BLOCKER (ARB)
ARB memblokade reseptor Angiotensin II Tipe 1 (AT1) sehingga angiotensin II tidak bisa berikatan
dengan reseptor tersebut. Dampaknya adalah terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, ekskresi Na
dan cairan, menurunkan resistensi vaskuler yang pada akhirnya akan menurunkan tekanan darah,
memperbaiki gejala gagal jantung dan penyakit ginjal akibat diabetes karena aliran darah yang akan
dibawa ke jantung dan ginjal akan berkurang.
Sebenarnya indikasi penggunaan ARB sama dengan ACE inhibitor yaitu untuk Hipertensi, terutama
pada penderita hipertensi dengan DM, penderita nefropatiakibat DM, gagal jantung serta pasca
infark miokard dengan gangguan fungsi diastolik. Namun, yang membedakan ARB dengan ACE
inhibitor adalah ARB tidak memengaruhi metabolisme bradikinin sehingga tidak menimbulkan efek
samping seperti batuk kering. Jadi indikasi untuk pemberiaan ARB satu lagi adalah jika pasien
mengalami efek samping dari penggunaan ACE inhibitor tersebut.
KONTRA INDIKASI ARB
Kehamilan (obat harus dihentikan bila pemakai ternyata hamil), menyusui, stenosis arteri renalis
bilateral atau stenosis pada satu-satunya ginjal yang masih berfungsi
Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung,
hipertensi renovaskuler, dan sirosis hepatis. Hiperkalemia dapat terjadi pada keadaan tertentu
misalnya insufisiensi ginjal. Efek samping lainnya: pusing, sakit kepala, diare, penurunan Hb, ruam,
abnormal taste sensation (metallic taste)
Penggunaan bersama dengan diuretik hemat kalium, OAINS, dan suplementasi kalium akan
menyebabkan hiperkalemia.
1. LOSARTAN
Dosis Dosis umum : 1x50 mg sehari, dapat ditingkatkan hingga 1x100 mg sehari. Untuk
pasien usia lanjut ( >75 tahun), pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang
sampai berat, dialisis, deplesi cairan, dimulai dengan dosis 1x25 mg sehari
Sediaan Tablet 50 mg : Acentensa, Angioten, Insaar, Kaftensar, Lifezar, Sartaxal
Tablet 100 mg : Lifezar
2. VALSARTAN
Dosis Hipertensi : 1x80 mg/hari; jika diperlukan ( pada pasien yang tekanan darahnya
tidak terkontrol) ditingkatkan hingga 160 mg seahri atau ditambahkan pemberian
diuretik; tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk pasien dengan gangguan
fungsi ginjal atau pada pasien dengan gangguan fungsi hati tanpa kolestasis
Gagal jantung : dosis awal 2x40 mg sehari. Penyesuaian dosis 80 mg dan 160 mg
dua kali sehari harus dilakukan pada dosis tertinggi yang dapat ditoleransi oleh
pasien; pertimbangkan untuk mengurangi dosis pada pasien yang juga menerima
diuretik. Maksimal 320mg/hari
Sediaan Tablet salut selaput 40 mg, 80 mg, 160 mg: Diovan, Valsartan-Ni
3. Candesartan
Dosis Hipertensi : dosis awal 1x8 mg/hari (gangguan fs hati 1x2 mg/hari, ggg fungsi
ginjal atau volume deplesi intravaskular 1x4mg/hari), tingkatkan jika perlu pada
interval 4 minggu hingga maksimal 1x32 mg/hari
Gagal jantung : dosis awal 1x4 mg/hari, tingkatkan pada interval sedikitnya 2
minggu hingga dosis target 32mg sehari sekali atau hingga dosis maksimal yang
masih dapat ditoleransi
Sediaan Tablet 8 mg, 16 mg : Candesartan generik, canderin, blopress
4. Irbesartan
Dosis Hipertensi : dosis awal 1x150 mg/hari, jika perlu dapat ditingkatkan hingga 1x300
mg/hari. Pada pasien hemodialisis atau usia lanjut lebih dari 75 tahun, dosis awal
1x75 mg/hari dapat digunakan
Sediaan Tablet 150 mg ; tablet 30 mg : aprovel, elzar, fritens, irbedox, iretensa, irtan,
irvask,irvell
5. Telmisartan
Dosis Hipertensi : dosis 1x40 mg/hari. Dapat diberikan 1x20mg/hari jika sudah
memnerikan efek. Jika target tekanan darah belum tercapai, dosis dapat
ditingkatkan hingga maksimum 1x80mg/hari
Sediaan Tablet 40 mg; tablet 80 mg : Micardis
OBAT DM INSULIN
Indikasi Insulin :
Efek samping :
Jenis-jenis Insulin :
1. Insulin kerja pendek/cepat (insulin terkait dengan makan): lama kerja 4-8 jam, digunakan
untuk mengendalikan glukosa darah sesudah makan, dan diberikan sesaat sebelum makan.
Contoh : insulin manusia regular kerja pendek ( diberikan 30-45 menit sebelum makan
dengan lama kerja 6-8 jam), insulin analog kerja cepat (diberikan 5-15 menit sebelum makan
dengan lama kerja 4-6 jam)
2. Insulin kerja menengah : lama kerja 8-12 jam, diabsorpsi lebih lambat, dan menirukan pola
sekresi insulin endogen (insulin puasa). Digunakan untuk mengendalikan glukosa darah basal
(saat tidak makan/puasa). Contoh : insulin manusia NPH
3. Insulin kerja panjang : lama kerja 12-24 jam, diabsorpsi lebih lambat, mengendalikan glukosa
darah basal. Digunakan 1x (malam hari sebelum tidur) atau 2x (pagi dan malam hari).
Contoh : insulinanalog kerja panjang
Untuk memenuhi kebutuhan pasien tertentu, juga tersedia insulin campuran (premixed), yang
merupakan campuran antara insulin kerja pendek dan kerja menengah (insulin manusia) atau insulin
kerja cepat dan kerja menengah (insulin analog). Insulin campuran tersedia dalam perbandingan
tetap antara insulin kerja pendek atau cepat dan menengah.
Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu Kerja