Anda di halaman 1dari 9

FORMULASI TEH HERBA MANIS (TEH HIJAU-STEVIA-HERBA):

ORGANOLEPTIK, ANTIOKSIDAN DAN TOTAL KALORI

FORMULATION OF SWEET HERB TEA ( GREEN TEA-STEVIA-HERB):


ORGANOLEPTIC, ANTIOXIDANT AND TOTAL CALORIE

Setyaningrum Ariviani 1), Dwi Ishartani 1)


1)
Staf Pengajar Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan,Fakultas Pertanian,Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstract
The objective of this research were to formulate sweet herb tea (green tea-stevia-herb) base on
consumer preference and to determine their antioxidant and total calorie content. Stevia was used as sweetener
because of the antioxidant capacity. Herb that were used consist of ginger, clove and cinnamon because of their
antioxidant capability related to phenol content and as cultural commonly used in beverage.
Sweet herbal tea that preferable to consumer base on color, flavor, taste and appareance of brewed tea,
contain of green tea : stevia (65:35), herb 15% of green tea-stevia mix with more than one kind of herb. The
sweet herbal tea showed high antioxidant cantent, i.e. 157.73 – 162.67 mg fenol/serving. Total Calorie content
of tested teas were lower than that of sugar, i.e. 30 – 152 kal/ serving. Result of this research showed that sweet
herb tea have future chance to develop as functional beverage base on local sources.
Keywords: antioxidant,calorie, formulation, sweet herb tea

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk formulasi teh herba manis (teh hijau-stevia-herba) yang disukai
konsumen dan menentukan kadar antioksidan dan kalorinya. Sebagai pemanis digunakan stevia karena diketahui
memiliki kapasitas antioksidan. Herba yang digunakan terdiri dari jahe, kayu manis dan cengkeh karena
kandungan senyawa fenolik yang dapat berperan sebagai antioksidan dan secara kultural biasa digunakan dalam
minuman.
Teh herba manis yang disukai konsumen berdasarkan warna, aroma, rasa dan kenampakan
keseluruhan seduhan teh adalah formula dengan proporsi teh hijau : stevia 65: 35, proporsi herba 15% terhadap
campuran teh hijau-stevia, menggunakan lebih dari satu macam herba. Teh herba manis ini memperlihatkan
kadar antioksidan yang tinggi, yaitu 157.73 – 162.67mg fenol/ saji. Total kalori teh yang diuji jauh lebih rendah
dibandingkan gula, yaitu sebesar 30 – 152 kal/saji. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa teh herba manis
ini cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai minuman fungsional berbasis bahan lokal.
Kata kunci: antioksidan, kalori, formulasi, teh herba manis

PENDAHULUAN makanan yang kaya akan senyawa


antioksidan alami diantaranya teh hijau dan
Dewasa ini penyakit-penyakit herba seperti jahe, kayu manis dan cengkeh.
degeneratif menjadi salah satu momok bagi Minum teh telah menjadi kebiasaan
masyarakat. Penyakit degeneratif sehari-hari bagi warga Asia. Teh hijau
menyangkut oksidasi pada tingkat subseluler (Camellia sinensis L. Kuntz), merupakan
yang menghasilkan senyawa radikal yang sumber polifenol seperti
akan menyerang lipid penyusun membran epigallocatechingallate (EGCG),
sel, DNA inti sel, dan protein (Astuti, 1995). epigallocatechin (EGC), epicatechingallate
Keberadaan senyawa radikal dalam tubuh (ECG), dan epicatechin (EC) yang memiliki
sebagai akibat proses fisiologis dan faktor kapasitas antioksidan tinggi dan merupakan
luar akan diimbangi oleh mekanisme komponen bioaktif yang memiliki manfaat
pertahanan endogen dengan menggunakan dalam bidang kesehatan seperti antidiabetik,
senyawa yang mempunyai kemampuan neuroprotective, antiviral, antimalarial,
sebagai anti radikal bebas atau antioksidan. hepatoprotective, dan cardioprotective,
Namun demikian, efisiensi penghilangan mengurangi resiko penyakit jantung koroner,
senyawa radikal tidak pernah mencapai stroke dan kanker. Selain itu beberapa
100%. Oleh karena itu penting meningkatkan penelitian terdahulu juga telah melaporkan
konsumsi antioksidan alami dari bahan bahwa komponen polifenol dalam teh hijau
pangan (Muchtadi, 2000). Beberapa bahan merupakan antioksidan yang baik untuk

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 78


melawan peroksidasi lipid dalam membran dikenal sebagai gingerol dan diarilhaptanoid
fosfolipid bilayer, dalam sistem biologis, yang mempunyai kapasitas antioksidan lebih
memiliki kemampuan melawan besar dibanding vitamin E (alfa tokoferol).
tumorigenesis dan kerusakan DNA, Total fenol dalam ekstrak etanol jahe
disamping menurunkan kadar kolesterol mencapai 870.1 mg/g ekstrak kering
serum, menghambat hipertensi, mutagenesis (Stoilova et al., 2007).
dan tumourigenesis in vitro maupun invivo Kayu manis merupakan flavouring
(Lin et al., 2008). Beberapa penelitian ingredient yang digunakan secara luas pada
memperlihatkan bahwa kapasitas antioksidan produk pangan. Anderson and Broadhurst
teh hijau memiliki korelasi yang lebih tinggi (2004), Murcia et al. (2004) melaporkan
dengan komponen fenolik dibanding vitamin bahwa kayu manis mempunyai beberapa
C, tokoferol atau beta karoten (Lee et al., manfaat bagi kesehatan, seperti aktivitas
2007). antimikrobia, pengendalian glucose
Teh hijau juga memberikan efek intolerance dan diabetes, penghambatan
saturasi yang membuat peminumnya seolah- proliferasi sel kanker. Tamaino et al. (2005)
olah kenyang, sehingga mengurangi asupan menyatakan bahwa minyak atsiri kayu manis
bahan pangan lainnya. Khasiat lainnya memiliki beberapa komponen fenolik seperti
adalah membunuh bakteri dan mendukung eugenol, cinamic aldehid dan beta
pertumbuhan flora saluran pencernaan yang caryophyllene yang berpotensi sebagai
menguntungkan. antioksidan. Ekstrak kayu manis
Selama ini teh hijau biasa dikonsumsi memperlihatkan kemampuan menurunkan
sebagai minuman obat dan minuman peroksidasi lipid dalam sistem beta karoten-
pelangsing. Oleh karena itu, teh hijau lebih asam linoleat, dan efek penghambatannya
sering dikonsumsi dalam bentuk seduhan setara dengan BHT pada konsentrasi 100
pahit untuk menghindari asupan kalori dari ppm. Ekstrak kayu manis juga
gula. Rasa pahit dari teh hijau inilah yang memperlihatkan kemampuan proteksi
sering menyebabkan konsumen enggan terhadap peroksidasi lipid dalam liposom
mengkonsumsinya. Dalam penelitian ini, yang diinduksi irradiasi dan memiliki
akan diformulasikan teh hijau manis dengan kemampuan mengquenching radikal hidroksi
penggunaan stevia sebagai pemanis dan dan hydrogen peroksida (Murcia et al.,
sebagai penambah cita rasa ditambahkan 2004).
herba yang meliputi jahe, kayu manis dan Ekstrak senyawa aroma cengkeh
cengkeh. terutama tersusun oleh senyawa fenolik
Ekstrak stevia dilaporkan seperti eugenol, eugenyl asetat dan benzyl
memperlihatkan beberapa manfaat bagi alcohol yang mampu menghambat
kesehatan manusia, seperti antihipertensi, pembentukan malonaldehid minyak hati ikan
antihiperglikemik, dan aktivitas anti-human cod karena kapasitas antioksidannya yang
rotavirus (Chan et al., 2000; Lee et al., 2001, sebanding dengan alfa tokoferol (Lee and
Jeppesen et al., 2000; Das et al., 1992 dalam Shibamoto, 2001). Ilham et al. (2004)
Tadhani et al., 2007). Tadhani et al. (2007) melaporkan bahwa ekstrak clove (cengkeh)
meneliti tentang aktivitas antioksidan daun memiliki kapasitas antioksidan melalui
dan callus Stevia rebaudiana melaporkan beberapa mekanisme, yaitu mendonorkan
bahwa daun stevia kering mengandung hidrogen, mengchelat logam, dan efektif
komponen fenolik total sebesar 25.18 mg/g sebagai penangkap hidrogen peroksida,
daun (dalam berat kering), senyawa superoksida dan radikal bebas. Komponen
flavonoid 21.73 mg/g (dalam berat kering), yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
dan kapasitas antioksidan total (TAC) antioksidan ini adalah senyawa fenolik.
berkisar antara 9.66 - 38.24 mg eq untuk Penelitian ini bertujuan untuk
ekstrak dalam air and 11.03 - 36.40 mg eq menentukan formula teh herba manis yang
untuk ekstrak dalam metanol. disukai oleh konsumen dan selanjutnya
Winston (1997) melaporkan bahwa ditentukan kadar antioksidan dan kalorinya.
jahe mengandung komponen fenolik yang Teh herba manis dibuat dalam bentuk teh

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 79


celup (siap saji) untuk memudahkan dalam  Variasi komposisi herba:
penggunaannya. Antioksidan dalam teh herba P1 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:0:0
manis ditentukan berdasarkan kadar total P2 = jahe : kayu manis : cengkeh = 0:1: 0
fenol dalam bahan, hal ini dikarenakan P3 = jahe : kayu manis : cengkeh = 0:0:1
senyawa antioksidan dalam teh hijau, kayu P4 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:1:0
manis, cengkeh maupun stevia merupakan P5 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:0:1
senyawa fenolik. Kadar kalori teh ditentukan P6 = jahe : kayu manis : cengkeh = 0:1:1
dengan bomb kalorimeter. P7 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:1:1
P8 = jahe : kayu manis : cengkeh = 2:1:1
BAHAN DAN METODE P9 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:2:1
P10 = jahe : kayu manis : cengkeh = 1:1:2
Bahan Pemilihan formula didasarkan pada kesukaan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini konsumen terhadap warna, aroma, rasa dan
meliputi teh hijau kering kualitas jikeng kenampakan keseluruhan yang dianalisis
diperoleh dari Perkebunan Teh Kemuning, menggunakan Uji Hedonik dengan teknik
daun stevia segar yang diperoleh dari petani skoring menggunakan 20 panelis. Dipilih
di Tawangmangu, kantong polistiren dan tali lima formula terbaik untuk ditentukan kalori
yang dibeli dari toko Tekun Jaya di dan antioksidannya.
Yogyakarta, jahe, kayu manis dan cengkeh
Analisis antioksidan dengan penentuan
diperoleh dari pasar Gedhe Surakarta,
total fenol (Senter, dkk, 1989 modifikasi
aquadest, kertas saring, filler dan reagen
dengan metode plumer, 1971).
kimia: follin-ciocalteu, NaOH, Na2CO3,
larutan standar fenol murni diperoleh dari Analisis dilakukan dalam 3 ulangan. Analisis
Lab Kimia Biokimia Fakultas Teknologi total fenol dilakukan dengan ekstraksi
Pertanian UGM. senyawa fenol sampel teh herba terpilih (lima
formula terbaik) dengan perebusan. Ekstrak
Metode yang diperoleh diambil 1 ml selanjutnya
Persiapan sampel ditambah dengan 5 ml lart 2% Na2CO3 dalam
NaOH 0.5N, diinkbasi suhu kamar selama 10
Daun stevia disortasi untuk memisahkan
menit, direaksikan dengan 0.5 ml lart folin-
bagian tangkai dan bagian yang busuk serta
ciocalteu (1:2), divortek, diinkubasi suhu
membuang rumput yang terikut. Setelah
kamar selama 30 menit dan ditera
dicuci, daun stevia dikeringkan
absorbansinya pada panjang gelombang 750
menggunakan pengering matahari sampai
nm. Total fenol ditentukan berdasarkan kurva
dengan daun bisa dipatahkan. Teh hijau
standar larutan fenol murni. Total fenol
kering dan daun stevia kering masing-masing
dinyatakan dalam mg/saji (mg/kantong teh
dihancurkan sampai lolos ayakan 8 mesh.
celup)
Rimpang jahe dipotong-potong, dikeringkan
sampai kadar air 8-10%, digiling dan diayak Analisis kalori dengan bomb kalorimeter
hingga lolos ayakan 30 mesh. Cengkeh dan Analisis kalori dilakukan dengan ekstraksi
kayu manis masing-masing digiling dan teh celup menggunakan air mendidih selama
diayak hingga lolos ayakan 30 mesh. 3 menit, ekstrak yang diperoleh dievaporasi
Formulasi teh herba manis (teh hijau- hingga diperoleh pasta kental. Selanjutnya
stevia-herba): ditambahkan filler dan dikeringkan dengan
 Variasi proporsi teh hijau: stevia : oven pengering. Terakhir diuji dengan bomb
kalorimeter. Sebagai kontrol digunakan filler.
S1= 25: 75 ; S2= 30: 70;
Hasilnya dinyatakan dalam kal/saji
S3 = 35: 65; S4 = 40: 60
(kal/seduhan dari 1 kantong teh celup).
 Variasi proporsi herba:
H1 = Herba 5%; Analisis data
H2 = Herba 10%; Data dianalisis menggunakan ANOVA dan
H3 = Herba 15% untuk menguji perbedaan antar perlakuan
dilakukan uji DMRT

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 80


HASIL DAN PEMBAHASAN pengendalian glucose intolerance dan
diabetes, penghambatan proliferasi sel
Formulasi Teh Herba Manis Rendah kanker. Ilham et al. (2004) melaporkan
Kalori bahwa ekstrak clove (cengkeh) memiliki
kapasitas antioksidan melalui beberapa
Selama ini teh hijau biasa dikonsumsi
mekanisme, yaitu mendonorkan hidrogen,
sebagai minuman obat dan minuman
mengchelat logam, dan efektif sebagai
pelangsing. Oleh karena itu, teh hijau lebih
penangkap hidrogen peroksida, superoksida
sering dikonsumsi dalam bentuk seduhan
dan radikal bebas.
pahit untuk menghindari asupan kalori dari
Formulasi teh herba manis pada
gula. Rasa pahit dari teh hijau inilah yang
penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap.
sering menyebabkan konsumen enggan
Tahap pertama adalah penentuan proporsi
mengkonsumsinya. Dalam penelitian ini teh
stevia terhadap teh hijau, terdiri dari 4 taraf
hijau diformulasi menjadi teh herba manis
yaitu teh hijau: stevia = (75:25 = S1), (70:30
dengan penggunaan stevia sebagai pemanis
=S2), (65: 35 = S3) dan (60:40 = S4).
dan sebagai penambah cita rasa ditambahkan
Campuran teh hijau (+) stevia ini selanjutnya
herba yang meliputi jahe, kayu manis dan
dimasukkan dalam kantong polistiren @ 2
cengkeh.
gram. Keempat formula (S1, S2, S3 dan S4)
Pemilihan stevia sebagai pemanis
ini selanjutnya diseduh dengan teknik
didasarkan pada beberapa alasan, antara lain:
penyeduhan sebagai berikut: satu kantong teh
stevia sebagai pemanis dinyatakan aman dan
celup diseduh dengan penambahan 200 ml
tanpa kalori, stevia mengandung senyawa
air panas (suhu 900C) selama 2 menit,
stesviosida yang memiliki tingkat kemanisan
kantung teh celup diangkat, diaduk dan
300 x sukrosa (Gates, 2000). Tadhani et al.
disajikan kepada 25 panelis untuk dilakukan
(2007) yang meneliti tentang aktivitas
uji hedonik dengan teknik scoring terhadap
antioksidan daun dan callus Stevia
warna, rasa, aroma dan kenampakan seduhan
rebaudiana melaporkan bahwa daun stevia
dengan skor 1-5, 1: Amat sangat suka, 2:
kering mengandung komponen fenolik total
sangat suka, 3: suka, 4: agak suka dan 5:
sebesar 25.18 mg/g daun (dalam berat
tidak suka. Hasil uji sensoris ini selanjutnya
kering), senyawa flavonoid 21.73 mg/g
dianalisis secara statistik menggunakan
(dalam berat kering), dan kapasitas
ANOVA dilanjutkan DMRT.
antioksidan total (TAC) ekstrak air berkisar
Berdasarkan analisis statistik hasil uji
antara 9.66 - 38.24 mg eq. Selain itu, ekstrak
sensoris terhadap warna, rasa, aroma dan
stevia dilaporkan memperlihatkan beberapa
kenampakan yang telah dilakukan (Tabel 1)
manfaat bagi kesehatan manusia, seperti
diketahui bahwa tingkat kesukaan terhadap
antihipertensi, antihiperglikemik, dan
aroma, kenampakan dan rasa teh dengan
aktivitas anti-human rotavirus (Chan et al.,
berbagai proporsi stevia tidak beda nyata,
2000; Lee et al., 2001, Jeppesen et al., 2000;
tetapi berbeda nyata ditinjau dari kesukaan
Das et al., 1992 dalam Tadhani et al., 2007).
terhadap warna. Tingkat kesukaan terhadap
Jahe, kayu manis dan cengkeh
warna teh formula stevia 30% paling rendah
digunakan sebagai herba pada pembuatan teh
dibanding yang lain. Berdasarkan tingkat
herba manis ini karena ketiga jenis herba
kesukaan terhadap warna inilah dipilih
tersebut secara kultural biasa digunakan
proporsi stevia 35% untuk tahap formulasi
sebagai penambah cita rasa minuman.
selanjutnya.
Pertimbangan lain karena baik jahe, cengkeh
Tahap kedua, formulasi untuk
maupun kayu manis diketahui memiliki
penentuan proporsi herba yang ditambahkan.
kapasitas antioksidan terkait dengan
Formula dengan proporsi teh hijau : stevia
komponen fenoliknya (Winston, 1997;
(65:35) atau stevia 35% (S3) ini selanjutnya
Tamaino et al.. 2005; Lee and Shibamoto,
ditambah dengan herba dengan proporsi
2001). Anderson and Broadhurst (2004),
H1=5%, H2=10% dan H3=15% terhadap S3.
Murcia et al. (2004) melaporkan bahwa kayu
Formulasi pada tahapan ini dihasilkan 9
manis mempunyai beberapa manfaat bagi
formula, yang selanjutnya dikemas dalam
kesehatan, seperti aktivitas antimikrobia,

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 81


Tabel 1. Tingkat Kesukaan Teh pada Berbagai Proporsi Stevia
Skor Tingkat Kesukaan *)
Formula Teh
Kenampakan
(Teh hijau : stevia) Warna Aroma Rasa
keseluruhan
b a a
75 : 25 (stevia 20%) 3.20 ± 0.616 3.45 ± 0.510 4.00 ± 0.510 3.50 ± 0.827a
70 : 30 (stevia 30%) 3.65 ± 0.587c 3.20 ± 0.410a 3.95 ± 0.510a 3.70 ± 0.470a
65 : 35 (stevia 35%) 2.65 ± 0.587a 3.25 ± 0.786a 3.35 ± 1.182a 3.15 ± 0.988a
60 : 40 (stevia 40%) 2.90 ± 0.718ab 3.50 ± 0.607a 4.80 ± 0.510a 3.40 ± 0.883a
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada α=0.05
*)Skor 1: Amat sangat suka, 2: sangat suka, 3: suka, 4: agak suka dan 5: tidak suka

Tabel 2. Tingkat Kesukaan Teh Herba pada Berbagai Proporsi Herba


Formula Teh Skor Tingkat Kesukaan *)
Herba dengan
proporsi Kenampakan
Warna Aroma Rasa
teh: stevia (65:35) keseluruhan

Jahe 5% 3.10 ± 0.641b 3.45 ± 0.605ab 3.60 ± 0.821a 3.30 ± 0.865ab


Jahe 10% 3.55 ± 0.887bc 3.25 ± 0.550ab 3.50 ± 0.761a 3.35 ± 0.813ab
Jahe 15% 4.05 ± 0.686d 3.25 ± 0.851 ab 3.45 ± 0.826 a 3.75 ± 0.716bc
Kayu manis 5% 3.05 ± 0.605b 3.65 ± 0.851 b 4.25 ± 0.716b 3.95 ± 0.605c
Kayu manis 10% 3.30 ± 0.733bc 3.65 ± 0.745ab 3.90 ± 1.071ab 3.80 ± 0.834bc
Kayu manis 15% 3.70 ± 0.865cd 3.75 ± 0.851b 4.00 ± 0.858ab 3.90 ± 0.788c
Cengkeh 5% 3.35 ± 0.875bc 3.70 ± 0.675ab 3.65 ± 0.671ab 3.75 ± 0.550bc
Cengkeh 10% 3.10 ± 0.852b 3.50 ± 0.761ab 4.00 ± 0.973ab 3.70 ± 0.733bc
Cengkeh 15% 2.25 ± 0.550a 3.20 ± 0.768a 3.45± 1.146 a 3.00 ± 0.858a
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada α=0.05
*)Skor 1: Amat sangat suka, 2: sangat suka, 3: suka, 4: agak suka dan 5: tidak suka

kantong polistiren, diseduh dan disajikan Berdasarkan hasil tersebut, dipilih formula
pada 20 panelis yang sama dengan tahap 1 dengan proporsi herba 15% (=H3) untuk
dengan teknik seperti pada tahap1. Hasil uji tahapan formulsi selanjutnya (tahap 3).
sensoris seperti terlihat pada Tabel 2. Pertimbangan lain pemilihan proporsi herba
Data dalam Tabel 2 Berdasarkan hasil 15% adalah bahwa semakin besar proporsi
analisis statistik yang dilakukan (data tidak herba maka kapasitas antioksidan teh hasil
ditunjukkan) dapat dilihat bahwa proporsi formulasi juga semakin tinggi, mengingat
herba berpengaruh terhadap kesukaan panelis salah satu peranan herba disini selain sebagai
terhadap warna, aroma, rasa maupun pemberi citarasa juga untuk pengkayaan
kenampakan. Berdasarkan warnanya formula antioksidan.
cengkeh 15% (S3C3) paling disukai Formulasi tahap terakhir (tahap 3)
dibanding formula yang lain. Ditinjau dari bertujuan untuk menentukan perbandingan
rasanya, yang paling tidak disukai adalah jahe: kayu manis: cengkeh dalam herba
proporsi herba kayu manis 5% terhadap terpilih (S3H3 : proporsi herba 15% terhadap
campuran teh hijau-stevia, formula yang lain teh hijau-stevia). Terdapat 10 macam
memiliki tingkat kesukaan yang tidak beda perbandingan yaitu: P1 – P10 ( lihat dalam
nyata. Sedangkan dilihat dari kenampakan metode). Hasil analisis statistik terhadap
keseluruhan formula cengkeh 15% (S3C3) kesukaan warna, rasa, aroma maupun
memiliki tingkat kesukaan yang sama dengan kenampakan secara keseluruhan teh hasil
Jahe 5% (S3J1) dan Jahe 10% (S3J2) tetapi formulasi (data tidak ditunjukkan),
lebih tinggi dibanding formula yang lain. memperlihatkan bahwa perbandingan jahe:

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 82


Tabel 3. Kadar Total Fenol Teh Herba Manis Formula Terpilih
Formula teh hijau-stevia-herba dengan Kadar total fenol (mg/saji)
variasi komposisi herba*) 1 sajian = 1 kantong teh celup = 2 gr
jahe:kayumanis:cengkeh (1:1:0) 157.73a
jahe:kayumanis:cengkeh (1:1:2) 158.27a
jahe:kayumanis:cengkeh (1:2:1) 160.87b
jahe:kayumanis:cengkeh (2:1:1) 161.40b
jahe:kayumanis:cengkeh (1:0:1) 162.67c
Angka yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada α=0.05
*)
proporsi teh hijau: stevia (65:35), dan herba 15% terhadap campuran teh hijau-stevia

Tabel 4. Kalori Teh Herba Hasil Formulasi


Formula teh hijau-stevia-herba Kalori (kal/saji)
dengan variasi komposisi herba*) 1 sajian = 1 kantong teh celup = 2 gr
Jahe:kayumanis:cengkeh(1:0:1) 29.96a
Jahe:kayumanis:cengkeh(2:1:1) 70.85 b
Jahe:kayumanis:cengkeh(1:1:0) 92.11c
Jahe:kayumanis:cengkeh(1:1:2) 111.16d
Angka yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada α=0.05
*)
proporsi teh hijau: stevia (65:35), dan herba 15% terhadap campuran teh hijau-stevia

kayu manis: cengkeh berpengaruh terhadap Tamaino, et al. (2005) menyatakan bahwa
kesukaan panelis terhadap warna dan rasa minyak atsiri kayu manis memiliki beberapa
seduhan teh. Selanjutnya dipilih lima formula komponen fenolik seperti eugenol, cinamic
terbaik, yaitu S3H3P4 (1:1:0), S3H3P5 aldehid dan beta caryophyllene yang
(1:0:1), S3H3P8 (2:1:1), S3H3P9 ( 1:2:1) dan berpotensi sebagai antioksidan. Winson
S3H3P10 (1:1:2). Kelima formula ini (1997) melaporkan bahwa jahe mengandung
selanjutnya dilakukan pengujian kadar total komponen fenolik yang dikenal sebagai
fenol dan kalori. gingerol dan diarilhaptanoid yang
mempunyai kapasitas antioksidan lebih besar
Kadar Antioksidan Teh Herba Manis dibanding vitamin E (alfa tokoferol).
Formula Terpilih Berdasarkan analisis statistik yang
dilakukan diketahui bahwa komposisi herba
Kadar antioksidan teh herba manis
berpengaruh terhadap kadar total fenol teh
lima formula terpilih ditentukan dengan
herba hasil formulasi. Kadar total fenol
pengukuran kadar total fenolnya. Pendekatan
ini dilakukan karena senyawa antioksidan kelima formula terpilih dapat dilihat pada
tabel 4.
dalam teh hijau, jehe, cengkeh, kayu manis
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
maupun stevia merupakan senyawa fenolik,
bahwa kadar total fenol tertinggi adalah pada
sehingga dengan pengukuran kadar total
formula dengan komposisi herba jahe: kayu
fenol diharapkan akan mewakili kadar
manis: cengkeh (1:0:1). Adapun urutan kadar
antioksidan total dalam teh herba hasil
total fenol dari yang paling tinggi adalah
formulasi. Beberapa penelitian
sebagai berikut: komposisi herba jahe: kayu
memperlihatkan bahwa kapasitas antioksidan
manis: cengkeh (1:0:1) > (2:1:1) = (1:2:1) >
teh hijau memiliki korelasi yang lebih tinggi
(1:1:2) = (1:1:0). Hal ini mengindikasikan
dengan komponen fenolik dibanding vitamin
bahwa masing-masing herba (jahe, kayu
C, tokoferol atau beta karoten (Lee et al.,
manis dan cengkeh) memiliki kontribusi
2007). Tadhani et al. (2007) meneliti tentang
yang berbeda-beda terhadap total fenol teh
aktivitas antioksidan daun dan callus Stevia
herba hasil formulasi dan kemungkinan
rebaudiana melaporkan bahwa daun stevia
terjadi interaksi antar komponen fenolik dari
kering mengandung komponen fenolik total
herba yang berbeda yang berakibat pada
sebesar 25.18 mg/g daun (dalam berat
peningkatan ataupun penurunan total fenol
kering), senyawa flavonoid 21.73 mg/g
yang terukur dengan metode yang digunakan
(dalam berat kering), dan kapasitas
dalam penelitian. Sebagai contoh, komponen
antioksidan total (TAC) berkisar antara 9.66 -
fenolik formula dengan herba jahe dan
38.24 mg equivalent untuk ekstrak dalam air.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 83


cengkeh menunjukkan hasil pengukuran total Kalori teh herba manis tertinggi pada
fenol yang tertinggi sedang jahe dan kayu formula dengan komposisi herba jahe: kayu
manis total fenolnya terendah, akan tetapi teh manis: cengkeh (1:2:1) dan terendah pada
dengan herba jahe: kayu manis: cengkeh (1:0:1), urutannya dari yang paling tinggi
(1:1:2) memiliki total fenol yang lebih adalah sebagai berikut (1:2:1) > (1:1:2) >
rendah dibanding (1:2:1). (1:1:0) > (2:1:1) > (1:0:1). Hal ini
mengindikasikan bahwa jahe kurang
memberikan kontribusi terhadap perbedaan
Kalori Teh Herba Manis Formula Terpilih
kalori seduhan teh. Ini kemungkinan karena
Kalori teh herba formula terpilih suhu dan waktu penyeduhan sama sehingga
ditentukan dengan bomb kalorimetri. jumlah pati jahe yang mungkin ikut
Penguhian kalori dengan bomb kalorimeter terekstrak juga tidak berbeda. Kayu manis
ini khusus untuk sampel dalam bentuk padat, dan cengkeh lebih memberikan kontribusi
untuk itu maka seduhan teh formula terpilih terhadap perbedaan kalori seduhan teh. Kayu
dievaporasi selanjutnya ditambahkan filler manis memberikan kontribusi yang lebih
dan dikeringkan hingga diperoleh massa tinggi terhadap kalori seduhan teh dibanding
padat dan kering. cengkeh, hal ini terlihat pada formula dengan
Hasil analisis statistik (data tidak perbandingan jahe: kayu manis: cengkeh
ditunjukkan) menunjukkan bahwa masing- (1:2:1) > (1:1:2) dan kalori seduhan teh
masing formula memiliki kalori yang dengan formula tanpa kayu manis (1:0:1)
berbeda nyata, hasil selengkapnya pada jauh lebih kecil dibanding formula tanpa
Tabel 3.5. cengkeh (1:1:0).
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa semua
teh herba manis hasil formulasi memiliki
kalori yang sangat rendah jika dibandingkan KESIMPULAN DAN SARAN
dengan segelas teh manis dengan gula
sukrosa sebagai pemanisnya. Jika untuk Kesimpulan
membuat satu gelas teh manis ditambahkan Formula teh herba manis yang diterima oleh
gula sebanyak 1 sendok makan ( 15 g) maka konsumen adalah dengan proporsi teh hijau :
kalori dari gula saja mencapai 15g x 4200 stevia (65:35) yaitu formula S3 dan proporsi
kal/g = 6300 kal. herba 15% terhadap S3, dengan penggunaan
Kalori dalam seduhan teh herba herba lebih dari satu macam. Lima formula
manis ini kemungkinan berasal dari stevia, yang terpilih didasarkan pada kesukaan
maupun herba. Menurut Komissarenko et al. konsumen adalah teh herba manis dengan
(1994) ekstrak kering daun stevia komposisi herba jahe: kayu manis: cengkeh
mengandung flavonoid, alkaloid, klorofil dan (1:1:0), (1:0:1), (2:1:1), (1:2:1) dan (1:1:2).
xanthofil larut air, asam hidrosinamat ( Kelima formula ini menunjukkan kadar
kafeat, klorogenat, dll), oligosakarida netral antioksidan dan kalori yang berbeda secara
yang bersifat larut air, gula, asam amino, signifikan. Teh herba manis formula terpilih
lemak, minyak essensial dan trace elemant. memperlihatkan kadar antioksidan yang
Kayu manis bersifat hangat, pedas, wangi, cukup tinggi yaitu berkisar antara 157 – 163
dan sedikit manis (Anonim, 2004). Rasa mg fenol/ sajian. Kalori teh herba manis
manis pada kayu manis ini kemungkinan formula terpilih sangat rendah, yaitu berkisar
berasal dari kandungan gula didalamnya. antara 30 -111 kal/ saji.
Jahe memiliki karbohidrat yang cukup tinggi,
yaitu mencapai 20 – 60% (Nugroho et al.,
Saran
1992 dan Kartasapoetra, 1996). Karbohidrat
dalam bentuk pati kemungkinan ikut 1. Teh herba manis (teh hijau-stevia-herba)
terekstrak pada waktu penyeduhan sedingga ini cukup prospektif untuk dikembangkan
memberikan kontribusi pada kalori seduhan sebagai minuman fungsional berbasis
teh yang dihasilkan. bahan lokal, untuk itu perlu dilakukan
pengkajian scale up skala industri dan
analisis ekonomi terhadap kemungkinan
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 84
pengembangannya sebagai suatu unit Different Phenolics Fraction Separated
usaha. from an Italian Red Wine. Jurnal
2. Perlu dilakukan pengujian secara in vivo Agriculture Food Chemistry, Vol 46: 361
dengan menggunakan hewan coba atau – 367
relawan manusia untuk mengkaji Gordon, M. H. 1990. Mechanism of
fungsionalitas teh herba manis ini. Antioxidant Action in Vitro dalam Food
Antioxidant. Elsevier Applied Science,
London : 1 – 18
DAFTAR PUSTAKA Green, C. L., Robbins, S. R. J., Purseglove, J.
W., and Brown, E. G. 1988. Spices Vol II.
Anderson, R. A., and Broadhurst, C. L. 2004. Longman Scientific and Technical, New
Isolation and characterization of York
polyphenol type-A polymers from Grzanna, R., Lindmark, L., Frondoza, C.G.
cinnamon with insulin-like biological 2005. Ginger – an herbal medicinal
activity. Journal of Agricultural and Food product with broad anti-inflammatory
Chemistry, 52, 65–70 actions. Journal of Medicinal Food, 8 :
Anonim, 2004. Melawan Penyakit dengan 125–132
Kayu manis. http://www.pikiran Ilhami, G., Gungor S. I., Beidemir, S.,
akyat.com/cetak/0104/04/1003.htm Mahfuz, E., Irfan, K. 2004. Comparison of
AOAC, 2003. Official Methods of Analysis antioxidant activity of clove (Eugenia
caryophylata Thunb) buds and lavender
of the Association of Official Analytical
(Lavandula stoe chas L.), Journal Food
Chemists, 14th ed. AOAC, Inc. Arlington,
Chemistry, 87: 393–400
Virginia
Kartasapoetra, G. 1996. Budidaya Tanaman
Astuti, M. 1995. Makanan Tradisional Berkhasiat Obat. PT. Rineka Cipta,
Tempe daan Potensinya Sebagai “Radical Jakarta
Scavenger” dalam Proses Penuaan. Widya Kinghorn, A. D., Wu, C.D., Soejarto, D. D.
Karya Nasional, Kantor Men. Pangan, 2001. Stevioside. In: O’Brien Nabors, L.
Jakarta (Ed.), Alternative Sweeteners, third ed.,
Azima, F. 2004. Kayu Manis Cegah revised and expanded. Dekker, New York,
Aterosklerosis dan Kanker. pp. 167–183
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/ Koyama, E., Sakai, N., Ohri, Y., Kitazawa,
30/cakrawala/ penelitian.htm. K., Izawa, O., Kakegawa, K., Fujino, A.,
Berk. 1996. The Biochemistry of Food. Ui, M., 2003. Absorption and metabolism
Elsevier Scientific Publishing Company, of glycosidic sweeteners of stevia mixture
Amsterdam and their aglycone, steviol, in rats and
Carey, A. W., Emily D. L. 2007. Some humans. Food and Chemical Toxicology
commonly fed herbs and other functional 41, 875–883
foods in equine nutrition: A review The Lan Su , Jun-Jie Yin , Denys Charles ,
Veterinary Journal xxx (2007) xxx–xxx Kequan Zhoua, Jeffrey Moore , Liangli
Carper, J. 1988. The Food Pharmacy. Simon (Lucy) Yu. 2007. Total phenolic contents,
& Schuster Ltd., Great Britain chelating capacities, and radical-
Dorota, M., Sabine, M., Ibrahim, E. 2004. scavenging properties of black
The effect of ascorbic acid on total peppercorn, nutmeg, rosehip, cinnamon
antioxidant activity of black and green and oregano leaf. Journal Food Chemistry,
teas. Journal Food Chemistry, 88: 447– 100: 990–997
451 Lee Kwang-Geun, Shibamoto, T. 2002.
Gates, D. 2000. "The Stevia Story: A tale of Antioxidant property of aroma extract
incredible sweetness & intrigue". isolated from clove buds [Syzygium
www.stevia.net aromaticum (L.) Merr. Et Perry]. Food
Ghiselli, A., Mirella, N., Baldidan, A., Chemistry, 74, 443–448
Scacini, C.. 1998. Antioxidant Activity of

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 85


Lee, Y. L., Huang, G. W., Liang, Z. C., and Pokorny J., N. Yanishlieva, M. Gordon.
Mau, J. L. (2007). Antioxidant properties 2001. Antioxidants in Food. CRC Press.
of three extracts from Pleurotus Washington, DC
citrinopileatus. LWT e Food Science and Rajesh, M., Nagarajan, A., Siddhuraju, P.,
Technology, 40, 823e833. Sellamuthu, M. 2008. The antioxidant
Lin Sheng-Dun, En-Hui Liu, Jeng-Leun activity and free radical scavenging
Mau. 2008. Effect of different brewing potential of two different solvent extracts
methods on antioxidant properties of of Camellia sinensis (L.) O. Kuntz, Ficus
steaming green tea. Journal Food Science bengalensis L. and Ficus racemosa L.
and Technology , 41: 1616 – 1623 Journal Food Chemistry, 107: 1000 –
Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran, Sumber 1007
Serat dan Antioksidan : Mencegah Stoilova, I., Krastanov, A., Stoyanova, A.,
Penyakit Degeneratif. Jurusan TPG IPB, Denev, P., Gargova, S. 2007. Antioxidant
Bogor activity of a ginger extract (Zingiber
Muhlisah, F. 1999. Temu-temuan dan officinale). Journal Food Chemistry, 102:
Empon-empon Budidaya dan Manfaatnya. 764–770
Kanisius, Yogyakarta Tadhani, M.B., Patel, V.H., Rema Subhash.
Murcia, M. A., Egea, I., Romojaro, F., 2007. In vitro antioxidant activities of
Parras, P., Jimenez, A. M., & Martinez- Stevia rebaudiana leaves and callus.
Tome, M. 2004. Antioxidant evaluation in Journal of Food Composition and
dessert spices compared with common Analysis, 20: 323–329
food additives. Influence of irradiation Tomaino, A., Cimino, F., Zimbalatti, V.,
procedure. Journal of Agricultural and Venuti V., Sulfaro, V., De Pasquale, A.,
Food Chemistry, 52, 1872–1881 Saija, A. 2005. Influence of heating on
Nirmala, K., Prasanna, K., Kalpagam, P. antioxidant activity and the chemical
2008. Alterations in antioxidant status of composition of some spice essential oils.
rats following intake of ginger through Journal Food Chemistry, 89 : 549–554
diet. Journal Food Chemistry 106: 991– Wijayakusumah, H. 1997. Tumbuhan
996 Berkhasiat Obat Indonesia: Rempah,
Nugroho, E. I., Whendrato, Suhartanto, Rimpang dan Umbi. Milenia Populer,
Mandyana, I. M. dan Kusumo. 1992. Jakarta
Tumbuh-tumbuhan Berkhasiat Obat. Eka Winston, J. C., 1997. Phytochemicals:
Offset, Semarang guardians of Our Health. J. Am. Diet
Paul A. Kilmartin, Chyong F. Hsu. 2003. Assoc., 97 (suppl 2): S199-S204
Characterisation of polyphenols in green, Yen, G. C. and Chen, H. Y. 1995.
oolong, and black teas, and in coffee, Antioxidant activity of various tea extracts
using cyclic voltammetry. Journal Food in relation to their antimutagenicity.
Chemistry, 82: 501–512 Journal of Agriculture and Food
Chemistry, 47, 23–32

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. II, No.2 Agustus 2009 86

Anda mungkin juga menyukai