Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA KEPERAWATAN

ANTASIDA (Al(OH)3 dan Mg(OH)2)


Obat Sakit Maag

NAMA MAHASISWA :
NIM :
MATA KULIAH : KIMIA
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI : KEPERAWATAN
JURUSAN : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES-IST


BUTON)
JURUSAN KEPERAWATAN
BAUBAU
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat dan Salam
juga kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Penulis
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-
Nya sehingga makalah dengan judul ANTASIDA (Al(OH)3 dan Mg(OH)2) Obat
Sakit Maag ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
terdapat banyak kekurangan didalamnya, sehingga kritik dan saran sangat
diharapkan dari berbagai pihak atau siapapun yang sempat membaca
makalah ini demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua perkara kita
kembalikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri
maupun yang membacanya, amin ya rabbal alamin.

BauBau, 22 september
2013

penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar belakang................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

A. Nama obat...................................................................................
B. Struktur.......................................................................................
C. Mekanisme reaksi dan efek samping obat..................................
D. Metabolisme................................................................................
E. Dosis dan kegunaan....................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini banyak orang yang sering mengalami sakit maag.


Sakit maag atau tukak lambung, atau dalam bahasa kedokteran
disebut dispepsia, adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu
hati, atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari saluran cerna atas,
disertai dengn perasaan cepat kenyang, sendawa, mual sampai
muntah. Sakit maag terjadi akibat tingginya kadar asam di dalam
lambung yang menyebabkan iritasi pada dinding lambung, hingga
menimbulkan gejala nyeri pada perut. Terjadinya sakit maag dapat
dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan yang tidak
teratur, psikis seperti stres dan juga disebabkan kondisi medis atau
adanya infeksi H.pylori.

H.pylori merupakan bakteri yang dapat hidup dan berkembang


biak di saluran cerna manusia, lebih tepatnya di bawah lapisan selaput
lendir dinding bagian dalam lambung (mukosa lambung). Adanya
infeksi H.pylori tersebut dapat menimbulkan peradangan pada dinding
lambung.

Sakit maag dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang


singkat, waktu yang lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti
adanya penyakit lain. Kebanyakan orang mengonsumsi obat maag
ketika rasa sakit maag terasa. Salah satu contoh obat untuk mengatasi
rasa sakit maag yang terdapat di pasaran adalah mylanta yang di
dalamnya mengandung antasida. Menurut bahasa, Antasida terdiri dari
dua kata anti berarti lawan dan acid berarti asam. Sesuai dengan
namanya golongan obat ini berfungsi untuk melawan atau mengurangi
tingkat keasaman lambung akibat produksi asam lambung berlebih.
Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium
hidroksida yang diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi
rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam untuk
menetralkan asam lambung. Selain menetralkan asam lambung,
antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan
memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.

Kebanyakan orang lebih suka mengkonsumsi obat maag dalam


bentuk cair karena dirasa lebih cepat dalam menyembuhkan sakit.
Sedikit dari mereka yang mengetahui dampak negatif dari
pengkonsumsian antasida dan efek apa yang ditimbulkan dari antasida
bagi tubuh. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai
mekanisme kerja antasida ( magnesium hidroksida dan alumunium
hidroksida) dan dampak positif serta negatifnya bagi tubuh.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja nama obat dagang dari antasida?

2. Bagaimana struktur antasida?

3. Bagaimana mekanisme reaksi dan efek samping antasida?

4. Bagaimana metabolisme antasida?

5. Bagaimana dosis dari penggunaan dan kegunaan antasida?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui


struktur antasida, mekanisme reaksi, efek samping dan metabolisme
serta dosis penggunaan antasida, terutama antasida yang terdiri dari
perpaduan alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida.

BAB II
PEMBAHASAN
A. NAMA OBAT

Beberapa merk obat maag yang beredar di Indonesia antara lain:

Mylanta
Promag

Antasida Doen

Magasida

Magalat, dan lain-lain.

Bentuk obat

Obat sakit maag ada ada beberapa bentuk, yaitu: bentuk


tablet dan sirup.

B STRUKTUR

Struktur Antasid ( Al(OH)3 dan Mg(OH)2 )

1. Karakteristik Alumunium hidroksida (Al(OH)3 )

Berbentuk serbuk amorf dengan beberapa agregat, puih,


tidak berasa, dan tidak berbau.

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut


dalam asam mineral dan larutan alkali, suspensi dalalm air
mempunyai pH tidak lebih dari 10.

Dosis: 500-1000 mg sekali pakai

2. Karakteristik magnesium hidroksida (Mg(OH)2 )

Berbentuk serbuk putih, tidak berasa, mengabsorbsi CO2


secara perlahan dari udara.

Kelarutan: praksis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform,


dan eter. Larut dalam asam encer.
Dosis: 500-700 mg sekali pakai

C. MEKANISME REAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT

1. Mekanisme Reaksi.

Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk


menetralkan asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi
suatu asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk
membantu proses pencernaan protein. Antasida bekerja dengan
cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain menetralkan
asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa
lambung.

Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan


antasida, tidak larut dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan
HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak larut akan
tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang
disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu gram
magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam
lambung. Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa absorpsi
yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak menghasilkan
karbondioksida

Reaksi :

Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2H2O (l)

Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan


air. Namun jika pH lebih dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak
berlangsung sempurna. Ion alumunium dapat bereaksi dengan
protein sehingga bersifat astringen ( menciutkan selaput lendir ).
Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Cara
kerja obat ini adalah senyawa alumunium yang merupakan suatu
zat koloid, melapisi selaput lendir, menetralkan asama klorida dan
mengikat asam klorida secara adsoptif.

Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara alumunium


hidroksida dengan asam lambung :

Al(OH)3 (aq) + 3HCl (aq) AlCl3 + 3H2O

2. Efek Obat dan Efek Sampingnya

Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat


menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Bahan Aktif Kegunaan Efek Samping


Alumunium Menetralkan Konstipasi, dapat terjadi mual
Hidroksida asam lambung muntah, dapat mengurangi
Al(OH)3 absorpsi bermacam-macam
vitamin dan tetrasiklin
Magnesium Menetralkan Diare, sebanyak 5-10 %
Hidroksida asam lambung magnesium diabsoprsi dan
Mg(OH)2 dapat menimbulkan kelainan
neurologi, neuromuskular,dan
kardiovaskular.

Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida


dan magnesium hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non
sistemik dengan masa kerja panjang. Antasida non sistemik hampir
tidak diabsorbsi di dalam usus sehingga tidak menimbulkan
alkalosis metabolik. Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi
efek samping dari obat.

D. METABOLISME

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses


metabolisme (biotransformasi) terlebih dahulu. Biotransformasi atau
metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang
terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini
molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah larut
dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah
diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi
inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri
kerja obat.

Berikut ini adalah mekanisme aksi (metabolisme) dari antasida:

1. Menetralkan HCL dalam lambung dengan membentuk garam


AlCl3 dan H2O
2. Magnesium hidroksida per oral bereaksi cepat dengan HCl di
lambung membentuk MgCl2

3. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di


lambung dari pada magnesium hidroksida

4. Pada pemberian per oral bereaksi membentuk magnesium


klorida yang larut

E. DOSIS DAN KEGUNAAN

Dosis

Dosis Al (OH)3 : antasida Al tersedia dalam bentuk suspensi


Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4% Al 2O3. Dosis yang dianjurkan 8
mL tersedia juga dalam bentuk tablet, yang mengandung 50 % Al 2O3. 1
gram Al(OH)3 dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis tunggal yang
dianjurkan 0,6 gram.

Dosis Mg(OH)2 : sediaan susu magnesium berupa suspensi yang


berisi 7-8,5% Mg(OH)2. 1 mL susu magnesium dapat menetralkan 2,7
mEq asam. Dosis yang dianjurkan 5-30 mL

Aturan Pakai

Dewasa : 1-2 sendok takar (5-10 ml) sebanyak 3-4 kali sehari.

Anak-anak 6-12 tahun : -1 sendok takar (2,5-5 ml) sebanyak 3-4


kali sehari.
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan
menjelang tidur

Kegunaan

1. Kombinasi Alumunium hidroksida daan Magnesium hidroksida


merupakan antasid yang bekerja menetralkan lambung dan
mengaktifkan pepsin, sehingga nyeri ulun hati akibat iritasi oleh
aasam lambung dan pepsin berkurang.

2. Efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek


konstipasi dari Alumunium hidroksida.

3. Dimetilpolisiloksan mengurangi gelembung-gelembung gas dalam


saluran cerna sehingga rasa kembung berkurang.

4. Bekerja cepat dan tahan lama

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Tidak dianjurkan digunakan terus menerus selama lebih dari dua


minggu, kecuali atas petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan
obat tukak lambung lain, seperti simetidin atau antibiotika
tetrasiklin, sebaiknya diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.

2. Tidak dianjurkan diberikan pada anak-anak di bawah 6 tahun,


karena biasanya kurang jelasa penyebabkan, kecuali atas petunjuk
dokter.

3. Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan


pemakaian lama, karena dapat mengurangi kadar fodsfor dalam
darah.

Indikasi
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan denagn
kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua
belas jari dengan gejal-gejala, seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu
hati.

Kontra Indikasi:

angan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang


berat karena menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam
darah meningkat).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Beberapa merk maag yang di dalamnya terkandung antasida


( alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida antara lain :
mylanta, promaag, magasida, antasida doen dan msgalat, beberapa
berbentuk tablet dan syrup. Antasida mengandung senyawa
magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang diberikan
secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam
lambung. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang
terlalu asam. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga
meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi
prostaglandin pada mukosa lambung.

Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan


magnesium hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik
dengan masa kerja panjang. Alumunium hidroksida dapat
menyebabkan konstipasi dan magnesium hidroksida menyebabkan
diare, dengan memadukan keduanya akan dapat meminimalisir efek
samping yang ditimbulkan.

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses


metabolisme (biotransformasi) terlebih dahulu. Biotransformasi atau
metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang
terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini
molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah larut
dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah
diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi
inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri
kerja obat.
B. SARAN

Dengan mengetahui tentang ANTASIDA (Al(OH)3 dan Mg(OH)2) Obat Sakit


Maag baik dari indikasi/kontra indikasi, efek farmakologis, analisa kualitatif
dan kuantitatif,metabolismenya dalam tubuh diharapkan penulis ataupun
pembaca mampu memahami dan mampu mempelajari serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-sehari.

DAFTAR PUSTAKA
Ibu Gholib Ganjar, Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta
Richard Harkness. 1989. Interaksi Obat. ITB : Bandung
http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/03/MODUL-PERCOBAAN-II-
obat-maag.pdf diakses pada tanggal 13/10/12 pukul 8.59
http://ricobachtiar.wordpress.com/2010/03/21/obat-maag/ diakses pada
tanggal 13/10/12 pukul 09.01
http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/sakit-maag diakses pada tanggal
13/10/12 pukul 9.11
http://www.dechacare.com/Mylanta-Syrup-P101.html diakses pada tanggal
13/10/12 pukul 13.14
http://www.scribd.com/doc/48675892/ANTASIDA diakses pada tanggal
17/10/12
pukul 08.12

Anda mungkin juga menyukai