1. Bulk Forming
A. Attapulgit
Attapulgite koloid aktif adalah magnesium alumunium silikat alamiah yang
telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk meningkatkan
berasa tidak enak. Kolestiramin dan kolestipol bersifat hidrofilik, tetapi tidak larut
dalam air, tidak dicerna dan tidak diabsorpsi.
Resinmenurunkankadarkolesteroldengancaramengikatasam
empedudalamsalurancerna,mengganggusirkulasienterohepatik sehinggaekskresisteroidyangbersifatasam
Penurunankadarasamempeduiniolehpemberianresinakan
minggu disertai pemberian antibiotik ampisilin dan kanamisin dengan dosis kolestiramin 4 sampai 8 g
respons yang baik kasus diare persisten pada anak dengan kombinasi
kolestiramin dengan gentamisin dan metronidazole (Scaldaferi, 2013).
- Interaksi Obat
Mengurangi absorpsi dari phenilbutazone, warfarin, chlorothiazide,
tetrasiklin, penisilin G, fenobarbital, digoksin, dan obat tiroid (MIMS,
2018).
3. Bismuth
Bismuth dapat digunakan untuk mengobati ulkus dan erosi dengan
menciptakan lapisan pelindung terhadap asam dan pepsin. Hal ini juga dapat
merangsang prostaglandin, lendir, dan sekresi bikarbonat. Sedangkan pada subsalisilat
dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi buang air dan likuiditas pada diare
infeksi akut, karena salisilat penghambatan prostaglandin usus dan sekresi klorida.
Selain itu, bismuth memiliki efek antimikroba langsung dan mengikat ins
enterotoksin. Sehingga Bismuth subsalicylate dapat dipilih manfaatnya dalam
mencegah dan mengobati diare pelancong. Senyawa bismuth juga memiliki aktivitas
antimikroba langsung terhadap H. pylori (Katzung, 2012).
Anak – anak :
3-6 tahun : 1/3 tablet atau 5 mL Per Oral setiap 30 menit atau 1 jam jika
diperlukan
6-9 tahun : 2/3 tablet atau 10 mL Per Oral setiap 30 menit atau 1
jam jika diperlukan
9 – 12 tahun: jam jika diperlukan
1 tablet atau 15 mL Per Oral setiap 30 menit atau 1
Traveler diare : 2 tablet ( 262 mg/ tablet) setiap 6 jam sekali selama 3
minggu
- Indikasi dan Kontraindikasi
Digunakan sebagai obat antidiare dan melindungi dinding lambung
dari asam lambung. Selain untuk diare, obat ini juga dapat dipakai untuk mengatasi mual, Farmakodin
ringan. (Goldman,2013)
- Interaksi Obat
• Bismuth subsalisilatdengan tetrasiklin dapat mengurangi absorbsi tetrasiklin.
Bismuth subsalisilatdengan aspirin dapat meningkatkan toksisitas
aspirin.
Bismuthsubsalisilatdengankostikosteroiddapatmenurunkan
•
efektivitas kostikosteroid
• Bismuth subsalisilat dengan spironolakton menurunkan efek diuretic
tidak mudah menembus ke dalam otak. Oleh karena itu, Loperamid hanya
mempunyai sedikit efek sentral dan tidak mungkin menyebabkan
ketergantungan. Jika dikombinasi dengan antibiotik, loperamide akan
mengurangi frekuensi diare dan memperpendek durasi diare (Katzung, 2012).
Struktur Loperamide
- Farmakokinetik
Sekitar 40% dosis Loperamide diabsorpsi dari saluran cerna.
Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 2,5atau 4-5 jam setelah
pemberian per oral. Mengalami metabolism lintas pertama di hati.
Diekskresi melalui feses lewat empedu sebagai konjugat inaktif.
Loperamid sedikit diekskresikan melalui urine (Katzung, 2012).
Waktu paruh eliminasi 10 jam dengan rentang antara 9,1-14,4 jam.
Waktu puncak tercapai sekitar 5 jam setelah pemberian dalam bentuk
tablet dan 2,5 jam untuk cairan dengan kadar puncak yang serupa. 25%
obat diekskresikan dalam bentuk senyawa induknya dalam feses, 1,3%
diekskresikan melalui urin dalam bentuk utuh dan terkonjugasi (Tjay dan
Raharja, 2015).
Kadar plasma obat tidak berubah tetap di bawah 2 nanogram per mL
setelah asupan dari 2mg Loperamide kapsul hidroklorida. Masa laten yang
lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran cerna dan karena
obat mengalami sirkulasi enterohepatik (Tjay dan Raharja, 2015).
- Farmakodinamik
Loperamide merupakan antispasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat di jelask
1 tablet setelah diare setiap 2 jam sampai diare berhenti. Dosis maksimal 8
tablet per 24 jam. anak usia 8 tahun diberikan 5x sehari 1 tablet, sedang
anak-anak < 8 tahun diberikan sirop (Loremid®, Mecordirk®) takaran
berdasarkan berat badan 3kg : 4x sehari ¼takaran, 5kg : 4x sehari ¼ - 0.5
takaran, 10kg : 4x sehari 0,5 – 1 takaran, 6x sehari 1 takaran, 15kg : 5x
sehari 1,5 takaran (1 takaran = 5 ml) (MIMS, 2018).
- Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi untuk tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa
dan anak- anak lebih 4 tahun, diare kronik hanya pada dewasa (Faridiatul,
2013).
Kontraindikasi untuk anak- anak dibawah usia 2 tahun, wanita hamil
dan menyusui, colitis akut dapat menyebabkan megacolon toksik, pada
keadaan konstipasi, jangan diberikan pada awal- awal diare (karena
kotoran dan racun harus dikeluarkan), jangan melebihi dosis yang
ditetapkan, penderita yang hipersensitif terhadap obat ini, pada penderita
hati dan ginjal, diare berdarah (disentri), diare dengan suhu tubuh diatas
38c , kram abdomen, reaksi kulit termasuk urtikaria, ileus paralitik dan
perut kembung (Faridiatul, 2013).
- Interaksi Obat
Loperamid meningkatkan absorpsi gastrointestinal desmopressin.
Interaksimajor :Saquinavir (probable). Interaksi moderate :Gemfibrozil
(established), Itraconazole (established) (MIMS, 2018).
B. Difenoxylate
Struktur difenoksilat
- Farmakokinetik
• Absorpsi : Per oral diabsorpsi dengan baik di saluran gastrointestinal
• Distribusi : tidak diketahui.
• Metabolisme : hati/hepar.
• Ekskresi : feses dan urin.
Waktu paruh :
• Difenoksilat : 2,5 jam
• Metabolit difenoksilat : 3-14 jam
Ikatan Protein :
Pengikatan pada protein tidak diketahui.
Bioavailabilitas :
Kurang dari 100%, antara70-60% (Gunawan,2016).
- Farmakodinamik
Difenoksilat dengan atrofin (lomotil) merupakan agonis opium dengan
- Interaksi Obat
Meningkatkan potensi efek dari depresan SSP lain seperti alcohol,
barbiturate (MIMS, 2018).
5. Octreotide
Struktur Octreotide
- Farmakokinetik
Injeksi subkutan, octreotide diserap dengan cepat dan sepenuhnya dari
injeksisitus Konsentrasi puncak 5,2 ng / mL (dosis 100 mcg) mencapai 0,4
jam setelah pemberian dosis. Pada relawan sehat distribusi octreotide dari
plasma cepat (tα1 / 2 = 0,2 h),volume distribusi (Vdss) diperkirakan 13,6
L, dan total jarak badan berkisardari 7 L / jam sampai 10 L / jam
(Gunawan, 2016).
Dalam darah, distribusi ke dalam eritrosit ditemukan diabaikan dan
sekitar 65% terikat dalam plasma dengan cara yang bebas konsentrasi.
Binding terutama untuk lipoprotein dan, pada tingkat yang lebih rendah,
untuk albumin. Penghapusan octreotide dari plasma memiliki waktu paruh
yang jelas yaitu 1,7 sampai 1,9 jam dibandingkan dengan 1-3 menit
mcg) dicapai pada 0,7 jam setelah pemberian subkutan. Volume distribusi
(Vdss) diperkirakan 21,6± 8,5 L dan total body clearance ditingkatkan
menjadi 18 L / jam. Rata-rata persen obat terikat adalah 41,2%. Waktu
paruh disposisi dan eliminasi sama dengan normal (Gunawan, 2016).
Pada pasien dengan kerusakan ginjal, eliminasi octreotide dari plasma
berkepanjangan dan total body clearance berkurang. Pada gangguan ginjal
ringan (ClCR 40-60 mL / menit) octreotidet 1 / 2 adalah 2,4 jam dan total
body clearance adalah 8,8 L / jam, dengan gangguan sedang (ClCR 10-
39mL / menit) t1 / 2 adalah 3,0 jam dan total body clearance 7,3 L / jam,
dan pada gangguan yang sangat rendah. pasien yang tidak memerlukan
dialisis (ClCR <10 mL / menit) t1 / 2 adalah 3,1 jam dan pembersihan
badan total adalah 7,6 L / jam Pada pasien dengan gagal ginjal berat yang
memerlukan dialisis, total body clearance adalah dikurangi menjadi sekitar
setengah yang ditemukan pada subyek sehat (dari sekitar 10 L / jam
sampai 4,5 L / jam) (Gunawan, 2016).
Pasien dengan sirosis hati menunjukkan eliminasi obat yang
berkepanjangan, dengan oktreotida t1 / 2 meningkat menjadi 3,7 jam dan
total pembersihan badan menurun menjadi 5,9 L / jam, sedangkan pasien
- Interaksi Obat
Penyesuaian dosis terapi konkuren mungkin diperlukan dengan blocker saluran kalsium, hipoglikemik
insulin dapat dikurangi yang membutuhkan pemantauan glukosa darah
secara hati-hati. Pengurangan bioavailabilitas dan efektivitas ciclosporin (MIMS, 2018).
MIMS. 2014. MIMS Edisi Bahasa Indonesia, Edisi 15. Jakarta : BIP Jakarta. Indonesia.
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal
297.
Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar - Dasar
Praktis. Penerbit Buku EGC. Jakarta. Hal. 196; 203; 377-379; 417-418.
Scaldaferri F, Pizzferrato M, Ponziani FR, Gasbarrani G, Gasbarrani A. 2013. Use and
indication of cholestyramine and bile acid sequestrants. Intern Emerg Med;8:205-10
Katzung, B. G. 2012. Basic and Clinical Pharmacology, 12th Edition. Mc Graw Hill. Boston.
1090-1091.
Tjay, H. T., dan Rahardja, K., 2015, Obat-obatPenting: Khasiat, PenggunaandanEfek-efek
Sampingnya, Edisi VI, Cetakanpertama, 781, Gramedia, Jakarta, 271-279.
Faridiatul, Hanni P, Puspitasari, Anila, 2013, Profil Penggalian Infornasi dan Rekomendasi
Pelayanan Swamedikasi oleh Staf Apotek Terhadap Kasus Diare Anak Di Apotek
Wilayah Surabaya, Universitas Indonesia. Jakarta
Garber, Mark A., Toth, Peter P., Herting, Robert L. 2008. Buku Saku Dokter Keluarga
University of IOWA. Ed. 3. Alih bahasa, Lydia I. Mandera; editor edisi bahasa
Indonesia, Susilawati, Dewi Asih Mahanani. Jakarta:EGC;165.