0003 )
G. Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea, dengan tepat
2. Pertahankan patensi jalan nafas
3. Siapkan peralatan oksigen dan berikan
melalui sistem humudifer
4. Berikan oksigen sesuai yang
diperintahkan
5. Monitor aliran oksigen
6. Pantau posisi peralatan pemberian
oksigen
7. Pastikan penggantian masker oksigen/
kanul jika peralatan telah dilepaskan
Pantau kemampuan pasien untuk
toleransi pelepasan oksigen ketika
makan
8. Ganti peralatan pemberian oksigen dari
masker menjadi selang nasal selama
makan, sesuai toleransi
9. Amati tanda-tanda hipoventilasi akibat
pemberian oksigen
10. Amati tanda-tanda keracunan oksigen
dan atelektasis
11. Pantau peralatan oksigen dan pastikan
tidak mempengaruhi pasien untuk
bernafas
12. Monitor kerusakan kulit akibat friksi
pemberian oksigen
13. Konsul dengan tim pelayanan kesehatan
yang lain tentang penggunaan oksigen
selama tidur
H. Monitor pernapasan
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas
2. Catat pergerakan dada, ketidak-
semetrisan, penggunaan otot bantu
pernapasan,dan adanya retraksi
3. Mobitor suara napas tambahan
4. Monitor pola napas
5. Monitor saturasi oksigen pada klien yang
tersedasi sesuai dengan protocol yang
ada
6. Pasang sensor pemantauan oksigen non
invasive sesuai prosedur tetap yang telah
ada
7. Monitor kelelahan otot-otot diafragma
dengan pergerakan parasoksikal
8. Auskultasi suara napas, catat area yang
mengalami penurunan atau tisak adanya
ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
9. Kaji perlunya penyedotan pada jalan
napas
10. Auskultasi suara napas setelah tindakan
untuk dicatat
11. Monitor hasil pemeriksaan ventilasi
mekanik, catat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan volume tidal
12. Catat perubahan pada saturasi O2 dan
perubahan nilai analisa gas darah
dengan tepat
13. Catat onset, dan lamanya batuk
14. Monitor sekresi pernapasan klien
15. Monitor secara ketat klien-klien yang
beresiko tinggi mengalami gangguan
respirasi
16. Monitor hasil foto toraks
17. Buka jalan napas dengan posisi kepala
ekstensi
18. Posisikan klien miring ke samping, sesuai
indikasi untuk mencegah aspirasi
I. Resusitasi neonatus
1. Evaluasi ketiadaan respon klien untuk
menentukan tindakan yang tepat
2. Panggil bantuan jika tidak ada
pernapasan atau pernapasan tidak
normal dan tidak ada respon
3. Lakukan langkah-langkah RJP
4. Pastikan perawatan post henti jantung
terorganisior
5. Tawarkan anggota keluarga untuk hadir
selama tindakan resusitasi ketika
merupakan kepentingan terbaik bagi
pasien
6. Beri dukungan pada anggota keluarga
yang hadir dalam tindakan resusitasi
7. Dokumentasi urutan tindakan
N. Pencegahan Aspirasi
1. Monitor tingkat kesadaran, reflex batuk,
gag reflex, kemampuan menelan
2. Pertahankan kepatenan jalan napas
3. Monitor status pernapasan jaga peralatan
suction tetap tersedia
4. Beri makan dalam jumlah sedikitperiksa
posisi OGTsebelum pemberian makan
5. Periksa residu pada slang OGT sebelum
pemberian makan
6. Letakkan selang OGT sesuai gravitasi
jika diperlukan
7. Berikan perawatan mulut
O. Manajemen Cairan
1. Timbang berat badan setiap hari dan
monitor status pasien.
2. Hitung atau timbang popok dengan baik
3. Jaga intake/ asupan yang akurat dan
catat output pasien
4. Monitor tanda-tanda vital pasien
5. Kaji lokasi dan luasnya adem, jika ada
6. Monitor makanan/ cairan yang
dikonsumsi dan hitung asupan kalori
harian
7. Berikan terapi UV seperti yang ditentukan
8. Monitor status gizi
9. Berikan cairan dengan tapat
10. Berikan deuretik yang diresepkan
11. Monitor reaksi pasien terhadap terapi
elektrolit yang diresepkan
12. Konsultasikan dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan volume cairan
menetap dan memburuk
P. Monitor cairan
1. Tentukan jumlah dan jenis in take/asupan
cairan.
2. Tentukan factor-faktor resiko yang
mungkin menyebabkan ketidak-
seimbangan cairan (misalnya: kehilangan
albumin, sepsis, hiperterrmia, terapi
deuretik, fungsi hati, diaphoresis,
paparan panas, infeksi, paska op[erasi,
muintah dan diare).
3. Periksa isi ulang kapiler
4. Periksa turgor kulit
5. Monitor berat badan
6. Monitor asupan dan pengeluaran
7. Monitor denyut jantung dan laju
pernapasan
8. Catat dengan akurat asupan dan
pengeluaran (misalnya: asupan oral,
asupan pipa makanan, asupan IV,
antibiotic, cairan yang di berikan dengan
obat-obatan, muntah, pengeluaran dari
dubur, pengeluaran urine
9. Periksa alat medis yang bermasalah
(misalnya: kateter tertekuk atau terblokir)
pada klien yang mengalami berhenti
mendadak mengeluarkan urine
10. Monitor membrane mukosa, turgor kulit
dan respon haus
11. Monitor distensi, ronkhi di paru, edema
perifer, dan penambahan berat badan
12. Berikan cairan dengan tepat
13. Pastikan bahwa semua IV dan asupan
enteral berjalan dengan benar, terutama
jika tidak tidak di atur dengan pompa
infus
14. Konsulkan ke dokter jika pengeluaran
urine kurang dari 0,5ml/kg/jam
15. Berikan agen farmakologis untuk
meningkatkan pengeluaran urine
16. Cek grafik asupan dan pengeluaran
secara berkala untuk memastikan
pemberian layanan yang baik.
Q. Pemasangan infus
1. Verifikasi instruksi untuk terapi IV
2. Beritahukan keluarga klien mengenai
prosedur
3. Pertahankan teknik aseptic dengan
seksama
4. Identifikasi apakah klien memiliki
masalah pembekuan atau
mengkonsumsi obat yang mempengaruhi
pembekuan darah
5. Lakukan prosedur pemasangan infus
sesuai protocol
6. Pertahankan tindakan-tindakan
pencegahan universal
R. Terapi intravena
1. Verifikasi instruksi untuk terapi IV
2. Beritahukan keluarga klien mengenai
prosedur
3. Pertahankan teknik aseptic dengan
seksama
4. Lakukan prinsip 7 benar sebelum
memulai infus atau pengobatan
5. Seleksi dan siapkan IV pompa infus
sesuai indikasi
6. Spike container dengan selang yang
tepat
7. Berikan cairan IV pada suhu ruang
kecuali bila diperintahkan
8. Identifikasi apakah klien mendapatkan
pengobatan yang cocok dengan instruksi
medic
9. Monitor tanda vital
10. Bilas saluran intravena antara pemberian
cairan yang tidak cocok satu dengan
yang lain
11. Catat asupan dan output dengan tepat
12. Monitor tanda dan gejala yang berkaitan
dengan phlebitis infus dan infeksi local
13. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
14. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan
umum
T. Manajemen Syok
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Posisikan klien untuk mendapatkan
perfusi yang optimal
3. Buat dan pertahankan kepatenan jalan
napas sesuai kebutuhan
4. Monitor tekanan okstrimetri sesuai
kebutuhan
5. Berikan oksigen dan atau ventilasi
mekanik sesuai kebutuhan
6. Ambil gas darah arteri dan monitor
oksigenisasi jaringan
7. Monitor timbulnya gejala gagal napas
8. Monitor nilai-nilai laboratorium
9. Berikan cairan IV sementara melakukan
monitor tekanan hrmodinamik dan urin
output sesuai kebutuhan
10. Berikan cairan kristaloid dan koloid
sesuai kebutuhan berikan tranfusi sesuai
kebutuhabmonitor serun glukosa dan
atasi nilai abnormalitas sesuai kebutuhan
monitor status cairan, termasuk BB
perhari, output urin perjam, intake dan
output
11. Berikan diuretik sesuai kebutuhan
12. Pasang selang OGT untuk menghisap
dan memonitor sekret/ produksi gaster
sesuai kebutuhan.
13. Berikan kortikosteroid sesuai kebutuhan.
14. Berikan dukungan emosi pada keluarga
klien, dorong harapan yang realistis.
U. Bantuan Ventilasi
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Posisikan klien untuk mengurangi
dispnea
3. Posisikan untuk meminimalkan upaya
bernafas
4. Monitor efek- efek perubahan posisi pada
oksigenasi
5. Auskultasi suara napas
6. Catat area- area penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan adanya suara
tambahan.
7. Monitor kelelahan otot pernafasan
8. Mulai dan pertahankan oksigen
tambahan seperti yang di tentukan
9. Kelola pemberian obat nyeri yang tepat
untuk mencegah hipoventilasi
10. Monitor pernafasan dan status
oksigenasi
11. Beri obat yang meningkatkan patensi
jalan napas dan pertukaran gas
12. Inisiasi upaya resusitasi dengan tepat.