Dosen :
Disusun Oleh :
Xii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu
bagi penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Farmakoterapi 2.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberikan
informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun dengan senang hati akan menerima segala
bentuk kritikan yang bersifat membangun dan saran-saran yang akhirnya
dapat memberikan manfaat bagi makalah ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
2.1 Definisi................................................................................................................6
2.2 Etiologi...............................................................................................................6
2.3 Faktor Resiko......................................................................................................6
2.4 Patofisiologi........................................................................................................7
2.5 Tatalaksana Ekmpisa dengan Gagal Ginjal Akut.................................................8
BAB III...............................................................................................................................11
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN....................................................................................11
3.1. Pembahasan.....................................................................................................11
3.2. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................xiii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Masalah
1. Memberikan informasi mengenai faktor resiko gagal ginjal.
2. Mengetahui etiologi gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury).
3. Mengetahui Patofisiologi gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury).
4. Mampu memahami tatalaksana ekmpisa dengan gagal ginjal akut
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Secara umum gagal ginjal akut didefinisikan sebagai suatu penurunan
yang cepat dan mendadak dari fungsi ginjal. Adapun definisi yang
dikenalkan oleh The Acute Kidney Injury Network (AKIN) menyebutkan
kriteria spesifik untuk diagnosis AKI, yaitu:
1. Terjadi dalam waktu yang cepat (kurang dari 48 jam)
2. Penurunan fungsi ginjal
3. Peningkatan kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dl (≥ 26,4 umol/l).
4. Peningkatan persentase kreatinin serum ≥ 50%.
5. Penurunan urine output, didefinisikan < 0,5 ml/kg/jam selama > 6jam.
2.2 Etiologi
Etiologi AKI dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan
pathogenesis AKI, yakni :
1. Penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal (AKI prarenal,~55%)
2. Penyakit yang secara langsung menyebabkan gangguan pada parenkim
ginjal (AKI renal/intrinsik,~40%)
3. Penyakit yang terkait dengan obstruksi saluran kemih (AKI
pascarenal,~5%). Angka kejadian penyebab AKI sangat tergantung
dari tempat terjadinya AKI.
6
- Jenis kelamin : Umumnya pria lebih berisiko daripada wanita.
- Riwayat kesehatan keluarga : Anggota keluarga ada yang memiliki
riwayat diabetes dan tekanan darah tinggi yang merupakan pemicu
utama gagal ginjal kronis.
- Makanan yang mengandung banyak protein dan lemak :
Mengkonsumsi makanan yang tidak banyak mengandung protein dan
lemak dapat membantu mengurangi risiko terkena gagal ginjal.
- Penggunaan jenis obat tertentu : Hentikan penggunaan obat-obatan
yang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal, seperti analgesik dan
beberapa jenis antibiotik NSAIDS.
2.4 Patofisiologi
7
4. Baik perubahan struktural maupun perubahan biokimia, seluler, dan
molekuler, tampaknya menyebabkan kerusakan jaringan ginjal
progresif dan hilangnya fungsi ginjal
5. Semua bentuk penyakit ginjal kronis maupun akut, juga terkait dengan
penyakit tubulo-interstisial; sebuah mekanisme cedera yang tidak
diketahui secara pasti, namun masalah sekunder akibat pengurangan
suplai darah disamping infiltrasi limfosit dan mediator inflamasi akan
menyebabkan fibrosis interstisial dan atrofi tubular.
8
Pengelolaan komplikasi juga dapat dilakukan dengan terapi
pengganti ginjal (haemodialisa) yang diindikasikan pada keadaan
oligouria, anuria, hiperkalemia (K>6,5 mEq/l), asidosis berat (pH<7,1),
azotemia (ureum>200 mg/dl), edema paru, ensefalopati uremikum,
perikarditis uremikum, neuropati atau miopati uremikum, disnatremia
berat (Na>160 mEq/l atau <115 mEq/l), hipertermia, kelebihan dosis obat
yang dapat didialisis. Tidak ada panduan pasti kapan waktu yang tepat
untuk menghentikan terapi pengganti ginjal. Secara umum, terapi
dihentikan jika kondisi yang menjadi indikasi sudah teratasi. Dibawah ini
adalah table 2.1 tatalaksana konservatif AKI:
Hiperkalemia
9
Beri salbutamol 10-20 mg inhaler
atau 0,1-1 mg/IV
10
BAB III
3.1. Pembahasan
Gagal ginjal akut merupakan suatu penurunan yang cepat dan
mendadak dari fungsi ginjal. Etiologinya dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu : penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal (prarenal), penyakit yang secara langsung
menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal (renal), dan penyakit yang
terkait dengan obstruksi saluran kemih (pasca renal).
Faktor resiko gagal ginjal akut meliputi usia, etnis, jenis kelamin,
riwayat kesehatan keluarga, makanan yang mengandung protein dan
lemak, dan penggunaan jenis obat tertentu. Patofisiologi gagal ginjal akut
adalah ketika terjadi gangguan perfusi oksigen dan nutrisi dari nefron baik
karena pasokan yang menurun maupun permintaan yang meningkat.
Sedangkan tatalaksana eklampisia pada gagal ginjal akut yaitu sangat
ditentukan oleh penyebab AKI dan pada tahap apa AKI ditemukan. Jika
ditemukan pada tahap prarenal dan inisiasi (kriteria RIFLE R dan I), upaya
yang dapat dilakukan adalah tata laksana optimal penyakit dasar untuk
mencegah pasien jatuh pada tahap AKI berikutnya. Upaya ini meliputi
rehidrasi bila penyebab AKI adalah prarenal / hipovolemia, terapi sepsis,
penghentian zat nefrotoksik, koreksi obstruksi pascarenal, dan
menghindari penggunaan zat nefrotoksik
3.2. Kesimpulan
Eklampsia merupakan kelainan akut dengan karakteristik terjadinya
kejang disebabkan hipertensi karena kehamilan Penanganan penderita
eklampsia berupa stabilisasi keadaan ibu, pembebasan jalan nafas,
11
sirkulasi udara, dan stabilisasi sirkulasi darah serta terminasi kehamilan
tanpa memandang usia kehamilan dan keadaan janin setelah stabilisasi
keadaan ibu tercapai.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Parsoedi I, Soewito AG. Gagal ginjal akut. Dalam: Soeparman, Sukaton U. Ilmu
penyakit dalam. Jilid kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1990.hal 341-7.
2. Markum HMS. Gagal ginjal akut. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta:
Pusat penerbitan Dept Ilmu Peny Dalam FKUI, 2006. Hal 585-89
3. Roberts JM, Funai EF. Pregnancy-related hypertension. In: Creasy RK, Resnik R,
Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR, ed. Creasy & Resnik’s maternal-fetal medicine
6th ed. Philadelphia: Sauders Elsevier, 2009: 651-88.
4. Wang IK, Muo CH, Chang YC. Association between hypertensive disorders
duringpregnancy and end-stage renal disease: a population-based study. CMAJ
2013;185:207-13
5. Barton JR, Sibai B. Prediction and prevention of recurrent preeclampsia. Obstet
Gynecol. 2008; 112:359.
6. Young BC, Levine RJ, Karumanchi SA. Pathogenesis of preeclampsia. Annu Rev
Pathol. 2010; 5:173–92.
7. Roberts JM, Cooper DW. Pathogenesis genetics of pre-eclampsia. Lancet. 2001;
357:53–56
8. https://www.halosehat.co.id/gejala-penyebab-faktor-risiko-pengobatan-dan-
pencegahan-gagal-ginjal-kronis/
9. https://klinikhijau.com/penyakit/gagal-ginjal/etiologi-patofisiologi-gagal-ginjal/
Xiii