Anda di halaman 1dari 35

SISTEM EKSKRESI

KELOMPOK 5
Alfina Damayanti 4401418038
Sugiyanti 4401418042
Nur’Athia Azmi 4401418043
HESTI SUCI M. 4401418044
Mahasti Wiandita 4401418047
Aliyah Indah 4401418048
“Apa itu
Sistem Sistem Eksresi Adalah Proses pengeluaran zat sisa metabolism yang sudah
Ekskresi???!! terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga.


Organ Eksresi manusia ;
Ginjal, Hati, Paru-Paru, dan Kulit

Hasil sistem eksresi dapat dibedakan menjadi zat cair, Berupa:


1. Zar cair (keringat, urine dan cairan empedu)
2. Zat Padat (feses, Gas berupa CO2 dan Uap air berupa H2O)
ANATOMI SISTEM
EKSKRESI
(GINJAL)
Anatomi Sistem Ekskresi (Ginjal)
◦ Ginjal berwarna coklat kemerahan, berbentuk
seperti biji kacang dengan lekukan mengahadap
ke dalam.
◦ Ginjal berada di rongga abdomen, tepatnya di
belakang peritoneum, atau terletak di kanan kiri
kolumna vertebralis sekitar vertebra T12 hingga
L3.
◦ Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
yaitu lemak pararenal dan lemak perirenal yang
dipisahkan oleh sebuah fascia yang disebut fascia
gerota.
◦ Anatomi ginjal manusia dibagi menjadi tiga
bagian dari yang paling luar ke paling dalam,
yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis
ginjal.
Anatomi Sistem Ekskresi (Ginjal)
Korteks Ginjal
◦ Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks ginjal
dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak, untuk melindungi bagian
dalam ginjal.
◦ Fungsi korteks:
a. Fungsi utama korteks pada ginjal adalah sebagai pelindung komponen dan
struktur bagian dalam dari organ ginjal.
b. Sebagai tempat beradanya glomerulus dan tubulus.
c. Tempat beradanya pembuluh-pembuluh darah ginjal, seperti kapiler
glomerulus.
d. Memproduksi hormon erythropoietin untuk pembentukan sel darah merah
yang baru.
Medula Ginjal
◦ Medula adalah jaringan halus bagian dalam ginjal. Medula berisikan lengkung
Henle dan juga piramida ginjal. Berikut adalah struktur yang menyusun medula
ginjal:
a. Piramida Ginjal
Piramida ginjal adalah struktur kecil yang mengandung untaian nefron dan
tubulus. Tubulus mengangkut cairan ke ginjal, kemudian cairan tersebut
bergerak menjauh dari nefron menuju struktur bagian dalam ginjal yang
mengumpulkan dan mengangkut urin keluar dari ginjal.
b. Saluran Pengumpul
Setiap ujung nefron terdapat saluran pengumpul, letaknya adalah di medula.
Pada saluran ini, cairan yang disaring keluar dari nefron. Setelah melewati
saluran pengumpul, cairan akan bergerak ke pemberhentian terakhirnya, yaitu
Pelvis Ginjal
◦ Pelvis merupakan ruang berbentuk corong yang berada di bagian terdalam ginjal. Fungsi
pelvis ginjal adalah sebagai jalan untuk cairan untuk menuju ke kandung kemih. Pelvis
terdiri dari:
a. Calyces : merupakan ruang kecil berbentuk cangkir yang mengumpulkan cairan
sebelum bergerak ke kandung kemih. Di sinilah tempat sisa cairan dan limbah berubah
menjadi urine.
b. Hilum : merupakan lubang kecil yang terletak di tepi dalam ginjal. Hilum melengkung
ke dalam dan membuat bentuk seperti kacang. Hilum dilewati pelvis ginjal dan juga
pembuluh darah meliputi arteri ginjal. (pembuluh darah yang membawa darah
beroksigen dari jantung ke ginjal untuk disaring), dan vena ginjal. (pembuluh darah
yang membawa darah yang disaring dari ginjal kembali ke jantung)
c. Ureter : tabung otot yang mendorong urine ke dalam kandung kemih, tempat di mana
urine dikumpulkan.
FUNGSI NEFRON
FUNGSI NEFRON
1. Melakukan penyaringan darah. Proses ini disebut filtrasi dan
dilakukan di glomerulus.
2. Melakukan penyerapan kembali. Proses ini disebut reabsorpsi dan
dilakukan di tubulus kontortus proksimal.
3. Melakukan sekresi zat berlebih atau tak berguna dari tubuh.
Proses ini disebut augmentasi dan dilakukan di tubulus kontortus
distal.
4. Berperan utama dalam ekskresi urin.Mengatur kadar zat dan
cairan dalam tubuh.
Secara umum terdapat 2 fungsi utama dari nefron, yaitu sebagai
berikut:
5. Mengembalikan zat seperti kalium, natrium atau fosfor setiap kali
zat ini habis dalam tubuh.
6. Membantu mengeluarkan kelebihan air, limbah dan zat-zat lain
dari darah
BAGIAN DAN FUNGSI NEFRON
1. Badan malpighi merupakan bagian yang menyimpan kapsula
bowman dan glomerulus untuk menyaring darah. Fungsi badan
malpighi adalah sebagai tempat dimana terdapat alat penyaring
darah.
2. Kapsula bowman ialah semacam kapsul/kantong yang
membungkus glomerulus. Sir William Bowman merupakan penemu
kapsula bowman. Fungsi kapsula bowman adalah untuk
mengumpulkan cairan hasil penyaringan glomerulus
3. Glomerulus adalah pembuluh darah kecil atau kapiler, yang terlihat
seperti bola benang. Fungsi glomerulus adalah sebagai tempat
penyaringan darah yang akan menyaring air, glukosa, asam amino,
garam, dan urea untuk menghasilkan urin primer.
4. Tubulus kontortus proksimal merupakan tempat penyerapan
kembali (reabsorpsi) urin primer yang menyerap air, garam,
glukosa, dan asam amino. Fungsi tubulub kontortus proksimal
adalah untuk menghasilkan urin sekunder dengan kadar urea tinggi.
5. Lengkung henle ialah saluran berbentuk U atau setengah
lingkaran dan menjadi penghubung antara tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal. Lengkung henle
berfungsi supaya urine tidak kembali ke tubulus kontortus
proksimal. Bagian menurun dari lengkung henle sangat
permeabel terhadap air tapi benar-benar kedap ion-ion,
menyebabkan sejumlah besar air diserap kembali, yang
meningkatkan osmolaritas cairan sampai sekitar 1200
mOsm/L. Sebaliknya, bagian menaik dari lengkung Henle
kedap air tetapi sangat permeabel terhadap ion, yang
mengakibatkan penurunan besar pada osmolaritas cairan, dari
1200 mOsm/L sampai 100 mOsm/L.
6. Tubulus kontortus distal tempat untuk melepaskan zat tidak
berguna lain atau berlebihan dalam urin sekunder. Proses yang
dilakukan tubulus kontortus distal disebut proses augmentasi
(Pengumpulan). Hasil dari cairan yang telah melewati tubulus
kontortus distal adalah urin yang sesungguhnya.
7. Tubulus kolektivus merupakan tabung sempit panjang dalam
ginjal yang megumpulkan urin dari nefron, untuk disalurkan
ke pelvis menuju kandung kemih. dengan kata lain Tubulus
kolektivus berfungsi untuk mengumpulkan urin dari beberapa
tubulus kontortus proksimal lalu dibawa ke pelvis.
PEMBENTUKAN
URIN
Pembentukan Urin

Filtrasi Reabsorbsi Augmentasi


FILTRASI
◦ Proses filtrasi terjadi di glomelurus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar daripada permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah.
◦ Setiap menit sekitar 1.200 ml darah yang terdiri dari450 ml sel darah dan 660 ml plasma
masuk ke dalam kapiler glomelurus.
◦ Susunan cairan filtrasi sama dengan plasma darah tetapi tidak teradapat protein.
◦ Membran glomelurus bekerja sebagai sebuah saringan dan tidak memerlukan energi untuk
proses ini.
◦ Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomelurus ke kapsula bowman.
◦ Cairan diubah oleh rearsorpsi air dan zat terlarut yang spesifik akan kembali ke darah dari
kapiler peritubulus ke dalam tubulus.
◦ Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula bowman disebut filtrat glomerulus atau urine
primer. Urine primer mengandung : air, glukosa, asam amino, urea, dan ion anorganik.
REABSORPSI
◦ Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi yang terjadi pada
tubulus kontroktus proksimal dan lengkung henle.
◦ Penyerapan kembali biasanya sebagian besar dilakukan untuk glukosa, natrium, klorida, fosfat
dan ion bikarbonat.
◦ Dalam tubulus cairan filtrasi dipekatkan dan zat zat yang penting bagi tubuh akan
direabsorpsi, proses ini banyak dipengaruhi oleh hormon-hormon.
◦ Jumlah total air yang diabsorpsi kurang lebih 120 ml/menit, 70-80 % diabsorpsi oleh tubulus
proksimal, disebut juga dengan reabsorbsi air obligatori. Sisanya 20-30 % diabsorpsi secara
fulkulatif dengan bantuan hormon vasopresin ( ADH, hormon antideuretik ) di tubukus distal.
Sebagian kecil sisanya akan direabsorpsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat
bermuaranya tubulus distal.
◦ Hasil tahap reabsorbsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungannya yaitu :
air, garam, urea, dan pigemen empedu ( memberi warna dan bau pada urin ).
◦ Sedangkan pada tubulus distal hasil absorpsi urine sekunder ini akan terbentuk urin yang
akan disekresikan.
AUGMENTASI
◦ Tubulus ginjal dapat mensekresikan atau menambahkan zat-zat ke dalam cairan
filtrasi selama metabolisme sel sel membentuk asam dalam jumlah besar
◦ pH darah dan cairan dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis).
◦ Ssel tubuh membentuk amoniak yang bersenyaw dengan asam kemudian disekresikan
sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis.
◦ Urin ari tubulus distal akan turun menuju saluran pengumpul ( tubulus kolektivas).
◦ Dari tubulus kolektivas urine akan dibaa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju
kantung kemih ( vesika urinaria ).
MEKANISME
BERKEMIH (MIKSI)
Pengertian
◦ Berkemih atau miksi merupakan proses pengosongan kandung kemih
setelah terisi urine.
◦ Miksi melibatkan dua tahap utama:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas
2. Adanya refleks saraf disebut refleks miksi yang akan mengosongkan
kandung kemih atau, jika gagal, setidaknya akan menyebabkan keinginan
berkemih yang disadari.
Anatomi Fisiologi Kandung Kemih
◦ Kandung kemih merupakan suatu ruang
otot polos yang terdiri atas dua bagian
utama:
1. Bagian korpus, yang merupakan
bagian utama kandung kemih, dan
tempat pengumpulan urine.
2. Bagian leher berbentuk corong, yang
merupakan perpanjangan bagian
korpus kandung kemih, berjalan ke
bawah dan ke depan menuju segitiga
urogenital dan berhubungan dengan
uretra.
Anatomi Fisiologi Kandung Kemih
◦ Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya meluas ke
segala arah, dan ketika berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan di dalam
kandung kemih hingga 40-60 mm Hg.
◦ Kontraksi otot detrusor merupakan tahap utama pada proses pengosongan
kandung kemih.
◦ Trigonum merupakan daerah segitiga kecil yang tepat di atas leher kandung
kemih dan terletak pada dinding posterior kandung kemih.
◦ Trigonum dapat dikenali karena mukosanya, lapisan dalam kandung kemih
licin, berbeda dengan mukosa di bagian lain kandung kemih yang berlipat-lipat
membentuk rugae.
Anatomi Fisiologi Kandung Kemih
◦ Otot di daerah leher kandung kemih disebut sfingter interna. Tonus normalnya
menyebabkan leher kandung kemih dan uretra posterior tidak mengandung urine dan dengan
demikian mencegah pengosongan kandung kemih hingga tekanan pada bagian utama
kandung kemih meningkat melampaui nilai ambang.

◦ Setelah melewati uretra posterior, uretra berjalan melalui diafragma urogenital, yang
mengandung suatu lapisan otot yang disebut sfingter eksterna kandung kemih. Otot ini
merupakan otot rangka volunter, berbeda dengan otot pada bagian korpus dan leher
kandung kemih, yang seluruhnya merupakan otot polos. Otot sfingter eksterna berada di
bawah kendali volunter sistem saraf dan dapat digunakan untuk mencegah miksi secara
sadar bahkan ketika kendali involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemih
Persarafan Kandung Kemih
◦ Kandung kemih mendapat
persarafan utama dari
nervus pelvikus, yang
berhubungan dengan
medula spinalis melalui
pleksus sakralis, terutama
dengan segmen S-2 dan S-
3 medula spinalis.
Persarafan Kandung Kemih
◦ Serat sensorik pada nervus pelvikus mendeteksi derajat regangan dalam dinding kandung
kemih. Sinyal-sinyal regangan berperan untuk memicu refleks pengosongan kandung kemih.
◦ Persarafan motorik yang dibawa dalam nervus pelvikus merupakan serat parasimpatis.
Saraf ini berakhir di sel ganglion yang terletak di dalam dinding kandung kemih. Saraf-
saraf postganglionik yang pendek akan mempersarafi otot detrusor.
◦ Selain saraf pelvis, terdapat persarafan lain yang mengatur fungsi kandung kemih yaitu
serat motorik skeletal yang dibawa melalui nervus pudendus ke sfingter eksterna kandung
kemih. Saraf ini merupakan serat saraf somatik yang mempersarafi dan mengatur otot
rangka volunter sfingter.
◦ Kandung kemih juga mendapatkan persarafan simpatis dari rangkaian simpatis melalui
nervus hipogastrik, yang terutama berhubungan dengan segmen L-2 medula spinalis.
Serat simpatis ini terutama merangsang pembuluh darah dan memberi sedikit efek
terhadap proses kontraksi kandung kemih.
Transpor Urine dari Ginjal Menuju
Kandung Kemih Melalui Ureter
◦ Urine mengalir dari duktus koligens menuju kalises ginjal. Urine meregangkan kalises
dan meningkatkan aktivitas pacemaker yang ada, yang kemudian akan memicu kontraksi
peristaltik yang menyebar ke pelvis ginjal dan ke arah bawah di sepanjang ureter,
dengan demikian memaksa urine mengalir dari pelvis ginjal ke arah kandung kemih.
◦ Peristaltik pada ureter diperkuat oleh rangsang parasimpatis dan dihambat oleh rangsang
simpatis.
◦ Tonus normal otot detrusor di dalam kandung kemih cenderung akan menekan ureter, dengan
demikian mencegah aliran balik (refluks) urine dan kandung kemih ketika tekanan di
dalam kandung kemih meningkat selama miksi atau selama kompresi kandung kemih.
◦ Setiap gelombang peristaltik di sepanjang ureter meningkatkan tekanan di dalam ureter
sehingga daerah yang menuju kandung kemih membuka dan memungkinkan aliran urine
ke dalam kandung kemih.
Refleks Miksi
Kontraksi Reseptor
kandung kemih regang aktif
Peningkatan refleks
Peningkatan
kontraksi di siklus
impuls sensorik berikutnya

Siklus Kontraksi
berulang kuat

Refleks Refleks
Refleks Miksi
◦ Refleks miksi adalah refleks medula spinalis yang bersifat otonom, tetapi dapat dihambat atau
difasilitasi oleh pusat di otak. Pusat ini meliputi
1. Pusat fasilitasi dan inhibisi kuat di batang otak, terutama terletak di pons
2. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebri yang terutama bersifat inhibisi tetapi dapat berubah
menjadi eksitasi.
◦ Refleks miksi merupakan penyebab dasar berkemih, tetapi biasanya pusat yang lebih tinggi yang
akan melakukan kendali akhir untuk proses miksi sebagai berikut.
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga agar refleks miksi tetap terhambat sebagian, kecuali bila miksi
diinginkan.
2. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah miksi, bahkan jikaterjadi refleks miksi, dengan cara
sfingter kandung kemiheksterna melakukan kontraksi tonik hingga saat yang tepatdatang.
3. Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasipusat miksi sakral untuk membantu
memulai refleks miksidan pada saat yang sama menghambat sfingter eksterna sehingga
pengeluaran urine dapat terjadi.
KELAINAN PADA SISTEM
EKSKRESI
Kelainan Pada Sistem Ekskresi
1. Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting dalam sistem ekskresi,
yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak karena kekurangan hormon
ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah sejenis hormon yang mengatur proses reabsorpsi cairan
pada ginjal. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine meningkat hingga 30 kali lipat.
2. Uretris adalah peradangan pada ureter yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Gejalanya
berbeda bagi penderita pria dan wanita. Pada pria, gejala uretris adalah adanya darah pada urine dan air
mani. Selain itu terdapat rasa terbakar ketika buang air kecil. Pada wanita, gejalanya adalah sakit perut,
nyeri ketika buang air kecil, dan demam.
3. Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini
merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Albumin merupakan protein yang
bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyebab albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit
hati.
Kelainan Pada Sistem Ekskresi
4. Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya
gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan
hormon insulin. Hal ini disebabkan karena proses
perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga
glukosa darah meningkat.
5. Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada
glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini
dapat menyebabkan uremia (urea dan asam urin masuk
kembali ke darah) sehingga kemampuan penyerapan air
terganggu.
Batu Ginjal
 Penyakit batu ginjal adalah pembentukan materi keras
menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di
dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang
saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran kemih
membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih),
kandung kemih, serta uretra (saluran kemih yang
membawa urine ke luar tubuh).
 Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu
ginjal sudah berukuran besar. Gejala itu meliputi:
 Sering buang air kecil.
 Sakit saat buang air kecil.
 Jumlah urine yang keluar sedikit.
Gagal Ginjal Kronis
 Gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal
mulai menurun secara bertahap. Gagal ginjal kronis disebut
juga sebagai kerusakan ginjal dapat berupa kelainan jaringan,
komposisi darah, dan urine atau tes pencitraan ginjal, yang
dialami lebih dari tiga bulan.
 Gagal ginjal kronis apabila tidak ditangai dapat menjadi gagal
ginjal akhir (ESRD), yakni setelah terjadinya penumpukan
limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan
Gagal
tubuh jika tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cuci
Gagal darah) atau transplantasi ginjal.
Normal Ginjal
Ginjal Kronis
Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronis
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseroang mengalami penyakit gagal
ginjal kronis, antara lain:
1. Usia.
2. Jenis Kelamin.
3. Riwayat Keluarga.
4. Sering Konsumsi Makanan Tinggi Protein dan Lemak.
5. Penggunaan Jenis Obat Tertentu.
Pengobatan Gagal Ginjal Kronis
Pengobatan gagal ginjal kronis dapat dilakukan dengan transplantasi ginjal dan cuci
darah. Selain itu pola hidup sehat bagi pengidapnya juga harus dijalani. Pengidap dapat rutin
berolahraga dan juga menjaga pola makan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai