D O S E N : S A L M A H H A N D AYA N I L U B I S , S . F A R M , M . S I , A P T.
P R O G R A M S T U D I S 1 FA R M A S I
I N S T I T U T K E S E H ATA N H E LV E T I A
9/27/2018 1
M E DA N - 2 0 1 8
MATERI PEMBELAJARAN FARMAKOKINETIKA
1. pengertian farmakokinetika dan hubungan farmakokinetika dengan respon farmakologi.
2. parameter farmakokinetika
3. model kompartemen
4. analisis farmakokinetika menggunakan model satu kompartemen terbuka
1-7 = UTS
5. analisis farmakokinetika menggunakan model dua kompartemen terbuka
6. order reaksi dari suatu kinetika obat
7. waktu paruh suatu obat berdasarkan order reaksinya
8. klirens obat
9. bioavailabilitas dan bioekivalensi
10. profil farmakokinetika berdasarkan rute infus intravena
11. farmakokinetika non linier
8-14 = UAS
12. pengaturan dosis ganda
13. menghitung penyesuaian dosis obat pada pasien gangguan fungsi hati, ginjal dan patofisiologis lainnya.
14. obat-obat dengan ambang terapi sempit, nefrotoksik (digoksin), hepatotoksik (teofilin) dan ototoksik B
(aminoglikosida)
9/27/2018 2
TUJUAN PEMBELAJARAN FARMAKOKINETIKA
Setelah membaca materi ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui :
1. Sejarah farmakokinetika, defenisi, manfaat dan aplikasi farmakokinetika
2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup ilmu farmakokinetik.
3. Mengetahui dan memahami ilmu-ilmu dasar yang menunjang ilmu
farmakokinetik.
4. Mengetahui obat dan jalur pemberian obat, nasib obat didalam tubuh, peran
Therapeutic drug monitoring (TDM), metode analisis kadar obat, model
farmakokinetika, dan kisar terapeutik.
9/27/2018 3
SEJARAH FARMAKOKINETIKA
• Pada tahun 1937 Torsten Teorell mempublikasi dua hasil penelitiannya, namun publikais
penelitiannya belum menarik perhatian banyak orang, terbukti publikasi berikutnya terbit
setelah 20 tahun berselang yaitu pada tahun 60-an mulai banyak bermunculan berbagai hasil
penelitian farmakokinetik.
• Berdasarkan penyampaian Gibaldi and Perrier (2007), tahun 1972 diselenggarakan konferensi
internasional tentang farmakologi dan farmakokinetika di Maryland, Amerika dan pada saat itu
secara resmi dinyatakan bahwa farmakokinetika merupakan disiplin ilmu tersendiri, terlepas
dari induknya ilmu farmakologi.
• Di Indonesia , farmakokinetika mulai dikenal sejak pertengahan taun 70-an. Sejak itu pengajaran
dan penelitian di bidang farmakokinetika mulai bersemi, ditandai dengan masuknya ilmu
tersebut ke dalam kurikulum pendidikan farmasi, dan munculnya makalah-makalah ilmiah
diberbagai smeinar atau kongres yang diselenggarakan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI),
Ikatana Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) dan Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia (IKAFI) pada
tahun 80-an.
9/27/2018 4
SEJARAH FARMAKOKINETIKA (LANJUTAN)
• Peran aktif dunia pendidikan farmasi yang mengajarkan dan menyebarkan ilmu
farmakokinetika sebagai suatu disiplin ilmu memberikan kontribusi yang besar
dalam menunjang perkembangan berbagai sektor terkait.
• Dewasa ini ilmu dan penelitian farmakokinetika sudah berkembang dan telah
lama dimanfaatkan oleh berbagai bidang ilmu lainnya seperti :
– Biofarmasetik untuk pengembangan formula baru
– Klinik untuk menentukan regimen dosis untuk pasien
– Industi untuk pengembangan produk baru yang memenuhi persyaratan bioavailability
– Perkembangan senyawa obat baru baik kimia, sintetik, ataupun dari bahan alam dalam uji
praklinik
9/27/2018 5
DEFENISI FARMAKOKINETIKA
• Defenisi FARMAKOKINETIKA diperkenalkan oleh Dost pada tahun 1953 yaitu ilmu yang
membicarakan tentang kuantitatif antara obat dan tubuh (Raaflaub, 1995).
• Gibaldi dan perrier (1975) menyatakan FARMAKOKINETIKA adalah ilmu yang mempelajari
hubungan waktu dan kadar obat dan metabolitnya di dalam berbagai cairan tubuh, jaringan, dan
ekskreta tubuh
9/27/2018 6
• Shargel dkk (2005) memberikan defenisi yang fungsional yaitu ilmu kinetik absorpsi, distribusi ,
dan eliminasi (metabolisme dan ekskresi) obat.
• Sjoqvist dkk (1976) memberikan defenisi yang berbeda dengan defenisi diatas. FARMAKOKINTIKA
adalah pengaruh proses hayati didalam tubuh terhadap obat sehingga terlihat perbedaan
pengertian farmakokinetik dan farmakodinamik (pengaruh obat terhadap tubuh).
9/27/2018 8
• Studi farmakokinetik meliputi eksperimen dan pendekatan teori. Aspek eksperimen dari
farmakokinetik meliputi perkembangan teknik sampling biologi, metode-metode analitik untuk
pengukuran obat dan metabolitnya dan prosedur yang menyediakan koleksi data dan manipulasi
data. Aspek teori dari farmakokinetik meliputi perkembangan model farmakokinetik yang
memperkirakan disposisi obat setelah pemberian obat. Penerapan statistiknya adalah bagian
integral studi farmakokinetik. Metode-metode statistik digunakan untuk estimasi parameter
farmakokinetik dan interpretasi data pada akhirnya untuk tujuan rancangan dan perkiraan
regimen dosis optimal untuk pasien individu atau kelompok. Metode-metode statistik
diaplikasikan ke model-model farmakokinetik untuk menentukan kesalahan data dan deviasi
model structural. Teknik computer dan matematika dari dasar teori metode farmaokinetik.
9/27/2018 9
MANFAAT DAN APLIKASI FARMAKOKINETIKA
• Ilmu farmakokinetika merupakan ilmu multi disipliner yang merangkum matematika, ilmu faal,
farmakologi, farmakologi klinik, toksikologi, kimia medisinal, kimia analisa dan farmasetik, namun
yang menjadi tulang punggung disiplin ilmu ini adalah matematika dan ilmu faal, sedangkan
(sediaan) obat merupakan obyek dari farmakokinetika.
• Bagaimana nasib yang dialami obat didalam tubuh, mulai dari absorpsi, distribusi, metabolisme,
ekskresi (ADME) akan diterangkan secara kuantitatif melalui rumus-rumus yang diperoleh dari
manipulasi matematik.
• Dengan berbagai rumus matematik tersebut proses ADME obat didalam tubuh dijelaskan
berdasarkan parameter masing-masing.
• Farmakokinetik adalah suatu alat untuk menerangkan nasib obat di dalam tubuh, berupa
perubahan kadar obat didalam darah, jaringan, atau ekskreta sebagai fungsi waktu, yang
kemudian dapat digunakan untuk meramalkan efek farmakologi, terapi, atau efek toksik suatu
obat (Senyawa kimia).
9/27/2018 10
MANFAAT FARMAKOKINETIKA
Dari penegrtian diatas maka farmakokinetika dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan (Shargel dkk, 2005)
a. Pengembangan obat baru atau senyawa kimia baru baik hasil sintetis kimia atau
isolat bahan alam, untuk mengetahui bagaimana, berapa banyak, dan ekcepatan
ADME obat, sehingga dapat diketahui hubungan dosis dan kadar obat di dalam
spesimen hayati, dan kelak dapat dipertimbangkan apakah obat tersebut perlu
dimodifikasi.
b. Pengembangan formulasi sediaan obat yaitu pemanfaatannya dalam ilmu
biofarmasetik, untuk mempertimbangkan bentuk dan formula suatu sediaan yang
paling optimal menghasilkan profil ADME (termasuk ketersediaan hayati) obat
sehingga akan diperoleh manfaat terapi yang diharapkan.
9/27/2018 11
c. Industri farmasi ketika akan menentukan bentuk dan formula baru suatu
sediaan serta regimen dosis yang tepat sehingga menghasilkan ketersediaan hayati
dan profil kadar obat didalam darah optimal untuk suatu populasi penderita.
d. Dunia terapi memerlukan untuk monitoring kadar obat didalam spesimen
hayati (TDM) pada gilirannya untuk mernacang regimen dosis individual dalam
berbagai kondisi patologik, sehingga tujuan terapi dapat tercapai. Dalam
pengobatan, disiplin itu kemudian berkembang menjadi ilmu farmkaokinetika
klinik (Hakim, 2012). Kondisi patogoli diatas termasuk mengatasi keracunan obat
atau xenobiotik karena salah satu obat overdosis, bahasan dibidang
toksikokinetik.
e. Mencegah dan mengatasi interaksi obat-obatan, obat-makanan, obat-minuman,
dan obat-sediaan herbal. Dari studi farmakokinetika dapat diketahui apakah suatu
obat boleh diberikan bersama-sama atau selang waktu pemberian
f. Pengawasan mutu obat oleh lembaga pemerintah, khususnya untuk penilaian
ketesediaan
9/27/2018
hayati produk obat. 12
NASIB OBAT DIDALAM TUBUH
• Ketika seseorang minum obat, nasib yang dialami obat tidak akan diketahui kecuali sejumlah
sampel hayati dari subjek dicuplik (sampel darah) dari waktu ke waktu dan ditetapkan kadar
obat didalamnya.
• Setelah kurva kadar obat terhadap waktu diketahui, maka profil absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi (ADME) obat dapat diterangkan berdsarkan nilai parameter yang
berkaitan dengan tiap-tiap proses tersebut. Dari data farmakokinetika ini pula akan diketahui
beberapa kecepatan setiap proses ADME berlangsung didalam tubuh, seberapa tinggi kadar obat
didalam sampel hayati atau berapa lama obat akan berada didalam tubuh dst.
• Dengan mengetahui besaran kadar obat didalam darah dapat diperkirakan apakah dosis yang
diberikan menghasilkan kadar dibawah, diatas, ataukah berada dalam kisaran terapeutik dan
dapat pula ditentukan kapan obat berikutnya diminum (Fitzpatick, 2003 ; Rowland & Tozer,
1995). Hal ini penting karena kisar terapeutik merupakan rentang kadar obat di dalam darah
yang menimbulkan intesnitas dan durasi efek terapi yang diharapkan, seperti Gambar 1.1
9/27/2018 13
NASIB OBAT DI DALAM TUBUH (LANJUTAN)
OBAT
Keterangan Gbr 1.1 Nasib obat didalam tubuh
Setelah obat masuk kedalam tubuh, maka akan mengalami proses Absorpsi,
Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi (ADME), menghasilkan kadar obat di dalam
darah terhadap waktu sebelum obat menimbulkan efek farmakologi. Besar dosis
DOSIS atau jalur pemberian obat dapat menyebabkan kadar obat di dalam darah berbeda,
JALUR nampak pada kurva A, B, C. Obat didalam darah akan menembus jaringan dan
PEMBERIAN berikatan dengan reseptor, dan timbullah efek. Efek yang diinginkan (efek terapi),
efek yang tidak diinginkan (efek toksik).
ADME
9/27/2018 14
Gambar 1.1 Nasib obat di dalam tubuh
KURVA KADAR OBAT DALAM
PLASMA VS WAKTU
• Beberapa parameter yang harus kita perhatikan dalam grafik ini:
• 1. MEC atau Minimum Effect Concentration merupakan kadar minimal yang harus dicapai obat agar berefek.
Jika konsentrasi obat masih dibawa MEC maka obat belum berefek
• 2.MTC atau Minimum Toxic Concentration merupakan kadar dimana obat mulai bersifat toksis bagi tubuh.
• 3. Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana obat berefek dalam batas yang aman dan tidak
toksik. beberapa obat seperti digoksin memiliki therapeutic range yang sempit sehingga dalam pengobatan
harus berhati-hati karena jika berlebihan dapat menyebabkan toksisitas
• 4. Onset merupakan waktu dimana obat mulai berefek atau memasuki MEC
• 5. t max merupakan waktu dimana kadar obat dalam plasma sampai pada puncaknya
• 6. Cmax merupakan kadar maksimum yang dapat dicapai obat pada plasma
• 7. AUC atau Area Under Curve menunjukkan jumlah obat di dalam plasma
• 8. Duration of Action menunjukkan rentang waktu dimana obat berefek (memasuki MEC) sampai tidak
berefek (turun dari MEC)
9/27/2018 15
Obat ( menurut WHO) didefinisikan sebagai
zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik
atau psikis
9/27/2018 17
merupakan aspek
yang mencakup nasib obat didalam tubuh yang
terdiri dari liberasi, disolusi dan absorbsi (LDA)
merupakan
aspek yang mempelajari efek obat terhadap
fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta
mekanisme kerjanya
9/27/2018 18
SKEMA PERJALANAN OBAT
Bentuk obat (mis, tablet) Tablet pecah (liberasi) menjadi
Ketersediaan farmasi
Dengan zat aktif granul, zat aktif terlepas dan larut Obat utk diabsorpsi
Fase biofarmasetik
9/27/2018 19
FASE BIOFARMASI
9/27/2018 20
FASE BIOFARMASETIK MERUPAKAN ASPEK YANG MENCAKUP
NASIB OBAT DIDALAM TUBUH YANG TERDIRI DARI :
9/27/2018 22
FASE FARMAKOKINETIK
-Fase farmakokinetik berkaitan dengan masuknya
zat aktif ke dalam tubuh.
1. Aktif
(menggunakan energi)
melibatkan suatu carier.
2. Pasif
- Filtrasi (mis, air dan zat
hidrofil)
9/27/2018
- Difusi (mis, ion anorganik) 24
Absorpsi
Absorpsi sgt penting dan menentukan efek obat
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui sirkulasi darah.
Metabolisme
Proses perubahan struktur kimia obat yg terjadi didalam
tubuh dan dikatalisis oleh enzim.
Ekskresi
Pengeluaran zat dari dalam tubuh.
9/27/2018 25
FASE FARMAKODINAMIKA
• Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap
fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta
mekanisme kerjanya.
9/27/2018 27
JALUR PEMBERIAN OBAT (LANJUTAN)
9/27/2018 30