Anda di halaman 1dari 11

ANTASIDA

Makalah
Untuk memenuhi matakuliah Alat Kesehatan dan Spesialit

Oleh :

Aisyah Rahmah (16003)


Alfin Septiani (16006)
Lalu Yudi S.P. (16061)
Lindri Monita (16064)
Linggy Dewintari (16065)
Yudhtia Mushi (16130)

AKADEMI FARMASI HANG TUAH


JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui tentang gejala tukak peptic atau
biasa disebut sakit maag dan hanya mengandalkan obat warung untuk mengobatinya,
tanpa mengetahui penyebab dan pencegahannya. Sakit maag terjadi akibat tingginya
kadar asam di lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Kebanayakan
orang mengkonsumsi obat maag ketika rasa sakit maag terasa. Salah satu contoh obat
untuk mengatasi rasa skit maag yang yerdapat dipasaran adalah Mylanta yang
didalamnya mengandung antasida.
Sedikit dari mereka yang mengetahui dampak negative dari pengkonsumsian
antasida dan efek apa yang ditimbulkan dari antasida bagi tubuh. Dalam makalah ini,
penulis akan membahas mengenai pengertian antasida, golongan obat antasida, keadaan
dan penggunaan antasida serta keaadaan tukak peptic.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Antasida dan apasaja sediaannya?
2. Bagaimana keadaan tukak pectic?
3. Bagaimana keluhan yang biasanya terjadi pada saat mengkonsumsi antasida?
4. Apasaja penggolongan antasida?
5. Bagaimana keadaan yang membatasi penggunaan antasida?
6. Bagaimana penggunaan antasida?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian antasida dan
sediaannya, keadaan tukak peptic, keluhan yang biasanya terjadi, penggolongan antasida,
pilihan penggunaan antasida, keadaan yang membatasi penggunaan antasida, dan
keamanan penggunaan antasida.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Maag (Gastritis)


Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Maag
adalah inflamasi dari mukosa lambung . Gejala atau tanda penyakit asam lambung maag
yang biasanya dirasakan adalah perut yang dirasa perih dan juga mulas akibat dari pola
makan yang kurang seusai jadwal. Sakit maag diakibatkan oleh kelebihan asam lambung,
sehingga dinding lambung tidak kuat menahan asam lambung sehingga timbul rasa sakit
yang sangat mengganggu (Abdullah, 2008).
Penyakit asam lambung maag ini biasanya menyebabkan lambung menjadi
meradang atau juga teriris sehingga menyebabkan rasa nyeri pada ulu hati. Pada waktu
yang rutin makanan yang dikonsumsi akan dicerna oleh asam yang diproduksi oleh
lambung manusia. Meskipun tidak ada makan yang bisa dihancurkan tetapi lambung ini
akan terus bekerja untuk memproduksi asam seperti waktu kita sedang istirahat tidur.
Didalam proses pencernaan makanan sangat memerlukan adanya asam lambung. Dalam
hal ini tubuh manusia tidaka akan bisa menyerap dengan sempurna dari semua nutrisi
yang telah dicerna tidak akan masuk ke dalam tubuh apabila asam lambung tidak ada.
Oleh karena itu asam lambung yang seimbang harus dimiliki oleh tubuh. Namun masalah
gangguan kesehatan juga akan terganggu apabila asam lambung berlebih.
Pada saat sedang makan maka tubuh akan memerlukan asam lambung sehingga
secara otomatis akan menambah produksi asam lambung. Produksi asam lambung akan
turun apabila tubuh tidak memerlukannya. Tetapi yang perlu diketahui adalah lambung
akan susah untuk menyesuaikan apabila tidak makan secara rutin. Akan terasa mual dan
perih didalam lambung karena pada dinding mukosa lambung terjadi iritasi dan asam
yang berlebihan dan selama terus-menurus sehingga bisa berakibat pada gangguan asam
lambung. Tak jarang penyakit asam lambung ini tidak diperhatikan oleh penderitanya.
Parahnya penyakit ini akan berkembang menjadi kanker apabila saluran tenggorokan
telah rusak karena kerongkongan ataupun tenggorokan ini asam lambungnya telah
meningkat. Maag dapat diobati dengan golongan antasida dan yang lainnya.

2.2 Pengertian Antasida


Antasida berasal dari kata anti atau asidus atau asam yaitu digunakan untuk
menetralisir kelebihan asam lambung, merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam
lambung untuk membentuk air dan garam dengan demikian dapat menghilangkan
keasaman lambung.
Antasida adalah obat yang menetralisir asam hidroklorik di lambung, digunakan
untuk meredakan gangguan pencernaan asam. gas dan mulas. Dalam pengobatan ulkus
pektik, idealnya antasid harus menetralisir sejumlah besar asam dengan dosis kecil,
memiliki efek tahan lama, harus diperhatikan mengganggu keseimbangan elektrolit dan
natrium bikarbonat dapat menyebabkan hiperadikiditas rebound. Pasien dengan gagal
ginjal sebaiknya tidak menggunakan antasid dalam jumlah besar yang mengandung
magnesium, magnesium tidak dapat diekskresikan dan dapat menyebabkan toksisitas
hypermagnesemia.

2.3 Keadaan Tukak Pectic


Sakit tukak pectic terjadi ketika asam yang berlebih dilambung mendesak ke atas,
menyebabkan rasa nyeri yang tidak nyaman didaerah ulu hati dan LES. LES adalah otot
yang menyambungkan lambung dengan kerongkongan. Ketika asam lambung menedsak
keatas, asam tersebut terus mendesak sampai kekerongkongan atau bahkan sampai
kemulut.
Antasid umumnya mempunyai efek menaikan pH isi lambung. Antasid umumnya
bersifat basa, tetapi bukanlah suatu basa karna tidak berisi radikal OH. Dewasa ini teori
mekanisme terjadinya ulkus peptikum yang banyak dianut ialah bahwa ulkus peptikum
disebabkan oleh pengaruh asam lambung yang bersifat korosif terhadap mukosa lambung
dan pengaruh aktivitas pepsin yang mencerna mukosa lambung ( Efek auto digest ).
Dalam keadaan normal pH asam lambung berkisar antara 1-2. Pepsin mempunyai
aktivitas optimal pada pH sekisar 2. Pemberian antasid yang bersifat basa lemah seperti
aluminium hidroksid hanya menaikan pH sampai 4, beberapa diantaranya dapat menikan
pH diatas 9, tetapi dalam klinik jarang terjadi. Peningkatan pH yang lebih tinggi dari 4
atau 4,5 akan menurukan aktivitas pepsin, dan pada pH antara 7 dan 8 pepsin jadi inaktif
secara menetap. Penetralan asam lambung yang komplit tidak menguntungkan karena
selain menikatifkan pepsin, juga akan menimbulkan efek stimulasi sekresi asam lambung
yang lebih banyak ( rebound phenomen ).
Semua antasid umumnya menurunkan aktivitas pepsin secara tidak langsung bila
diberikan dalam jumlah yang cukup untuk menaikan pH isi lambung diatas 5. Antasid
yang berisi Al, Ca, dan Bi menghambat aktivatas pepsin secara langsung, tetapi belum
ada pembuktian hal isini yang menggunakan efek pH sebagai control.

2.4 Gejala Tukak Peptik


Biasanya keluhan yang sering terjadi pada penderita tukak peptic :
1. Perut kembung dan terasa penuh
2. Mudah kenyang
3. Mual saat makan
4. Sering sendawa
5. Intoleransi terhadap makanan berlemak
6. Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit
7. Naiknya asam lambung
8. Penurunan berat badan
9. Nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada.

2.5 Penggolongan Antasida


Antasid dapat digolongkan atas beberapa cara :
1. Secara kimia antacid dapat dibedakan atas 2 golongan:
 Golongan oksid/hidroksid dari logam-logam bervalensi 2 atau 3 (misalnya
magnesium oksid, magnesium hidroksid, Aluminium hidroksid, Calsium
Hidroksid).
 Golongan garam-garam bersifat basa lemah seperti Natrium bicarbonate,
kalsium karbonat, dan magnesium oksid.
2. Secara klinik antacid dapat dibagi atas 2 golongan:
 Antasid kuat,yaitu: antacid yang mempunyai aktivitas netralisasi asam
yang efektif, termasuk: Natrium bicarbonate, Calsium carbonat dan
magnesium oksid.
 Antasid tidak kuat, karena mempunyai kapasitas netralisasi asam lambung
relative kecil, termasuk: semua antacid selain dari diatas, terutama
aluminium hidroksid gel. Pemberian antacid dalam dosis yang cukup
dapat mempercepat proses penyembuhan ( Healing process ) pada ulkus
pepticum. Antacid yang efektif untuk membantu proses penyembuhan ini
ialah bismuth koloidal dan aluminium magnesium hidroksid.
3. Penggolongan antacid yang umum dipakai ialah berdasarkan pengaruhnya
terhadap keseimbangan asam basa dan elektroilit dalam tubuh yaitu :
 Antacid non sistemik ialah antacid yang mempunyai kation yang
membentuk senyawa senyawa yang tidak larut dalam usus, dan tidak
diabsorbsi, sehingga tidak mempengaruhi kesimbangan asam basa dalam
tubuh. Misalnya aluminium hidroksid, kalsium carbonat, dll.
 Antasid sistemik ialah antasid yang tidak membentuk “kompleks yang
tidak larut” dan ion ionnya dapat diserap oleh usus halus sehingga dapat
merubah keseimbangan asam basa dan elektrolit dalam tubuh, dan dapat
menimbulkan alkalosis contohnya ialah natrium bicarbonate.
4. Menurut mekansime kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi dua
yaitu:
 Anti hiperaciditas
Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium ini
bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan HCl dalam lambung.
Magnesium atau aluminium tidak larut dalam air dan dapat bekerja lama
di dalam lambung sehingga tujuannya pemberian antasida sebagian besar
dapat tercapai.
Sediaan yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare
(bersifat pencahar) sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat
menyebabkan konstipasi (sembelit) maka biasanya kedua senyawa ini di
kombinasikan. Persenyawaan molokul antara Mg dan Al disebut
hidrotalsit.(aluminium hidroksida, magnesium karbonat,magnesium
trisilikat, kompleks aluminium magnesium hidrolsit).
Obat dengan kandungan natrium bicarbonate merupakan antasida
yang larut dalam air dan bekerja cepat. Tetapi bikarbonat yang terabsorbsi
dapat menyebabkan alkalosis bila digunakan dalam dosis berlebih,
terlepas CO2 dapat menyebabkan sendawa.
Obat dengan kandungan bismuth dan kalsium dapat membentuk
lapisan pelindung pada luka dilambung tetapi sebaiknya dihindari karena
bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia(
kerusakan otak dan gejala kejang-kejang dan kekacauan). Juga cenderung
menyebabkan konstipasi. Kalsium dapat menyebabkan sekresi asam
lambung berlebih, kelebihan menyebabkan hiper kalsemia.
 Perintang reseptor H2 (antagonis resemptor H2)
Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan
duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat
hambatan reseptor H2. Contoh perintang reseptor H2 adalah ranitidine dan
simetidin sekarang dikenal senyawa baru famotidine dan nizatidin.
Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, membuat penderita lebih tenang dan dapat
beristirahat, juga agar penderita tidak mengalami kembung.
Antasida sering dikombinasikan dengan;
1) Antikolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah
lambung dan melawan kejang-kejang(contoh; ekstrak
belladonae)
2) Obat penenang/sedative, yaitu untuk menekan stress karena
dapat memicu sekresi asam lambung(contoh:
klordiazepoksida)
3) Spasmolitik , yaitu untuk melemaskan ketegangan otot
lambung- usus dan mengurangi kejang-kejang(contoh:
papaverin)
4) Dimetikon, berfungsi mengecilkan gelmebung gas yang
timbul sehingga mudah diserap dengan demikian dapat
dicegaj masuk angina,kembung, dan sering buang angin.
5. Obat generik, indikasi, kontaindikasi, dan efek samping :
a) Aluminium hidroksida
Indikasi : Nyeri radang lambung dan usus 12 jari.
Kontaindikasi : Hipofosfatemia
Efeksamping : Hipersensitif, penderita gangguan ginjal berat
Sediaan : Antasida DOEN(generic) tablet, suspense, tablet kunyah.
b) Simetidin
Indikasi : Tukak lambung dan usus 12 jari refluk gastroesofagus
yang erosive, hipersekresi patologis seperti pada sindroma
zollinger-ellison.
Kontaindikasi : Hipersensitif.
Efek samping : Diare ringan.
Sediaan : Simetidin(generic) tablet 200mg.
c) Famotidin
Indikasi : Tukak Usus 12 jari.
Kontaindikasi : Hipersensitif.
Efeksamping : Konstipasi.
Sediaan : Famotidin(generic)tablet 20mg, 40mg
d) Ranitidine
Indikasi : Tukak lambung, tukak akibat anti inflamasi non steroid.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efeksamping : Diare.
Sediaan : Ranitidine( generic) tablet 150mg, 300mg.
6. Spesialite obat-obat antasida :
1. Aluminium Hydroxida kombinasi Al (OH)3 dan Mg(OH)
2. Simetikon/Dimethicone (Dimethylpolysiloxane)
Nama dagang(pabrik) : Gastulen (Zenith)
Sediaan : 40mg/tablet
3. Antasida
Nama dagang(pabrik) : Antasida DOEN( Ciubros Farma)
Sediaan : Per tablet
Aluminium Hidroksida 200mg
Magnesium hidroksida 200mg
4. Simetikon + Al (OH)3 +Mg (OH)2
Nama dagang(pabrik) : Mylanta(Pfizer)
Sediaan : Per 5 ml atau per tablet
Aluminium Hidroksida gel kering 200mg
Magnesium Hidroksida 200mg
Simetikon 20mg
5.Simetidin
Nama dagang(pabrik) : Cimexol(Solas langgeng sejahtera)
Sediaan : Simetidin 200mg/kaplet.
Nama dagang(pabrik) : Ulsikur(Kalbe Farma)
Sediaan : Simetidin 200mg/tablet,400mg/kaplet,
200mg/2mlamp.
6.Famotidin
Nama dagang(pabrik) : Ulmo(Pyridam)
Sediaan : Famotidin 20mg; 40mg/kapl
Nama dagang(pabrik) : Lexmodine(Molex Ayus)
Sediaan : Famotidin 20mg/tab
7.Ranitidin
Nama dagang(pabrik) : Rantin(Kalbe Farma)
Sediaan : Ranitidin HCl setara ranitidine 150mg/tablet,
50mg/ml inj.
Nama dagang(pabrik) : Tricker (Meprofarm)
Sediaan : Ranitidine 150mg/tablet; 50mg/amp inj.
Nama dagang(pabrik) : Ranin(Pharos)
Sediaan : Ranitidin 150mg, 300 mg / TSR
8.Omeprazol
Nama dagang(pabrik) : Ulpraz(Coronet Crown)
Sediaan : Omeprazol 20mg/kapsul
Nama dagang(pabrik) : Prohibit(Sandoz)
Sediaan : Omeprazole 20mg/kapsul

2.6 Keadaan yang Membatasi Penggunaan Antasida


a. Dengan obat lain:
 Aluminium hidroksida dapat mengurangi absorbsi allopurinol, efek
antibiotic(tetrasiklin,quinolone,beberapa sefalosporin), turunan difosponat,
kortikosteroid, siklosporin, garam-garam besi, anti fungi
imidazole,isoniazid, penisilamin, suplemen fosfat, fenitoin, fenotiazin.
Absorbsi aluminium hidroksida dapat dikurangi oleh turunan asam sitrat.
 Menurunkan absorbs tetrasiklin, digoxin, garam-garam besi,
iszoniazid,atau quinolone.
 Kalsium karbonat berinteraksi dengan banyak obat karena mengubah pH
asam lambung dan pengosongan lambung dengan pembentukan kompleks
yang tidak di abosrbsi.interaksi dapat diminimalisasi melalui pemberian
terpisah kalsium karbonat dari obat lainnya selama 2-3 jam.
b. Terhadap kehamilan:
Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus; bukti yang ada saat
ini menyatakan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.
c. Terhadap ibu menyusui;
Tidak diketahui.
d. Terhadap anak-anak;
Dosis magnesium-aluminium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasiakan untuk
infant dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastric serial, hasil terbaik
diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan-asupan formula.
e. Terhadap hasil laboratorium;
 Mengurangi keadaan posfat anorganik
 Meningkatkan magnesium, menurunkan protein, kalsium, menurunkan
kalium.

2.7 Penggunaan Antasida

Antasida dapat digunakana dalam keaadaan :

1. Tingginya asam lambung yang akan menimbulkan gejala seperti mual, sakit perut
hingga uluhati, dan juga gangguan pencernaan.
2. Antasida juga meredakan kelebihah gas di perut. Biasanya kelebihan gas di saluran
pencernaan akan membuat Anda merasa kembung, begah, dan sering bersendawa.
3. Kemampuan Antasida untuk menurunkan asam lambung juga bisa berguna untuk
membantu menyembuhkan tukak lambung (luka pada lambung) dan juga tukak usus
dua belas jari. Meskipun begitu Antasida tidak bisa dijadikan obat penyembuh utama
dari gangguan ini, hanya sebagai pereda gejalanya saja.
4. Meskipun Antasida dapat menetralkan asam lambung, tetapi Antasida tidak dapat
mencegah produksi asam lambung.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida


yang diberikan secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain
menetralkan asam lambung, Antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung
dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung. Antasida yang terdiri dari
kombinasi Alumuniun hidroksida dan Magnesium hidroksida dipilih karena
menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang. Alumunium hidroksida
dapat menyebabkan konstipasi dan magnesium hidroksida menyebabkan diare, dengan
memadukan keduannya akan dapat meminimalisisr efek samping yang ditimbulkan.

3.2 Saran

Makalah ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail terhadap topic
yang kami bahas. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kami bisa memperbaiki di makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Fauzi. dkk. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : PT. ISFI .

Rahardja, Kirana dan Tan Hoan Tjay. 2006. Obat – Obat Penting Edisi Keenam. Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo.

Agoes, Azwar. dkk. 1994. Catatan Kuliah Farmakologi Bagian I. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

Lanywati, Endang. 2001 .Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan.Yogyakarta :Penerbit


Kanisius.

N, Aulia. 2016. Tukak Lambung. (Online). http://repository.uin-suska.ac.id/3055


/3/BAB%20II.pdf . Diakses 18 September 2018.

Rice, Jane. 2011. Principles Of Pharmacology for Medical Assisting Fifth Edition. Canada :
Nelson Education, Ltd.

Mayasari, vifi. 2016. Antasida. (Online). https://www.academia.edu/18321676/antasida.


Diakses 20 September 2018.

Anda mungkin juga menyukai