Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA FARMASI

ANTASIDA (Al(OH)3 dan Mg(OH)2)


Obat Sakit Maag

Disusun oleh :
DWI MEYLIANA (09303241045)
KHUSWATUN KHASANAH (09303241047)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Sakit maag atau
tukak lambung, atau dalam bahasa kedokteran disebut dispepsia, adalah kumpulan
gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari
saluran cerna atas, disertai dengn perasaan cepat kenyang, sendawa, mual sampai
muntah. Sakit maag terjadi akibat tingginya kadar asam di dalam lambung yang
menyebabkan iritasi pada dinding lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada
perut. Terjadinya sakit maag dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola
makan yang tidak teratur, psikis seperti stres dan juga disebabkan kondisi medis
atau adanya infeksi H.pylori.
H.pylori merupakan bakteri yang dapat hidup dan berkembang biak di saluran cerna
manusia, lebih tepatnya di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam
lambung (mukosa lambung). Adanya infeksi H.pylori tersebut dapat menimbulkan
peradangan pada dinding lambung.
Sakit maag dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat, waktu yang
lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain. Kebanyakan
orang mengonsumsi obat maag ketika rasa sakit maag terasa. Salah satu contoh
obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang terdapat di pasaran adalah mylanta
yang di dalamnya mengandung antasida. Menurut bahasa, Antasida terdiri dari dua
kata anti berarti lawan dan acid berarti asam. Sesuai dengan namanya
golongan obat ini berfungsi untuk melawan atau mengurangi tingkat keasaman
lambung akibat produksi asam lambung berlebih. Antasida mengandung senyawa
magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang diberikan secara oral
(diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam
untuk menetralkan asam lambung. Selain menetralkan asam lambung, antasida
juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi
prostaglandin pada mukosa lambung.
Kebanyakan orang lebih suka mengkonsumsi obat maag dalam bentuk cair karena
dirasa lebih cepat dalam menyembuhkan sakit. Sedikit dari mereka yang
mengetahui dampak negatif dari pengkonsumsian antasida dan efek apa yang
ditimbulkan dari antasida bagi tubuh. Dalam makalah ini, penulis akan membahas
mengenai mekanisme kerja antasida ( magnesium hidroksida dan alumunium
hidroksida) dan dampak positif serta negatifnya bagi tubuh.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui struktur antasida,
mekanisme reaksi, efek samping dan metabolisme serta dosis penggunaan
antasida, terutama antasida yang terdiri dari perpaduan alumunium hidroksida dan
magnesium hidroksida.
RUMUSAN MASALAH
Apa saja nama obat dagang dari antasida?
Bagaimana struktur antasida?
Bagaimana mekanisme reaksi dan efek samping antasida?
Bagaimana metabolisme antasida?
Bagaimana dosis dari penggunaan dan kegunaan antasida?
BAB II
PEMBAHASAN

A. NAMA OBAT
Beberapa merk obat maag yang beredar di Indonesia antara lain:
Mylanta
Promag
Antasida Doen
Magasida
Magalat, dan lain-lain.
Bentuk obat
Obat sakit maag ada ada beberapa bentuk, yaitu: bentuk tablet dan sirup.
Gambar obat sakit maag (mylanta sirup):
B. STRUKTUR
Struktur Antasid ( Al(OH)3 dan Mg(OH)2 )
Karakteristik Alumunium hidroksida (Al(OH)3 )
Berbentuk serbuk amorf dengan beberapa agregat, puih, tidak berasa, dan tidak
berbau.
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral dan
larutan alkali, suspensi dalalm air mempunyai pH tidak lebih dari 10.
Dosis: 500-1000 mg sekali pakai
Karakteristik magnesium hidroksida (Mg(OH)2 )
Berbentuk serbuk putih, tidak berasa, mengabsorbsi CO2 secara perlahan dari
udara.
Kelarutan: praksis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut dalam
asam encer.
Dosis: 500-700 mg sekali pakai
C. MEKANISME REAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT
Mekanisme Reaksi.
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan asam di
lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu asam klorida (HCl)
yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Antasida bekerja
dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain menetralkan asam
lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan
memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida, tidak larut dan
efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium
hidroksida yang tidak larut akan tetap berada dalam lambung dan akan
menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu
gram magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung.
Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang
tahan lama dan tidak menghasilkan karbondioksida
Reaksi :
Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2H2O (l)
Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Namun jika pH lebih
dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Ion alumunium
dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen ( menciutkan selaput
lendir ). Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Cara kerja obat
ini adalah senyawa alumunium yang merupakan suatu zat koloid, melapisi selaput
lendir, menetralkan asama klorida dan mengikat asam klorida secara adsoptif.
. Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara alumunium hidroksida dengan asam
lambung :
Al(OH)3 (aq) + 3HCl (aq) AlCl3 + 3H2O
Efek Obat dan Efek Sampingnya
Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan.

Bahan Aktif Kegunaan Efek Samping

Alumunium Menetralkan Konstipasi, dapat terjadi


Hidroksida asam lambung mual muntah, dapat
mengurangi absorpsi
bermacam-macam vitamin
dan tetrasiklin

Magnesium Menetralkan Diare, sebanyak 5-10 %


Hidroksida asam lambung magnesium diabsoprsi dan
dapat menimbulkan kelainan
neurologi, neuromuskular,
dan kardiovaskular.

Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium


hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja
panjang. Antasida non sistemik hampir tidak diabsorbsi di dalam usus sehingga
tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi
efek samping dari obat.
D. METABOLISME
Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses metabolisme
(biotransformasi) terlebih dahulu. Biotransformasi atau metabolisme obat adalah
proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh
enzim. Pada proses ini molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah
larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi
melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga
biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat.
Berikut ini adalah mekanisme aksi (metabolisme) dari antasida:
Menetralkan HCL dalam lambung dengan membentuk garam AlCl3 dan H2O
Magnesium hidroksida per oral bereaksi cepat dengan HCl di lambung membentuk
MgCl2
Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada
magnesium hidroksida
Pada pemberian per oral bereaksi membentuk magnesium klorida yang larut
E. DOSIS DAN KEGUNAAN
Dosis
Dosis Al (OH)3 : antasida Al tersedia dalam bentuk suspensi Al(OH)3 gel yang
mengandung 3,6-4,4% Al2O3. Dosis yang dianjurkan 8 mL tersedia juga dalam
bentuk tablet, yang mengandung 50 % Al2O3. 1 gram Al(OH)3 dapat menetralkan
25 mEq asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6 gram.
Dosis Mg(OH)2 : sediaan susu magnesium berupa suspensi yang berisi 7-8,5%
Mg(OH)2. 1 mL susu magnesium dapat menetralkan 2,7 mEq asam. Dosis yang
dianjurkan 5-30 mL
Aturan Pakai
Dewasa : 1-2 sendok takar (5-10 ml) sebanyak 3-4 kali sehari.
Anak-anak 6-12 tahun : -1 sendok takar (2,5-5 ml) sebanyak 3-4 kali sehari.
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur
Kegunaan
Kombinasi Alumunium hidroksida daan Magnesium hidroksida merupakan antasid
yang bekerja menetralkan lambung dan mengaktifkan pepsin, sehingga nyeri ulun
hati akibat iritasi oleh aasam lambung dan pepsin berkurang.
Efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari
Alumunium hidroksida.
Dimetilpolisiloksan mengurangi gelembung-gelembung gas dalam saluran cerna
sehingga rasa kembung berkurang.
Bekerja cepat dan tahan lama
Hal yang perlu diperhatikan:
Tidak dianjurkan digunakan terus menerus selama lebih dari dua minggu, kecuali
atas petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain, seperti
simetidin atau antibiotika tetrasiklin, sebaiknya diberikan dengan selang waktu 1-2
jam.
Tidak dianjurkan diberikan pada anak-anak di bawah 6 tahun, karena biasanya
kurang jelasa penyebabkan, kecuali atas petunjuk dokter.
Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena
dapat mengurangi kadar fodsfor dalam darah.
Indikasi
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan denagn kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejal-gejala,
seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati.
Kontra Indikasi:
Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena
menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Beberapa merk maag yang di dalamnya terkandung antasida ( alumunium
hidroksida dan magnesium hidroksida antara lain : mylanta, promaag, magasida,
antasida doen dan msgalat, beberapa berbentuk tablet dan syrup. Antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang
diberikan secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain
menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja
panjang. Alumunium hidroksida dapat menyebabkan konstipasi dan magnesium
hidroksida menyebabkan diare, dengan memadukan keduanya akan dapat
meminimalisir efek samping yang ditimbulkan.
Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses metabolisme
(biotransformasi) terlebih dahulu. Biotransformasi atau metabolisme obat adalah
proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh
enzim. Pada proses ini molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah
larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi
melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga
biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat.
.

DAFTAR PUSTAKA

Ibu Gholib Ganjar, Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Richard Harkness. 1989. Interaksi Obat. ITB : Bandung
http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/03/MODUL-PERCOBAAN-II-obat-
maag.pdf diakses pada tanggal 13/10/12 pukul 8.59
http://ricobachtiar.wordpress.com/2010/03/21/obat-maag/ diakses pada tanggal
13/10/12 pukul 09.01
http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/sakit-maag diakses pada tanggal
13/10/12 pukul 9.11
http://www.dechacare.com/Mylanta-Syrup-P101.html diakses pada tanggal
13/10/12 pukul 13.14
http://www.scribd.com/doc/48675892/ANTASIDA diakses pada tanggal 17/10/12
pukul 08.12

Share this:
Mekanisme Reaksi.
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan asam di
lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu asam klorida (HCl)
yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Antasida bekerja
dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain menetralkan asam
lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan
memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida, tidak larut dan
efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium
hidroksida yang tidak larut akan tetap berada dalam lambung dan akan
menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu
gram magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung.
Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang
tahan lama dan tidak menghasilkan karbondioksida
Reaksi :
Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2H2O (l)
Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Namun jika pH lebih
dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Ion alumunium
dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen ( menciutkan selaput
lendir ). Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Cara kerja obat
ini adalah senyawa alumunium yang merupakan suatu zat koloid, melapisi selaput
lendir, menetralkan asama klorida dan mengikat asam klorida secara adsoptif.
. Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara alumunium hidroksida dengan asam
lambung :
Al(OH)3 (aq) + 3HCl (aq) AlCl3 + 3H2O
elenjar pada lambung setiap hari memproduksi sekitar sekitar dua sampai tiga liter
cairan lambung yang bersifat asam. Cairan lambung ini mengandung asam klorida
atau HCl dengan konsentrasi sekitar 0,03 M. Asam klorida ini menyeabkan lambung
bersifat asam dengan pH sekitar 1,5.
Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebakan penyakit tukak lambung
atau maag, dengan gejala mual, perih, dan kembung.
Untuk menurunkan tingkat keasaman (kadar asam lambung) digunakan obat sakit
maag yang dikenal dengan antasida.
Antasida umumnya merupakan senyawa yang bersifat asam, sehingga dapat
menetralkan kelebihan asam yang terdapat didalam cairan lambung. Beberapa
senyawa yang digunakan antasida misalnya, kalsium karbonat (CaCO3), natrium
bikarbonat (NaHCO3), magnesium karbonat (MgCO3), magnesium hidroksida
(Mg(OH)2), alumunium hidroksida (Al(OH)3) atau kombinasinya.
Reaksi yang terjadi:
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
NaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
MgCO3 + 2HCl MgCl2 + H2O + CO2
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
Gas Co2 yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat menyebakan tekanan gas di
dalam lambung meningkat, sehingga dikeluarkan dengan sendawa. Umumnya obat
antasida yang banyak dipilih adalah jenis yang sukar larut, sehingga reaksinya
lambat dan dapat bertahan lama, misalnya alumunium hodroksida dan magnesium
hidroksida. Beberapa obat maag seperti milanta, alumy, promag dan sejenisnya
mengandung senyawa utama magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida.

TUGAS FARMAKOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal seperti diet yang tidak teratur, terlambat untuk makan, stress
fisik, kondisi medis dan lain-lain. Maag dapat muncul secara tiba-tiba dalam waktu
yang singkat (akut), waktu yang lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti
adanya penyakit lain. Kebanyakan orang mengonsumsi obat maag ketika rasa sakit
maag terasa. Salah satu contoh obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang
disediakan di pasaran adalah promag, antasida merupakan suatu unsur yang
terkandung dalam promag. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam,
yaitu asam klorida. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi
rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan
asam lambung. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan
pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa
lambung.
Antasida merupakan unsur kimia yang terdapat pada obat maag. Ada beberapa
manfaat positif dari obat maag (yang sudah sedikit tertuang di alinea atas) apabila
penderita mengonsumsinya. Pada makalah ini, kami ingin menggali dan mencari
tahu bagaimana mekanisme kerja antasida dan dampak mengonsumsi antasida
pada gaster,intestinum tenue dan crassum.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui mekanisme kerja antasida dan dampak mengonsumsi
antasida.

1.3 Manfaat
1.3.1 Menambah wawasan kita mengenai mekanisme kerja antasida dan dampak
mengonsumsi antasida

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan asam lambung(tukak lambung)
Sakit asam lambung terjadi ketika asam yang berlebih di lambung kita mendesak ke
atas, menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman di daerah ulu hati dan LES (Lower
Esophageal Sphincter). LES adalah otot yang menyambungkan lambung dengan
kerongkongan. Ketika asam lambung mendesak ke atas, asam tersebut bisa jadi
terus mendesak sampai ke kerongkongan kita atau bahkan sampai ke mulut. Ketika
sampai di mulut, kita akan merasakan betapa panasnya asam tersebut.
Proses yang normal berlangsung sebagai berikut. Ketika kita menelan makanan, LES
berada dalam kondisi relaks sehingga makanan dan cairan dari kerongkongan dapat
masuk ke lambung. Setelah itu, LES menutup kembali, sehingga mencegah asam
lambung masuk ke atas, ke kerongkongan. Oleh karena itu, sakit asam lambung
juga bisa jadi disebabkan karena ketidaknormalan fungsi LES tersebut.
Beberapa gejala yang muncul ketika seseorang mengalami sakit asam lambung
adalah
Rasa sakit dan panas di daerah dada dan ulu hati. Dalam bahasa Inggris, dikenal
dengan istilahheartburn.
Rasa panas di kerongkongan.
Sakit tenggorokan dan suara serak.
Mulut terasa pahit dan masam.
Susah ketika menelan makanan atau minuman.
Batuk kering.
Sendawa yang cukup sering.

Beberapa pola hidup yang harus diubah untuk mencegah dan/atau menyembuhkan
asam lambung adalah sebagai berikut:
Berhenti merokok.
Merokok dapat menyebabkan LES (Lower Esophageal Sphincter) tidak bekerja
secara normal. Selain itu, tembakau dapat memicu meningkatnya produksi asam
lambung.
Kurangi berat badan.
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan
mendorong asam lambung ke kerongkongan.
Hindari waktu makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur
Jika kita memakan terlalu banyak makanan, asam lambung akan dengan mudah
terdorong ke atas, ke kerongkongan. Selain itu, jika waktu makan malam kita terlalu
dekat dengan jam tidur, itu juga akan memicu asam lambung untuk menekan ke
atas.
Saat tidur, usahakan kepala dan badan bagian atas lebih tinggi daripada perut dan
badan bagian bawah.
Jika kita berbaring tanpa menggunakan bantal, asam lambung akan mudah tertekan
ke kerongkongan melalui LES.
Berikut ini adalah daftar makanan yang harus dihindari oleh penderita asam
lambung. Jika kita dengan konsisten dapat menghindari makanan dan minuman
yang tercantum di bawah ini, insya Allah kesembuhan akan didapat dengan cepat.
Makanan pedas
Bawang (onion)
Cokelat
Kopi
Minuman bersoda
Cuka
Jus jeruk
Minuman beralkohol

2.2 Antasida
Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida
diberikan secara oral (diminum) untukmengurangi rasa perih akibat suasana
lambung yang terlalu asam, dengan caramenetralkan asam lambung. Asam
lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan
esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi
lambung semakin asam ataupun mekanismeperlindungan kurang memadai,
lambung, usus dan esophagus rusak oleh asammemberikan gejala bervariasi
seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagaikeluhan saluran cerna lainnya.

Pengertian Antasida adalah berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acidus
yang berarti asam, sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan
denganasam, yaitu basa. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam,
yaitu asam klorida. Kondisi lambung bisa terganggu apabila asam
tersebutkeberadaannya menjadi lebih besar dari keadaan normal atau asam yang
terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkangangguan
pada lambung. Antasida adalah obat yang mengandung basa basa lemah yang
digunakan untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida terdiri
darisenyawa magnesium, aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan Na-
Bikarbonat.

Antasida berasal dari kata anti atau lawan dan acidus atau asam yaitu digunakan
untuk menetralisir kelebihan asam lambung, merupakan basalemah yang bereaksi
dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam,dengan demikian dapat
menghilangkan keaaman lambung.

2.1.1 Tujuan pengobatan


Tujuan pengobatanya dalah menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan
dan mencegahkomplikasi lebih lanjut

2.1.2 Penggolongan obat


Penggolongan Obat Antasida berdasarkan mekanisme kerjanya obat-obat antasida
dapat digolongkan menjadi
1.AntihiperasiditasObat dengan kandungan alumunium dan atau magnesium
bekerja secarakimiawi dengan mengikat kelebihan Hcl dalam lambung.
2.Perintang reseptor Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung
dan duodenumdengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat
hambatanreseptor H2.
Contoh obat: simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin.
2.1.3 Interaksi obat Antasida
v 1. Antasida berpengaruh pada penyerapan obat,itu artinya efek obat menurun.
2. Antasida mengubah keasaman air kemih,itu artinya beberapa obat diserap
kembali oleh tubuh dan tidak dikeluarkan,sama artinya efek obat akan meningkat.
3. Antasida dengan Amfetamin : Amfetamin dapat digunakan untuk obat
pelangsing,masalah perilaku hiperkinetik pada anak anak. Indikasi obat antara
Ampetamin dan Antasida itu artinya efek Amfetamin meningkat akibatnya terjadi
efek samping yang merugikan karena terlalu banyak Amfetamin dalam badan.
Akibatnya : gelisah,berdebar,penglihatan kabur,jantung berdebar.
2.1.4 Kombinasi obat
Obat yang dikombinasikan dengan antasida yaitu:.
Antikolonergik yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan
melawankejang-kejang. Contoh obatnya yaitu exstrakbelladonae
Obat penenang atau sedative yaitu untuk menekan stress karena dapat
memicusekresi asam lambung, contoh obatnya yaitu flordiazepoksida
C. Spasmolitika yaitu untuk melemaskan ketegangan otat lambung usus
dan mengurangi kejang-kejang, contoh obat papaverin
Dimetikon berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah
diserap.

2.3 Pengertian antispasmodik


Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran
cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.
Berikut ini adalah contoh penggolongan obat beserta mekanisme kerjanya:
1. Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini
biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru.
Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
Clidinium
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati
lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan
abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian,
sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum
dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi
mungkin terjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat
pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar
pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak
membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau
menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter anda terlebih dahlu
3. Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk
mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan
dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia
Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.

Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan
masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah
sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh
tubuh.Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik
kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli
perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi
dengan obat Metamizole
Timepidium
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang
disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit
kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit
pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri
perut pada saat haid), nyeri setelah operasi.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
Tiemonium
Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis.
Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus.
Tiemonium diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and
seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis,
colonop.

2.3.1 Interaksi obat


1. Interaksi Antispasmodik dengan Antibiotik( golongan Peptida)
Golongan Peptida (Polimiksin B,Kolistin), Linkolisin dan Klindamisin
Penderita dengan pengobatan salah satu Antibiotik di atas harus disertai
pertimbangan tentang : besarnya dosis,penggunaan garam Ca bila pernafasan
spontan tidak segera kembali.
2. Interaksi dengan obat lain
Antikolinestirase (neostigmin,piridostigmin,edrofonium). Atropin diberikan bersama
untuk mencegah perangsangan reseptor muskarinik. Antikolinesterase bekerja
sinergik dengan obat pelumpuh otot secara depolarisasi peristen menghasilkan
hambatan neuromuskuler.
2.3.2 Tujuan penggunaan Antispasmodik
Antispasmodik dapat merelaksasi otot polos saluran pencernaan. Termasuk disini
adalah obat golongan antikolinergi dan antagonis reseptor dopamine. Obat
golongan ini sering digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi yang berlebihan
contohnya adalah alkaloid belladon (ekstrak belladon), antropinsulfat, propantalin
bromida, dan hiosin butyl bromide.
Antispasmodik diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai
dengan spasme otot polos dan untuk dismenore.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mekanisme kerja senyawa-senyawa yang terdapat dalam antisida berbeda-beda
antara satu dengan lainnya. Senyawa-senyawa antisida tersebut juga memiliki efek
samping yang berbeda-beda pula. Mengonsumsi antasida dapat menyebabkan
sekresi asam lambung menjadi terhambat sehingga bisa mengakibatkan gangguan
fungsi lambung. Pemberian obat antispasmodik pada penderita maag adalah untuk
mengurangi kejang daripada perut.
3.2 Saran
Penulisan laporan ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail
terhadap topik yang kami bahas. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada
penulis selanjutnya untuk menggali dan menelaah lebih dalam lagi tentang apa
pengaruh lain dari antasida dan antispasmodikyang belum tertulis
dalam laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai