Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK 9 SISTEM GINJAL & SALURAN KEMIH

Disusun oleh
Kelompok 10B
1. Annisa Sarah Salsabila Trizana (1961050006)
2. Grace Lumempouw (1961050022)
3. Christine Yunita Stefhanie Antaricia (1961050026)
4. Tromphin Sitorus (1961050038)
5. Lavenia Zabrina (1961050082)
6. Juan Alessandro Jeremis Maruli Nura Lele (1961050111)
7. Kezia Kerenhapukh Jodana Ririhena (1961050142)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
PRAKTIKUM I
RENAL SYSTEM PHYSIOLOGY :
“The Effect of Arteriole Radius on Glomerular Filtration Lab Report”

I.I. PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ ekskresi dan pengatur. Dengan menyaring air dan zat terlarut
dalam darah, ginjal mampu mengeluarkan kelebihan air, produk limbah, dan bahkan
benda asing dari tubuh. Namun, ginjal juga mengatur:
(1) Osmolaritas plasma (konsentrasi larutan yang dinyatakan sebagai mol zat terlarut
per liter pelarut)
(2) Volume plasma
(3) Keseimbangan asam-basa tubuh
(4) Keseimbangan elektrolit tubuh.
Semua aktivitas ini sangat penting untuk mempertahankan homeostasis di tubuh.
Ginjal berpasangan terletak di antara dinding perut posterior dan perut peritoneum.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Setiap ginjal manusia mengandung
kira-kira satu juta nefron, unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari sel ginjal dan
tubulus ginjal. Sel darah ginjal terdiri dari "bola" kapiler, yang disebut glomerulus, yang
tertutup oleh kapsul berisi cairan, disebut kapsula Bowman atau glomerulus kapsul.
Arteriol aferen memasok darah ke glomerulus. Saat darah mengalir melalui glomerulus
kapiler, filter plasma bebas protein ke dalam kapsul Bowman, sebuah proses yang
disebut filtrasi glomerulus. Arteriol eferen kemudian mengalirkan glomerulus dari sisa
darah. Filtrat mengalir dari kapsul Bowman ke awal tubulus ginjal, disebut tubulus
berbelit-belit proksimal, lalu ke loop Henle, loop jepit rambut berbentuk U, dan,
akhirnya, ke dalam tubulus berbelit-belit distal sebelum mengosongkan ke dalam saluran
pengumpul. Dari saluran pengumpul, filtrat mengalir ke, dan mengumpulkan, kelopak
kecil. Nefron melakukan tiga fungsi penting yang memproses darah menjadi filtrat dan
urin:
(1) glomerulus filtrasi
(2) reabsorpsi tubular
(3) sekresi tubular.
Filtrasi glomerulus adalah proses pasif dalam cairan mana yang melewati lumen
kapiler glomerulus ke dalam kapsula glomerulus ginjal pipa kecil. Reabsorpsi tubular
memindahkan sebagian besar filtrat kembali ke dalam darah, meninggalkan sebagian
besar air asin dan limbah di lumen tubulus. Beberapa zat terlarut yang diinginkan, atau
dibutuhkan, secara aktif diserap kembali, dan lainnya bergerak secara pasif dari lumen
tubulus ke dalam ruang interstisial. Sekresi tubular adalah pada dasarnya kebalikan dari
reabsorpsi tubulus dan merupakan proses dimana ginjal dapat membersihkan darah zat
tambahan yang tidak diinginkan, seperti kreatinin dan amonia. Larutan yang diserap
kembali dan air itu pindah ke ruang interstisial antara nefron perlu dikembalikan ke
darah, atau ginjal akan membengkak dengan cepat seperti balon. Kapiler peritubular
yang mengelilingi tubulus ginjal merebut kembali zat yang diserap kembali dan
mengembalikannya ke sirkulasi. Kapiler peritubular muncul dari eferen arteriol keluar
dari glomerulus dan bermuara di vena ginjal meninggalkan ginjal.
Gambar 1. ​Lokasi dan struktur nefron

I.II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk memahami istilah nefron, glomerulus, kapiler glomerulus, tubulus ginjal,
filtrat, Kapsula Bowman, sel ginjal, arteriol aferen, arteriol eferen, kapiler
glomerulus tekanan, dan laju filtrasi glomerulus.
2. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol aferen mempengaruhi
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.
3. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol eferen berdampak pada
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.

I.III. PEMBAHASAN
A. PRE-LAB QUIz
1. Ada kira-kira __________ nefron dalam ginjal manusia yang sehat.
a. 1x10​2
b. 1x10​3
c. 1x10​6
d. 1x10​9
Nefron merupakan salah satu bagian penting dari ginjal yang bertugas menyaring
darah, kemudian mengambil nutrisinya dan membuang zat sisa hasil
metabolismenya.Ada sekitar 1 juta nefron pada masing-masing ginjal. Setiap
nefron terdiri dari sebuah struktur yang berisi korpus renalis (badan malpigi) dan
tubulus renalis.

2. Manakah dari berikut ini yang mencantumkan struktur anatomi dalam urutan
yang benar saat ditemui oleh darah dan cairan yang disaring selama proses
filtrasi?
a. Arteriola efferent, kapiler glomerulus, arteriola afferent
b. Arteriola afferent, kapiler glomerulus, arteriola efferent
c. Arteriola afferent, kapsul bowman, arteriola efferent
d. Arteriola afferent, kapiler glomerulus, kapsul bowman
Proses pembentukan urine yang pertama terjadi adalah filtrasi, yaitu penyaringan
darah yang mengalir melalui arteri aferen menuju kapiler glomerulus yang
dibungkus kapsula bowman untuk menjadi filtrat glomerulus yang berisi zat-zat
ekskresi. Kapiler glomerulus tersusun atas sel endotel, membrana basalis dan sel
epitel. Kapiler glomerulus berdinding porous (berlubang- lubang), yang
memungkinkan terjadinya filtrasi cairan dalam jumlah besar (± 180 L/hari).
Molekul yang berukuran kecil (air, elektrolit, dan sisa metabolisme tubuh, di
antaranya kreatinin dan ureum) akan difiltrasi dari darah, sedangkan molekul
berukuran lebih besar (protein dan sel darah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh
karena itu, komposisi cairan filtrat yang berada di kapsul Bowman, mirip dengan
yang ada di dalam plasma, hanya saja cairan ini tidak mengandung protein dan
sel darah.

3. Kapsula Bowman terhubung ke awal


a. Lengkung henle
b. Tubulus kontortus proksimal
c. Tubulus kontortus distal
d. Duktus kolektivus
Kapsula Bowman membungkus ruang yang disebut “ruang ​Bowman​,” yang
mewakili ​awal​ ruang kemih dan berdekatan dengan tubulus proksimal.

4. Unit fungsional ginjal adalah


a. Glomerulus
b. Korpus renalis
c. Nefron
d. Tubulus renalis
Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal.

5. Selama proses reabsorpsi ginjal, cairan dan zat terlarut berpindah dari
a. Tubulus renalis ke duktus kolektivus
b. Tubulus renalis ke kapiler peritubular
c. Kapiler peritubular ke kapsula bowman
d. Tubular ginjal ke kapiler glomerulus
Reabsorpsi adalah penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi tersebut (filtrat) yang
masih dibutuhkan oleh tubuh dari tubulus renalis ke kapiler peritubuler.
B. PREDICTION QUESTION
1. What will happen to the glomerular capillary pressure and filtration rate if
you decrease the radius of the afferent arteriole?
Answer: ​b. Both pressure and filtration rate will decrease.

2. What will happen to the glomerular capillary pressure and filtration rate if
you increase the radius of the afferent arteriole?
Answer: ​a. Both pressure and filtration rate will increase.

3. What will happen to the glomerular capillary pressure and filtration rate if
you decrease the radius of the efferent arteriole?
Answer: ​b. Both pressure and filtration rate will decrease.

Penjelasan:
Filtrasi glomerulus terjadi karena gradien tekanan di glomerulus. Volume darah
yang meningkat dan tekanan darah yang meningkat akan meningkatkan GFR.
Penyempitan arteriol aferen yang masuk ke glomerulus dan dilatasi arteriol eferen
yang keluar dari glomerulus akan menurunkan GFR.

C. STOP & THINK QUESTION


1. Caffeine consumption leads to increased urine formation. From the results
in this experiment thus far, you might propose that
Answer: ​d. caffeine dilates the afferent arteriole.
Konsumsi kafein terkenal memiliki efek diuretik. Kafein meningkatkan laju
filtrasi glomerulus dengan melawan vasokonstriksi arteriol aferen ginjal yang
dimediasi oleh adenosin melalui AR tipe 1 selama umpan balik tubuloglomerular.

2. When you are in the desert and dehydrating, which of the following arteriole
combinations would benefit you the most?
Answer: ​c. afferent constriction and efferent dilation
D. POST-LAB QUIZ
1. If you increase the afferent arteriole radius and keep all other variables
constant, the glomerular filtration rate would
Answer: ​a. increase.
Filtrasi glomerulus, bagian penting dari fungsi ginjal, membantu menghilangkan
bahan limbah dan dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Laju
filtrasi, atau laju filtrasi glomerulus (GFR), ditentukan oleh persamaan:
GFR = Kf × tekanan filtrasi bersih,
di mana Kf adalah koefisien filtrasi. Kf berbanding lurus dengan luas permukaan
membran filter dan konduktivitas hidrauliknya. Tekanan filtrasi bersih ditentukan
oleh keseimbangan gaya Starling (tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik di
dalam kapiler glomerulus dan kapsula Bowman). Tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus dipengaruhi oleh resistensi arteriol aferen dan eferen serta tekanan
arteri ginjal. Peningkatan diameter arteriol aferen (penurunan resistensi)
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan
peningkatan GFR.

2. If you decrease the efferent arteriole radius and keep all other variables
constant, the volume of urine flowing into the urinary bladder would
Answer: ​a. increase.
Penurunan diameter arteriol eferen (peningkatan resistensi) menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan peningkatan GFR.
Karena ada peningkatan GFR, maka volume urin yang mengalir ke kandung
kemih juga mengalami peningkatan.

3. If you increase the efferent arteriole radius and keep all other variables
constant, the glomerular filtration rate would
Answer: ​b. decrease.
Peningkatan diameter arteriol eferen (penurunan resistensi) menyebabkan
penurunan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan penurunan GFR.

4. If you decrease the afferent arteriole radius and keep all other variables
constant, the volume of urine flowing into the urinary bladder would
Answer: ​b. decrease.
Penurunan diameter arteriol aferen (peningkatan resistensi) menyebabkan
penurunan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan penurunan GFR. Karena
ada penurunan GFR, maka volume urin yang mengalir ke kandung kemih juga
mengalami penurunan.
E. REVIEW SHEET
1. What are two primary functions of the kidney?
Answer: ​The kidneys two major functions are to excrete and regulate. pH and BP
is influenced by kidney also
Ginjal di dalam tubuh berfungsi untuk mengekskresikan produk akhir
metabolisme tubuh (sisa metabolisme dan obat-obatan), mengontrol sekresi
hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah cairan tubuh,
mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, mempertahankan pH plasma
sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3
(Price 2006). Individu dengan fungsi ginjal normal akan menghasilkan ion
hidrogen yang cukup untuk mengambil kembali semua bikarbonat yang telah
disaring dan mengeluarkan 1 meq/kg per hari ion hidrogen yang dihasilkan dari
metabolisme protein makanan. Sebagai akibatnya, ginjal mempertahankan PH
konstan cairan tubuh melalui buffering ion hidrogen oleh protein, hemoglobin,
fosfat, dan bikarbonat (Hudson, 2008). Namun ginjal yang rusak tidak
mengeliminasi 1 meq/kg per hari buangan asam yang dihasilkan dari
metabolisme protein. Terjadinya asidosis metabolik terutama disebabkan oleh
masa ginjal (Sjamsiah, 2005).

2. What are the components of the renal corpuscle?


Answer: ​bowman's capsule and glomerulus are the components
Korpuskula ginjal berdiameter ± 200-250 µm dan terdiri dari glomerulus,
dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman.
Terdapat ruang Bowman (ruang urinarius) yang menampung cairan yang disaring
melalui dinding kapiler dan lapisan visceral. Glomerulus berhubungan dengan
kapsula Bowman di bagian dalam melalui lapisan visceral yang tersusun oleh
modifikasi sel-sel epitel yang disebut podosit. Dinding luar yang mengelilingi
ruang Bowman tersusun atas sel-sel epitel squamous simpleks yang membentuk
lapisan parietal (Gartner & Hiatt, 2007)

3. Starting with the renal corpuscle, list the components of the renal tubule as
they are encountered by filtrate.
Answer: ​first the proximal convoluted tubule, second the loop of Henle and third
the distal convoluted tubule.
Tubulus proksimal (tubulus kontortus proksimal) adalah saluran berliku-liku yang
berada setelah glomerulus. Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15
nm dan sangat berliku. Permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat
sel-sel epitelium kuboid yang kaya akan mikrovili (brush border) dan
memperluas area permukaan lumen fungsi tubulus kontortus proksimal adalah
untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) zat-zat yang masih dibutuhkan
oleh tubuh seperti asam amino (NKUDIC, 2010).
Lengkung Henle adalah saluran berbentuk U yang merupakan perpanjangan dari
tubulus kontortus proksimal. Lengkung Henle terdiri dari bagian menurun dan
bagian naik. Bermula dari bagian korteks, lengkung Henle menerima filtrat dari
tubulus kontortus proksimal, kemudian menurun hingga ke medulla lewat bagian
menurun, kemudian kembali ke korteks melalui bagian naik untuk selanjutnya
dibawa ke tubulus kontortus distal. Fungsi utama lengkung Henle adalah untuk
mengendapkan garam di interstitium, jaringan yang mengelilingi lengkung Henle
dan memisahkan urine yang berada di kedua tubulus tersebut. Panjang Lengkung
Henle sekitar 2-14 mm (NKUDIC, 2010).
Tubulus distal (tubulus kontortus distal) adalah saluran berliku-liku yang berada
di paling akhir dari saluran nefron. Fungsi tubulus kontortus distal adalah untuk
melakukan proses augmentasi atau penambahan zat yang tidak berguna atau
berlebihan sehingga urine menjadi pekat dan siap untuk dikeluarkan dari tubuh
(NKUDIC, 2010).

4. Describe the effect of decreasing the afferent arteriole radius on glomerular


capillary pressure and filtration rate. How well did the results compare with
your prediction?
Answer: ​When decreasing the afferent arteriole radius on glomerular capillary
pressure, both the glomerular pressure and filtration rate will decrease. as i
predicted in my experiment.
Penurunan diameter arteriol aferen (peningkatan resistensi) menyebabkan
penurunan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan penurunan GFR. Karena
ada penurunan GFR, maka volume urin yang mengalir ke kandung kemih juga
mengalami penurunan.

5. Describe the effect of increasing the afferent arteriole radius on glomerular


capillary pressure and filtration rate. How well did the results compare with
your prediction?
Answer: ​Opposite to the decreasing of afferent arteriole radius, the increasing
will make both increase. They are connected in that way. The result was a good
comparishment to my prediction.
Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dipengaruhi oleh resistensi arteriol aferen
dan eferen serta tekanan arteri ginjal. Peningkatan diameter arteriol aferen
(penurunan resistensi) menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus dan peningkatan GFR.

6. Describe the effect of decreasing the efferent arteriole radius on glomerular


capillary pressure and filtration rate. How well did the results compare with
your prediction?
Answer: ​When efferent arteriole radius is decreased, the glomerular capillary
pressure and filtration rate will both increase. In this case, the changes in efferent
radius will give an opposite result in pressure and filtration rate. This was a good
comparishment to my predictions.
Penurunan diameter arteriol eferen (peningkatan resistensi) menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan peningkatan GFR.
Karena ada peningkatan GFR, maka volume urin yang mengalir ke kandung
kemih juga mengalami peningkatan.

7. Describe the effect of increasing the efferent radius on glomerular capillary


pressure and filtration rate.
Answer: ​An increase in efferent radius will decrease both capillary pressure and
filtration rate. This is due to the fact that with an increased radius, the blood will
be able to flow faster out of the glomerular and by that decreased filtration rate
(less urine is produced) and the pressure will drop when the blood volume is
decreased.
Peningkatan diameter arteriol eferen (penurunan resistensi) menyebabkan
penurunan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan penurunan GFR.

I.IV. KESIMPULAN
Semakin kecil radius arteriol aferen maka tekanan kapiler glomerulusnya akan
semakin kecil, laju filtrasi glomerulus semakin lambat, dan volume urin semakin
sedikit. Semakin besar radius arteriol aferen maka tekanan kapiler glomerulusnya akan
semakin besar, laju filtrasi glomerulus semakin cepat, dan volume urin semakin
banyak. Semakin kecil radius arteriol eferen maka tekanan kapiler yang semakin tinggi,
GFR semakin cepat sehingga volume urin makin banyak.
PRAKTIKUM II
RENAL SYSTEM PHYSIOLOGY :
“Renal Response to Altered Blood Pressure Lab Report”

II.I. PENDAHULUAN
Pada manusia kurang lebih 180 liter filtrat mengalir ke tubulus ginjal setiap hari.
Seperti yang ditunjukkan di Kegiatan 2, tekanan darah yang mensuplai nefron dapat
berdampak besar pada glomerulus tekanan kapiler dan filtrasi glomerulus. Namun,
dalam kebanyakan keadaan, kapiler glomerulus tekanan dan filtrasi glomerulus tetap
relatif konstan meskipun terjadi perubahan tekanan darah karena nefron memiliki
kapasitas untuk mengubah jari-jari arteriol aferen dan eferen. Selama filtrasi glomerulus,
darah masuk ke glomerulus dari arteriol aferen. Gaya burung jalak (terutama tekanan
hidrostatis gradien) mendorong cairan bebas protein keluar dari kapiler glomerulus dan
masuk ke kapsula Bowman. Yang penting untuk homeostasis tubuh kita, laju filtrasi
glomerulus yang relatif konstan adalah 125 ml / menit dipertahankan meskipun berbagai
tekanan darah yang terjadi sepanjang hari untuk manusia rata-rata. Kegiatan 1 dan 2
mengeksplorasi efek independen dari arteriol radii dan tekanan darah pada glomerulus
tekanan kapiler dan filtrasi glomerulus. Di dalam tubuh manusia, efek ini terjadi secara
bersamaan. Oleh karena itu, dalam aktivitas ini, Anda akan mengubah kedua variabel
untuk mengeksplorasi efek gabungannya pada glomerulus filtrasi dan amati bagaimana
perubahan dalam satu variabel dapat mengkompensasi perubahan yang lain untuk
dipertahankan laju filtrasi glomerulus yang memadai.

II.II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk memahami istilah nefron, glomerulus, kapiler glomerulus, tubulus ginjal,
filtrat, Kapsula Bowman, sel ginjal, arteriol aferen, arteriol eferen, kapiler
glomerulus tekanan, dan laju filtrasi glomerulus.
2. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol aferen mempengaruhi
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.
3. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol eferen berdampak pada
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.

II.III. PEMBAHASAN
A. PRE-LAB QUIZ
1. If all other variables are kept constant, how does the afferent arteriole
radius affect the rate of glomerular filtration (select all that apply)?
Answer:
c. An increased afferent arteriole radius will increase the rate of glomerular
filtration.
d. A decreased afferent arteriole radius will decrease the rate of glomerular
filtration.
Jika LFG meningkat akibat peningkatan tekanan darah arteri, tekanan filtrasi
netto dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol aferen, yang
menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus. Sebaliknya, jika LGF turun akibat
penurunan tekanan arteri, tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal oleh
vasodilatasi arteriol aferen, sehingga memungkinkan lebih banyak darah masuk
meskipun tekanan pendorong berkurang.Jadi disimpulkan bahwa diameter
arteriol aferen berbanding lurus dengan laju filtrasi

2. If all other variables are kept constant, how does the efferent arteriole
radius affect the rate of glomerular filtration (select all that apply)?
Answer:
a. An increased efferent arteriole radius will decrease the rate of glomerular
filtration.
b. A decreased efferent arteriole radius will increase the rate of glomerular
filtration.
Diameter arteriol eferen berpengaruh terhadap laju filtrasi Glomerulus. Saat
arteriol eferen meningkat, laju filtrasi glomerulus akan menurun karena dengan
diameter arteriol eferen yang besar, darah akan cepat keluar dari glomerulus
sehingga laju filtrasi glomerulus akan menurun. sedangkan saat diameter arteriol
eferen menurun, darah akan sukar keluar dari glomerulus yang mengakibatkan
terbendungnya darah di kapiler glomerulus. Hal ini akan membuat tekanan darah
di kapiler glomerulus tetap tinggi sehingga mengakibatkan laju filtrasi glomerulus
akan meningkat.

3. If all other variables are kept constant, how does blood pressure affect the
rate of glomerular filtration (select all that apply)?
Answer:
b. If blood pressure goes up, the rate of glomerular filtration goes up.
d. If blood pressure goes down, the rate of glomerular filtration goes down.
Perubahan diameter arteriol aferen dan eferen yang diimplementasikan dengan
penurunan tekanan darah pada percobaan menunjukan hasil Tekanan kapiler
glomerulus dan tingkat filtrasi glomerulus hampir kembali ke nilai dasar yaitu
percobaan pertama dimana tidak dilakukan perubahan terhadap tekanan darah dan
diameter arteriol aferen dan eferen. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk
mengatasi tekanan darah rendah. Tekanan darah berbanding lurus dengan LGF.
Ketika LGF turun karena tekanan arteri yang rendah , tekanan glomerulus dapat
ditingkatkan ke normal oleh vasodilatasi arteriol aferen, yang memungkinkan
lebih banyak darah masuk meskipun pendorong berkurang. Begitu juga dengan
arteriol eferen, penurunan diameter arteriol eferen menyebabkan darah sukar
keluar dari glomerulus yang mengakibatkan terbendungnya darah di kapiler
glomerulus. Hal ini akan membuat tekanan darah di kapiler glomerulus tetap
tinggi sehingga mengakibatkan laju filtrasi glomerulus akan meningkat
4. In the absence of other renal processes (including tubular reabsorption and
secretion), more glomerular filtration leads to a larger urine volume.
Answer:​ a. true
Karena semua yang difiltrasi akan diekskresikan menjadi urine jika tidak ada
reabsorpsi dan sekresi tubular, misal GFR 125 ml/menit maka kecepatan ekskresi
pun akan sama 125 ml/menit

B. PREDICTION QUESTION
What will happen to the glomerular capillary pressure rate and glomerular
filtration rate if both of these arteriole radii changes are implemented
simultaneously with the low blood pressure condition?
Answer:​ b. Glomerular filtration rate and pressure will rise above baseline values.
Perubahan diameter arteriol aferen dan eferen yang diimplementasikan dengan
penurunan tekanan darah memungkinkan tekanan kapiler glomerulus dan tingkat
filtrasi glomerulus mengalami perubahan. Vasodilatasi arteriol aferen memungkinkan
lebih banyak darah masuk meskipun pendorong berkurang. Sedangkan saat diameter
arteriol eferen menurun sebagai kompensasi tekanan darah yang menurun, darah akan
sukar keluar dari glomerulus yang mengakibatkan terbendungnya darah di kapiler
glomerulus. Hal ini akan membuat tekanan darah di kapiler glomerulus tetap tinggi
sehingga mengakibatkan laju filtrasi glomerulus akan meningkat.

C. STOP & THINK QUESTION


1. If blood pressure were to drop (for example, as the result of blood loss), what
changes in the nephron would allow the kidney to maintain its normal
glomerular filtration rate (select all that apply)?
Answer:
a. afferent arteriole dilation
b. efferent arteriole constriction
Perubahan diameter arteriol aferen dan eferen yang diimplementasikan dengan
penurunan tekanan darah memungkinkan tekanan kapiler glomerulus dan tingkat
filtrasi glomerulus hampir kembali ke nilai dasar yaitu dengan vasodilatasi
arteriol aferen serta konstriksi arteriol eferen.

2. Comparing the glomerular filtration rate and glomerular capillary pressure


with the baseline values (from the first run), how effective was the increased
afferent arteriole radius in compensating for the low blood pressure?
Answer:
c. The afferent arteriole dilation returned the low glomerular capillary pressure
and filtration rate almost to baseline values.
Tekanan darah berbanding lurus dengan LGF. Ketika LGF turun karena tekanan
arteri yang rendah, tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal oleh
vasodilatasi arteriol aferen, yang memungkinkan lebih banyak darah masuk
meskipun pendorong berkurang.
3. Comparing the glomerular filtration rate and glomerular capillary pressure
with the baseline values (from the first run), how effective was the decreased
efferent arteriole radius in compensating for the low blood pressure?
Answer:
b. The efferent arteriole constriction improved the low glomerular capillary
pressure and filtration rate marginally.
Penurunan diameter arteriol eferen menyebabkan darah sukar keluar dari
glomerulus yang mengakibatkan terbendungnya darah di kapiler glomerulus. Hal
ini akan membuat tekanan darah di kapiler glomerulus tetap tinggi sehingga
mengakibatkan laju filtrasi glomerulus akan meningkat.

D. POST-LAB QUIZ
1. If all variables are kept constant, when blood pressure decreases, glomerular
filtration….
a. increases
b. remains approximately the same
c. decreases
Secara fisiologis, ada tiga gaya fisik yang terlibat dalam proses filtrasi yaitu
tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan onkotik koloid-plasma, dan tekanan
hidrostatik kapsula bowman. Dari ketiga tekanan ini, hanya satu yang mendukung
terjadinya filtrasi (yaitu mendorong cairan keluar dari glomerulus menuju kapsula
bowman). Tekanan tersebut ialah tekanan kapiler glomerulus. Tekanan ini terjadi
akibat darah yang dibawa masuk oleh arteriol aferen menuju glomerulus. Jadi,
semakin menurun tekanan darah yang masuk maka semakin menurun pula
kecepatan filtrasi glomerulus.

2. If afferent arteriole radius decreases in response to an increase in blood


pressure, then glomerular filtration....
a. increases
b. remains approximately the same
c. decreases
Perubahan diameter arteriol aferen dan eferen yang diimplementasikan dengan
penurunan tekanan darah pada percobaan menunjukan hasil tekanan kapiler
glomerulus dan tingkat filtrasi glomerulus hampir kembali ke nilai dasar yaitu
percobaan pertama dimana tidak dilakukan perubahan terhadap tekanan darah dan
diameter arteriol aferen dan eferen. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk
mengatasi tekanan darah rendah. Tekanan darah berbanding lurus dengan LGF.
Ketika LGF turun karena tekanan arteri yang rendah, tekanan glomerulus dapat
ditingkatkan ke normal oleh vasodilatasi arteriol aferen, yang memungkinkan
lebih banyak darah masuk meskipun pendorong berkurang.

3. If all other variables are kept constant, when the efferent arteriole radius
decreases, glomerular filtration….
a. increases
b. remains approximately the same
c. decreases
Diameter arteriol eferen berpengaruh terhadap laju filtrasi glomerulus. Saat
arteriol eferen meningkat, laju filtrasi glomerulus akan menurun karena dengan
diameter arteriol eferen yang besar, darah akan cepat keluar dari glomerulus
sehingga laju filtrasi glomerulus akan menurun. Sedangkan saat diameter arteriol
eferen menurun, darah akan sukar keluar dari glomerulus yang mengakibatkan
terbendungnya darah di kapiler glomerulus. Hal ini akan membuat tekanan darah
di kapiler glomerulus tetap tinggi sehingga mengakibatkan laju filtrasi glomerulus
akan meningkat.

4. With blood pressure held at a constant value, which of the following


combinations will raise the glomerular filtration rate above baseline values?
a. afferent arteriole constriction and efferent arteriole dilation
b. afferent arteriole dilation and efferent arteriole constriction
c. afferent arteriole constriction and efferent arteriole constriction
d. afferent arteriole dilation and efferent arteriole dilation
Tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal oleh vasodilatasi arteriol
aferen, yang memungkinkan lebih banyak darah masuk meskipun pendorong
berkurang. Begitu juga dengan arteriol eferen, penurunan diameter arteriol eferen
menyebabkan darah sukar keluar dari glomerulus yang mengakibatkan
terbendungnya darah di kapiler glomerulus. Hal ini akan membuat tekanan darah
di kapiler glomerulus tetap tinggi sehingga mengakibatkan laju filtrasi glomerulus
akan meningkat.

E. REVIEW SHEET
1. List the several mechanisms you have explored that change the glomerular
filtration rate. How does each mechanism specifically after the glomerular
filtration rate?
Answer: ​Laju filtrasi glomerulus dipengaruhi oleh tekanan darah, jari-jari aferen
dan arteriol eferen dan perubahan resistensi arteriol aferen.
Ketika tekanan darah meningkat, laju filtrasi glomerulus juga meningkat secara
proporsional, karena ketika darah memiliki tekanan lebih tinggi yang memasuki
lapisan kapiler kapsula bowman meningkatkan difusi, membuat laju filtrasi
glomerulus meningkat. Jari-jari arteriol aferen dan eferen juga mempengaruhi
laju filtrasi glomerulus, dengan meningkatkan ukuran jari-jari, maka lebih banyak
darah dibiarkan masuk ke dalam lapisan kapiler, sehingga meningkatkan laju
filtrasi glomerulus. Perubahan resistensi aferen juga mempengaruhi laju filtrasi
glomerulus. Tubular miogenik dan glomerulus adalah nama mekanismenya.

2. Describe and explain what happened to the glomerular capillary pressure


and glomerular filtration rate when ​both a​ rteriole radii changes were
implemented simultaneously with the low blood pressure condition. How
well did the results compare with your prediction?
Recall that, during the experiment, you were asked:
What will happen to the glomerular capillary pressure rate and glomerular
filtration rate if both of these arteriole radii changes are implemented
simultaneously with the low blood pressure condition?
Answer: ​Ketika kedua perubahan radius arteriol diterapkan bersamaan dengan
kondisi tekanan darah rendah, maka tekanan kapiler glomerulus dan tingkat laju
filtrasi glomerulus hampir kembali ke nilai dasar. Artinya ketika terjadi
penurunan tekanan darah dalam tubuh kita, peningkatan radius arteriol aferen dan
penurunan arteriol eferen akan membantu menstabilkan tekanan kapiler
glomerulus dan laju filtrasi glomerulus, yang merupakan salah satu faktor
penyebabnya. mekanisme perlindungan yang dimiliki tubuh, untuk melindungi
diri dari tekanan darah rendah.

3. How could you adjust the afferent or efferent radius to compensate for the
effect of reduced blood pressure on the glomerular filtration rate?
Answer: ​Dengan menyesuaikan arteriol aferen, tubuh akan mengkompensasi
efek tekanan darah yang berkurang pada tekanan filtrasi glomerulus. Dengan
melebarkan arteriol aferen maka akan lebih banyak darah yang masuk ke kapiler
kapiler kapsula bowman's dengan cara dilatasi arteriol aferen. Selain itu, dengan
mengurangi jari-jari arteriol eferen, darah akan lebih sukar dikeluarkan dari
kapiler pada kecepatan yang normal, sehingga laju filtrasi glomerulus tetap
normal.

4. Which arteriole radius adjustment was more effective at compensating for


the effect of low blood pressure on the glomerular filtration rate? Explain
why you think this difference occurs!
Answer: ​Pelebaran arteriol aferen adalah mekanisme kompensasi yang paling
efektif untuk efek tekanan darah rendah. Mekanisme ini membawa laju filtrasi
glomerulus kembali ke nilai garis dasar dimana tekanan darah normal.

5. In the body, how does a nephron maintain a near-constant glomerular


filtration rate despite a constantly fluctuating blood pressure?
Answer: Terdapat mekanisme yang disebut autoregulasi terhadap GFR dan aliran
darah renal. Mekanisme autoregulasi ini adalah feedback intrinsik ginjal (tanpa
melibatkan sistem saraf) untuk menjaga aliran darah renal dan GFR tetap konstan
meskipun tekanan darah arteri berubah. Tanpa auto regulasi, perubahan sedikit
dari tekanan darah arteri dpt menyebabkan perubahan yg signifikan pada GFR.
Terdapat dua mekanisme yang berperan, yaitu:
a. Mekanisme Miogenik sebagai respon jika GFR meningkat akibat tekanan
darah meningkat sehingga semakin banyak darah yg masuk ke dalam
glomerulus. Sehingga kompensasinya arteriol aferen konstriksi akhirnya
GFR berada dalam rentang normal kembali.
b. Feedback Tubuloglomerular sebagai respon jika GFR menurun akibat
tekanan darah menurun sehingga makula densa di kolektivus memberi signal
(oleh rangsangan penurunan Na+) sehingga >> meningkatkan tekanan darah
> arteriol efferent kontriksi >> GFR diperbaiki.

II.IV. KESIMPULAN
Tekanan arteri mendorong aliran darah melewati suatu pembuluh. Semakin besar
tekanan maka semakin besar laju aliran darah melewati pembuluh sehingga aliran darah
yang masuk ke arteriol aferen untuk menuju ke kapiler glomerulus juga semakin besar
jika tekanan arteri ditambah. Jika aliran darah masuk lebih banyak ke kapiler
glomerulus maka aliran darah di sana semakin besar dan tekanan kapiler glomerulus
juga meningkat.
PRAKTIKUM III
RENAL SYSTEM PHYSIOLOGY :
“Reabsorption of Glucose via Carrier Proteins Lab Report”

III.I. PENDAHULUAN
Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan
dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat
digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan
enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang tergolong dalam pemeriksaan
semi kuantitatif dan kuantitatif. Untuk menyatakan keberadaan suatu glukosa, dapat
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Cara yang tidak spesifik dapat dilakukan
dengan menggunakan suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika
direduksi oleh glukosa. Diantaranya adalah penggunaan reagen fehling yang dapat
dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri. Sedangkan
pembuktian glukosuria secara spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan enzim
glukosa oksidase.
Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitasi yang terlihat berupa
kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik
isoelektrik protein. Penetapan kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan
berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan
itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang
jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah
dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan
untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein, sedangkan pemanasan
bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Kekeruhan yang ringan akan
sangat sukar untuk dilihat, maka harus menggunakan tabung yang bersih dan bagus.
Jika tabung yang akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti.
Pada pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif
palsu pada pemeriksaan tersebut.

III.II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk memahami istilah nefron, glomerulus, kapiler glomerulus, tubulus ginjal,
filtrat, Kapsula Bowman, sel ginjal, arteriol aferen, arteriol eferen, kapiler
glomerulus tekanan, dan laju filtrasi glomerulus.
2. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol aferen mempengaruhi
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.
3. Untuk memahami bagaimana perubahan radius arteriol eferen berdampak pada
tekanan kapiler glomerulus dan penyaringan.
III.III. PEMBAHASAN
A. PRE-LAB QUIZ
1. Renal processing of plasma glucose does not normally include?
Answer: b. secretion

Untuk glukosa plasma di dalam ginjal terdapat 3 proses yaitu filtrasi


(penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi (pengumpulan).

2. How does antidiuretic hormone (ADH) affect the renal processing of plasma
glucose?
Answer:​ ​c. ADH has no direct effects on renal processing of plasma glucose.
Yang mempengaruhi proses plasma glukosa ginjal adalah hormon insulin dan
hormon glukagon. Hormon insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula
darah sedangkan hormon glukagon untuk menaikkan kadar gula darah. Oleh
karena itu, insulin mengubah kelebihan glukosa dalam darah menjadi glikogen
yang disimpan dalam hati sebagai cadangan energi.

3. Glucose reabsorption in the nephron includes?


Answer: d. secondary active transport along the apical membrane of
proximal tubule cells.
Urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian
mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di
sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Pada saat di
lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini
dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah
air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi
lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga
terbentuk urine.

4. Because carrier proteins are required to move glucose from the lumen of the
nephron into the interstitial spaces, which of the following statements is
false?
Answer: d. The number of glucose carriers in a nephron can be altered as
needed by the body​.
Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin,
asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam terutama garam
dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin C dan
obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine tersebut berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Glukosa yang dibawa sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

B. PREDICT QUESTION
What will happen to the glucose concentration in the urinary bladder as glucose
carriers are added to the proximal tubule?
Answer:​ b. The glucose concentration will decrease.
Ketika jumlah protein carrier di tubulus proximal bertambah maka kadar glukosa di
dalam kandung kemih atau vesika urinaria akan berkurang karena glukosa akan
diserap kembali. Sehingga ​protein carrier semakin banyak untuk memindahkan
glukosa dari lumen nefron ke ruang interstisial​.
C. STOP & THINK QUESTION
1. Why is the glucose concentration the same in both Bowman's capsule and
the urinary bladder?
Answer: b. Glucose cannot be reabsorbed in the absence of carriers.
Kadar glukosa darah yang normal akan difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan
semua glukosa yang difiltrasi akan direabsorbsi di tubulus proksimalginjal, hal ini
tidak mengontrol kadar glukosa darah karena ginjal hanya berfungsi memfiltrasi
dan mereabsorbsi. Kadar glukosa darah yang naik relatif tinggi akan terus
difiltrasi oleh glomerulus, tetapi biasanya akan kembali ke darah oleh sistem
reabsorbsi tubuli ginjal. Reabsorbsi glukosa berhubungan dengan fosforilasi
oksidatif dan penyediaan ATP (adenosintriphospat). Kapasitas sistem tubuler
untuk mereabsorbsi glukosa terbatas sampa kecepatan 350 mg/menit. Kadar
glukosa darah yang naik menandakan filtrat glomerulus mengandung lebih
banyak glukosa dibandingkan dengan yang dapat direabsorbsi. Glukosa juga
tidak dapat direabsorpsi tanpa adanya pembawa.

2. Is a transport maximum reached in these experiments?


Answer:​ ​b. no
Tidak terpacainya transpor maksimum dalam eksperimen ini.
D. POST-LAB QUIZ
1. Glucose carrier proteins are located in which region of the nephron?
Answer: ​b. the proximal convoluted tubule
Filter glomerulus dari plasma kira-kira 180 gram -glukosa per hari, yang
semuanya diserap kembali melalui protein transporter glukosa yang terdapat
dalam membran sel di dalam tubulus proksimal. Tepatnya di apikal membrane sel
tubulus proksimal.

2. If the concentration of glucose in the filtrate exceeds the transport capacity


of the carrier proteins, then
Answer: ​d. a transport maximum has been reached.
Ada batasan jumlah glukosa yang dapat diserap kembali ​karena protein carrier
diperlukan untuk memindahkan glukosa dari lumen nefron ke ruang interstisial.
Jumlah maksimum zat yang dapat diserap kembali berdasarkan jumlah protein
transpor yang tersedia.
3. Why does glucose appear in the urine of untreated diabetic patients?
Answer: ​c. An excessive amount of glucose is present in their filtrate.
Pada pasien diabetes yang tidak diobati jumlah glukosa yang berlebihan ada
dalam filtratnya. Jika terlalu banyak glukosa ada di filtrat glukosa tidak akan
diserap kembali dan akan dikeluarkan secara tidak tepat ke urin.

E. REVIEW SHEET
1. What happens to the concentration of glucose in the urinary bladder as the
number of glucose carriers increases?
Answer:
Sebagai carrier glukosa meningkat konsentrasi di kandung kemih menurun. Hal
ini disebabkan oleh lebih banyak glukosa yang diserap kembali oleh transpor
aktif di membran apikal dan kemudian difusi terfasilitasi oleh reseptor GLUT 1 di
membran basolateral tubulus distal.

2. What types of transport are utilized during glucose reabsorption and where
do they occur?
Answer:
Pertama glukosa memasuki anggota apikal dengan pembawa transpor GLUT 2
melalui transpor aktif sekunder dan keluar melalui membran basolateral oleh
protein transpor GLUT 1 dengan difusi terfasilitasi.

3. Why does the glucose concentration in the urinary bladder become zero in
these experiments?
Answer:
Kadar glukosa dalam sistem filtrasi tidak mencapai ambang batas dan terdapat
lebih banyak protein transpor yang tersedia daripada glukosa. Jika kadar glukosa
dalam filtrasi mencapai tingkat glukosa tertentu, protein transpor menjadi terisi
dengan glukosa dan glukosa tambahan dikeluarkan melalui urin.

4. A person with type I diabetes cannot make insulin in the pancreas, and a
person with untreated type II diabetes does not respond to the insulin that is
made in the pancreas. In either case, why would you expect to find glucose in
the person's urine?
Answer:
Diabetes tipe 1 tidak dapat membuat insulin di pankreas dan mengalami
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar
glukosa dalam sistem filtrasi dan ambang protein transpor glukosa terisi
sepenuhnya, membuat glukosa berlebih disekresi dalam urin. Seseorang dengan
diabetes tipe 2 tidak merespon insulin yang dibuat, membuatnya menjadi glukosa
dalam sistem, meningkatkan kadar glukosa sehingga lebih banyak glukosa yang
disekresikan.
III.IV. KESIMPULAN
Pada kondisi normal tidak akan ditemukan glukosa dalam urin karena adanya
karier dalam tubulus proksimal ginjal yang mereabsorbsi glukosa secara transpor aktif
sekunder.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi 8. Jakarta: EGC; 2014.
2. Bhaskar A, Oommen V. A simple model for demonstrating the factors affecting
glomerular filtration rate. Adv Physiol Educ. 2018; 42: 380-2.

Anda mungkin juga menyukai