Anda di halaman 1dari 5

Patofisiologi

Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion kranaliskelainan kulit yang
timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persyarafanganglion tersebut. Kadang virus ini
juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan
motorik. Pada episode infeksiprimer, virus dari luar masuk ke tubuh hospes (penerima virus).
Selanjutnya, terjadilahpenggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan multiplikasi atau
replikasisehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virua akan menjalar melalui serabut saraf sensorik
ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten. Infeksi hasilreaktivasi virus varicella
yang menetap di ganglion sensori setelah infeksi chickenpoxpada masa anak anak. Sekitar 20% orang
yang menderita cacar akan menderita shingles 3 selama hidupnya dan biasanya hanya terjadi sekali.
Ketika reaktivasi virus berjalan dariganglion ke kulit area dermatom.

Faktor Resiko Herpes zoster

1.Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahantubuhnya melemah.
Makin tua usia penderita

herpes zoster makin tinggi pularesiko terserang nyeri.

2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti HIVdan leukimia.


Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dariimmunocompromised.

3.Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.

4.Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang

Factor pencetus kambuhnya Herpes zoster

Trauma / luka

Kelelahan

Demam

Alkohol

Gangguan pencernaan

Obat – obatan

Sinar ultravioletHaidStress

D. Tanda dan Gejala

Daerah yang paling sering terkena adalah daerah thorakal. Frekuensi penyakit inipada pria dan wanita
sama. Sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa.Sebelum timbul gejala kulit terhadap
gejala prodromal baik sistemik seperti demam,pusing, malaise maupun lokal seperti nyeri otot-tulang,
gatal, pegal dan sebagainya.Setelah timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang
berkelompok dengan dasar kulit yang eritema dan edema.Vesikel ini berisi cairan jernih kemudian
menjadi keruh (berwarna abu-abu)dapat menjadi pastala dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah
yang disebut herpeszoster haemoragik dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan
ulkusdengan penyembuhan berupa sikatriks. Massa tunasnya 7-12 hari. Massa aktif penyakitini berupa
lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kurang lebih 1-2 minggu.Disamping gejala kulit dapat juga
dijumpai pembesaran kelenjar geth bening regional.Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat
dermatomal sesuai dengantempat persyarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik
tetapi padasusunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialismemungkinan
hal tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yangkhas. Kelainan pada muka
sering disebabkan oleh karena gangguan pada nervustrigeminus atas nervus fasialis dan otikus.Herpes
zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang-cabang pertana nervustrigeminus. Sehingga
menimbulkan kelainan pada mata, disamping itu juga cabang keduadan ketiga menyebabkan kelainan
kulit pada daerah persyarafannya. Sindrom RamsayHunt diakibatkan oleh gangguan nervus fasalis dan
otikus sehingga menyebabkanpengelihatan ganda paralisis otot muka (Paralisis Bell), kelainan kulit yang
sesuai dengantingkat persyarafan, tinnitus vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea,
dangangguan pengecapan. Herpes zoster abortif artinya penyakit ini berlangsnug dalamwaktu yang
singkat dan kelainan kulit hanya berupa vesikel dan eritema

Pada Herpes Zoster generalisata kelainan kulitnya unilateral dan segmentalditambah kelainan kulit yang
menyebar secara generalisa berupa vesikel yang solitar danada umbilikasi. Nauralgia pasca laterpetik
adalah rasa nyeri yang timbul pada daerahbekas penyembuhan. Nyeri ini dapat berlangsung sampai
beberapa bulan bahkanbertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Hal ini cenderung dijumpai
padausia lebih dari 40 tahun.

Tanda dan gejala Herpes zoster

a. Gejala prodomal

1.Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal yang berlangsung selama 1 – 4hari.

2. Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea,rash, kemerahan,
sensitive, sore skin ( penekanan kulit), neri, (rasa terbakar atautertusuk), gatal dan kesemutan.

3. Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus menerus atau hilang timbul.Nyeri juga bisa
terjadi selama erupsi kulit.

4. Gejala yang mempengaruhi mata : Berupa kemerahan, sensitive terhadap cahaya,pembengkakan


kelopak mata. kekeringan mata, pandangan kabur, penurunansensasi penglihatan dan lain – lain.

b. Timbul erupsi kulit

1. Kadang terjadi limfadenopati regional


2. Erupsi kulit hampir selalu unilateraldan biasanya terbatas pada daerah yangdipersarafioleh satu
ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi di seluruh bagiantubuh, yang tersering di daerah ganglion
torakalis.

3. Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul – papuldan dalam waktu 12 –

24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketigaberubah menjadi pastul yang akan mengering
menjadi krusta dalam 7 – 10 hari.Krusta dapat bertahan sampai 2 – 3 minggu kemudian mengelupas.
Pada saat ininyeri segmental juga menghilang

4. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke 4 dan kadang – kadang sampai hari ke75.

5. Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan jaringanparut (pitted scar)6.

6. Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitiveterhadap nyeri yang
dialami

E. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak

F. Komplikasi

Komplikasi Herpes zoster

1. Neuralgia Pasca

Herpes zoster

(NPH) merupakan nyeri yang tajam danspasmodic (singkat dan tidak terus –

menerus) sepanjang nervus yang terlibat.Nyeri menetap di dermatom yang terkena setelah erupsi.

2. Herpes zoster

menghilang, batasan waktunya adalah nyeri yang masih timbulsatu bulan setelah timbulnya erupsi kulit.
Kebanyakan nyeri akan berkurang danmenghilang spontan setelah 1 – 6 bulan

3. Gangren superfisialis, menunjukan Herpes zosteryang berat, mengakibatkanhambatan penyembuhan


dan pembentukan jaringan parut.

4. Komplikasi mata, antara lain : keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucomasekunder, ptosis, korioretinitis,
neuritis optika dan paresis otot penggerak bolamata.

5. Herpes zoster diseminata / generalisata6. Komplikasi sitemik, antara lain : endokarditis,


menigosefalitis, paralysis saraf motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis
serebralgranulomatosa disertai hemiplegi (2 terkahir ini merupakan komplikasi herpeszoster optalmik)
.

Pemeriksaan diagnostic pada Herpes zoster

Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :Tzanck Smear :
mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan

herpes zoster

dan herpes simplex.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakandiagnosis
herpes virusImmunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulitPemeriksaan histopatologik
Pemerikasaan mikroskop electronKultur virusIdentifikasi anti gen / asam nukleat VVZDeteksi antibody
terhadap infeksi virus

H. Penatalaksanaan

1. Pengobatan topicalPada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk
mencegah vesikel pecahBila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan
larutanantiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menitApabila lesi
berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin / polysporin ) untuk mencegah
infeksi sekunder selama 3 x sehari

2. Pengobatan sistemik Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virusdan
replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkankeparahan penyakit
dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral.Pemberian lebih efektif pada hari
pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap
postherpetic neuralgia.Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A)
dapatdiberikan lewat infus intravena atau salep mata. Kortikosteroid dapat digunakan untuk
menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversikarena dapat
menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune. Analgesik nonnarkotik dan narkotik
diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikanuntuk menyembuhkan priritus.Penderita
dengan keluhan mataKeterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan
dengancabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis.Dapat
diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan

1. Neuralgia PascaHerpes zoster

2. Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, makadapat diberikan anti
depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10– 75 mg/hari)

3. Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakanbagian terpenting
perawatan

4. Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yangtidak teratasi
15

DAFTAR PUSTAKA

Price, sylvia A dan willson, loraine M. (2006). patoisiologi konsep klinis proses proses

penyakit . Jakarta : EGC

Brunner dan suddarth. (2006).buku ajar keperawatan medikal bedah volume 3,

Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai