Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN ANTARA

STRUKTUR DAN AKTIVITAS


OBAT TERHADAP SISTEM
PENCERNAAN

Kelompok 1 :
Indah Sidratul Muntaha
Nur Azisha Yulyanti S
Nurfani Cahyafitrah. MS
Rezki Marissa Amalia M
Tri Ayu Ningsih
Obat Sistem Pencernaan
Obat sistem pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar. Sistem pencernaan memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Menerima makanan
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan)
3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Sedangkan untuk klasifikasi obat sistem pencernaan itu sendiri antara


lain ada Antasida, H2 reseptor antagonis, Antiemetik, Antikolinergik,
Hepatoprotektor, Antibiotik, Proton pompa inhibitor, Prokinetik,
Antidiare, dan Laksatif.
01.
SENYAWA ASAM
Senyawa Asam
Dilambung setiap hari dibentuk 2-3 liter getah lambung yang terdiri dari
lendir lambung, HCl dan pepsin yang bereaksi asam kuat (pH 0,8-1,5). Pada
kekurangan asam, sebagai penggantian asam dapat dipergunakan HCl dan
berbagai senyawa asam, yaitu seperti:
1. Betain hidroklorida
Sebuah senyawa alami yang telah menarik bagi perannya dalam
osmoregulasi. Sebagai obat, hidroklorida betaine telah digunakan
sebagai sumber asam klorida dalam pengobatan hypochlorhydria.
Betaine juga telah digunakan dalam pengobatan gangguan hati,
karena hiperkalemia, untuk homocystinuria, dan gangguan
pencernaan.
2. Asam glutamate hidroklorida
Sintesis asam glutamate hidroklorida terjadi ketika asam L Glutamat
diperoleh dengan menggunakan corynebacterium, dengan tangki
anaerob yang berisi glukosa (sumber C) dan ureum (sumber N).
Dengan oksidasi yang tidak sempurna terhadap glukose, terjadi asam -
ketoglutarat setelah aminasi reduktif terbentuk asam glutamat.
02.
ANTASIDA
Antasida

Antasida adalah golongan obat yang digunakan


dalam terapi terhadap akibat yang ditimbulkan
oleh asam yang diproduksi oleh lambung.
Umumnya antasida merupakan basa lemah,
biasanya bisa terdiri dari zat aktif yang
mengandung aluminium hidroksida/karbonat,
magnesium hidroksida/karbonat, dan kalsium.
Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan
simetikon yang dapat mengurangi kelebihan
gas.
Antasida Sistemik

Antasida sistemik adalah antasida yang ion-


ionnya dapat diserap oleh usus halus sehingga
mengubah keseimbangan asam basa dan elektrolit
dala tubuh dan dapat terjadi alkalosis. Jenis
antasida yang termasuk golongan ini adalah Na-
Bikarbonat.
Obat ini merupakan salah satu obat anti tukak.
Unsur aktif dalam soda pengembang kue, sangat
larut dan bereaksi hampir seketika dengan asam
hidroklorida :
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
Antasida Nonsistemik
Antasida nonsistemik adalah antasida yang
kationnya membentuk senyawa yang tidak larut
dalam usus, dan tidak diabsorpsi sehingga tidak
mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam
tubuh. yang termasuk golongan ini yaitu :
• Aluminium hidroksida, bereaksi dengan asam
hidroklorida dalam bentuk yang serupa :
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
• Kalsium karbonat berekasi lembih lambat
daripada natrium bikarbonat, tetapi sangat
efektif dalam menetralisasi asam lambung :
CaCO3 + 2HCl CaCl + H2O + CO2 .
• Magnesium hidroksida (susu magnesia)
bereaksi dengan asam hampir secepat natrium
hidroksida : Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 3H2O
Struktur Kimia Aluminium Hidroksida

Aluminium hidroksida merupakan obat antasida


yang paling lemah daya kerjanya. Efek samping
yang tidak dikehendaki ialah konstipasi, tetapi
tidak mempengaruhi keseimbangan asam basa
dalam tubuh.
Lanjutan….
Nama Obat Aluminium Hidroksida (Al(OH)3
Golongan Antasida

Indikasi Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis

Kontra-indikasi Hipersensitif terhadap garam aluminium

absopsi obat ; penisilin, tetrasiklin, INH, sulfonamid, digoksin,


klorpromazin
Interaksi
sekresi amphetamin dan kina
sekresi salisilat

0,6 g (1 g à 25 meq asam)


Dosis Dewasa : PO Antacid sampai 1 g/hari. Hiperposfatemia pada gagal ginjal
kronik sampai 10 g/hari dalam dosis terbagi.

Kehamilan & Laktasi Kategori C

Farmakologi Netralisasi asam lambung, menghasilkan garam aluminium klorida dan air.

Efek samping Konstipasi, mual, muntah, deplesi fosfat

Liquid : 120 ml (200 mg/5 ml dikombinasikan dengan obat GI lain)


Sediaan
Tablet : 200 mg dikombinasikan dngan obat GI lain

Merek dagang Acitral, Aludonna


Resep Dokter Ya
Struktur Kimia Natrium Bikarbonat

Jika dipergunakan sekali-kali, natrium bikarbonat


bekerja efektid dan cepat. Untuk penggunaan
jagka panjang tidak dianjurkan, mengingat
pengaruhnya terhadap keseimbangan asam-basa
dalam tubuh yang dapat menyebabkan alkalosis.
Natrium bikarbonat menyebabkan terbentuknya
gas CO2, sehingga perut menjadi kembung.
Lanjutan….
Nama Obat Natrium bikarbonat (NaHCO3)
Golongan Elektrolit
Indikasi Untuk alkalinisasi urin, dispepsia
Kontra-Indikasi Alkalosis metabolik atau respiratorik, hipernatremia, edema paru
berat, hipokalsemia, hipoklorida
Interaksi absorpsi obat ; penisilin, tetrasiklin, INH, sulfonamid digoksin,
klorpromazin
sekresi amphetamin dan kina
sekresi salisilat

Dosis 1-4 gr
Dewasa : per oral alkalinisasi urine sampai 10 g/hari dosis terbagi
dengan asupan cairan yang baik. Chronic metabolic acidosis 4,8
g/hari sebanyak yang diperlukan. Dypepsia 1-5 g sebanyak yang
diperlukan. IV Severe metaboliv acidosis By slow inj of a hypertonic
soln 8,4% or by continuous infusion of a weaker soln usually 1,26%

Kehamilan & Laktasi Kategori C


Farmakologi Menetralkan asam lambung
Efek samping Alkalosis sistemik, perforasi
Struktur Kimia Magnesium Hidroksida

Nama Obat Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)


Golongan Antasida
Indikasi Ulkus peptikum, hiperasiditas agastrointestinal, gastritis

Interaksi absorpsi obat ; penisilin, tetrasiklin, INH, sulfonamid digoksin,


klorpromazin
sekresi amphetamin dan kina
sekresi salisilat

Dosis 325 mg
Kehamilan & Laktasi Kategori C
Farmakologi Netralisasi asam lambung
Efek Samping Diare
Sediaan Liquid : 120 ml (200 mg/5 ml dikombinasikan degan obat GI lain)
Tablet : 200 mg dikombinasikan dengan obat GI lain

Merek dagang Acitral, Aludonna


Resep Dokter Ya
Struktur Kimia Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat merupakan obat antasida yang


kuat, cepat, dan bekerja dalam jangka waktu yang
panjang. Efek sistemik kecil jika dibandingkan
dengan natrium karbonat. Kalsium karbonat lebih
efektif dibandingkan degan garam aluminium atau
magnesium, dan efek samping yang dapat timbul
pada penggunaan obat ini ialah konstipasi
Lanjutan….
Nama Obat Kalsium karbonat
Golongan Antasida
Indikasi Ulkus peptikum, gastritis, hearburn, hiperasiditas
GI.
Kontra Indikasi Glukoma sudut tertutup, obstruksi saluran kemih
atau GI, ileus paralitik, penyakit jantung berat

Interaksi absorpsi obat ; penisilin, tetrasiklin, INH,


sulfonamid digoksin, klorpromazin
sekresi amphetamin dan kina
sekresi salisilat

Dosis 1-2 g
Tab 1-2 tab 15-30 menit setelah makan. Susp 1-2
sendok teh 30 menit setelah makan dan sebelum
tidur

Kehamilan & Laktasi Kategori C


Farmakologi Netralisasi asam lambung
Efek Samping Konstipasi, hiperkalsemi, rebound phenomena

Sediaan Suspensi : 150 ml


Tablet : 800 mg (biasanya dikombinasikan dengan
obat GI lain).
Sifat Obat dan Cara Kerja
Antasida mengandung basa, karena hanya basa yang
dapatmenetralkan pengaruh asam. Umumnya zat-zat
dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa
cenderung bereaksi satu sama lain. Reaksi pada
lambung : H3O+ (aq) + OH- (aq) 2H2O
Obat ini mampu menetralkan asam lambung yang
berlebihan sekaligus meredakan rasa nyeri pada
lambung. Antasida mengandung campuran garam
aluminium, magnesium, dan simetikon.
Cara kerjanya, garam aluminium dan magnesium akan
mengikat asam lambung sehingga jumlahnya berkurang.
Sedangkan kandungan simetikon berfungsi untuk
membantu gas yang timbul karena asam lambung
keluar dari saluran pencernaan. Tingkat keasaman (pH)
di lambung lalu jadi normal kembali di kisaran 3-4, saat
kadar asam lambung tinggi, ukuran pH lambung bisa
melorot ke angka 1-2.
03.
KOLERETIKA
Koleretika

Koleretik disebut juga senyawa untuk meningkatkan sekresi


empedu. Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya.
Zat empedu yang penting untuk manusia ialah garam natrium
asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Selain penting untuk
penyerapan lemak, empedu juga penting untuk absorpsi zat larut
lemak misalnya vitamin A, D, E dan K.
Koleretik merupakan obat-obat yang bekerja pada hati,
kemudian disekresikan ke dalam empedu yang dapat
menaikkan kadar air empedu secara osmosis sehingga
meningkatkan sekresi empedu.
Struktur Kimia Asam Empedu
Sifat Obat
1. Koleretik (asam empedu), terutama desoksikolat dengan asam
lemak dan berbagai lipid (kolesterol, karotin) dapat berbentuk
ikatan/senyawa molekul atau senyawa dalam.
2. Senyawa dalam berbentuk saluran yang terdiri 8 molekul asam
desoksikolat dan 1 molekul asam palmitat dinyatakan sebagai
asam koleinat
3. Asam kolat dapat diesterifikasi selektif pada gugus 3 hidroksil
4. Gugus 7 dan 12 sebaliknya mudah dioksidasi, reaksi lebih dulu
terjadi pada atom C-7 karena atom H pada C-12 dilindungi
secara keruangan oleh gugus metil yang berdampingan.
04.
OBSTIPANSIA
Obstipansia
Obstipansia merupakan salah satu golongan obat
diare. Obstipansia digunakan untuk terapi
simtomatis ( mengobati gejala ) sehingga dapat
menghentikan diare
Zat Penekan Peristaltik

CANDU DAN TURUNANNYA Morphine


CANDU : Opium, pulvis opii
Sifat Obat :

a. Termasuk golongan narkotik

b. Memiliki bau khas dan kuat

c. Serbuk coklat muda mengandung partikel coklat


kekuningan atau merah kecoklatan

d. Menekan peristaltik otot polos usus

e. Derivat petidin (difenoksilat dan loperamida)


Zat Penekan Peristaltik

DERIVAT PETIDIN (Difenoksilat dan Loperamida)


DIFENOKSILAT : Reasec, Lomotil
Sifat Obat
a. Turunan petidin sehingga menimbulkan efek narkosis
b. Menstimulasi aktivitas reseptor pada neuron
mienterikus dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan
meningkatkan konduktasi kaliumnya. Hal tersebut
menghambat pelepasan asetilkolin dari pleksus
mienterikus dan menurunkan motilitas usus.
c. Tidak diabsorpsi di usus pada pemberian oral
d. Efektif untuk diare dengan penyebab tidak jelas
e. Untuk mencegah penyalahgunaan dikombinasi dengan
atropin
f. Efek samping : ngantuk, pusing, mulut kering
g. Dosis : akut : 3-4 kali sehari 1-2 tab
Zat Penekan Peristaltik

DERIVAT PETIDIN (Difenoksilat dan Loperamida)


LOPERAMIDA : Imodium, lodia, imomed
Sifat Obat
a. Derivat difenoksilat dan haloperidol ( neuroleptikum)
b. Melebur pada suhu lebih kurang 225 disertai peruraian
c. Mudah larut dalam metanol, dalam isopropil alkohol dan
dalam kloroform; sukar larut dalam air dan dalam asam
encer
d. Loperamide adalah peripheral acting opiate yang tidak
berpotensi untuk disalahgunakan
e. Obat ini mengandung narkotika tetapi tidak
menimbulkan adiksi
f. Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja
dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal
usus.
Zat Penekan Peristaltik
ANTIKOLINERGIK (atropine,ekstrak belladonna)
Struktur Kimia
Atropin

2
Sifat obat :

a. Tidak berbau; sangat pahit; sangat beracun;


mengembang di udara kering; perlahan-lahan
terpengaruh oleh cahaya.

b. Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol,


terlebih dalam etanol mendidih; mudah larut dalam
gliserin.
Adstringensia
Menciutkan selaput lendir usus
● Asam samak (tanin) dan tanalbumin, garam-garam
bismuth dan aluminium
TANIN : asam penayamak
Adsorbensia
Pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat
beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang
adakalanya berasal dari makanan (udang,ikan)
misalnya:
• Karbo adsorben
KARBO ADSORBENS : Arang aktif, Norit
Sifat Obat:
a. Arang halus yang telah diaktifkan
b. Memiliki daya ikat pada permukaan (adsorpsi) kuat
terutama terhadap zat yang molekulnya besar,
toksin bakteri atau racun makanan
c. Bebas butiran; tidak berbau; tidak berasa
d. Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
e. Dosis : oral 3-4 kali sehari 0,5-1g
Adsorbensia

• Kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain dalam


buah apel) dan garam-garam bismuth serta aluminium
KAOLIN : Bolus alba, Argilla

Sifat Obat:
a. Yaitu aluminium silikat yang mengandung air sebagai adsorbens
terhadap toksin penyebab diare
b. Bebas dari butiran kasar; tidak berbau; tidak mempunyai rasa; licin
c. dikombinasi dengan karbo adsorbens atau pectin
d. Dosis : Oral 3 kali sehari 50-100 g sebagai suspensi air
Adsorbensia

BISMUTH SUBNITRAT

Sifat Obat:
a. Agak higroskopis
b. Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam
asam klorida dan dalam asam nitrat
c. Obstipansia dan membentuk lapisan pelindung
d. Untuk menutupi luka dinding usus.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai