Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Penerapan CPKB dan CPOTB di PT. Martina Berto merupakan

persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan

keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk

mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB dan

CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik dan produk obat

tradisional Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara

lain baik di pasar dalam negeri maupun pasar internasional. sebagai bukti

akan kualitas produk yang mereka produksi.

Pada Kegiatan kunjungan mahasiswa praktek kerja profesi apoteker

di PT Martina Berto terkhusus dilakukan pada sistem produksi sediaan

semi solid. PT. Martina Berto diketahui secara umum memproduksi

sediaan liquid dan dry kosmetik dan membagi produk-produk yang

dimilikinya berdasarkan kategori produk, yaitu: colour cosmetic, skin care,

body care, hair care, jamu (obat tradisional), dan lain-lain.

Salah satu sediaan semi solid yang diproduksi oleh PT. Martina

Berto adalah Body Scrub Cempaka. Body Scrub ini mengandung bahan

alam yaitu ekstrak kelapa. Bahan-bahan nabati seperti ini diperoleh dari

hasil budidaya tanaman di Kampoeng Djamoe Organik (KADO) yang

merupakan lahan yang dikelolah oleh PT.Martina Berto untuk

menghasilkan bahan alam Indonesia yang berkualitas dan terjaga

kesuburannya. Body Scrub ini diproduksi di zona E yaitu ruangan yang

71
72

dikhususkan untuk sediaan semi solid. Dalam pembuatan Body Scrub

perlu adanya Asam Stearat, Cetyl Alcohol, Propilen Glikol, Gliserin dan

water sebagai bahan dasar pembuatan Body Scrub.

Campuran asam stearat dan cetyl alkohol merupakan fase minyak dari

formula ini, sehingga diperlukan peleburan sebelum pencampuran lebih lanjut.

Suhu peleburan ini berkisar antara 700 C – 750 C. Dalam cawan lain dilakukan

pencampuran gliserin, propilenglikol, dan sebagian air, kemudian dipanaskan

pada suhu yang sama dengan fase minyak. Selanjutnya, fase air tersebut

dicampurkan dengan fase minyak (asam stearat dan cetyl alkohol) dan diaduk

dengan menggunakan magnetic stirrer. Setelah campuran tersebut homogen,

kemudian ditambahkan dengan alkali atau trietanolamin (TEA) sebagai

penetral yang bertujuan untuk membentuk massa krim. Adapun evaluasi-

evaluasi yang dilakukan adalah pengamatan organoleptis, pengukuran

viskositas dan sifat alir, pengukuran berat jenis, pengukuran Droplet, tipe

emulsi, pengukuran pH dan uji stabilitas dipercepat.

Setelah proses produksi, dilakukan pula pemeriksaan akhir oleh IPC

yang meliputi pemeriksaan kemasan, penandaan etiket dos dan wadah,

tanda pengepakan serta estetika kemasan. Estetika kemasan sangat

diperhatikan pada produk kosmetik karena tampilan kemasan yang

berkualitas akan menarik konsumen saat pemasaran.

Proses penyimpanan Body Scrub ini pun harus diperhatikan tidak

boleh pada suhu yang panas, harus pada temperatur kamar bersuhu 15 0-

300C serta terlindung dari cahaya matahari langsung.


73

Permasalahan yang akan terjadi dalam produksi Body Scrub ini

adalah jika dalam proses penyiapan sampai dengan pencampuran bahan

tidak dilakukan secara hati-hati dan steril maka biasanya kestabilan Body

Scrub tidak bertahan lama dan mudah ditumbuhi mikroba sehingga

produk yang dihasilkan nanti dapat mengganggu kesehatan kulit dan

lainnya yang tidak diinginkan oleh konsumen.

Anda mungkin juga menyukai