PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Di Amerika Serikat 5000 petugas kesehatan terinfeksi hepatitis B, 47
positif HIV dan setiap tahun 600.000-1.000.000 luka tertusuk jarum
dilaporkan (diperkirakan lebih dari 60% tidak dilaporkan). Lembaga survei di
Amerika (1998) mencatat frekuensi angka kecelakaan akibat kerja di rumah
sakit lebih tinggi 41% dibanding pekerja lain dengan angka kecelakaan akibat
kerja terbesar adalah Needle Stick Injuries (NSI). (Depkes RI 2010)
KPK3 | 1
Kecelakaan kerja yang terjadi pada petugas kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, Faktor penyebab yang sering terjadi karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia serta kurangny
motivasi kerja dan tingginya stres kerja yang dialami oleh pekerja rumah sakit.
Suardi (2005) menyatakan penyebab kecelakaan dapat dibagi menjadi: 1)
faktor perorangan yang berupa kurang pengetahuan, keterampilan, motivasi
kerja, masalah fisik dan mental (stres), 2) faktor pekerjaan yang berupa standar
kerja, perencanaan dan perawatan yang kurang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari kesehatan keselamatan kerja?
2. Apa pengertian penyakit menular?
3. Apa faktor yang mempengaruhi penyakit akibat kerja?
4. Apa jenis penyakit menular pada perawat?
5. Apa masalah kesehatan dan keselamatan kerja?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Untuk mengetahui pengertian penyakit menular.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyakit akibat kerja.
4. Untuk mengetahui jenis penyakit menular pada perawat.
5. Untuk mengetahui masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
KPK3 | 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
KPK3 | 3
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan
dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja,
baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada
pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh
karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga
K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan
mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan
dengan baik.
KPK3 | 4
Mekanisme penularan penyakit pada manusia melalui bagian tubuh seperti
mulut, hidung, kulit dan telinga. Penularan penyakit tersebut dapat melalui
percikan ludah/dahak, suntikan, transfusi darah, operasi atau melalui tusukan
jarum.
(Widoyono, 2011).
1. faktor biologis
Kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien.
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi
berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama
kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan
udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan
sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi pekerja
hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena
tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Pencegahan:
a. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
b. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan dalam keadaan sehat badani, punya cukup
kekebalan alami untuk bekerja dengan bahan infeksius,
dan dilakukan imunisasi.
c. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara
penggunaan yang benar.
d. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa
bahan infeksius dan spesimen secara benar.
KPK3 | 5
e. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
f. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
g. Kebersihan diri dari petugas.
2. faktor kimia
Pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti
antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan
kerusakan hati.
Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak
dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika,
demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam
komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang
paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat
memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat
kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak,
dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan
toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan
basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible
pada daerah yang terpapar.
a. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan
kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas
untuk petugas atau tenaga kesehatan laboratorium.
b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum
untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya
aerosol untuk petugas / tenaga kesehatan laboratorium.
c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata,
sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat
antara mata dan lensa.
KPK3 | 6
e. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3. faktor ergonomi
KPK3 | 7
e. Terkena radiasi khusus untuk radiasi, dengan
berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya
meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
KPK3 | 8
D. Jenis penyakit menular pada perawat
1. Influenza
Influenza atau yang lebih umum dikenal dengan flu adalah
penyakit menular yang paling umum diderita oleh orang-orang. Influenza
ini disebabkan oleh virus. Virus influenza adalah virus yang setiap
waktunya bermutasi, sehingga sistem imunitas tubuh sulit mendeteksi
virus yang satu ini. Karena sulitnya sistem imun tubuh mendeteksi virus
influenza ini, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu. Bahkan
tubuh dapat beberapa kali terkena flu dalam waktu yang berdekatan.
a. Media Penularan
Flu dapat ditularkan melalui sistem pernapasan juga melalui air
ludah. Maka jika kita berdekatan dengan orang yang sedang flu,
kemungkinan kita tertular flu sangatlah besar. Perantara udara
adalah media penularan flu yang paling cepat.
b. Cara Pencegahan
Menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus.
Misalnya dengan makan teratur, istirahat yang cukup, minum air
putih sesuai kebutuhan, berolah raga, dan memiliki gaya hidup
yang sehat.Selain itu, menjaga daya tahan tubuh juga dapat juga
didukung dengan asupan vitamin terutama Vitamin C yang bisa
didapatkan di buah-buahan maupun vitamin yang dijual di toko-
toko. Pencegahan lainnya adalah dengan menggunakan masker
ditempat umum, terutama bagi yang menderita influenza.
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh bakteri basil. Bakteri basil yang menginfeksi adalah
bakteri basil yang sangat kuat. Akibtanya, akan membutuhkan waktu yang
lama untuk mengobati penyakit ini. Bakteri ini 90% cenderung
menginfeksi paru-paru jika dibandingkan dengan organ-organ lainnya
pada tubuh manusia. Penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk terus
menerus.
KPK3 | 9
a. Penularan
TBC adalah penyakit yang menyerang pernapasan. Maka
penularannya pun melalui pernapasan. Berdekatan dengan
penderita TBC dapat memungkinkan kita untuk tertular. Selain itu,
ketika penderita TBC batuk pun, bisa jadi itu merupakan sarana
penularan TBC.
Selain itu, penggunaan barang pribadi secara bergantian dengan
penderita TBC aktif, seperti gelas dan sendok pun dapat menjadi
jembatan penularan TBC.
b. Cara Pencegahan
1. Mengurangi kotak dengan penderita TBC aktif. Jika akan
kontak pun, gunakanlah masker untuk melindungi pernapasan
kita. Serta hindari penggunaan barang pribadi yang bergantian
dengan penderita TBC aktif.
2. Pemberian Vaksin BCG (diberikan pada saat balita).
3.Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit menularyang menyerang organ hati pada
manusia. Disebabkan oleh bakteri serta virus dan tidak bersihnya
lingkungan sekitar, sehingga menginfeksi hati dan terjadi peradangan.
a. Penularan
1. Penularan melalui oral atau masuknya penyebab hepatitis ke
dalam saluran pencernaan melalui makanan atau minuman.
2. Melalui cairan tubuh seperti ludah.
3. Melalui kulit, seperti pemakaian jarum suntik bekas, alat
tattoo, atau jarum akupuntur bekas penderita.
4. Pemakaian barang pribadi bersamaan, seperti pakaian, dan
peralatan makan.
KPK3 | 10
b. Cara Pencegahan
1. Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuh.
2. Hindari pertukaran cairan tubuh, seperti ludah atau transfusi
darah yang belum jelas apakah telah bebas penyakit atau tidak.
3. Hindari pemakaian barang pribadi bersamaan seperti pakaian,
alat makan, dan sikat gigi dengan penderita hepatitis.
4. Pastikan anda menggunakan jarum baru ketika melakukan
transfusi darah ataupun melakukan akupuntur.
4. Ebola
Penyakit yang belakangan ini menjadi perbinacangan hangat
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus mematikan dari genus
ebolavirus. Gejala yang terjadi biasanya adalah demam, sakit kepala,
nyeri otot, muntah, dan pada akhirnya akan mengakibatkan peradangan
hati, rusaknya ginjal, serta turunnya jumlahtrombosit secara drastis.
Sampai saat ini vaksin untuk ebola belum dapat ditemukan.
a. Penularan
Kontak langsung dengan penderita, atau melalui cairan tubuh.
b. Cara Pencegahan
1. Hindari bepergian ke daerah rawan Ebola.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita. Apalagi
terkena cairan tubuhnya seperti ludah, kotoran, ataupun
keringat.
3. Jika terpaksa harus kontak langsung dengn penderita, gunakan
pengaman tubuh seperti sarung tangan dan masker.
KPK3 | 11
a. Penularan
1. Melalui hubugan seksual dengan penderita AIDS
2. Melalui cairan tubuh
3. Melalui transfusi darah
4. Ditularkan oleh ibu yang tengah mengandung pada bayi yang
dikandungnya.
5. Saat memasukkan tutup jarum suntik dapat mengenai tanggan
b. Cara Pencegahan
1. Hindari kontak dengan cairan tubuh penderita AIDS, seperti
sperma, air liur, air seni, darah, dan cairan tubuh penderita
lainnya.
2. Bagi wanita hamil, jauhkanlah diri dari oenderita AIDS, karena
akan sangat berbahaya bagi dirinya dan bayi yang
dikandungnya.
6. Flu Burung (H5N1)
Penyakit menular yang disebabkan oleh virus H5N1 pernah jadi
perbincangan yang hebat karena efeknya yang dahsyat menelan korban
para penderitanya. Virus yang awalnya berasal dari unggas ini dapat
menyerang pada manusia. Biasanya pada manusia akan menyerang pada
sistem pernapasan dengan gejala awal demam, dan dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani.
a. Penularan
1. Dapat terjadi dari hewan ke hewan
2. Dapat terjadi dari hewan ke manusia melalui udara
3. Juga melalui kontak langsung antara manusia dan unggas yang
terinfeksi
b. Cara Pencegahan
1. Bagi yang sering bersentuhan dengan unggas, baiknya mencuci
tangan dengan disinfektan segera setelah bersentuhan dengan
unggas.
2. Menghindari kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi
KPK3 | 12
3. Menggunakan masker dan sarung tanga sebagai pelindung jika
terpaksa kontak langsung
4. Imunisasi
5. Memilih unggas yang sehat untuk dimasak
6. Memasak daging unggas pada suhu mencapai 80 derajat celcius.
1. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran
bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30%
menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia.
Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja
untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat
lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar
masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan
tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut
masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
2. Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis
beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan
KPK3 | 13
kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan
tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik
(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara
lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif
rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan
secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan stres.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
KPK3 | 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat
menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
KPK3 | 15
DAFTAR PUSTAKA
KPK3 | 16