Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME MATERI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LEGUM, SEREALIA DAN UMBI-UMBIAN

Disusun Oleh :

ILHAM KURNIAWAN PUTRANTA

H3116045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
A. DEFINISI UMBI JALAR

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah
tropis Amerika. Ubi jalar dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan
dengan suhu 270C dan lama penyinaran 11-12 jam perhari. Pada tahun 1960, ubi jalar
sudah tersebar ke hampir setiap daerah Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Namun sampai saat ini hanya Papua saja yang
memanfaatkan ubi jalar sebagai makanan pokok, walaupun belum menyamai padi dan
jagung.
Tanaman ubi jalar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan umbi
2. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, dan berbuku-buku
3. Tipe pertumbuhan tegak dan merambat atau menjalar
4. Panjang batang tipe tegak: 1 m – 2 m, sedangkan tipe merambat: 2 m- 3m
Kedudukan taksonomi tanaman ubi jalar adalah sebagai berikut:
 Kingdom : Plantae
 Divisio : Spermatophyta
 Subdivisio : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Convolvulus
 Familia : Convolvulacea
 Genus : Ipomoea
 Species : Ipomoea batatas L.
Berdasarkan warna ubi jalar dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Ubi jalar putih, yakni jenis ubi jalar yang dagingnya berwarna putih
2. Ubi jalar kuning, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna kuning,
kuning muda, atau kekuning-kuningan
3. Ubi jalar orange, yakni ubi jalar dengan warna daging berwarna orange
4. Ubi jalar ungu, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging berwarna ungu
hingga ungu muda.

B. KANDUNGAN ANTOSIANIN DIDALAM UMBI JALAR UNGU

Keberadaan senyawa antosianin sebagai sumber antioksidan alami di dalam ubi


jalar ungu cukup menarik untuk dikaji mengingat banyaknya manfaat dari kandungan
antosianin. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser.
Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai
penampakan dan citarasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis
tertentu bagi tubuh. Keberadaan senyawa antosianin pada ubi jalar ungu menjadikan
jenis bahan pangan ini sangat menarik untuk diolah menjadi makanan yang mempunyai
nilai fungsional.
Berdasarkan survey dengan subjek orang-orang Italia, didapatkan anthocyanins daily
intake berada pada kisaran 25 sampai 215 mg/orang, tergantung pada umur dan jenis
kelamin, dan konsumsi di atas batas ini cukup mempengaruhi efek farmakologi. Efek
samping konsumsi antosianin belum ditemukan karena belum adanya laporan
toksisitas atau intolerants antosianin. Regulasi penggunaannya sebagai food additive
diatur oleh Food and Drugs Administration di US dan Uni Eropa sebagai salah satu
pewarna dalam golongan Exempt from Certification Food Additive Color. Dengan
dimasukkannya antosianin dalam golongan tersebut, maka penggunaan antosianin
tidak mempunyai batas maksimum tertentu, selama masih dalam kondisi wajar.

C. SDG PADA UMBI JALAR

Pada tanaman umbi jalar terdapat beberapa bagian yang memberikan manfaat
sangat tinggi bagi kehidupan. Produk yang berbahan baku dari umbi jalar sendiri antara
lain: tepung yang terbuat dari umbi jalar, gethuk , pati , gaplek dan lain-lain. Hal itu
berkesinambungan dengan poin SDG yang berkaitan dengan poin kedua karna umbi
jalar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber karbohidrat selain nasi, dan
Penggunaan umbi jalar sebagai energi yang terbarukan memenuhi SDG poin ketujuh.

D. OLAHAN UMBI JALAR

1. TEPUNG UBIJALAR
Proses pembuatan tepung cukup sederhana dan dapat dilakukan dalam skala
rumah tangga, maupun industri kecil. Tepung dari umbi-umbian dapat dibuat dengan
dua cara : yang pertama umbi-umbian diiris tipis lalu dikering kemudian ditepungkan
dan yang kedua umbi diparut atau dibuat pasta lalu dikeringkan dan ditepungkan.
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengurangi kadar air suatu bahan, sehingga
diperoleh hasil akhir yang kering. Pengeringan ini bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan bahan pangan. Pengeringan adalah suatu proses pindah panas dan pindah
masa. Pindah panas berlangsung melalui suatu permukaan yang padat, di mana panas
dipindahkan ke dalam bahan melalui plat logam alat pemanas. Selanjutnya air dalam
bahan keluar dan menguap. Pada dasarnya penguapan air suatu bahan sangat bervariasi
sesuai dengan aliran panas. Pengeringan akan lebih efektif pada aliran udara yang
terkontrol. Ada dua cara pengeringan yang biasa digunakan pada bahan pangan yaitu
pengeringan dengan penjemuran dan pengeringan dengan alat pengering pada
umumnya proses pengeringan dilakukan dengan sinar matahari. Ada dua keuntungan
penjemuran di bawah sinar matahari, yaitu adanya daya pemutih karena sinar ultra
violet matahari dan mengurangi degradasi kimia yang dapat menurunkan mutu bahan.
Sedangkan kelemahannya dapat terkontaminasi bahan oleh debu yang dapat
mengurangi derajat keputihan tepung. Dalam proses pengeringan sering timbul
berbagai masalah seperti sulitnya pengontrolan suhu dan kelembaban udara, terjadinya
kontaminasi mikroba, serta ketergantungan pada kondisi cuaca setempat. Pengeringan
dengan alat pengering buatan akan memperoleh hasil seperti yang diharapkan asalkan
kondisi pengering dapat terkontrol dengan baik. Umumnya pengeringan dengan
menggunakan alat pengering berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan
penjemuran dan dapat lebih mempertahankan warna bahan yang dikeringkan. Jenis
bahan yang akan dikeringkan, mutu hasil akhir yang dikeringkan dan pertimbangan
ekonomi mempengaruhi pemilihan alat dan kondisi pengering yang akan digunakan
misalnya untuk jenis bahan padatan atau yang berbentuk lempeng maka alat yang
sesuai untuk mengeringkan bahan tersebut adalah pengering kabinet atau tray drier.
Sedangkan untuk bahan yang berbentuk pasta atau puree maka alat yang sesuai untuk
mengeringkannya adalah pengering drum. Pengering dengan sistem yang kontinyu
menggunakan spray drier, tunner drier, drum drier, dan rotery drier. Metode
pengeringan yang paling baik adalah metode yang tidak mahal dan dapat menghasilkan
kualitas, serta karakteristik produk yang diinginkan. Agar bahan pangan kering dapat
diterima konsumen, harganya harus dapat bersaing dengan berbagai jenis bahan
pangan awet yang baik, memiliki rasa, bau, dan penampakkan yang sebanding dengan
produk-produk segar atau produk-produk yang diolah dengan cara yang lain, dapat
direkonstitusi dengan mudah, masih memiliki nilai gizi yang tinggi dan harus memiliki
stabilitas penyimpanan yang baik.

2. PATI UBIJALAR

Selain tepung ubijalar, pati ubijalar juga dapat diolah dari ubijalar segar.
Berbeda dengan tepung ubijalar, pati ubijalar tidak mengandung serat sebagai
konsekuensi dari proses ekstraksi dan pengendapan. Di beberapa negara misalnya
Cina, Korea dan Jepang, penggunaan pati ubijalar telah berkambang dengan pesat;
sedangkan di Indonesia masih belum berkembang. Produk-produk pangan olahan yang
dapat dihasilkan dari pati ubijalar antara lain beberapa produk kue, soun, sebagai bahan
pengental produk makanan dll. Cara pembuatan pati ubijalar sebenarnya tidak terlalu
rumit dan dapat dijelaskan sebagai berikut. Ubijalar segar diparut, diekstrak,
diendapkan. Hasil endapan dikeringkan dan untuk menghasilkan pati yang halus maka
endapan pati digiling. Pembuatan pati ubijalar dilakukan dengan memarut ubijalar
tanpa dikupas dan dicuci. Dengan air yang mengalir, parutan ubijalar diperas melalui
saringan. Filtrat ditampung dan pemerasan diakhiri bila filtrat yang ke luar sudah jernih
dan larutan dibiarkan mengendap. Endapan dicuci dengan air dan air pencuci dibuang
sampai bersih. Endapan dikeringkan di atas tampi sampai kering sedangkan ampas
yang telah tersangkut di atas seringan tersebut disebut onggok. Pembuatan pati ubijalar
ini memerlukan jumlah air yang banyak sekali yaitu untuk mengolah 1 ton ubijalar
segar diperlukan air sebanyak 14.000 – 18.000 liter. Dengan teknologi yang lebih baik
jumlah air dapat dikurangi hingga menjadi 8.000 liter per ton ubijalar. Rendemen pati
ubijalar sekitar 15 sampai 25 persen dengan kadar air 18 persen. Pati ubijalar kemudian
dinilai berdasarkan derajat keputihannya. Biasanya dibandingkan dengan Barium
sulfat sebagai standar yaitu dengan nilai 100 sedang pati ubijalar no. 1 biasanya
mempunyai nilai sekitar 95 dan pati ubijalar no. 2 biasanya mempunyai nilai 90. Cara-
cara penilaian bahan tidaklah ketat sekali, malahan penilaian panca indera sering lebih
menentukan.

Kualitas pati ubijalar sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:


1. Warna tepung; pati ubijalar yang baik berwarna putih.
2. Kandungan air; tepung harus dijemur sampai kering benar sehingga kandungan
airnya rendah.
3. Banyak serat dan kotoran; usahakan agar banyaknya serat dan kotoran dalam
tepung dapat dikurangi. Untuk itu ubijalar yang digunakan harus yang umurnya
kurang dari 5 bulan karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya
masih banyak.
4. Tingkat kekentalan: usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi. Untuk itu hindari
penggunaan air yang berlebihan dalam proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ningrum, E.N. 1999. Kajian Teknologi Pembuatan Tepung Ubi jalar Instan Kaya
Pro- Vitamin A. Skripsi. Jurusan teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas
Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Onwuenne, I.C. 1978. The Tropical Tuber Crops, Yams, Cassava, Sweet Potato and
Cooyams. John Willey and chisester, New York.
Soenarjo, R. Potensi Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Gula Fruktosa. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Vargas, F.D., Jimenez, A.R. dan Lopez, O.P. (2000). Natural pigments: carotenoids,
anthocyanins, and betalains - characteristics, biosynthesis, processing, and
stability. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 40: 173–289.

Anda mungkin juga menyukai