Anda di halaman 1dari 3

1.

Pendahuluan
Captopril masuk dalam golongan Angiotension-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI),
yang memiliki aktivitas antihipertensi, dan antineoplastik. Captopril adalah analog dari
prolin yang mengandung sulfhidril, suatu inhibitor poten dan spesifik dari Peptidil-
peptidase.
Captopril digunakan sebagai terapi lini pertama pada hipertensi dan gagal jantung
kongestif, dengan efek terapi vasodilatasi secara sistemik dan menurunkan volume cairan
intravaskular melalui pencegahan retensi natrium dan air.
Captopril secara fisik adalah solid, berupa bubuk kristal, warna putih hingga
memudar, berbau sedikit asam sulfhidril/sulfur. Captopril secara bebas larut dalam air,
alkohol, metanol, etanol, dan metil-klorida. Obat ini sedikit larut dalam kloroform, dan
etilasetat.[1-8]

2. Metabolisme
 Absorpsi
Captopril diabsorpsi cepat sekitar 60‒75% pada perut kosong. Makanan akan
mengurangi bioavailabilitas obat sekitar 24% hingga 30%.
Dalam satu jam, dosis tunggal 100 mg captopril per oral, akan mencapai konsentrasi
puncak dalam darah sekitar 800 ng/mL. Penurunan tekanan darah akan terjadi,
biasanya maksimal sekitar 60‒90 menit setelah menelan dosis individu obat ini.
Lama kerja obat berhubungan dengan dosis yang diberikan. Penurunan tekanan darah
dapat progresif. Untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal, maka obat perlu
dikonsumsi selama beberapa minggu. Karenanya, edukasikan kepada pasien untuk
mengonsumsi obat dengan tidak terinterupsi, atau menghentikan terapi, tanpa
rekomendasi dokter.
 Distribusi
Captopril didistribusikan ke dalam air susu ibu dengan konsentrasi sekitar 1% dari
konsentrasi obat dalam darah maternal. Uji coba pada hewan menunjukkan captopril
secara cepat didistribusikan pada hampir semua jaringan tubuh, kecuali susunan saraf
pusat. Captopril terikat pada plasma protein, terutama albumin, sekitar 25‒30%.
 Metabolisme
Metabolisme captopril terjadi di hepar. Metabolit captopril berupa disulfida.
Mayoritas metabolit adalah dimers dari captopril disulfida. Metabolit-metabolit
tersebut menjalani proses interkonversi yang reversibel. Sekitar setengah dari dosis
captopril yang diabsorpsi, secara cepat akan dimetabolisir, terutama menjadi disulfida
captopril-sistein, dan dimer sulfida. Diperkirakan bahwa obat lebih dimetabolisir
secara ekstensif pada pasien dengan fungsi ginjal yang rusak, daripada pasien dengan
fungsi renal yang normal.
Waktu paruh biologis terjadi < 2 jam pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal.
Waktu paruh captopril dan metabolitnya berhubungan dengan creatinine clearance.
Waktu paruh meningkat sekitar 20‒40 jam pada pasien dengan creatinine
clearance <20 mL/menit. Dapat lebih lama sekitar 6,5 hari pada pasien dengan
anuria.
 Eliminasi
Captopril dan metabolitnya diekskresikan ke urine. Lebih daripada 95% dosis obat
yang diabsorpsi, akan diekskresikan ke urine dalam waktu 24 jam, pada pasien
dengan fungsi ginjal yang normal.
Sekitar 40‒50% dari obat yang diekskresikan ke urine berupa captopril yang tidak
berubah. Sisanya sebagai dimers dari captopril disulfida dan disulfida captopril
sistein.
Sekitar 20% dari dosis obat tunggal ditemukan pada feses dalam waktu 5 hari, yang
berupa obat yang tidak diabsoprsi. Obat captopril dapat dieliminasi melalui
hemodialisa pada orang dewasa. Namun, belum diketahui apakah obat ini dapat
dieliminasi melalui proses tersebut pada neonatus, atau anak .
3. Biotransformasi
SRAA adalah suatu mekanisme homeostatik, untuk meregulasi keseimbangan
hemodinamik, air, dan elektrolit. Kerja captopril, secara kompetitif dengan SRAA adalah
dengan:
 Menginhibisi enzim angiotensin converting, suatu hidrolase karboksi
peptidildipeptida. Karenanya, mencegah konversi ACE I ke ACE II. Sehingga
menurunkan kadar angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang aktif. Akibatnya,
sebagai umpan balik, akan meningkatkan aktivitas renin dalam plasma darah
 Menurunkan sekresi aldosteron, sehingga terjadi peningkatan kalium dalam jumlah
sedikit dalam serum darah dan penurunan natrium dan volume cairan intravascular
 Menginhibisi deaktivasi bradikinin, sehingga kadarnya meningkat, dan  memberikan
efek vasodilatasi
Dengan demikian proses kerja obat captopril, secara keseluruhan akan menurunkan
resistensi vaskular, yaitu arterial di perifer, secara sistemik. Captopril juga membuat
peningkatan aliran darah ginjal, sedangkan GFR biasanya tidak berubah. Cardiac
Output dapat meningkat, atau tidak berubah. Kesemuanya ini akan menurunkan tekanan
darah sistolik, diastolik, dan rata-rata.
Captopril juga dapat bekerja untuk menginhibisi angiogenesis tumor, dengan cara
menghambat kerja enzim metaloproteinase pada endotelial sel matrik dan migrasi sel
endotelial. Disamping itu, captopril juga memiliki aktivitas anti-neoplastik, independen
terhadap efek obat pada angiogenesis tumor. Efek kerja obat ini juga meningkatkan kadar
enzim aminotransferase serum secara transien, pada rate yang rendah [4, 12, 19].
4. Pembahasan
Interaksi beberapa obat dengan captopril dapat menyebabkan peningkatan risiko
nefrotoksisitas, hiperkalemia, dan leukopenia.
 Nefrotoksisitas
Penggunaan captopril bersama dengan obat antiinflamasi non steroid menurunkan
efek penurunan tekanan darah dan meningkatkan risiko nefrotoksisitas. Selain itu,
penggunaan bersama bloker reseptor angiotensin (ARB) seperti candesartan juga
meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.
 Hiperkalemia
Apabila captopril diberikan bersana suplemen Kalium, diuretik hemat kalium, dan
heparin, maka efek hiperkalemia bersifat additif.
 Leukopenia
Pemberian bersama dengan prokainamid, allopurinol, sitostatik, dan imunosupresan
meningkatkan risiko leukopenia.
 Toksisitas Lithium
Penggunaan bersama lithium dapat memperlambat eliminasi lithium dari darah dan
meningkatkan risiko toksisitas lithium.
 Interaksi Fatal
Efek yang fatal dapat timbul apabila digunakan bersama dengan aliskiren pada pasien
diabetes. Efek ini berupa hipotensi, hiperkalemia, dan risiko gagal ginjal akut. [4, 5,
12, 19]

5. Daftar Pustaka
BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Captopril. 2015 12 December 2017]; Available
from: http://pionas.pom.go.id/monografi/captopril.
Kementerian Kesehatan R.I. Daftar Obat Esensial Nasional. 2017.
Gavras, H., The discovery of captopril: reply. FASEB J, 2004. 18(2): p. 225.
Tarazi, R.C., E.L. Bravo, and F.M. Fouad, Late Resistance to Captopril [Abstract and
Introduction], in Frontiers in Hypertension Research, J.H. Laragh, F.R. Bühler, and D.W.
Seldin, Editors. 1981, Springer New York: New York, NY. 
Fallo, F., I. Maragno, and F. Mantero, Resistance to captopril in hypertension of coarctation
of the aorta [Abstract]. International Journal of Cardiology, 1985.

Anda mungkin juga menyukai