Chil-pugh skor digunakan untuk menilai risiko kematian perioperatif pada pasien dengan sirosis
hepatis dikaitkan dengan derajat keparahan dari sirosisnya. Kriteria Child pugh sebenarnya
merupakan modifikasi dari kriteria Child’s and Turcotte yaitu :
Point
1 2 3
1 –year 2-year
Grade point survival survival
(%) (%)
A: well-
compensated 5-6 100 85
disease
B: significant
functional 7-9 80 60
compromise
C: 10-
descompensated 45 35
disease 15
Untuk mempermudah penghitungan anda dapat menggunakan kalkulator child-pugh dari situs ini
http://homepage.mac.com/sholland/contrivances/childpugh.html
Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar istilah penyakit sirosis hati. Awam
menyebutnya pengerasan hati atau kadang juga disebut pengecilan hati. Sebenarnya apa yang
dimaksud dengan sirosis hati itu?
Sirosis hati sejatinya adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya nekrosis
(kerusakan pada tingkat sel) dan adanya pembentukan jaringan ikat (parut) disertai nodul.
Perbedaan hati normal dengan sirosis
Umumnya pasien sirosis hati datang ke dokter dalam keadaan sudah timbul komplikasi.
Misalnya adanya keluhan adanya buang air besar berwarna kehitaman (dikenal sebagai melena)
atau muntah darah kehitaman (disebut sebagai hematemesis), kuning yang mencolok (dikenal
dengan istilah medis sebagai ikterus), perubahan pada warna air seni, membengkaknya perut
karena terisi cairan (disebut sebagai asites), dan kadang pembesaran pada kedua kaki (disebut
sebagai edema tungkai). Kadang pula, pasien dibawa dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat
komplikasi ensefalopati hepatikum.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan biasanya akan ditemui adanya
stigmata (tanda khas) sirosis seperti: palmar eritema, spider nevi, jari Dupuytrens, vena kolateral
pada dinding perut (venektasi), ikterus, edema pretibial, asites, dan splenomegali.
Eritema palmaris
Spider nevi
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan dokter untuk diperiksa adalah fungsi hati seperti
SGOT, SGPT, fosfatase alkali, bilirubin, kolinesterae, albumin, dan fungsi sistem hemostasis
seperti PT, dan APTT. Kadang fibrinogen dan D-dimer juga akan diperiksa. Biasanya akan
didapatkan perubahan rasio albumin dan globulin (dimana nilai normalnya adalah lebih atau
sama dengan 1).
Untuk memperkirakan prognosis, yakni dalam hal tingkat kematian / mortalitas dari penderita
SH dan berapa lama harapan hidupnya, kita menggunakan suatu kriteria Child-Pugh. Kadang,
kriteria ini disebut juga dengan Child-Turcotte-Pugh.
Kriteria ini mengandung beberapa komponen untuk menilai berat tidaknya komplikasi dari suatu
sirosis. Komponen yang dinilai antara lain berapa besar nilai bilirubin totalnya, nilai albumin,
nilai INR, ada atau tidaknaya asites dan seberapa terkendali asites tersebut serta apakah pasien
telah mengalami keluhan perubahan status mental atau ensefalopati hepatikum.
Satuan
Komponen 1 2 3
Unit
<34 μmol/l
Bilirubin total 34-50 (2-3) >50 (>3)
(<2) (mg/dl)
Serum albumin >35 28-35 <28 g/l
INR <1.7 1.71-2.20 > 2.20 -
Tidak Tidak dapat
Asites Dapat dikontrol -
ada dikontrol
Ensefalopati Tidak Derajat I-II (atau akibat Derajat III – IV
-
hepatikum ada supresi medikasi) (refrakter)
Postdural puncture headache (PDPH) atau sakit kepala pasca-pungsi dural, seringkali
mengikuti blok subaraknoid dan pungsi dura yang tidak sengaja selama melakukan anestesi
epidural. PDPH mungkin juga terjadi setelah pungsi lumbal dan mielografi. Kebocoran cairan
serebrospinal setelah pungsi dura merupakan mekanisme yang paling banyak diterima dari
sakit kepala ini. Penurunan tekanan cairan serebrospinal menurunkan efek pelindung otak,
sehingga dapat turun ke dalam kubah intrakranial, dan menstimulasi reseptor nyeri dura
khususnya pada posisi tegak.