ID
:
DR .Dr. MULYADI DJOJOSAPUTRO. MS
:
Korteks • 1. Zona glomerulosa :
adrenal mineralokortikoid
• 2. Zona fasikulata & zona retikularis :
: • glukokortikoid
● Sekresi hormon kortikosteroid dirgulasi oleh
1. hipotalamus - CRH
2. pituitari / hipofisis anterior – ACTH
3. korteks adrenal
● Berasal dari gugus kolesterol pregnanolon
progesteron kortisol/hidrokortison
Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon inflamasi.
Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
● Glukokortikoid
○ Memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat dan fungsi imun
● Mineralokortikoid
○ Memiliki efek kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit
Lapisan Korteks Adrenal
●Zona glomerulosa
○ Lapisan sel-sel tipis yang terletak dibawah kapsul dan
membentuk sekita 15 persen korteks adrenal
○ Fungsi : mengsekresi aldosterone yang diatur oleh konsentrasi
angiotensin II dan kalium cairan ekstra sel
●Zona fasciculata
○ Lapisan tengah dan membentuk sekitar 75 % korteks adrenal
○ Fungsi: mengsekresi glukokortikoid kortisol dan kortikosteron,
dan sejumlah kecil androgen dan esterogen adrenal
○ Sekresi sel tersebut diatur oleh regulasi hipotalamus-hipofisis
lewat hormone ACTH
●Zona retikularis
○ Lapisan terdalam dari korteks
○ Fungsi : mengsekresi androgen adrenal DHEA dan
androstenedione juga sejumlah kecil esterogen dan
glukokortikoid
Mekanisme sekresi glukokortikoid
Mekanisme sekresi
glukokortikoid
Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed.Edisi ke-
6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. Hal 1005
● Pada keadaan normal hanya 5% kortisol yang
bebas / tidak terikat dengan CBG molekul
terapeutik aktif.
● Sekresi kortisol 10-20 mg/hari, puncak pada ±
jam 8 pagi : 16μg/100ml. Kadar terendah
kortisol ± jam 4 sore : 4μg/100ml.
• Difusi pasif melalui membran sel,
mengikat pada protein dalam
sitoplasma inti sel regulasi
transkripsi gen efek inhibisi
• Menurunkan sintesis sejumlah
Mekanisme molekul pro inflamasi (sitokin,
interleukin, molekul adhesi, dan
aksi: protease)
Biokimia Sintesis Kortikosteroid
Faal dan
Farmakodinamik
Pengaruh kortikosteroid terhadap
fungsi dan organ tubuh
Metabolisme karbohidrat dan protein
5 0,25 60 24 – 36
Prednison
5 0,25 200 24 – 36
Prednisolon
4 0 180 24 – 36
Metilprednisolon
4 0 300 24 – 36
Triamsinolon
Long acting
FARMAKOKINETIK
Absorbsi
Pada keadaan normal 90% kortisol terikat oleh 2 jenis protein plasma
b. Oral
c. IM
d. Intravena.
Pemberian intra vena
dilakukan pada 2 keadaan :
1.Untuk menekan stress yang terjadi pada penderita yang
menderita penyakit akut, menjalankan tindakan pembedahan
atau penderita yang mengalami supresi adrenal akibat
pengobatan glukokortikoid harian.
2.Untuk penderita dengan penyakit tertentu seperti pioderma
gangrenosum yang resisten, pemfigus dan pemphigoid bulosa
berat, lupus eritematosus sistemik berat atau dermatomiositis
Cara pemberian preparat glukokortikosteroid
sistemik:
● Dosis harian tunggal (single daily dose)
● Dosis harian terbagi (divided dose)
● Dosis selang-seling (alternate-day dose)
SKEMA DOSIS
Diuretik Hipokalemia
EFEK SAMPING
Sistem kardiovaskular
• hipertensi,
• arterosklerosis,
• infark miokard,
• ekimosis,
• perdarahan gastrointestinal
• menoragi
Sistem pernapasan
• menghebatnya penyakit tuberkulosis laten
Saluran pencernaan
• ulkus peptikum,
• perforasi ulkus
• hematemesis
Ginjal
• retensi cairan,
• glukosuria renal,
• azetemia
Kulit
• akne,
• hirsutism,
• striae,
• ekimosis,
Supresi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal
Saraf dan Jiwa
• Reaksi minor: euforia, depresi, gelisah, mudah tersinggung
dan insomnia
• Reaksi mayor : psikosis manik depresif, shizophrenia,
paranois, acute toxic confusal state dan epilepsi
Sistem endokrin
• meningkatkan berat badan,
• moon face
• buffalo hump
• penurunan libido,
• osteoporosis,
• ginekomastia
Berkaitan dengan kehamilan dan
laktasi
• Glukokortikoid melintasi plasenta, namun tidak teratogenik.
• Infant yang terpapar, termasuk bayi yang diberi ASI dari ibu
yang menggunakan glukokortikoid harus dimonitor untuk
supresi adrenal dan supresi pertumbuhan.
Strategi untuk mengurangi efek samping
glukokortikoid
Evaluasi sebelum pengobatan.
Riwayat pribadi dan keluarga.
Ukur tekanan darah dan berat badan awal.
Jika penggunaan jangka panjang glukokortikoid ukur densitas tulang
spinal.
Evaluasi selama pengobatan
Berat badan dan tekanan darah harus dimonitor.
Elektrolit serum, gula darah puasa, dan kadar kolesterol serta trigliserida
harus diukur.
KOMPLIKASI
Komplikasi Gastrointestinal
• Pada penderita yang memiliki 2 atau lebih faktor risiko seperti adanya
riwayat ulkus peptikum, penyakit keganasan atau dosis total
glukokortikoid sistemik melebihi 1.000 mg, harus diberikan pengobatan
profilaksis.
• Pengobatan profilaksis yang dapat diberikan termasuk pemberian
antasida, H2 receptor blockers seperti cimetidine, rantidine, dll
Supresi adrenal
Pada penderita yang mendapat pengobatan glukokortikoid sistemik lebih
dari 3-4 minggu harus dilakukan penilaian kemungkinan adanya supresi
adrenal yang perlu dilakukan tapering glukokortikoid sistemik untuk
memulihkan aksis HPA.
Osteoporosis
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, pemberian suplemen
kalsium dan vitamin D, sulih hormon seks, melakukan program
olahraga latihan beban dan restriksi natrium merupakan pengobatan
lini pertama.
Aterosklerosis
Pada penderita yang mendapat pengobatan dengan glukokortikoid
sistemik perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, lipid serum
dan kadar glukosa secara seri. Pada penderita yang merokok, harus
dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok.
GAMBARAN SEDIAAN
HYDROCORTISO
NE
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
● Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang
bukan disebabkan oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis
kontak, gigitan serangga dan eksim scabies
● Obat-obat ini diindikasikan untuk menghilangkan gejala dan
penekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti pemberian
emolien tidak efektif.
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
EFEK SAMPING
Efek samping lokal kortikosteroid topikal dalam penggunaan jangka panjang meliputi:
Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati;
Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan karena struktur asli mungkin tak
akan kembali;
Striae atrofis yang menetap;
Dermatitis kontak;
Dermatitis perioral;
Jerawat, perburukan jerawat atau rosasea;
Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa menetap sebagai bercak-bercak putih;
Hipertrikosis.
0
TERIMAKA
SIH