ANTASIDA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Farmakodinamik
Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl )3 dan H2O
Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung
membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan
usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon
dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.
Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada
magnesium hidroksida
Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium
klorida yang larut dan karbondioksida
Farmakokinetik
Absorpsi
Tiap kandungan obat Antasida berbeda daya absorpsi. Untuk kandungan Magnesium
hitungannya adalah secara inversi proporsional terhadap dosis, yaitu 50% dengan diet
yang terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% pada pemberian dosis tinggi.
Distribusi
Tiap kandungan obat Antasida berbeda distribusi obat. Untuk kandungan Magnesium
dapat ditemukan sekitar 50─60% pada tulang. Sekitar 1─2% didistribusikan kedalam
cairan ekstraseluler. Obat berikatan dengan protein, 30% dengan albumin. Untuk
kandungan Kalsium, obat berikatan dengan protein sebanyak 45%.
Eliminasi
Renal clearance pada obat Antasida yang mengandung kalsium adalah 50─300 mg per
hari. Obat Antasida yang dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke urine. Sedangkan obat
Antasida yang tidak dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke feses.
Efek samping
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi adalah
sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan
mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan
vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi
antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga
bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya,
ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi
(kandungan asam rendah).Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain,
seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh.
Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan
ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.
Kontraindikasi
Pada beberapa kondisi berikut antasida sebaiknya tidak diberikan, yakni:
1. Gagal ginjal;
2. Ketidakseimbangan elektrolit/ion tubuh;
3. Adanya gejala radang usus buntu;
4. Pada pasien pascaoperasi perut;
5. Gangguan listrik jantung yang berat;
6. Nyeri perut tanpa sebab yang jelas.
7. Wanita hamil kontraindikasi mengonsumsi antasida yang mengandung aluminium
fosfat.
1) Sukralfat
Dapat membentuk suatu kompleks protein pada permukaan tukak yang melindungi
terhadap HCl, pepsin dan empedu. Dosis untuk esophagitis 4 dd 1p.c sebelum tidur.
Tukak lambung/usus 4 dd 1 g 0.5 jam a.c dan sebelum tidur selama 4-6 minggu, bila
perlu 12 minggu.
Contoh sediaan di pasaran : Benofat, Musin, Ulsafate, suldafed dan ulcron.
2) Sediaan kombinasi (Mg dan Al)
Contoh sediaan di pasaran : Alludona, Digel, Gastran dan Oskamag.
b. Kalsium karbonat
Kalsium karbonat dapat digunakan sebagai antasidum yang memiliki efek yang baik
sekali. Zat ini menetralkan asam lambung sambil melepaskan banyak gas karbondioksida
yang diduga dapat merangsang dinding mencetuskan perforasi dari tukak. Efek
sampingnnya berupa sembelit yang dapat diatasi dengan kombinasi kombinasi dari dua
garam (MgO 20%, Mg sulfat) dosis 1-4 gram seharinya.
Contoh sediaan di pasaran : Anti maag, stomagel dan Flamints.
c. Magnesiumoksida
Dalam dosis yang sama (1g), MgO lebih efektif untuk mengikat asam daripada
natrium-bikarbonat. Efek sampingnya (lebih ringan dari Mg sulfat). Untuk mengatas hal
ini zat ini diberikan dalam kombinasi dengan aluminium hidroksida atau kalsium karbonat
yang memiliki sifat sembelit. MgO tidak diserap usus sehingga tidak menyebabkan
alkalosis. Dosis 1-4 kali sehari (0,5-1 g).
d. Hidrotalsit
Magnesium alhidroksikarbonat dengan daya netralisasi pesat tetapi agak lemah.
Zat ini bekerja sebagai antipepsin dan dapat mengikat dan menginaktivasi empedu yang
mengalir naik ke dalam lambung akibat refluks. Efek sampingnya seringkali berupa
pencaharan (Mg), tetapi adakalannya juga obstipasi (Al). Dosis 2 dd 2 tab dari 0,5 g
(dikunyah halus ) 1 jam setelah makan dan 2 tablet sebelum makan.
Bentuk Sediaan
Kaplet 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg ; Tablet Kunyah 250 mg,
300 mg, 400 mg, 500 mg ; Suspensi 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5 ml, 325 mg/5 ml,
400 mg/5 ml
Merek Dagang
- Aludonna - Lexacrol - Oskamag
- Aludonna D - Lexacrol Forte - Plantacid
- Asidrat - Madrox - Plantacid Forte
- Biogastron - Magalat - Poloxane
- Corsamag - Magasida - Progastric
- Dexanta - Magnidicon - Promag
- Di-Gel - Magtacid - Simeco
- Flatucid - Magtral - Stomacain
- Gastran - Magtral Forte - Stomagel
- Gastrinal - Mepromaag - Stromag
- Gastrucid - Mylanta - Ticomag
- Gelusil MPS -Mylanta - Tri Act
- Gestabil -Forte/Amacon - Ulcid
- Gestamax - Neosanmag - Ultilox
- Lagesil - Neusilin -Gelus
- Nudramag