Anda di halaman 1dari 7

CHILD-PUGH KLASIFIKASI

Chil-pugh skor digunakan untuk menilai risiko kematian perioperatif pada pasien dengan sirosis
hepatis dikaitkan dengan derajat keparahan dari sirosisnya. Kriteria Child pugh sebenarnya
merupakan modifikasi dari kriteria Childs and Turcotte yaitu :

Class A

Class B

Class C

>3,5

3,0-3,5

<3,0

<2,0

2,0-3,0

>3,0

Ascites

Tidak

Terkontrol

Terkontrol

Ensepalopati

Tidak

sedikit

berat

Status Nutrisi

Sempurna

Baik

Jelek

Kematian

10%

30%

75%

Albumin (g/dl)
Bilirubin
(mg/dl)

Sedangkan klasifikasi Child-Pugh yang dipakai saat ini

Point
1

Albumin (g/dl)

>3,5

3,0-3,5

<3,0

Bilirubin (mg/dl)

<2,0

2,0-3,0

>3,0

1,0-4,0

4,0-10,0

>10,0

Tidak

Sedikit

Berat

Tidak

1,0-2,0

3,0-4,0

Prothrombine Time

1,0-4,0/

4,0-6,0/

>6,0/

(Pemanjangannya)

<1,7

1,7-2,3

Untuk Sirosis bilier


primer
Ascites
Ensepalopati
(grade)

(INR)

>2,3

Class A, 5-6 point; Class B, 7-9 point; Class C, 10-15 point


Dengan hubungannya dengan kemungkinan kematian pada tindakan operasi pada nonshunt
surgery dan intra abdominal surgery :
Class A : tanpa gangguan fungsi hati, respon normal untuk semua operasi, kemampuan
regenerasi hati normal
Class B : ada beberapa gangguan pada fungsi hati, tidak ada perubahan respon pada semua
jenis operasi tetapi toleransinya dapat membaik dengan persiapan preoperatif yang baik, terdapat
keterbatasan regenerasi hati dan merupakan kontraindikasi untuk reseksi hati yang luas
Class C : gangguan yang berat pada fungsi hati, respon yang buruk pada semua jenis operasi
meskipun telah dipersiapkan dengan baik, kontraindikasi untuk reseksi hati.
Dengan penilaian tambahan

1
Grade

poin

year

surviv
al (%)

A: wellcompensated
disease

B: significant
functional
compromise

C:
descompensat
ed disease

5-6

7-9

1015

2-year
surviv
al (%)

100

85

80

60

45

35

Untuk mempermudah penghitungan anda dapat menggunakan kalkulator child-pugh dari situs ini
http://homepage.mac.com/sholland/contrivances/childpugh.html
Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar istilah penyakit sirosis hati. Awam menyebutnya
pengerasan hati atau kadang juga disebut pengecilan hati. Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan sirosis hati itu?

Sirosis hati sejatinya adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya nekrosis
(kerusakan pada tingkat sel) dan adanya pembentukan jaringan ikat (parut) disertai nodul.

Perbedaan hati normal dengan sirosis


Umumnya pasien sirosis hati datang ke dokter dalam keadaan sudah timbul komplikasi.
Misalnya adanya keluhan adanya buang air besar berwarna kehitaman (dikenal sebagai melena)
atau muntah darah kehitaman (disebut sebagai hematemesis), kuning yang mencolok (dikenal
dengan istilah medis sebagai ikterus), perubahan pada warna air seni, membengkaknya perut
karena terisi cairan (disebut sebagai asites), dan kadang pembesaran pada kedua kaki (disebut
sebagai edema tungkai). Kadang pula, pasien dibawa dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat
komplikasi ensefalopati hepatikum.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan biasanya akan ditemui adanya
stigmata (tanda khas) sirosis seperti: palmar eritema, spider nevi, jari Dupuytrens, vena kolateral
pada dinding perut (venektasi), ikterus, edema pretibial, asites, dan splenomegali.

Dupuytrens-pada-jari keempat tangan kiri

Eritema palmaris

Spider nevi
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan dokter untuk diperiksa adalah fungsi hati seperti
SGOT, SGPT, fosfatase alkali, bilirubin, kolinesterae, albumin, dan fungsi sistem hemostasis
seperti PT, dan APTT. Kadang fibrinogen dan D-dimer juga akan diperiksa. Biasanya akan
didapatkan perubahan rasio albumin dan globulin (dimana nilai normalnya adalah lebih atau
sama dengan 1).
Selain pemeriksaan laboratorium, dokter umumnya juga akan melakukan pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) abdomen (perut) atau hati, biopsi hati, endoskopi saluran cerna bagian atas
dan analisis cairan asites.
Untuk memperkirakan prognosis, yakni dalam hal tingkat kematian / mortalitas dari penderita
SH dan berapa lama harapan hidupnya, kita menggunakan suatu kriteria Child-Pugh. Kadang,
kriteria ini disebut juga dengan Child-Turcotte-Pugh.
Kriteria ini mengandung beberapa komponen untuk menilai berat tidaknya komplikasi dari suatu
sirosis. Komponen yang dinilai antara lain berapa besar nilai bilirubin totalnya, nilai albumin,
nilai INR, ada atau tidaknaya asites dan seberapa terkendali asites tersebut serta apakah pasien
telah mengalami keluhan perubahan status mental atau ensefalopati hepatikum.
Skor Child-Pugh dapat dilihat dalam tabel berikut.
Komponen

Satuan
Unit

Bilirubin total

<34
(<2)

34-50 (2-3)

>50 (>3)

mol/l
(mg/dl)

Serum albumin
INR

>35
<1.7

28-35

<28

g/l

1.71-2.20

> 2.20

Asites

Tidak
ada

Dapat dikontrol

Tidak dapat
dikontrol

Ensefalopati
hepatikum

Tidak
ada

Derajat I-II (atau akibat


supresi medikasi)

Derajat III IV
(refrakter)

Postdural puncture headache (PDPH) atau sakit kepala pasca-pungsi dural, seringkali
mengikuti blok subaraknoid dan pungsi dura yang tidak sengaja selama melakukan anestesi
epidural. PDPH mungkin juga terjadi setelah pungsi lumbal dan mielografi. Kebocoran cairan
serebrospinal setelah pungsi dura merupakan mekanisme yang paling banyak diterima dari
sakit kepala ini. Penurunan tekanan cairan serebrospinal menurunkan efek pelindung otak,
sehingga dapat turun ke dalam kubah intrakranial, dan menstimulasi reseptor nyeri dura
khususnya pada posisi tegak.

Untuk mendiagnosis penyakit ini harus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti


pemeriksaan fisik dan tes darah laboratorium untuk melihat kadar hormon T3, T4 dan THS. Jika
kadar hormon tiroid tinggi dan kadar hormon THS rendah, hal ini mengindikasikan kelenjar
tiroid terlalu aktif yang disebabkan oleh adanya suatu penyakit. Bisa juga dideteksi dengan
menggunakan scan tiroid yang menggunakan sinar X-ray untuk melihat kelenjar tiroid setelah
menggunakan iodin radioaktif melalui mulut (Bararah, 2009).
Untuk mendiagnosis hipertiroid bisa menggunakan Indeks Wayne seperti terlihat pada
tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Indeks Wayne


No.

Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah

Nilai

Berat
Sesak saat kerja

+1

Berdebar

+2

Kelelahan

+3

Suka udara panas

-5

Suka udara dingin

+5

Keringat berlebihan

+3

Gugup

+2

Nafsu makan naik

+3

Nafsu makan turun

-3

Berat badan naik

-3

Berat badan turun

+3

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.

Tanda
Tyroid Teraba
Bising Tyroid
Exoptalmus
Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola Mata
Hiperkinetik
Tremor Jari
Tangan Panas
Tangan Basah
Fibrilasi Atrial
Nadi Teratur

Ada
+3
+2
+2
+1
+4
+1
+2
+1
+4

Tidak
-3
-2
-2
-2
-1
-

<80 x/menit

-3

80-90 x/menit
>90 x/menit
Hipertiroid : 20
Eutiroid: 11 - 18
Hipotiroid: <11
(Sumber: Anonim, 2011)

+3

Anda mungkin juga menyukai