Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOLOGI 2019

ASTHMA ( ASMA )

1. PENDAHULUAN

Asma atau asthma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas karena adanya respon
yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan yang
mengakibatkan sukar bernafas dan di tandai gejala sesak napas, batuk, dan mengi. Saatserangan,
paru-paru penderita asma akan mengalami penyempitan. Penyakit yang dalam dunia kesehatan
ini termasuk dalam Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), juga dapat menyebabkan
kematian.Olehkarenaitu, perlu dilakukan beberapa terapi untuk mengontrol penyakit ini. Hanya
mengontrol ? Ya, hanya mengontrol. Karena asma memang penyakit yang tidak bisa
disembuhkan atau dihilangkan.

Ini adalah gambar perbandingan antara paru-paru normal


dengan paru-paru pada penderita asma saat serangan.

Salah satu terapi pengontrol yang bisa diberikan untuk penderita asma adalah dengan
menggunakan inhaler. Inhaler adalah alat untuk penggunaan obat secara inhalasi. Dengan cara
ini obat dapat langsung masuk ke paru-paru sehingga dapat bekerja lebih cepat untuk mengatasi
serangan asma dan efek sampingnya secara lebih minimal. 
Terapi Asma
Pada dasarnya, tujuan penanganan asma adalah untuk mengontrol gejala, mengurangi resiko
kekambuhan, memperbaiki keterbatasan pada laju udara pernapasan, serta mengatasi efek

DRUG ASTHMA TERAPY 1


FARMAKOLOGI 2019

samping (apabila muncul) dari pengobatan. Sering kali, pemicu asma adalah hal yang umum
ditemukan, misalnya perubahan cuaca, infeksi virus pada saluran pernapasan, olahraga, hingga
iritan seperti asap knalpot kendaraan, asap rokok dan bau menyengat.

2. OBAT – OBAT UNTUK TERAPI ASMA

Berdasarkan penggunaannya, maka obat asma terbagi dalam dua golongan yaitu
pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala asma dan pengobatan cepat (quick relief
medication) untuk mengatasi serangan akut asma. Beberapa obat yang digunakan untuk
pengobatan jangka panjang antara lain inhalasi steroid, β2 agonis aksi panjang, sodium
kromoglikat atau kromolin, nedokromil, modifier leukotrien dan golongan metil ksantin.
Sedangkan untuk pengobatan cepat sering digunakan suatu bronkodilator (β2 agonis aksi cepat,
antikolinergik, metilksantin) dan kortikosteroid oral (sistemik).obat-obat asma dapat dijumpai
dalam bentuk oral.

DRUG ASTHMA TERAPY 2


FARMAKOLOGI 2019

Secara umum, terdapat tiga kategori obat asma yang dapat ditawarkan pada penderitanya,
yaitu:
1. CONTROLLER
Berguna sebagai terapi pemeliharaan, sehingga umumnya dikonsumsi setiap hari. Obat
ini berfungsi untuk mengurangi pembengkakan pada saluran pernapasan, mengontrol gejala,
serta mengurangi risiko kekambuhan dan penurunan fungsi paru-paru. Sebagai controller, sering
kali digunakan obat golongan kortikosteroid yang berfungsi sebagai anti peradangan, sehingga
mengurangi bengkak pada jalan napas serta mengurangi produksi lendir pada saluran
pernapasan.
Mekanismenya kortikosteroid berdifusi secara langsung melewati membran sel dan
berikatan dengan reseptor glukokortikoid (GR) di dalam sitoplasma. Reseptor ini biasanya
berikatan dengan protein yang dikenal sebagai chaperone diantaranya heat shock protein-90
(hsp-90) dan FK-bindingprotein yang melindungi reseptor dan mencegah lokalisasi inti dengan
melindungi suatu tempat pada reseptor yang diperlukan dalam proses transpor melewati
membran inti ke dalam inti sel. Kortikosteroid mengatur ekspresi gen melalui beberapa cara.
Kortikosteroid akan memasuki sel untuk berikatan dengan GR di dalam sitoplasma yang
bertranslokasi ke dalam inti sel. Kortikosteroid yang berikatan dengan GR akan menimbulkan
perubahan struktur reseptor sehingga terjadi disosiasi protein chaperone molekular yang
mengakibatkan terjadinya transpor cepat kompleks reseptor glukokortikoid kortikosteroid ke
dalam inti sel dan selanjutnya akan berikatan dengan elemen glucocorticoid responseelements
(GRE). Homodimer GR berikatan dengan GRE di daerah promoter gen sensitif steroid yang
Annexin, secretory leukoprotease inhibitor (SLPI), mitogenactivatedkinase phosphatase-1
(MKP-1), inhibitor glucocorticoid – induced leucinezipper protein (GILZ). Interaksi GR dan
GRE akan menyebabkan peningkatan transkripsi gen (transakti-vasi) tetapi bila tidak terdapat
situs GRE (GRE negatif), pengikatan GR menyebabkan supresi gen (cisrepression) yang
dikaitkan dengan efek samping kortikosteroid (Rozaliyani dkk, 2011).
a) Beklometason dipropionat
Indikasi beklometason dipropionat adalah untuk profilaksis asma. Penggunaan obat ini
harus benar-benar diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi
pasien yang mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis inhalasi beklometason dipropionat yang
dapat diberikan pada dewasa adalah 200 mikrogram 2 kali sehari atau 100 mikrogram 3-4 kali

DRUG ASTHMA TERAPY 3


FARMAKOLOGI 2019

sehari, sedangkan pada anak-anak dosis yang diberikan adalah 50-100 mikrogram 2-4 kali sehari
(Anonima, 2006).
b) Budesonid
Indikasi budesonid adalah untuk profilaksis asma. Penggunaan obat ini harus benar-benar
diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi pasien yang
mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis inhalasi budesonid yang dapat diberikan pada
dewasa adalah 200 mikrogram 2 kali sehari, sedangkan pada anak-anak dosis yang diberikan
adalah 200-800 mikrogram sehari dalam dosis terbagi (Anonima, 2006).
c) Ciclesonid
Indikasi ciclesonid adalah untuk profilaksis asma. Penggunaan obat ini harus benar-
benar diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi pasien yang
mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis inhalasi ciclesonid yang dapat diberikan adalah 160
mikrogram sehari setara dengan dosis tunggal 80 mikrogram sehari dan pemberiannya tidak
direkomendasikan pada anak usia di bawah 12 tahun (Anonima, 2006).
d) Flutikason propionate
Indikasi flutikason propionat adalah untuk profilaksis asma. Penggunaan obat ini harus
benar-benar diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi pasien
yang mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis inhalasi flutikason propionat yang dapat
diberikan pada dewasa adalah 100-250 mikrogram 2 kali sehari dan dapat dinaikkan sampai 1
miligram 2 kali sehari, sedangkan pada anak-anak dosis yang dapat diberikan adalah 50-100
mikrogram 2 kali sehari, maksimal 200 mikrogram 2 kali perhari (Anonima, 2006).
e) Mometason furoat
Indikasi mometason furoat adalah untuk profilaksis asma. Penggunaan obat ini harus
benar benar diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi pasien
yang mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis inhalasi mometason furoat yang dapat
diberikan adalah 200-400 mikrogram dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak (Anonima,
2006).
f) Prednisolon
Indikasi prednisolon adalah untuk menekan radang dan reaksi alergi. Penggunaan obat ini
harus benar-benar diperhatikan karena dapat terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi
pasien yang mempunyai riwayat penyakit infeksi. Dosis oral prednisolon yang dapat diberikan

DRUG ASTHMA TERAPY 4


FARMAKOLOGI 2019

adalah dosis awal 10-20 miligram per hari, kasus berat sampai 60 miligram perhari dan dosis
injeksi intramuskular prednisolon asetat adalah 25-100 miligram sekali atau 2 kali seminggu.
Dosis pemeliharaan 2,5-15 miligram per hari (Anonim, 2000).

2. RELIEVER
Umumnya obat jenis ini bekerja dengan cepat dan harus segera diminum begitu gejala
asma muncul. Sering kali, obat yang digunakan sebagai reliever adalah golongan bronkodilator.
Obat ini berfungsi membantu relaksasi otot di seputar saluran pernapasan. Dengan demikian,
saluran pernapasan akan “terbuka”, sehingga penderita mudah untuk bernapas.
Terapi ini disarankan bagi mereka yang memiliki gejala menetap walaupun sudah
menjalani pengobatan yang maksimal. Umumnya obat yang digunakan adalah jenis controller
dosis tinggi. Bronkodilator bekerja dengan cara melebarkan bronkus (saluran pernapasan) dan
merelaksasi otot-otot pada saluran pernapasan sehingga proses bernapas menjadi lebih ringan
dan lancar. Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya:
a. Antikolinergik
⮚ Glycopyrronium
Obat dalam bentuk inhaler yang direkomendasikan adalah 1 kali hirup dalam sehari, satu kali
hirup mengandung 50 mikrogram (mcg) glycopyrronium.
⮚ Ipratropium
Meredakan asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Dewasa: Sebagai inhaler 20-40 mcg, 3-4 kali sehari. Jika diperlukan, dapat ditingkatkan menjadi
80 mcg dalam sekali penggunaan. Digunakan dalam alat nebuliser: 250-500 mcg, 3-4 kali sehari
Anak-anak di bawah 6 tahun: 20 mcg, 3 kali sehari
Anak-anak 6-12 tahun: 20-40 mcg, 3 kali sehari.
b. Agonis beta-2
⮚ Salbutamol
● Melebarkan saluran pernapasan (bronkus) yang menyempit
Dewasa: Diberikan melalui nebuliser: 2,5-5 mg, hingga 4 kali sehari.
Sebagai inhaler: 90-100 mcg, 1-2 kali semprot. Dapat diberikan hingga 4 kali sehari. Dosis
maksimum adalah 800 mcg per hari. Obat minum: 2-4 mg, 3-4 kali sehari. Jika diperlukan,
dapat ditingkatkan menjadi 8 mg, 3-4 kali sehari. Untuk lansia 2 mg, 3-4 kali sehari.

DRUG ASTHMA TERAPY 5


FARMAKOLOGI 2019

Anak-anak di atas 4 tahun: Sama seperti dosis dewasa. Dosis maksimum adalah 400 mcg
per hari. Obat minum: 1-2 mg per hari.
● Mencegah serangan asma yang dipicu aktivitas fisik
Dewasa: Sebagai inhaler: 2 kali hirup per hari. Tiap hirup mengandung 90-100 mcg.
Diberikan 10-15 menit sebelum melakukan aktivitas fisik.
Anak-anak 6-12 tahun: Sebagai inhaler: 1 kali hirup, diberikan 10-15 menit sebelum
melakukan aktivitas fisik. Satu hirup berisi 90-100 mcg.
⮚ Salmeterol
● Meredakan asma kronis
Dewasa: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari.
Anak-anak 4-12 tahun: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari
● Mencegah terjadinya serangan asma saat melakukan aktivitas fisik
Dewasa: Sebagai inhaler: 50 mcg, digunakan 30 menit sebelum melakukan aktivitas fisik.
Anak-anak di atas 4 tahun: Sama seperti dosis dewasa.
● Meredakan gejala penyakit paru obstruktif kronis
Dewasa: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari.
⮚ Procaterol
Sesak yang berhubungan dengan asma bronkial, bronchitis seperti asma, bronchitis kronik,
bronchitis akut dan enfisema paru.
Dewasa: 1 tab2x/hr atau 1-2 mini tab 2 x/hr.
Anak-anak: > 6thn 1 mini tab atau sdm sir 2 x/hr, <6thn 1-1.25 mcg/kgBB diberikan 2 x/hr.
Terbutaline
Asma bronkial, bronchitis kronik, enfisema dan penyakit paru lain dimana bronkospasme
sebagai faktor komplikasi.
Dewasa: 1-2 tablet / sirup 2-3 sdt.
Anak-anak: 1 tablet / sirup anak 7-15thn 1-2 sdt, 3-6thn ½-1 sdt. Diberikan 2-3 x/hr.
c. Methylxanthines, contohnya teofilin dan aminofilin.
⮚ Teofilin
Melebarkan saluran pernapasan (bronkus) yang menyempit
Dewasa: Obat minum: 5 mg/kgBB.
Anak-anak: Sama seperti dosis dewasa.

DRUG ASTHMA TERAPY 6


FARMAKOLOGI 2019

Lansia: Lebih rendah dari dosis orang dewasa.


⮚ Aminofilin
 Jika anak tidak membaik setelah 3 dosis bronkodilator kerja cepat, beri aminofilin IV
dengan dosis awal (bolus) 6-8 mg/kgBB dalam 20 menit. Bila 8 jam sebelumnya telah
mendapatkan aminofilin, beri dosis setengahnya. Diikuti dosis rumatan 0.5-1
mg/kgBB/jam. Pemberian aminofilin harus hati-hati, sebab margin of safety aminofilin
amat sempit.
 Hentikan pemberian aminofilin IV segera bila anak mulai muntah, denyut nadi >180
x/menit, sakit kepala, hipotensi, atau kejang.
 Jika aminofilin IV tidak tersedia, aminofilin supositoria bisa menjadi alternatif.

3. PREVENTER
Usaha pengendalian asma dalam jangka panjang tergantung pada obat-obat
antiperadangan, atau preventer. Golongan obat ini mencegah dan mengurangi peradangan,
pembengkakan saluran pernapasan, dan produksi lender. Cara kerjanya adalah dengan
mengurangi sensitivitas saluran pernapasan terhadap pemicu asma yang berupa alergen.
Macam-macam obat antiperadangan:

1) Antagonis Leukotiren (Accolate,Singulair)


Antagonis leukotrien pada pasien asma leukotrien turut menimbulkan bronkokontriksi
dan sekresi mukus. Tahun-tahun terakhir ini dikembangkan obat-obat baru yakni antagonis
leukotrien yang bekerja spesifik dan efektif pada terapi pemeliharaan terhadap asma . Ada
beberapa obat yang bekerja sebagai antagonis LT yaitu :
a) Zafirlukas (accolade) adalah LT reseptor antagonis yang menghambat terbentuknya ikatan
LT dengan reseptornya.
b) Zileuton (Zyflo) adalah obat yang bekerja menghambat enzim 5- lipooksigenase yang
diperlukan untuk sintesis LT. Pemakaian yang terlalu sering dapat meningkatkan enzim
hepar (SGPT dan SGOT) sehingga menyebabkan obat ini jarang digunakan.

Obat-obat pemodifikasi leukotrien bekerja baik sebagai antagonis kompetitif pada reseptor
leukotrien atau dengan menghambat sintesis leukotiren.

DRUG ASTHMA TERAPY 7


FARMAKOLOGI 2019

EFEK SAMPING
 Menggangu fungsi hati maka pada penderita liver harus diperhatikan
 Gangguan ringan lambung usus
 Nyeri kepala
 Alergi pada kulit
 Mulut kering
 Gangguan saluran cerna

2) Kortikosteroid Inhalasi (Flixotide,Symbicort,Seretide)


Molekul kortikosteroid bersifat sangat lipofilik sehingga mudah menembus membran sel
dan berinteraksi dengan reseptor glukokor tikoid yang sebagian besar terdapat pada sitoplasma
yang tersebar diseluruh tubuh..Steroid memiliki kemampuan transfer kedalam nukeus sel
sehingga terjadi sintesis RNA. Contoh obat :
 Budesonide + Formoterol

Mekanisme Kerja

 Deskripsi : Budesonide adalah kortikosteroid yang menunjukkan aktivitas glukokortikoid


kuat dan aktivitas mineralokortikoid lemah. Ini mengontrol laju sintesis protein, menekan
migrasi leukosit/fibroblas polimorfonuklear, dan membalikkan permeabilitas kapiler dan
stabilisasi lisosom seluler untuk mengendalikan peradangan. Formoterol adalah agonis
adrenoseptor selektif β2 kerja panjang. Ini melemaskan otot polos bronkial dengan
stimulasi adenyl cyclase, sehingga meningkatkan tingkat siklik-3’ , 5’-adenosin monofosfat
(cAMP).
DRUG ASTHMA TERAPY 8
FARMAKOLOGI 2019

 Onset : asma 15 menit


 Absorbsi : diserap dengan cepat. Budesonide waktu untuk memuncak kosentrasi plasma
30 menit. Ketersediaan hayati sekitar 49%. Formoterol waktu untuk memuncak
kosentrasi plasma W / dalam 10 menit. Ketersediaan hayati sekitar 61%.
 Distribusi : Budesonide, volume distribusi 3 L /kg. Ikatan protein plasma sekitar 90%.
Formoterol , volume distribusi 4 L /kg.Ikatan protein plasma sekitar 50%.
 Metabolisme : Budesonide , menjalani metabolisme fisrt-pass yang luas di hati oleh
enzim CYP3A4 menjadi metabolit utama 6-β-hydroxyprednisolone. Formoterol,
dimetabolisme melalui glukuronidasi dan demetilasi O menjadi metabolit aktif O-
demetilasi dan deformilasi.
 Ekskresi : Budesonide melalui urin (terutama sebagai bentuk terkonjugasi). Waktu paruh
eliminasi termina 2-4 jam. Formoterol melalui urin (8-13% sebagai obat tidak berubah).
Waktu paruh eliminasi terminal 17 jam.
 Efek Samping Obat

 Sakit kepala
 Infeksi pernafasan
 Mual
 Sakit punggung
 Pencernaan yg terganggu
 Pusing
 Sakit perut
 Perut kembung
 Muntah
 Kelelahan
 Nama Paten Obat DP-Haler / Revolizer , Symbicort Turbuhaler

DRUG ASTHMA TERAPY 9


FARMAKOLOGI 2019

 Fluticasone + Salmeterol

Mekanisme Kerja

 Deskripsi : Salmeterol, agonis β2 kerja panjang yang bekerja secara lokal di paru-paru untuk
memediasi bronkodilatasi. Fluticasone, kortikosteroid dengan aktivitas glukokortikoid,
mengurangi gejala dan memperburuk asma.
 Onset : bronkodilasi 10-20 menit
 Durasi : bronkodilasi 12 jam
 Absorbsi : Salmeterol, absorbs yang dapat diabaikan setelah terhirup. Fluticasone , buruk
diserap dari saluran GI,bioavailabilitas oral ˂ 1% ; bioavailabilitas absolut fluticasone
inhalasi 5-11% (tergantung pada perangkat yang digunakan).
 Distribusi : Salmeterol, protein binding 96 %. Fluticasone , pengikatan protein 91 %.
 Metabolisme : Salmeterol, metabolisme hati yang luas dengan hidroksilasi, paruh eliminasi
terminal 5,5 jam. Fluticasone, metabolisme first-pass yang ekstensif oleh sitokrom
CYP3A4.
 Ekskresi : Salmeterol, dieliminasi terutama dalam tinja, jumlah yang dapat diabaikan dari
salmeterol yang tidak berubah dapat dideteksi dalam urin atau feses. Fluticasone, terutama
diekskresikan dalam tinja sebagai metabolit dan obat yang tidak berubah, ˂ 5%
diekskresikan dalam urin.
 Efek Samping Obat

 Serak atau disfonia,


 sakit kepala
 kandidiasis mulut dan tenggorokan
 iritasi tenggorokan

DRUG ASTHMA TERAPY 10


FARMAKOLOGI 2019

 palpitasi (palpitasi adalah kondisi detak jantung yang lebih cepat dari normal dengan
frekuensi dan irama yang tidak teratur )
 tremor
 artralgia (Arthralgia adalah nyeri pada satu atau lebih sendi )
 kram otot
 Nama Paten Obat Seretide MDI / Discus

 Ciclesonide

Mekanisme Kerja

 Deskripsi : Ciclesonide dikonversi oleh esterase ke metabolit aktif farmakologis,


desisobutyryl-ciclesonide, yang memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor glukokortikoid
dan menunjukkan aktivitas anti inflamasi.
 Absrobsi : ketersediaan hayati sistemik > 50% (desciclosonide)
 Distribusi : volume distribusi 2,9 L /kg. Ikatan protein plasma ≥ 99% (ciclesonide dan
desciclesonide)
 Metabolisme : dihidrolisis menjadi metabolit aktifnya, desciclesonide , oleh enzim esterase
di paru-paru dan mukosa hidung. Selanjutnya dimetabolisme menjadi metabolit tidak aktif
oleh isoenzim CYP3A4 dan pada tingkat rendah oleh CYP2D6.
 Ekskresi : diekskresikan melalui tinja (67%). Waktu paruh eliminasi rata-rata sekitar 6-7
jam (desciclosonide).
 Efek Samping Obat : sakit kepala, mimisan, dan radang hidung dan lapisan tenggorokan.
 Nama Paten Obat Alvesco MDI

DRUG ASTHMA TERAPY 11


FARMAKOLOGI 2019

 Fluticasone

Mekanisme Kerja
 Deskripsi : Fluticasone menggunakan hubungan ester fluorocarbothioate pada posisi 17
karbon. Ini memiliki efek vasokonstriktif dan antiinflamasi yang kuat, tetapi efek
penghambatan hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) yang lemah bila diterapkan secara
topical.
 Onset : inhalasi 1-2 minggu atau lebih
 Absorbsi : diserap secara sistemik terutama melalui paru-paru. Waktu untuk memuncak
kosentrasi plasma 0,5-1 jam.
 Distribusi : volume distribusi 4,2 L / kg (fluticasone propionate), 608 L (fluticasone
furoate). Ikatan protein plasma > 99%.
 Metabolisme : mengalami metabolisme hepatik, dikonversi menjadi asam 17 β-karboksilat
oleh isoenzim CYP3A4.
 Ekskresi : melalui tinja (sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah), urin (< 5%
sebagai metabolit).
 Efek Samping Obat
Efek samping yang umum ketika dihirup termasuk infeksi saluran pernapasan bagian atas ,
sinusitis , sariawan , dan batuk . Efek samping umum saat digunakan di hidung termasuk
mimisan dan sakit tenggorokan. Ia bekerja dengan mengurangi peradangan.
 Nama Paten Obat Flixotide MDI / Accuhaler

DRUG ASTHMA TERAPY 12


FARMAKOLOGI 2019

3) Antihistamika (Ketotifen,profilas)
 Resopsinya di usus cepat dan lebih baik. Obat ini memblokir reseptor-histamin dengan
demikian mencegah efek bronchokonstriksinya.

 EFEK SAMPING
 Mengantuk
 Gangguan buang air kecil
 Kadang kala mulut kering
 Pusing
 Bertambah nafsu makan

4) Methilxanthin (Teophyllin,aminophyllin)

Aksi inhibisinya terhadap enzim fosfodiesterase yang berakibat akumulasi cAMP dan
cGMP. Peningkaan cAMP dan cGMP intra sel pada otot polos bronkus menyebabkan relaksasi
bronkodilatasi.

 EFEK SAMPING
 Aritmia kardiak parah
 Kejang
 Gangguan lambung

DRUG ASTHMA TERAPY 13


FARMAKOLOGI 2019

DRUG ASTHMA TERAPY 14

Anda mungkin juga menyukai