Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK

1. ELMA SAFITRI 30901800057


2. ELSA ROSYANA 30901800058
3. ERMA ESTI MUKHOLIFAH 30901800059
4. ERVIANA BUNGAN M 30901800060
5. EVA RIYANTI 30901800061
Rumusan masalah:

1. Apa definisi perilaku kekerasan?


2. Apa faktor penyebab perilaku kekerasan?
3. Bagaimana proses terjadinya perilaku kekerasan?
4. Bagaimana tanda dan gejala perilaku kekerasan?
5. Apa akibat perilaku kekerasan?
6. Bagaimana penatalaksanaan perilaku kekerasan?
7. Rencana asuhan keperawatan?
Tujuan penulisan :
• Untuk mengetahui definisi perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui faktor penyebab perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui proses terjadinya perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui tanda dan gejala perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui akibat perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui penatalaksanaan perilaku kekerasan
• Untuk mengetahui rencana asuhan kekerasan
• Manfaat penulisan
Dengan membaca makalah ini penulis mengharapkan agar
pembaca mengetahui tantang perilaku kekerasan, mengetahui
penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya perilaku kekerasan
serta mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang perlu
dilakukan pada klien perilaku kekerasan.
Pengertian
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
• Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai
respons terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi
yang tidak dirasakan sebagai ancaman (stuart & sundeen:
2005)
Faktor penyebab perilaku kekerasan
• Faktor predisposisi
artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjdi perilaku kekerasan jika faktor
berikut dialami oleh individu:
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk
2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek
ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif)
dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima(permissive).
4. Bioneurologis , banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidak seimbangan neurotransmitter turut berperan
dalam terjadinya perilaku kekerasan.
• Faktor prespitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain.
kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),keputusasaan,
ketidakberdayan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab
perilaku kekerasan.
Tanda dan gejala perilaku kekerasan
1. Motor agitaton
Gelisah, mondar mandir,tidak dapat duduk tenang, otot tegang,
rahang mengencang, pernafasan meningkat,mata melotot, pandangan
mata tajam.
2. Verbal
Memberikan kata-kata ancaman melukai, disertai melukai tingkat
ringan, bicara keras, nada suara tinggi, berdebat.
3. Efek
Marah, bermusuhan, kecemasan berat, mudah tersinggung.
4. Tingkat kesadaran
Bingung, kacau, perubahan status mental, disorientasi, dan daya
ingat menurun
Akibat perilaku kekerasan
dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai merupakan tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/membahayakan diri,orang lain dan
lingkungan.
Penatalaksanaan perilaku kekerasan
a.Strategi preventif
1) Kesadaran diri
Perawat harus terus menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan
melakukan supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi.
2) Pendidikan klien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara
mengekspresikan marah dengan tepat.
3) Latihan asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki meliputi :
(a). Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang
(b). Mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan
(c). Sanggup melakukan komplain
(d). Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
b. Strategi antisipatif
1) Komunikasi
Strategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif :
Bersikap tenang, bicara tidak dengan cara konkrit, tunjukan rasa
menghakimi, hindari intensitas kontak mata langsung,
demonstrasikan cara mengontrol situasi, fasilitas pembicaraan klien
dengan dengarkan klien, jangan terburu – buru menginterprestasikan
dan jangna buat janji yan tidak tepat.
2) Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti : membaca, group program yang dapat mengurangi perilaku
klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi sosialnya.
3) Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai
perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima serta
konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar.
c. Strategi pengurungan
1) Managemen kritis
2)Seclusion
merupakan tindakan keperawatan yang terakhir dengan
memenpatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien dapat
keluar atas kemauannya sendiri dan dipisahkan dengan pasien
lain.
3) Restrains
adalah pengekangan fisik dengan menggunakan alat manual
untuk membatasi gerakan fisisk pasien menggunakan manset,
sprei pengekangan.

Anda mungkin juga menyukai