1. Bulk Forming
A. Attapulgit
Attapulgite koloid aktif adalah magnesium alumunium silikat alamiah yang
telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk meningkatkan
kemampuan adsorpsinya. Mempunyai pH antara 7,0-9,5. Tablet attapulgit
digunakan sebagai adsorben kuman dan toksin yang menyebabkan diare,
Struktur Loperamide
- Farmakokinetik
Sekitar 40% dosis Loperamide diabsorpsi dari saluran cerna.
Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 2,5atau 4-5 jam setelah
pemberian per oral. Mengalami metabolism lintas pertama di hati.
Diekskresi melalui feses lewat empedu sebagai konjugat inaktif.
Loperamid sedikit diekskresikan melalui urine (Katzung, 2012).
Waktu paruh eliminasi 10 jam dengan rentang antara 9,1-14,4 jam.
Waktu puncak tercapai sekitar 5 jam setelah pemberian dalam bentuk
tablet dan 2,5 jam untuk cairan dengan kadar puncak yang serupa. 25%
obat diekskresikan dalam bentuk senyawa induknya dalam feses, 1,3%
diekskresikan melalui urin dalam bentuk utuh dan terkonjugasi (Tjay dan
Raharja, 2015).
Kadar plasma obat tidak berubah tetap di bawah 2 nanogram per mL
setelah asupan dari 2mg Loperamide kapsul hidroklorida. Masa laten yang
lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran cerna dan karena
obat mengalami sirkulasi enterohepatik (Tjay dan Raharja, 2015).
- Farmakodinamik
Loperamide merupakan antispasmodik, dimana mekanisme kerjanya
yang pasti belum dapat di jelaskan.Secara in vitro dan pada
binatang,loperamide menghambat motilitas/peristaltik usus dengan
mempengaruhi secara langsung otot sirkular dan longitudinal dinding
usus.Secara invitro dan pada hewan coba,loperamide memperlambat
motilitas saluran cerna dan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di
usus besar. Pada manusia,loperamide memperpanjang waktu transit isi
saluran cerna.Loperamide menurunkan volume feses, meningkatkan
viskositas dan kepadatan feses dan menghentikan kehilangan cairan dan
elektrolit.
- Sediaan dan Dosis
Dosis lazim untuk semua diare adalah 2 tablet pada permulaan dan
1 tablet setelah diare setiap 2 jam sampai diare berhenti. Dosis maksimal 8
tablet per 24 jam. anak usia 8 tahun diberikan 5x sehari 1 tablet, sedang
anak-anak < 8 tahun diberikan sirop (Loremid®, Mecordirk®) takaran
berdasarkan berat badan 3kg : 4x sehari ¼takaran, 5kg : 4x sehari ¼ - 0.5
takaran, 10kg : 4x sehari 0,5 – 1 takaran, 6x sehari 1 takaran, 15kg : 5x
sehari 1,5 takaran (1 takaran = 5 ml) (MIMS, 2018).
- Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi untuk tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa
dan anak- anak lebih 4 tahun, diare kronik hanya pada dewasa (Faridiatul,
2013).
Kontraindikasi untuk anak- anak dibawah usia 2 tahun, wanita hamil
dan menyusui, colitis akut dapat menyebabkan megacolon toksik, pada
keadaan konstipasi, jangan diberikan pada awal- awal diare (karena
kotoran dan racun harus dikeluarkan), jangan melebihi dosis yang
ditetapkan, penderita yang hipersensitif terhadap obat ini, pada penderita
hati dan ginjal, diare berdarah (disentri), diare dengan suhu tubuh diatas
38c , kram abdomen, reaksi kulit termasuk urtikaria, ileus paralitik dan
perut kembung (Faridiatul, 2013).
- Interaksi Obat
Loperamid meningkatkan absorpsi gastrointestinal desmopressin.
Interaksimajor :Saquinavir (probable). Interaksi moderate :Gemfibrozil
(established), Itraconazole (established) (MIMS, 2018).
B. Difenoxylate
Struktur difenoksilat
- Farmakokinetik
• Absorpsi : Per oral diabsorpsi dengan baik di saluran gastrointestinal
• Distribusi : tidak diketahui.
• Metabolisme : hati/hepar.
• Ekskresi : feses dan urin.
Waktu paruh :
• Difenoksilat : 2,5 jam
• Metabolit difenoksilat : 3-14 jam
Ikatan Protein :
Pengikatan pada protein tidak diketahui.
Bioavailabilitas :
Kurang dari 100%, antara70-60% (Gunawan,2016).
- Farmakodinamik
Difenoksilat dengan atrofin (lomotil) merupakan agonis opium dengan
khasiat antikolinergik (atropin) yang mengurangi motilitas gastrointestinal
(peristaltik). Obat ini mula kerja yang sedang yaitu 45-60 menit, masa
puncaknya 2 jam dan masa kerjanya 3-4 jam. Interaksi obat ini jika dipakai
bersama dengan alkohol, narkotik, atau hipnotik-sedatif adalah tampak
peningkatan kadar enzim hati dan amilase serum pada pemeriksaan hasil
laboratorium (Gunawan,2016).
- Sediaan dan Dosis
Difenoksilat (lomotil) merupakan obat sintetis yang secara kmiawi
berkaitan dengan narkotik meperidin (Demerol). Obat ini mengandung
kira-kira 50% atropin. Sedian dan Dosis difenoksilat-atropin adalah :
a. Tablet 2,5 mg difenoksilat/0,025 mg atropine
1) PO (dewasa): 2,5-5 mg 3-4 kali sehari di awal kemudian 2,5 mg 2-3
kali sehari (tidak lebih dari 20mg/hari).
2) PO (anak-anak 9-12 tahun): 1,75-2,5 mg 4 kali sehari.
3) PO (anak-anak 6-9 tahun): 1,25-2,5 mg 4 kali sehari.
4) PO (anak-anak 5-6 tahun): 1,25-2,25 mg 4 kali sehari.
5) PO (anak-anak 4-5 tahun): 1-2 mg 4 kali sehari.
6) PO (anak-anak 3-4 tahun): 1-1,5 mg 4 kali sehari.
7) PO (anak-anak 2-3 tahun): 0,75-1,5 mg 4 kali sehari.
b. Tablet 1 mg difenoksilat/0,025 mg atropine
PO (dewasa): 2 tablet di awal kemudian 1 tablet setiap kali diare atau tiap
3-4 jam sesuai kebutuhan (tidak lebih dari 8 tablet/hari).
c. Cairan (beberapa produk mengandung alkohol) 2,5 mg
difenoksilat/0,025 mg atropin per 5 ml.
1) PO (dewasa): 2,5-5 mg 3-4 kali sehari di awal kemudian 2,5 mg 2-3
kali sehari (tidak lebih dari 20mg/hari).
2) PO (anak-anak 9-12 tahun): 1,75-2,5 mg 4 kali sehari.
3) PO (anak-anak 6-9 tahun): 1,25-2,5 mg 4 kali sehari.
4) PO (anak-anak 5-6 tahun): 1,25-2,25 mg 4 kali sehari.
5) PO (anak-anak 4-5 tahun): 1-2 mg 4 kali sehari.
6) PO (anak-anak 3-4 tahun): 1-1,5 mg 4 kali sehari.
7) PO (anak-anak 2-3 tahun): 0,75-1,5 mg 4 kali sehari (Garber, 2008).
- Indikasi dan Kontraindikasi
Difenoksilat digunakan sebagai adjuvant dalam penatalaksanaan gejala
diare perjalanan. Difenoksilat memiliki kontraindikasi dalam beberapa hal
berikut ini: hipersensitivitas, penyakit hati yang parah, diare infeksius
(akibat E.coli, Salmonela atau Shigella), diare yang berhubungan dengan
colitis pseudomembranosa, pasien dehidrasi, glaucoma sudut sempit, dan
anak-anak < 2 tahun (Garber, 2008).
- Interaksi Obat
Meningkatkan potensi efek dari depresan SSP lain seperti alcohol,
barbiturate (MIMS, 2018).
5. Octreotide
Octreotide adalah suatu sintesis octapeptide yang merupakan long acting
analog dari somatostatin yang lebih poten. Octreotide terbagi menjadi empat asam
amino dengan somatostatin dan bagian inilah yang bertanggung jawab untuk aktivitas
farmakologiknya (Gunawan, 2016).
Struktur Octreotide
- Farmakokinetik
Injeksi subkutan, octreotide diserap dengan cepat dan sepenuhnya dari
injeksisitus Konsentrasi puncak 5,2 ng / mL (dosis 100 mcg) mencapai 0,4
jam setelah pemberian dosis. Pada relawan sehat distribusi octreotide dari
plasma cepat (tα1 / 2 = 0,2 h),volume distribusi (Vdss) diperkirakan 13,6
L, dan total jarak badan berkisardari 7 L / jam sampai 10 L / jam
(Gunawan, 2016).
Dalam darah, distribusi ke dalam eritrosit ditemukan diabaikan dan
sekitar 65% terikat dalam plasma dengan cara yang bebas konsentrasi.
Binding terutama untuk lipoprotein dan, pada tingkat yang lebih rendah,
untuk albumin. Penghapusan octreotide dari plasma memiliki waktu paruh
yang jelas yaitu 1,7 sampai 1,9 jam dibandingkan dengan 1-3 menit
dengan hormon alami (Gunawan, 2016).
Durasi tindakan Sandostatin adalah Variabel namun meluas hingga 12
jam tergantung jenis tumornya. Sekitar 32% dari dosis diekskresikan tidak
berubah ke dalam urin. Pada populasi lansia, penyesuaian dosis mungkin
terjadidiperlukan karena adanya peningkatan yang signifikan dalam masa
paruh (46%) dan penurunan yang signifikan dalam izin (26%) obat
(Gunawan, 2016).
Pada pasien dengan akromegali, farmakokinetik berbeda dari pada
yang sehat relawan. Konsentrasi puncak rata-rata 2,8 ng / mL (dosis 100
mcg) dicapai pada 0,7 jam setelah pemberian subkutan. Volume distribusi
(Vdss) diperkirakan 21,6± 8,5 L dan total body clearance ditingkatkan
menjadi 18 L / jam. Rata-rata persen obat terikat adalah 41,2%. Waktu
paruh disposisi dan eliminasi sama dengan normal (Gunawan, 2016).
Pada pasien dengan kerusakan ginjal, eliminasi octreotide dari plasma
berkepanjangan dan total body clearance berkurang. Pada gangguan ginjal
ringan (ClCR 40-60 mL / menit) octreotidet 1 / 2 adalah 2,4 jam dan total
body clearance adalah 8,8 L / jam, dengan gangguan sedang (ClCR 10-
39mL / menit) t1 / 2 adalah 3,0 jam dan total body clearance 7,3 L / jam,
dan pada gangguan yang sangat rendah. pasien yang tidak memerlukan
dialisis (ClCR <10 mL / menit) t1 / 2 adalah 3,1 jam dan pembersihan
badan total adalah 7,6 L / jam Pada pasien dengan gagal ginjal berat yang
memerlukan dialisis, total body clearance adalah dikurangi menjadi sekitar
setengah yang ditemukan pada subyek sehat (dari sekitar 10 L / jam
sampai 4,5 L / jam) (Gunawan, 2016).
Pasien dengan sirosis hati menunjukkan eliminasi obat yang
berkepanjangan, dengan oktreotida t1 / 2 meningkat menjadi 3,7 jam dan
total pembersihan badan menurun menjadi 5,9 L / jam, sedangkan pasien
dengan penyakit hati berlemak menunjukkan t1 / 2 meningkat menjadi 3,4
jam dan total pembersihan badan 8,2 L / jam (Gunawan, 2016).
- Farmakodinamik
Octreotide adalah analog sintetis somatostatin yang bertindak dengan
menekan sekresi hormon pertumbuhan (GH) basal dan distimulasi. Ini juga
menekan respon LH terhadap hormon yang melepaskan gonadotropin dan
mengurangi sekresi gastrin, peptida intestinal vasoaktif (VIP), insulin,
glukagon, sekretin, motilin dan polipeptida pankreas (MIMS, 2018).
- Sediaan dan Dosis
Dewasa: IV Perdarahan varises pada pasien dengan sirosis 25 mcg / jam
selama 48 jam (hingga 5 hari pada pasien yang berisiko tinggi mengalami
perdarahan ulang). IM Acromegaly Mengikuti kontrol awal dengan terapi
SC: Depot Awal: 20 mg 4 minggu. Sesuaikan jika diperlukan setelah 3 bln
hingga 10-30 mg 4 minggu. Max: 40 mg 4 minggu. IM / SC Neoplasma
sekretor Sebagai SC: Awal: 50 mcg 1-2 kali / hari, hingga 600 mcg / hari
dalam 2-4 dosis terbagi berdasarkan respons. Perawatan: Depot 10-30 mg
4 minggu melalui inj IM. SC Acromegaly Initial: 50 mcg 3 kali / hari,
meningkat jika diperlukan. Dosis biasa: 100-200 mcg 3 kali / hari. Maks:
500 mcg 3 kali / hari. Pencegahan komplikasi setelah operasi pankreas 100
mcg 3 kali / hari dari persiapan akting cepat selama 7 hari, mulai
setidaknya 1 jam pra-operasi. Diare terkait HIV Awal: 100 mcg 3 kali /
hari. Jika gejala tidak terkontrol setelah 1 minggu, naikkan menjadi 250
mcg 3 kali / hari. Neoplasma sekretorik Awal: 50 mcg 1-2 kali / hari,
hingga 600 mcg / hari dalam 2-4 dosis terbagi berdasarkan respons
(MIMS, 2018).
- Indikasi dan Kontraindikasi
Digunakan untuk diare sekretorik seperti diare ynag diinduksi kemoterapi,
diare yang disebabkan HIV, dan diare yang berhubungan dengan diabetes.
Kontraindikasi unruk ibu hamil dan menyusui karena menghambat sekre
hormone (Katzung, 2012).
- Interaksi Obat
Penyesuaian dosis terapi konkuren mungkin diperlukan dengan blocker
saluran kalsium, hipoglikemik oral, β-bloker, diuretik. Dapat
meningkatkan konsentrasi bromocriptine. Berpotensi fatal: Persyaratan
insulin dapat dikurangi yang membutuhkan pemantauan glukosa darah
secara hati-hati. Pengurangan bioavailabilitas dan efektivitas ciclosporin
(MIMS, 2018).
MIMS. 2014. MIMS Edisi Bahasa Indonesia, Edisi 15. Jakarta : BIP Jakarta. Indonesia.
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal
297.
Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar - Dasar
Praktis. Penerbit Buku EGC. Jakarta. Hal. 196; 203; 377-379; 417-418.
Scaldaferri F, Pizzferrato M, Ponziani FR, Gasbarrani G, Gasbarrani A. 2013. Use and
indication of cholestyramine and bile acid sequestrants. Intern Emerg Med;8:205-10
Gunawan S. 2016. Farmakologi dan Terapi. Ed 6. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. h:382-383
Alharbi S A, Bassam H. Mashat B H, Al-Harbi N A, Wainwright M, Aloufi A S,
and Alnaimatd S. 2012. Bismuth-inhibitory effects on bacteria and stimulation of
fungal growth in vitro. Saudi J Biol Sci. 19(2): 147–150.
DiPiro, Joseph T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee,Gary R. Matzke,Barbara G. Wells, L.
Michael Posey. 2016. Pharmacotheraphy: A Pathophysiologic Approach. 6th
Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.
Goldman R D. 2013. Bismuth salicylate for diarrhea in children. Can Fam Physician, 59(8):
843-844.
Katzung, B. G. 2012. Basic and Clinical Pharmacology, 12th Edition. Mc Graw Hill. Boston.
1090-1091.
Tjay, H. T., dan Rahardja, K., 2015, Obat-obatPenting: Khasiat, PenggunaandanEfek-efek
Sampingnya, Edisi VI, Cetakanpertama, 781, Gramedia, Jakarta, 271-279.
Faridiatul, Hanni P, Puspitasari, Anila, 2013, Profil Penggalian Infornasi dan Rekomendasi
Pelayanan Swamedikasi oleh Staf Apotek Terhadap Kasus Diare Anak Di Apotek
Wilayah Surabaya, Universitas Indonesia. Jakarta
Garber, Mark A., Toth, Peter P., Herting, Robert L. 2008. Buku Saku Dokter Keluarga
University of IOWA. Ed. 3. Alih bahasa, Lydia I. Mandera; editor edisi bahasa
Indonesia, Susilawati, Dewi Asih Mahanani. Jakarta:EGC;165.