BAB III
PELAYANAN RESEP DI APOTEK
III.1 Resep Racikan Antibiotik
26
Bagian
Resep
Inscriptio
Signatura
Kelengkapan
Ada
Tidak
Ada
Nama dokter
SIP
Alamat dokter
No. Telp
Paktek/Rumah
Tanggal
penulisan
resep
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Aturan
pemakaian
Tanda R/
Nama obat
Prescriptio
Subscriptio
Dosis
Bentuk
Sediaan
Jumlah yang
diminta
Paraf/tanda
tangan dokter
Keterangan
Dr. Herry D Nawing.
SpA
Jl. Dr. Wahidin S.
Husodo 103 (RSB Dika)
(0411)-322738
06 September 2014
Attaila
1 Tahun 8 bulan
R/ Cefadroxil 200 mg
Interhistin tab
Salbutamol 1 mg
m.f.Pulv dtd No. XV
3 dd I pulv
R/ Vectrine btl I
3 dd sendok teh
R/ Phenobarbital
2 dd tab
(Bila demam)
Tidak Tercantumkan
27
Pada resep tidak tercantum alamat pasien, tetapi ketika penyerahan resep
hal ini ditanyakan kepada pasien. Alamat pasien yaitu Perumahan Griya
Tonasa Makassar . Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi kesalahan dalam
penyerahan obat dapat segera ditangani.
3. Umur Pasien
Pada resep tercantum umur
4. Berat badan pasien
Pada resep tidak tercantum bobot badan pasien. Berat badan pasien sangat
penting untuk menghitung dosis obat yang diberikan.
2. Kesesuaian Farmasetika
1. Kesesuaian Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan yang diberikan adalah Puyer, Sirup kering, dan tablet
Pasien ini tergolong anak-anak sehingga pemberian obat dengan bentuk sediaan
tersebut telah tepat.
2. Kesesuaian Dosis
Resep 1:
Resep ini berisi racikan antibiotik, yaitu Cefadroxil kaplet yang
mengandung 200 mg, interhistin, salbutamol 1 mg. Untuk cefadroxil, dosis lazim
sekali untuk anak-anak umur 1-6 tahun adalah 250 mg 2 kali sehari. Dosis yang
diberikan dokter adalah 200 mg per bungkus. Serbuk puyer diminum 3 kali sehari
sehingga pasien meminum 3 bungkus (600 mg). Hal tersebut tidak sesuai karena
telah melewati batas dosis lazim jadi perlu penyesuaian dosis.
Untuk interhistin mengandung mebhidrolin napadislat setara 50 mg. Dosis
lazim sehari dewasa adalah 100-300 mg. Dimana setelah dikonversi menggunakan
rumus Fried dosis lazim untuk anak umur 1 tahun 8 bulan adalah 13,33-40 mg.
Dosis yang diberikan dokter adalah 1/4 tablet per bungkus. Serbuk puyer diminum
3 kali sehari sehingga pasien meminum 3 bungkus (37,5 mg). Hal tersebut sudah
sesuai karena masuk dalam range dosis lazim.
Untuk salbutamol dosis lazim dewasa yaitu 4 mg 3-4 kali sehari. Dimana
setelah dikonversi menggunakan rumus Fried dosis lazim untuk anak umur 1
tahun 8 bulan adalah 0,53 mg Dosis yang diberikan dokter yaitu 1 mg. Hal
tersebut sudah sesuai dengan dosis lazim.
Resep 2:
28
pengobatan, terutama malam menjelang dini hari. Penyakit asma ini sering
disertai dengan batuk, mengi, dan sesak nafas. Pengobatan penyakit ini dapat
dengan memberikan obat bronkodilator, kortikosteroid, antikolinergik dan dapat
dikombinasi dengan antihistamin atau mukolitik.
a)
Jenis-jenis Asma
Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang,
29
asma ekstrinsik.
Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan
emosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan
dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis
kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma
c.
gabungan.
Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik dan non-alergik.
b) Pengobatan Asma
a) Agonis Adrenergik
Menghirup agonis adrenergik dengan aktivitas
merupakan obat
pilihan utama untuk asm ringan, yaitu pada pasien yang kadang-kadan
menunjukkan
gejala
yang
intermitten.
Agonis-
merupakan
30
merupakan
bronkodilator
langsung.
Obat-obat
ini
dapat
dan kortikosteroid.
Defini Batuk
Batuk merupakan suatu refleks kompleks yang melibatkan banyak sistem
organ. Batuk akan terbangkitkan apabila ada rangsangan pada reseptor batuk yang
melalui saraf aferen akan meneruskan impuls ke pusat batuk tersebar difus di
medula. Batuk terbagi menjadi 2 macam yaitu batuk kering (non-produktif) dan
batuk berdahak (produktif).
a) Jenis Batuk
Dapat dibedakan 2 jenis batuk, yakni batuk produktif (dengan dahak)
dan batuk non-produktif (kering).
1. Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi
mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu, dsb) dan dahak dari batang
tenggorokan seperti yang telah diuraikan diatas. Batuk ini pada hakekatnya
tidak boleh ditekan oleh obat pereda. Tetapi dalam praktek sering kali
31
Obat-obat batuk
mengurangi
kekentalannya
sehingga
mempermudah
32
Kejang Demam atau yang sering pula disebut dengan step merupakan suatu
keadaan dimana terjadi kejang dengan disertai demam lebih dari 38C dan bukan
disebabkan oleh kelainan otak. Kejang Demam pada memang banyak ditemui
pada balita dan anak-anak, sekitar 3-5% anak-anak usia di bawah 6 tahun pernah
mengalaminya. Dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui
pada usia 9-20 bulan .Kejang Demam biasanya timbul pada anak dengan suhu
tubuh diatas 38C (100.4F). Selain itu infeksi virus atau bakteri dan bahkan
imunisasi yang menyebabkan demam tinggi seperti herpes virus dapat menjadi
faktor penyebab dari kejang demam .
Penyakit yang dapat menyebabkan Kejang Demam adalah flu, pilek, infeksi
telinga dan infeksi lain yang biasanya tidak serius. Namun, penyakit serius seperti
Radang Paru-Paru Pada Anak (pneumonia) atau Radang Otak (meningitis) juga
dapat menjadi penyebabnya.
a) Klasifikasi
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum,
tonik dan atau klonik , umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan
fokal atau berulang dalam waktu 24 jam.
2.
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
3.
4.
Penilaian Resep
33
Cefadroxil
a. Komposisi
34
(Sanbe),
Qcef
(Guardian
Pharmatama),
Renasistin
d) Escherichia coli
e)
Proteus mirabilis
f)
Klebsiella sp.
35
Kulit
dan
jaringan
lunak
yang
disebabkan
oleh
36
dosis terbagi
f. Kontraindikasi
Pasien yang diketahui mempunyai alergi terhadap antibiotik golongan
cephalosporin.
g. Efek Samping
a) Pencernaan : gejala pseudomembran kolitis dapat terjadi selama
terapi dengan antibiotik: mual, muntah dan diare jarang dilaporkan.
b) Reaksi hipersensitif : alergi seperti ruam, urtikaria, angioderma dan
pruritus.
h. Interaksi Obat
Tes Coombs positif telah dilaporkan selama pengobatan menggunakan
antibiotik golongan Cephalosporin.
i. Perhatian
a) Sebelum digunakan hendaknya ilakukan uji hipersensitivita terhadap
Cephalosporin dan Penicilin.
b) Derivat cephalosporin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien
dengan riwayat hipersensitif terhadap penicillin.
c) Cefadroxil harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
d) Pada penggunaan jangka panjang, Cefadroxil bisa mengakibatkan
pertumbuhan organisme yang tidak sensitif. Jika terjadi superinfeksi
selama pengobatan, pemakain harus dihentikkan.
e) Hati-hati penggunaan cefadroxil pada pasien dengan riwayat penyakit
saluran cerna, terutama kolitis.
37
Interhistin
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung Mebhydroline napadisylate setara dengan
Mebhydroline 50 mg.
b. Nama Dagang
Interhistin
c. Farmakologi
Interhistin mengandung Mebhydroline, suatu antihistamin yang umum
digunakan untuk pengobatan reaksi-reaksi alergi.
d. Indikasi
Berbagai macam alergi seperti rinitis, urtikaria.
e. Dosis
Dewasa
Anak-anak : Umur 2-5 tahun Sehari 1-3 tablet dalam dosis bagi
Umur 5-10 tahun Sehari 2-4 tablet dlaam dosis bagi
Diatas Umur 10 tahun Sehari 2-6 tablet dalam dosis bagi
f. Kontraindikasi
Penderita yang hipersentitif terhadap salah satu komponen obat ini.
g. Efek samping
Mual, muntah, mulut terasa kering, penglihatan kabur.
h. Interaksi obat
Jangan diminum bersama MAO inhibitors.
i. Perhatian
Penderita yang menerima obat ini dilarang mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin.
j. Penyimpanan
Simpan dibawah 30 terlindung dari cahaya.
38
3.
Salbutamol
a. Komposisi
Setiap tablet mengandung salbutamol sulfat 4 mg
b. Nama Generik
Salbutamol
c. Nama Dagang
Astharol, Azmacon, Fartolin, Grafalin, Salbuven
d. Farmakologi
Salbutamol merupakan simpatomimetik amine termasuk golongan betaadrenergic agonist yang memiliki efek stimulus reseptor 2 pada bronkus
menyebabkan
aktivasi
(Adenosintrifosfat)
adenilsiklase.
menjadi
cAMP
Enzim
ini
mengubah
ATP
(cyclic-adenosine-monophosphat)
39
Vectrine
a. Komposisi
Tiap 5 ml mengandung Erdosteine 175 mg.
b. Nama Dagang
Edotin, Vectrine, Vesteine,
c. Farmakologi
Erdosteine secara farmakologi bekerja sebagai obat pengencer mukus
bronkus.
Farmakoterapeutik
Erdosteine diklasifikasikan sebagai obat mukolitik.
Farmakodinamik
Erdosteine selain mempunyai sifat sebagai pengencer mukus
bronkus sehingga memudahkan expektorasi, juga menunjukkan efek
sebagai antagonis terhadap formasi "in loco" dari radikal bebas dan
sangat berbeda dengan kerja enzim elastase. Studi farmakologi
menunjukkan bahwa Erdosteine, sepertinya tidak, memiliki sifat diatas
40
41
Sirup kering:
Anak 15-19 kg: 5 ml, 2 kali sehari.
Anak 20-30 kg: 5 ml, 3 kali sehari.
Anak >30 kg dan dewasa: 10 ml, 2 kali sehari.
f. Kontraindikasi
a) Hipersensitivitas terhadap obat.
b) Penderita sirosis hati dan defisiensi enzim sistationin-sintetase.
c) Fenilketonuria, sehubungan dengan adanya aspartam, terbatas hanya
pada sediaan suspensi.
d) Penderita dengan gagal ginjal berat.
g. Efek samping
Tidak terlihat efek samping pada gastrointestinal maupun sistemik.
h. Interaksi obat
Tidak ada interaksi obat berbahaya dengan obat-obatan lain yang
pernah diamati dan erdosteine dapat diberikan bersama-sama denagan
antibiotik, bronkodilator (teofilin,2-mimetik, sedatif batuk, dll)
i. Peringatan dan Perhatian
a) Produk dalam bentuk granulat (suspensi) mengandung sukrosa,
harus dipertimbangkan pada kasus diabetes atau diet rendah kalori.
b) Kehamilan dan menyusui: Keamanan erdosteine pada kehamilan
belum dibuktikan oleh karena itu seperti semua obat-obatan baru,
penggunaan erdosteine tidak dianjurkan, juga pada masa menyusui
penggunaan erdosteine tidak dianjurkan.
c) Efek
terhadap
kemampuan
mengendarai
kendaraan
Phenobarbital
dan
42
a. Komposisi
Setiap kapsul mengandung phenobarbital 30 mg.
b. Farmakologi
Fenobarbital adalah antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif
dalam mengatasi epilepsi pada dosis subhipnotis. Mekanisme kerja
menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi penghambatan
sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABA, rekaman intrasel neuron
korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital
meningkatkan respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik.
Efek ini telah teramati pada konsentrasi fenobarbital yang sesuai secara
terapeutik. Analisis saluran tunggal pada out patch bagian luar yang
diisolasi dari neuron spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa
fenobarbital meningkatkan arus yang diperantarai reseptor GABA dengan
meningkatkan durasi ledakan arus yang diperantarai reseptor GABA tanpa
merubah frekuensi ledakan. Pada kadar yang melebihi konsentrasi
terapeutik, fenobarbital juga membatasi perangsangan berulang terus
menerus; ini mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada konsentrasi
yang lebih tinggi yang tercapai selama terapi status epileptikus.
c. Indikasi
a) Ulkus duodenum, ulkus lambung berulang, refluks esofagitis. -Kejang
umum tonik-klonik; kejang parsial; kejang pada neonatus; kejang
demam; status epileptikus
b) Pengelolaan insomnia jangka pendek
c) Meredakan kecemasan dan ketegangan
d) Meredakan gejala epilepsi
d. Dosis
Dewasa
a) Hipnotik
b) Sedatif
c) Antikonvulsi
Anak
43
e. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan, gangguan hati
yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.
f. Efek samping
Diare, sakit kepala, mual, reaksi kulit, noreksia (kehilangan nafsu
makan), konstipasi (susah buang air besar), pusing, proteinuria, kelelahan,
dispepsia, mulut kering, urtikaria, gatal-gatal, peningkatan sementara
enzim hati, nyeri sendi, edema periferal, depresi. Jarang terjadi :
trombositopenia, eosinofilia, leukopenia.
g. Interaksi obat
a) Antibakteri: barbiturat mempercepat metabolisme kloramfenikol,
doksisiklin mungkin kadar dalam plasma, phenobarbital mungkin
menurunkan kadar plasma rifampisin: fenobarbital menurunkan
kadar plasma telitromisin ( hindari selama dan 2 minggu setelah
menggunakan fenobarbital).
b) Antikoagulan : barbiturat mempercepat metabolisme kumarin
(mengurangi efek antikoagulan)
c) Kortikosteroid
barbiturat
mempercepat
metabolisme
kortikosteroid
d) Estrogen : barbiturat mempercepat metabolisme estrogen.
h. Perhatian
a) Usia lanjut, lemah-tidak berdaya, anak (dapat menyebabkan
perubahan perilaku)
b) gangguan fungsi ginjal atau fungsi hati, depresi napas (hindari jika
berat)
c) hindari penghentian mendadak
d) Dapat menggangu kemamapuan melakukan tugas terampil, contoh
mengoperasikan mesin, menyetir
i. Bentuk Sediaan
44
Salbutamol
: 1 mg x 15 = 15mg -> 15/4 mg
= 3,75 tablet
2. Cara Kerja
a) Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Disiapkan obat sesuai dengan perhitungan bahan (Cefadroxil 200 mg 6
kapsul, Interhistin 1/4 3,75 tablet, Salbutamol 4 mg 3,75 tablet).
c) Obat yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam penghalus
elektrik (blender obat) untuk menghaluskan tablet hingga homogen.
d) Serbuk homogen tersebut diibagi menjadi 15 bungkus.
e) Dikemas dan diberi etiket putih.
3. Pengemasan
Kemasan obat yang diserahkan harus dikemas rapi dalam kemasan yang
cocok, sehingga terjaga kualitas obatnya.
a)
Resep Racikan
Disiapkan puyer yang sudah diracik sebanyak 15 bungkus dan
dimasukkan ke dalam sak obat. Kemudian dikemas dan diberi etiket putih
dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 bungkus. Penggunaan pada pagi,
siang, dan malam hari masing masing 1 bungkus setelah makan dan
dihabiskan.
b)
Vectrine
Disiapkan Vectrine sirup dan dimasukkan ke dalam sak obat. Kemudian
dikemas dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 3 kali sehari
sendok teh. Penggunaan pada pagi, siang, dan malam hari masing
masing sendok teh setelah makan.
c)
Phenobarbital
45
46
Jika terjadi serangan asma secara tiba-tiba segera hubungi dokter bila
dalam waktu 15 menit tidak ada perbaikan setelah menggunakan obat dan napas
pendek dan susah bernapas
III.1.5 Etiket
Gambar 7. Etiket Racikan Antibiotik
No. 18
Gambar 8. Vectrin
Apotek
Kimia Farma No.33
Jl.Jend.A.Yani No.17-19 Makassar
Telp. (0411) 3616722-362942
Apotek
Kimia Farma No.33
Jl.Jend.A.Yani No.17-19 Makassar
Telp. (0411) 3616722-362942
No. 18
Attaila
3 x Sehari 1
Attaila
3 x Sehari
& Malam)
Sebelum/sesudah
makan
(habiskan)
Apotek
Kimia Farma No.33
Jl.Jend.A.Yani No.17-19 Makassar
Telp. (0411) 3616722-362942
Apoteker: Drs. Roy Mustakim, Apt
No. SIPA: 446/209-04/SIPA/DKK/IX/2012
No. 18
Makassar, 24 - 2 - 2014
Attaila
2 x Sehari
Sebelum/sesudah makan)
Gambar 9. Phenobarbital
47
R/
Cefadroxil
200 mg
Interhistin
tablet
Salbutamol
1 mg
m.f. pulv. No. XV
S. 3 dd I Pulv
---------------------------------------------------------------------------det.
R/
Vectrine
Btl I
S. 3 dd Sendok teh
----------------------------------------------------------------------------det.
R/
Phenobarbital 30 mg No XV
S. 2 dd tab (Bila demam)
--------------------------------------------------------------------------det
p.c.c.
Paraf
48
49
50
Bagian
Resep
Inscriptio
Signatura
Prescripti
o
Kelengkapan
Ada
Nama dokter
SIP
Tidak
Ada
Alamat dokter
11 September 2014
Tn. Sardiansyah
22 tahun
-
No. Telp
Paktek/Rumah
Tanggal
penulisan
resep
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Aturan
pemakaian
Tanda R/
Nama obat
Dosis
Bentuk
Sediaan
Jumlah yang
Keterangan
Dr.H.Jonaidi Mustafa, Sp.P
Jl. Cendrawasih Raya
No.68 Makassar
(0411) 7351666/
HP 081221511282
R/ Parasetamol 300 mg
Diazepam 2 mg
Codein 5 mg
m.f pulv da incaps dtd No.
XX
3 dd caps I
51
Subscripti
o
diminta
Paraf/tanda
tangan dokter
Tercantumkan
52
6 mg untuk sehari, sehingga dosis tersebut sudah sesuai karena memenuhi dosis
lazim dan tidak melebihi dosis maksimal.
Untuk parasetamol, dosis lazim sekali untuk dewasa adalah 500 mg dan
sehari 500 mg 2 gram. Dosis yang diberikan dokter adalah 300 mg sekali dan
900 mg sehari, dimana dosisnya tidak mencapai dosis lazim untuk sekali.
Sehingga dosis yang diperlukan ditingkatkan.
Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain
pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis,
bakteremia,
media,
pada umumnya
53
54
55
Diazepam
a. Komposisi
Valium
b. Nama Generik
Diazepam (Kimia Farma)
c. Bentuk sediaan
Tablet 2 mg, Tablet 5 mg,
d. Indikasi
Status epileptikus, kejang demam, kejang akibat keracunan, premedikasi:
sedasi pada amnesia, serta digunakan bersama-sama dengan anastesi lokal.
e. Farmakologi
Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Diazepam atau
biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan narkoba.
Diazepam disebutkan termasuk dalam golongan psikotropika. Kerja utama
diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat
(GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi
metabolit aktif yaitu N-desmetildiazepam dan oxazepam. Kadar puncak
dalam darah tercapai setelah 1 - 2 jam pemberian oral. Waktu paruh
bervariasi antara 20 - 50 jam sedang waktu paruh desmetildiazepam
bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan fungsi hati.
f. Dosis
Anak sampai 6 tahun
: 3 x sehari 1-2 mg
6-14 tahun
: 3 x sehari 2-4 mg
Dewasa
56
g. Kontraindikasi
Depresi nafas; kelemahan neuromuscular pada saluran nafas termasuk
unstable myasthenia gravis; insufisiensi paru akut; sindroma sleep apnea;
gangguan hepar berat; tidak boleh digunakan secara tunggal pada depresi
atau pada kecemasan yang disertai depresi.
i. Peringatan dan Perhatian
Gangguan nafas, myasthenia gravis, penyalahgunaan obat atau alkohol,
gangguan kepribadian berat, hamil, menyusui, turunkan dosis pada lansia
dan orang yang sakit parah.
j. Interaksi Obat
a) Antibakteri : metabolisme midazolam dihambat oleh klaritromisin,
eritromisin, quinupristin/dalfopristin dan telitromisin (meningkatkan
kadar plasma dan meningkatkan sedasi); kadar plasma buspiron
ditingkatkan oleh eritromisin (turunkan dosis buspiron)
b) Natrium oksibat : benzodiasepin meningkatkan efek natrium oksibat
( hindari penggunaan secara bersamaan)
3. Codein Tablet (PT. Kimia Farma)
a. Komposisi
Tiap 1 tablet mengandung Kodein fosfat hemihidrat 15 mg
b. Nama Generik
Codein (Kimia Farma)
c. Bentuk sediaan
Tablet 10 mg, Tablet 15 mg, Tablet 20 mg
d. Indikasi
Codein digunakan untuk terapi simptomatis batuk non produktif. Dalam
dosis antitusif biasa, kodein memiliki efek analgesik ringan dan efek sedatif.
Efek analgesik kodein ini dapat dimanfaatkan untuk batuk yang disertai
dengan nyeri dan ansietas. Kodein berikatan dengan reseptor opioid dalam
SSP. Mengubah persepsi dan respon terhadap stimulus nyeri sambil
menghasilkan depresi SSP umum.
e. Farmakologi
57
58
dan
dapat
mengurangi
kapasitas
psikomotor
(seperti
59
60
Parasetamol
300 mg
Diazepam 2 mg
Codein 5 mg
m.f. pulv. Da in caps dtd No. XX
S. 3 dd caps I
---------------------------------------------------------------------------det.
p.c.c.
Paraf
61