Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI EMPIRIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

27.04.02 00 1/4
Ditetapkan:
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
dr. Dyah Ayu Retno Palupi
PROSEDUR
Kepala Rumah Sakit

PENGERTIAN : Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan


antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri
penyebabnya.
TUJUAN : Eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga
menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan
mikrobiologi.
KEBIJAKAN : Kebijakan Kepala Rumah Sakit Kebijakan Kepala Rumah Sakit Nomor:
03-SURKP-NSM-11203-18.059 tentang PEDOMAN PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK DI RUMAH SAKIT DJATIROTO.
PROSEDUR : A. Antibiotik empiris diberikan di Rumah Sakit Jatiroto berdasarkan :
 Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011
 Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang
sudahditetapkan
 Formularium Rumah Sakit Jatiroto
Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan spesimen
pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik
1. Pemberian antibiotic empiris dengan indikasi, yaitu
 Ditemukan sindrom klinis yang mengarah pada keterlibatan
bakteri tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi
 Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik berdasarkan:
1. Data epidemiologi dan pola resistensi bakteri yang
tersedia dikomunitas atau dirumah sakit setempat.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI EMPIRIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

27.04.02 00 4/4

2. Kondisi klinis pasien.


3. Ketersediaan antibiotik.
4. Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam
jaringan/organ yang terinfeksi.
5. Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh
polimikroba dapat digunakan antibiotik kombinasi.
 Pemberian antibiotic oral seharusnya menjadi pilihan
pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai
berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotic
parenteral
2. Prinsip pemberian antibiotik
 Dokter menulis di rekam medik secara jelas, lengkap dan benar
tentang regimen dosis pemberian antibiotik, dan instruksi
tersebut juga ditulis di rekam pemberian antibiotik (RPA)
(Formulir terlampir).
 Farmasi/apoteker mengkaji kelengkapan resep serta dosis
rejimennya
 Apoteker mengkaji ulang kesesuaian instruksi pengobatan di RPA
dengan rekam medik dan menulis informasi yang perlu
disampaikan kepada dokter/perawat/tenaga medis lain terkait
penggunaan antibiotik tersebut dan memberi paraf pada RPA.
 Apoteker menyiapkan antibiotik yang dibutuhkan secara unit
dose dispensing (UDD) ataupun secara aseptic dispensing
(pencampuran sediaan parenteral secara aseptis) jika SDM dan
sarana tersedia. Obat yang sudah disiapkan oleh Instalasi Farmasi
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI EMPIRIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

27.04.02 00 4/4

diserahkan kepada perawat ruangan


 Perawat yang memberikan antibiotik kepada pasien (sediaan
parenteral/nonparentral/oral) harus mencatat jam pemberian
dan memberi paraf pada RPA, sesuai jam pemberian antibiotik
yang sudah ditentukan/disepakati
 Monitoring : Dokter, apoteker dan spesialis mikrobiologi klinik
melakukan pemantauan terapi antibiotik setiap 48-72 jam,
dengan memperhatikan kondisi klinis pasien dan data penunjang
yang ada.Apabila setelah pemberian antibiotik selama 72 jam
tidak ada perbaikan kondisi klinis pasien, maka perlu dilakukan
evaluasi ulang tentang diagnosis klinis pasien, dan dapat
dilakukan diskusi dengan Tim PPRA Rumah Sakit untuk
mencarikan solusi masalah tersebut.

UNIT : - Unit Gawat Darurat


TERKAIT - Unit Rawat Inap
- Unit Rawat Jalan
- Unit Bedah Sentral
- Unit Farmasi

Anda mungkin juga menyukai