Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FARMAKOLOGI 3

ANTASIDA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

 KHOMISAH SALIMAH  MELDA MELINDA


(04031181722001) (04031181722008)
 BACHARUDIN HASAN  MAYANG PUTRI
ISMAIL (04031181722009)
(04031181722002)  DHEA ANGGITA ARMAN
 DWI PURNAMA RISZANI (04031181722010)
(04031181722003)  CANTIKA ROHMA SARI
 DELLA (0403111722012)
(04031181722005)  NABILAH (04031181722013)
 AYU RAHMA SARI  CINDY APRIOLA MAYASARI
(04031181722006) (04031181722014)
 DISKA FAJAR WIJAYATI  MONIKA PRIMA ANUGRAH
(04031181722007) (04031181722015)

Dosen Pembimbing:

dr. Nita Parissa, M.Bmd

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


ANTASIDA
Definisi
Antasida (antacid, antiacid ) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit
maag. Antasida adalah berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acidus yang berarti asam,
sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan dengan asam, yaitu basa. Lambung
kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi lambung bisa
terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar dari keadaan normal atau
asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkan gangguan
pada lambung.
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kmiawi dan
menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH, yang mengakibatkan
berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri di
lambung dengan cepat. Efeknya bertahan 20-60 menit bila diminum pada perut kosong dan
sampai 3 jam bila diminum 1 jam sesudah makan. Beberapa antasida seperti aluminium
hidroksida, sukralfat, kalsium karbonat, magnesium hidroksida, magnseium oksida, bismuth
klorida, memiliki khasiat melindungi tukak dengan jalan menutupnya dengan suatu lapisan
pelindung terhadap serangan asam-pepsin. Senyawa natrium hidrogenkarbonat yang dulu
banyak digunakan tidak dianjurkan lagi, karena pada netralisasi asam klorida dengan
hidrogenkarbonat dengan cepat dibebaskan karbon dioksida dalam jumlah banyak, yang
menyebabkan lambung kembung dan jika ada ulkus malahan dapat menyebabkan ruptura
lambung. (Atas dasar inilah maka merupakan kesalahan, jika pada keracunan asam lambung
diberikan alkali hidrogenkarbonat). Di samping itu pada pemberian oral natrium
hidrogenkarbonat, ion natrium praktis diabsorbsi dengan sempurna, sehingga beban alkali
organisme akan meningkat. Biasanya antasida dikombinasikan dengan dimeticon untuk
mengeluarkan gas-gas beracun dari alm tubuh.

Farmakodinamik
 Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl )3 dan H2O
 Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung
membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan
usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon
dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.
 Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada
magnesium hidroksida
 Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium
klorida yang larut dan karbondioksida

Farmakokinetik

Farmakokinetik antasida bergantung pada kandungan obatnya.

Absorpsi

Tiap kandungan obat Antasida berbeda daya absorpsi. Untuk kandungan Magnesium
hitungannya adalah secara inversi proporsional terhadap dosis, yaitu 50% dengan diet
yang terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% pada pemberian dosis tinggi.

Untuk kandungan Kalsium bioavailabilitas adalah 25─35%. Makanan akan


meningkatkan absorpsi obat 10─30%. Onset kerja obat tergantung pada lamanya
pengosongan lambung. Waktu puncak obat dalam plasma adalah 20─60 menit dalam
keadaan puasa. Apabila obat dikonsumsi satu jam setelah makan, maka kadar puncak
dicapai hingga 3 jam kemudian.

Distribusi

Tiap kandungan obat Antasida berbeda distribusi obat. Untuk kandungan Magnesium
dapat ditemukan sekitar 50─60% pada tulang. Sekitar 1─2% didistribusikan kedalam
cairan ekstraseluler. Obat berikatan dengan protein, 30% dengan albumin. Untuk
kandungan Kalsium, obat berikatan dengan protein sebanyak 45%.

Eliminasi

Renal clearance pada obat Antasida yang mengandung kalsium adalah 50─300 mg per
hari. Obat Antasida yang dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke urine. Sedangkan obat
Antasida yang tidak dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke feses.

Efek samping
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi adalah
sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan
mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan
vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi
antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga
bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya,
ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi
(kandungan asam rendah).Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain,
seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh.
Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan
ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.

 Gastrointestinal:konstipasi, kram lambung, fecal impacti on, mual, muntah, perubahan


warna feses (bintik-bintik putih). Endokrin dan metabolisme:hipofosfatemia,
hipomagnesemia.
 Kardiovaskuler:hipotensi. Endokrin dan metabolisme:hipermagnesemia.
Gastrointestinal:diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal:kele mahan otot.
Pernapasan:depresi pernapasan
 Kadang-kadang menyebabkan konstipasi, kembung akibat pelepasan karbondioksida
pada beberapa pasien. Dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid rebound). Kalsium
karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada pasien dengan gangguan
ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi. Alkalosis dapat juga terjadi a kibat
absorpsi ion karbonat
 Efek samping lain (1 -10% paisne) : bengkak, CHF, hiperten si, takikardi, aritmia,
hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma,
sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida
dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang
berlebihan mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk
menghambat asam, dan mengurangi H. pylori.

Kontraindikasi
Pada beberapa kondisi berikut antasida sebaiknya tidak diberikan, yakni:

1. Gagal ginjal;
2. Ketidakseimbangan elektrolit/ion tubuh;
3. Adanya gejala radang usus buntu;
4. Pada pasien pascaoperasi perut;
5. Gangguan listrik jantung yang berat;
6. Nyeri perut tanpa sebab yang jelas.
7. Wanita hamil kontraindikasi mengonsumsi antasida yang mengandung aluminium
fosfat.

Contoh obat Antasida


Berikut adalah contoh-contoh obat antasida :
a. Aluminuium hidroksida
Zat koloidal ini terdiri dari aluminiumhidrosida dan sebagian lagi sebagai
aluminiumoksida terikat pada molekul air. Zat ini berkhasiat adstringens, yakni
menciutkan selaput lendir berdasarkan sifat ion-aluminium yang membentuk kompleks
dengan antara lain protein. Juga dapat menutupi tukak lambung dengan suatu lapisan
pelindung.
Dosis: 1-2 tablet dikunyah 4 kali sehari dan sebelum tidur atau bila diperlukan.
Suspensi: 1-2 sachet (7-14 mL), 3-4 kali sehari, anak > 8 tahun: ½ -1 sachet, 3-4 kali
sehari.

1) Sukralfat
Dapat membentuk suatu kompleks protein pada permukaan tukak yang melindungi
terhadap HCl, pepsin dan empedu. Dosis untuk esophagitis 4 dd 1p.c sebelum tidur.
Tukak lambung/usus 4 dd 1 g 0.5 jam a.c dan sebelum tidur selama 4-6 minggu, bila
perlu 12 minggu.
Contoh sediaan di pasaran : Benofat, Musin, Ulsafate, suldafed dan ulcron.
2) Sediaan kombinasi (Mg dan Al)
Contoh sediaan di pasaran : Alludona, Digel, Gastran dan Oskamag.
b. Kalsium karbonat
Kalsium karbonat dapat digunakan sebagai antasidum yang memiliki efek yang baik
sekali. Zat ini menetralkan asam lambung sambil melepaskan banyak gas karbondioksida
yang diduga dapat merangsang dinding mencetuskan perforasi dari tukak. Efek
sampingnnya berupa sembelit yang dapat diatasi dengan kombinasi kombinasi dari dua
garam (MgO 20%, Mg sulfat) dosis 1-4 gram seharinya.
Contoh sediaan di pasaran : Anti maag, stomagel dan Flamints.
c. Magnesiumoksida
Dalam dosis yang sama (1g), MgO lebih efektif untuk mengikat asam daripada
natrium-bikarbonat. Efek sampingnya (lebih ringan dari Mg sulfat). Untuk mengatas hal
ini zat ini diberikan dalam kombinasi dengan aluminium hidroksida atau kalsium karbonat
yang memiliki sifat sembelit. MgO tidak diserap usus sehingga tidak menyebabkan
alkalosis. Dosis 1-4 kali sehari (0,5-1 g).
d. Hidrotalsit
Magnesium alhidroksikarbonat dengan daya netralisasi pesat tetapi agak lemah.
Zat ini bekerja sebagai antipepsin dan dapat mengikat dan menginaktivasi empedu yang
mengalir naik ke dalam lambung akibat refluks. Efek sampingnya seringkali berupa
pencaharan (Mg), tetapi adakalannya juga obstipasi (Al). Dosis 2 dd 2 tab dari 0,5 g
(dikunyah halus ) 1 jam setelah makan dan 2 tablet sebelum makan.

Dosis dan Cara Penggunaan


Antasida diambil melalui mulut, untuk obat sediaan tablet dikunyah terlebih dahulu sebelum
di telan, sedangkan antasida doen yang berbentuk cair, botol kemasan harus dikocok terlebih
dahulu sebelum diminum.
Dosis:
 Dewasa : 3 – 4 kali sehari 1 – 2 tablet atau 1 – 2 sendok takar suspensi (sirup);
 Anak 6 – 12 tahun : 3 – 4 kali sehari ½ – 1 tablet atau ½-1 sendok takar suspensi.
Waktu Minum:
 Satu jam sebelum makan, atau dua jam setelah makan, dan sebelum tidur.
 Hentikan apabila gejala sudah sembuh.

 Antasida:dewasa:oral:600-1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur malam.


 Hiperfosfatemia:anak:50 -150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4 -6 jam, titrasi
dosis sampai tercapai kadar fosfat dalam rentang normal.
 Dewasa:dosis awal:300-600 mg 3 kali/hari bersama makanan.
 Magnesium hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dos is sampai dengan 1 g per
oral. Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dengan dosis sekitar 2 -5
g per oral.
 Dosis sampai dengan sekitar 2 g per oral.
 Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.
 Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 g pe r oral.1 Magaldrate diberikan di antara
waktu makan dan malam sebelum tidur
 Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 g per oral. Kalsium karbonat
mengikat posfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan
absobsi mengurangi p osfat

Bentuk Sediaan
Kaplet 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg ; Tablet Kunyah 250 mg,
300 mg, 400 mg, 500 mg ; Suspensi 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5 ml, 325 mg/5 ml,
400 mg/5 ml

Merek Dagang
- Aludonna - Lexacrol - Oskamag
- Aludonna D - Lexacrol Forte - Plantacid
- Asidrat - Madrox - Plantacid Forte
- Biogastron - Magalat - Poloxane
- Corsamag - Magasida - Progastric
- Dexanta - Magnidicon - Promag
- Di-Gel - Magtacid - Simeco
- Flatucid - Magtral - Stomacain
- Gastran - Magtral Forte - Stomagel
- Gastrinal - Mepromaag - Stromag
- Gastrucid - Mylanta - Ticomag
- Gelusil MPS -Mylanta - Tri Act
- Gestabil -Forte/Amacon - Ulcid
- Gestamax - Neosanmag - Ultilox
- Lagesil - Neusilin -Gelus
- Nudramag

Anda mungkin juga menyukai