hidrostatik dalam kedua perangkat
kapiler. Tekanan hidrostatik yang tinggi pada kapiler glomerulus (kira-kira 60 mm
Hg) menyebabkan filtrasi cairan yang cepat, sedangkan tekanan hidrostatik yang jauh
lebih rendah pada kapiler peritubulus (kira-kira 13 mm Hg) memungkinkan
reabsorpsi cairan yang cepat. Dengan mengatur tahanan arteriol aferen dan eferen,
ginjal dapat mengatur tekanan hidrostatik pada kapiler glomerulus dan kapiler
peritubulus, dengan demikian mengubah laju filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus,
atau keduanya sebagai respons terhadap kebutuhan homeostatik tubuh. Peningkatan
tahanan arteriol aferen ataupun eferen akan menurunkan tekanan hidrostatik kapiler
peritubulus dan cenderung. meningkatkan kecepatan reabsorpsi. Walaupun konstriksi
arteriol eferen meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus, konstriksi
tersebut akan menurunkan tekanan hidrostatik kapiler peritubulus.
4. Which arteriole radius adjustment was more effective at compensating for the effect
of low blood pressure on the glomerular filtration rate? Explain why you berpikir
perbedaan ini terjadi.
Jawab: Penyesuaian radius arteriol aferen. Ketika arteriol afferent mengalami
vasodilatasi, radius arteriol aferen lebih besar dibandingkan dengan radius arteriol
eferen, yang menyebabkan darah lebih mudah masuk ke glomerulus melalui arteriol
aferen yang lebih lebar daripada keluar melalui arteriol eferen yang lebih sempit,
maka tekanan darah kapiler glomerulus akan tinggi karena terbendungnya volume
darah di kapiler glomerulus, hal ini akan mengkompensasi efek tekanan darah rendah
pada laju filtrasi glomerulus agar kembali normal.
5. Di dalam tubuh, bagaimana nefron mempertahankan laju filtrasi glomerulus yang
hampir konstan meskipun tekanan darah terus berfluktuasi?
Jawab: Adanya mekanisme kontrol instrinsik dan ekstrinsik yang menghasilkan
perubahan pada arteriol aferen dan eferen sehingga dapat mempertahankan laju
filtrasi glomerulus atau Glomerular Filtration Rate (GFR).
Untuk mekanisme kontrol instrinsik berupa proses autoregulasi yang didalamnya
terdapat mekanisme miogenik yang berespons terhadap perubahan tekanan di dalam
komponen vaskular nefron; dan mekanisme impanbolik tubuloglomerulus yang
mendeteksi perubahan kadar garam di cairan yang mengalir melalui komponen
tubular nefron.
Untuk mekanisme kontrol ekstrinsik berupa sinyal sistem saraf simpatis ke
arteriol aferen, ditujukan untuk mengatur tekanan darah arteri jangka panjang. Sginja
saraf parasimpatis tidak memiliki pengaruh apapun pada ginjal.

PEMBAHASAN

Ginjal manusia memiliki sekitar 1.3 juta nefron. Nefron merupakan unit fungsional
terkecil pada ginjal. Setiap nefron terdiri dari badan malpighi dan tubulus ginjal, struktur
dari nefron sendiri yaitu glomerulus, tubulus proksimalis (TCI), Loop of Henle (Pars
Descendens dan Pars Ascendens), tubulus distalis (TC2), ductus koligentes. Panjang
seluruh nefron sekitar 45-65 mm.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, radius afferent awal sebesar 0.10 mm dan
radius efferent sebesar 0.30 mm dengan tekanan 70 mm Hg menunjukkan hasil GFR
(Glomerular Filtration Rate) atau laju filtrasi gromerulus 0 ml/min. Kemudian ketika
radius afferent dinaikkan menjadi 0.50 mm dan radius efferent 0.45 dengan tekanan 90
mm Hg menunjukkan hasil GFR sebesar 124.99 ml/min.

Setelah itu radius afferent dan radius efferent tetap namun tekanan diturunkan menjadi 70
mm Hg dan menunjukkan hasil GFR sebesar 58.57 ml/min. Lalu ketika radius afferent
dinaikkan menjadi 0.60 mm dengan radius efferent dan tekanan tetap menunjukkan hasil
GFR sebesar 114.72 ml/min. Setelah itu radius afferent diturunkan menjadi 0.50 mm dan
radius efferent juga diturunkan menjadi 0.35 mm dengan tekanan yang tetap
menunjukkan hasil GFR sebesar 77.41 ml/min. Kemudian radius afferent dinaikkan
kembali menjadi 0.60 mm dan radius efferent serta tekanan tetap menunjukkan hasil GFR
sebesar 131.15 ml/min. Jadi apabila radius afferent meningkat maka laju GFR juga akan
meningkat begitupun sebaliknya ketika radius afferent menurun maka laju GFR juga
menurun. Ketika ada penurunan tekanan darah dalam tubuh kita, suatu peningkatan
dalam radius afferent dan penurunan radius efferent akan membantu dalam menstabilkan
tekanan dan tingkat filtrasi glomerulus, yang merupakan salah satu mekanisme
perlindungan tubuh, untuk melindungi diri dari tekanan darah rendah.
KESIMPULAN

Pada activity 1. Sel ginjal terdiri dari glomerulus yang diselimuti oleh kapsul berisi cairan
yang disebut kapsul Bowman. Arteriol aferen memasok darah ke glomerulus. Darah yang
mengalir dari arteriol aferen masuk melalui kapiler glomerulus sehingga plasma darah
terbebas dari protein akibat penyaringan kapsul Bowman. Proses tersebut dinamakan
filtrasi glomerulus. Laju filtrasi glomerulus dipengaruhi oleh radius arteriol. Hal tersebut
dapat dibuktikan melalui hasil praktikum yang menunjukkan bahwa peningkatan radius
arteriol aferen menyebabkan peningkatan tekanan darah dan laju filtrasi glomerulus.
Sebaliknya, dari hasil praktikum menunjukkan peningkatan radius arteriol eferen
menyebabkan penurunan tekanan darah dan laju filrasi glomerulus. Pada penurunan
radius arteriol eferen menyebabkan darah sukar untuk keluar dari glomerulus, sehingga
darah akan tetap tertampung di dalam kapiler glomerulus. Hal inilah yang menyebabkan
tekanan darah dan laju filtrasi glomerulus meningkat.

Pada activity 2. Tekanan darah pada kapiler glomerulus dan tekanan filtrasi di sel dapat
memberikan dampak terhadap kecepatan filtrasi glomerulus. Selama proses filtrasi. darah
akan masuk ke glomerulus melalui arteri afferent. Starling forces (gradien tekanan
hidrostatik dan osmotic) mendorong protein bebas yang ada dalam darah agar mengalir
menuju kapiler glomerulus dan filtrasi di kapsul bowman. Pada manusia, kecepatan
filtrasi terjadi antara 80 140 ml/menit, maka dalam 24 jam ada sekitar 180 liter hasil
filtrasi oleh kapiler glomerulus. Filtrat yang terbentuk tidak mengandung sel darah,
namun didalamnya mengandung protein bebas seperti garam dan molekul organic serupa
yang ada dalam darah. Hal yang tidak normal terjadi saat tekanan darah tinggi, pada
kapiler glomerulus akan meningkatkan filtrasi. Maka kecepatan filtrasi glomerulus dapat
diubah dengan mengubah resistensi arteri afferent (yang dapat mempengaruhi tekanan
hidrostatik darah).

Pada activity 3. Sirkulasi ginjal unik memiliki dua jejaring kapiler. yaitu kapiler
glomerulus dan kapiler peritubulus, yang tersusun seri dan dipisahkan oleh arteriol eferen
yang membantu mengatur tekanan hidrostatik dalam kedua perangkat kapiler. Tekanan
hidrostatik yang tinggi pada kapiler glomerulus (kira-kira 60 mm Hg) menyebabkan
filtrasi cairan yang cepat, sedangkan tekanan hidrostatik yang jauh lebih rendah pada
kapiler peritubulus (kira-kira 13 mm Hg) memungkinkan reabsorpsi cairan yang cepat.
Dengan mengatur tahanan arteriol aferen dan eferen, ginjal dapat mengatur tekanan
hidrostatik pada kapiler glomerulus dan kapiler peritubulus, dengan demikian mengubah
laju filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus,atau keduanya sebagai respons terhadap
kebutuhan homeostatik tubuh. ditentukan oleh (1) jumlah daya hidrostatik dan osmotik
koloid pada membran glomerulus, yang menghasilkan tekanan filtrasi neto, dan (2)
koefisien filtrasi kapiler glomerulus, Tekanan hidrostatik glomerulus ditentukan oleh tiga
variabel, masing-masing variabel berada di bawah kendali fisiobogis: (1) tekanan arteri,
(2) tahanan arteriol aferen, dan (3) tahanan arteriol eferen. Kenaikan tahanan arteriol
aferen mengurangi tekanan hidrostatik glomerulus dan menurunkan Sebaliknya. arteriol
aferen meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus dan LFG. Konstriksi arteriol eferen
meningkatkan tahanan aliran keluar dari kapiler glomerulus. Jika konstriksi arteriol
eferen cukup berat (melebihi tiga kali lipat kenaikan tahanan arteriol eferen), maka
kenaikan tekanan osmotik koloid akan melebihi kenaikan tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus yang disebabkan oleh konstriksi arteriol eferen. Bila hal ini terjadi, daya neto
filtrasi menjadi menurun, menyebabkan penurunan LFG.

Pada activity 4. Transpor aktif dapat mendorong suatu zat terlarut melawan gradien
elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang
berhubungan langsung dengan suatu sumber energi, seperti hidrolisis ATP. disebut
sebagai transpor aktif primer. Contohnya adalah pompa natrium-kalium ATPase yang
berfungsi pada hampir semua bagian tubulus ginjal. Transpor yang berhubungan secara
tidak langsung dengan suatu sumber energi, seperti yang diakibatkan oleh gradien ion,
disebut sebagai transpor aktif sekunder. Reabsorpsi glukosa oleh tubulus ginjal adalah
suatu contoh dari transpor aktif sekunder. Walaupun zat terlarut dapat direabsorbsi oleh
tubulus melalui mekanisme aktif atau pasif, air selalu direabsorbsi dengan mekanisme
fisik pasif (nonaktif) yang disebut osmosis. Sebagian besar aliran osmotik air di tubulus
proksimal terjadi melalui taut erat antara sel-sel epitel dan juga melalui sel-sel itu sendiri.
Pada bagian nefron yang terletak lebih distal, mulai dari ansa Henle sampai ke tubulus
koligens, taut erat ini menjadi jauh kurang permeabel terhadap air dan zat terlarut, dan
luas area permukaan membran sel-sel epitel jauh berkurang. Akan tetapi, hormon
antidiuretik (ADH) dapat sangat meningkatkan permeabilitas air di tubulus distal dan
tubulus koligens. Dari energi total yang dikeluarkan oleh ginjal. 80% digunakan untuk
transpor Na yang menunjukkan pentingnya proses ini. Natrium direabsorpsi di sepanjang
tubulus kecuali di pars desenden ansa Henle. Reabsorpsi natrium di tubulus proksimal
berperan penting dalam reabsorpsi glukosa, asam amino. H₂0, Cl, dan urea. Reabsorpsi
natrium di pars asendens ansa Henle, bersama dengan reabsorpsi Cl, berperan sangat
penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urine dengan konsentrasi dan volume
bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh untuk menghemat atau mengeluarkan H₂0.
Reabsorpsi natrium di tubulus distal dan koligentes bervariasi dan berada di bawah
kontrol hormon. Reabsorpsi ini berperan dalam mengatur volume CES, yang penting
dalam kontrol jangka-panjang tekanan darah arteri, dan juga sebagian berkaitan dengan
sekresi K. Aldosteron merangsang reabsorpsiNa di tubulus distal dan koligentes. Sistem
hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat dalam regulasi Na adalah sistem
renin angiotensin-aldosteron (SRAA).

Anda mungkin juga menyukai