Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL

Sistem urinaria terdiri atas :

 Ginjal  mengeluarkan secret urine


 Ureter  menyalurkan urine dari
ginjal ke kandung kemih.
 Kandung kemih  bekerja sebagai
penampung, dan
 Uretra  mengeluarkan urine dari
kandung kemih.
LETAK GINJAL
Polus cranialis
(=superior)

Fascia
Margo renalis
lateralis

HILUM RENALE
Tempat
masuknya vasa
renalis, ureter
dan saraf

Polus caudalis
(=inferior)
Td.12-20 pyramidales Cortex renalis
Terdiri dari BASIS dan
APEX PYRAMID
Papilla renalis

Pyramis renalis Calyx minor

Pelvis renalis td. 2-


Calyx major
3 calyx major dan
calyx major terbagi
Columna renalis menjd 7-14 calyx
Bertini minor

Pelvis
Sinus renalis renalis
ureter
ANATOMI GINJAL
 Pada orang
dewasa, setiap
ginjal memiliki
ukuran panjang
sekitar 11 cm
dan ketebalan 5
cm dengan
berat sekitar
150 gram.
 Ginjal memiliki bentuk
seperti kacang
dengan lekukan yang
menghadap ke dalam.
 Di tiap ginjal terdapat
bukaan yang disebut
hilus yang
menghubungkan
arteri renal, vena
renal, dan ureter.
 Ginjal dibungkus oleh
lapisan
jaringan ikat longgar
yang disebut kapsula.
 Bagian paling luar dari ginjal disebut
korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam
disebut pelvis. Pada bagian medulla
ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan
bukaan saluran pengumpul.
KERJA GINJAL
Fungsi Ginjal Terdiri dari :

 Memegang peranan penting dalam


pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
 Mempertahankan suasana keseimbangan
cairan
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam
dan basa dari cairan tubuh.
 Mempertahankan keseimbangan garam-
garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil
akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
LAJU FILTRASI GLOMERULUS
 Di antara darah dalam
glomerulus dan
ruangan berisi cairan
dalam kapsula Bowman
terdapat tiga lapisan:
 kapiler selapis sel
endotelium pada
glomerulus
 lapisan kaya protein
sebagai membran
dasar
 selapis sel epitel
melapisi dinding
kapsula Bowman
(podosit)
NEFRON
Unit struktural dan
fungsional ginjal ini;
tempat pembentukan
urine awal.
Setiap nefron t.a. komponen
vaskule dan tubuler 
setiap ginjal dibentuk
oleh sekitar satu juta
nefron.
Komponen vaskuler t.a.
pembuluh-pembuluh
darah,  glomerulus dan
kapsula pertubuler, yang
mengitari tubuli.
 Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan Malphigi) yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
 Setiap korpuskula mengandung gulungan
kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula Bowman.
 Setiap glomerulus mendapat aliran darah
dari arteri aferen. Dinding kapiler dari
glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi
atau penyaringan.
 Darah dapat disaring melalui
dinding epitelium tipis yang
berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karena
adanya tekanan dari darah
yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan
akan masuk ke dalan tubulus
ginjal. Darah yang telah
tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.
TUBULUS GINJAL
 Tubulus ginjal
merupakan lanjutan
dari kapsula
Bowman. Bagian
yang mengalirkan
filtrat glomerular dari
kapsula Bowman
disebut tubulus
konvulasi proksimal.
Bagian selanjutnya
adalah lengkung
Henle yang bermuara
pada tubulus
konvulasi distal.
 Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi.
 Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral.
 Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk
ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus
kolektivus melalui osmosis.
JARINGAN GINJAL
 Filtrat plasma darah tidak mengandung sel
darah ataupun molekul protein yang besar.
Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia
melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
JARINGAN GINJAL
 Jaringan ginjal.
Warna biru
menunjukkan satu
tubulus
ENDOTEL KAPILER
STRUKTUR FUNGSIONAL MEMBRAN
GLUMEROLUS

Cairan yang difiltrasi melalui


proteoglikan glomerulus ke dalam kapsula
Bowman disebut filtrasi
glomerulus,

Jumlah filtrat glomerolus yang


dibentuk setiap menit dalam
semua nefron disebut Laju
Filtrasi glomerulus (GFR)

Cela pori menghalangi partikel


dengan diameter > 7 nm
Diameter protein > 7 nm
PEMBENTUKAN URIN
Proses Pembentukan Urin ( Air Kemih )

 Sekitar 1200 ml darah yang melalui


glomerulus/menit,  terbentuk 120-125
ml filtrat (filtrat = cairan yang telah
melewati celah filtrasi).
 Setiap harinya dapat berbentuk 150-180
liter filtrat.
 Dari jumlah ini sekitar 1% (1,5 L) yang
akirnya keluar sebagai kemih, sebagian
besar diserap kembali.
 Pembentukan kemih berlangsung melalui 3
proses : (1) filtrasi glomerulat, (2)
reabsorbsi tubuler, dan (3) sekresi.
Ada tiga tahap pembentukan urin :
 Proses filtrasi. (di glomerolus), terjadi karena
permukaan eferent lebih besar dari permukaan
efferent  terjadi penyerapan darah, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen
yang t.d. glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat, dll, diteruskan ke tubulus ginjal.
 Proses reabsorpsi. terjadi penyerapan kembali
sbg besar dari glulkosa, sodium, klorida, pospat
dan beberapa ion bikarbonat. Terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi.
Sedangkan pada tubuluis ginjal bagian bawah
terjadi kembali penyerapan dari sodium dan ion
bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
ke dalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
secara aktif (reabsorpsi fakultatif) sisanya
dialirkan pada papila renalis.
 Proses sekresi. Sisanya penyerapan kembali
yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan keluar.
PEMBENTUKAN URIN

 Didalam kapiler glomeruler, darah disaring oleh


dinding2 endotel kapiler glomeruler.
 Yang tersaring keluar masuk ke kapsul Bowman
adalah air dan zat terlarut dengan berat molekul
rendah seperti glukosa, Cl, Na, K, Fosfat, Urea,
asam urat, dan kreatinan.
 Penyaringan ini dimungkinkan terjadi di kapiler
glomeruler karena:
 Dinding kapiler glomeruler lebih permeabel
daripada dinding kapiler di tempat lain.
 Tekanan darah dalam kapiler glomeruler lebih
tinggi dibanding di tempat lain.
 Mekanisme penyaringan:

 Karena ada daya dorong (yaitu tekanan


hidrostatik darah) yang mendorong zat2
tersaring keluar dari kapiler glomeruler masuk
ke kapsul Bowman.
 Daya dorong itu memperoleh perlawanan dari:
 Tekanan hidrostatik dalam kapsul
Bowman.
 Tekanan osmotik koloid plasma dari
kapiler glomeruler.
 Walaupun ada perlawanan, tetapi
penyaringan tetap berjalan karena Tekanan
hidrostatik dalam kapiler glomeruler lebih
besar daripada tekanan hidrostatik kapsul
Bowman maupun tekanan osmotik koloid
plasma kapiler glomeruler.
 Selisih tekanan tersebut disebut Tekanan
Filtrasi Efektif.
 TFE = Tek Hid glomeruler – (Tek Hid kapsul
+ Tek osm glomeruler)
 Zat yang tersaring keluar disebut filtrat.
 Jumlah filtrat yang terbentuk dalam satu
menit disebut Laju Filtrasi Glomeruler
(Glomeruler Filtration Rate) (GFR).
 Setelah filtrat masuk ke kapsul Bowman,
kemudian masuk ke tubulus.
 Reabsorsi.
 Di dalam tubulus ini terjadi reabsorbsi dan
sekresi ion-ion dan zat-zat lain.
 Reabsorbsi ini melalui mekanisme difusi,
osmose dan tranpor aktif.
 Di dalam tubulus kontortus proksimal
terjadi reabsorbsi 85 % Na, Cl, dan air.
Sedangkan glukosa, dan asam amino
direabsorbsi 100 %.
 Urea juga mengalami reabsorbsi, tetapi
hanya 50 %.
 Ion lain seperti K, Ca, fosfat, dll juga
direabsorbsi.
 Sekresi.
 Di samping reabsorbsi, terjadi juga
sekresi di tubulus kontortus distal dan
tubulus pengumpul.
 H, K, Amonium, Kreatinin, obat-obatan,
disekresi di tubulus kontortus distal dan
tubulus pengumpul.
 Sekresi ini penting untuk menjaga pH dan
keseimbangan asam basa tubuh dan
pengeluaran zat-zat racun.
 Mekanisme Pengenceran.
 Dipengaruhi oleh ADH (Anti diuretik Hormon)
dan aldosteron.
 ADH dan aldosteron menyebabkan
meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga
akan meningkatkan reabsorbsi air
 Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun.
 Apabila ADH jumlahnya menurun, maka
reabsorbsi air juga menurun. Akibatnya jumlah
urin meningkat.
 Hal-hal yang menyebabkan ADH naik:
 Peningkatan osmolalitas plasma.
 Penurunan volume dan tekanan darah.
 Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:
 Penurunan osmolalitas plasma.
 Peningkatan volume dan tekanan darah.
 Sifat dan komposisi urin.
 Urin mempunyai komposisi:
 Zat buangan protein mis Ureum, kreatinin dan asam urat.
 Asam hipurat, zat sisa dari pencernaan sayur dan buah.
 Badan keton, zat buang dari met lemak.
 Elektrolit, Na, Cl, K, Amonium, sulfat, fosfat, Ca, Mg.
 Metabolit hormon.
 Zat toksin mis metabolit obat, vitamin, zat kimia asing.
 Zat abnormal, mis protein, glukosa, sel darah, kristal
kapur, dll.
 Sifat Urin:
 Urin encer berwarna kuning pucat, urin kental
berwarna kuning pekat, urin baru jernih, kalau
didiamkan agak lama menjadi keruh.
 Baunya khas, kalau didiamkan akan berbau
amonia.
 pH bervariasi 4,8 – 7,5. Biasanya sekitar 6,0.
Bila banyak makan protein, urin menjadi lebih
asam, bila banyak makan sayur urin akan
menjadi lebih basa.
 Berat jenis urin 1,001 – 1,035.
 Mekanisme berkemih.
 Dipengaruhi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis serta impuls saraf volunter.
 Otot pada kandung kemih yang
mengelilingi jalan keluar ke uretra
(sfingter uretra internal) senantiasa
berkontraksi menjaga supaya lubang ini
tetap tertutup. Dipengaruhi oleh saraf
parasimpatis.
 Otot sfingter uretra eksternal terdiri dari
otot rangka yang kerjanya secara
volunter.
 Di dinding kandung kemih terdapat otot detrusor
yang bila berkontraksi menyebabkan urin dalam
kandung kemih terdorong keluar.
 Bila dalam kandung kemih terdapat urin 300 – 400
ml, maka terjadi rangsangan peregangan pada
dinding kandung kemih.
 Kemudian impuls ini dikirim ke otak, sehingga
menyebabkan adanya impuls parasimpatis yang
menyebabkan kontraksinya otot detrusor, relaksasi
otot sfingter internal dan eksternal.
 Akibatnya  trjd repleks kontraksi
dndng kandung kemih, pd saat yg sm 
relaksasi spinter internus, sgr diikuti
oleh relaksasi spinter eksternus,
akhirnya  pengosongan kandung
kemih.

Ureter

Detrusor
smooth muscle

External
urethral sphincter
Pelvic floor
 Ada juga mekanisme pencegahan berkemih.
 Hal ini dimungkinkan dengan adanya impuls
volunter yang menyebabkan bisa ditundanya
kontraksi otot detrusor dan relaksasinya otot
sfingter.
 Sampai umur 18 bulan, impuls volunter ini
belum bekerja dengan baik.
HORMON GINJAL
SYSTEM RENIN ANGIOTENSIN
Daerah
transpor
larutan
dan air
sepanjang
nefron
Lokasi utama pertukaran ion dan air dalam nefron dan daerah
kerja obat diuretik

Anda mungkin juga menyukai