Anda di halaman 1dari 60

Farmakologi Sistem Pencernaan

(Diare-Thypoid-Gastritis)

Indikasi, Kontrakindikasi , Efek Samping,


Toksikologi dan Penggolongan Obat

Apt. Anwar Sodik, M.Farm.


DIARE
• Diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari.
Penyebab diare
• Secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokkan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus
atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-
sebab lainnya. Penyebab yang sering
ditemukan di lapangan ataupun secara
klinis adalah diare yang disebabkan infeksi
dan keracunan.
Jenis diare
• Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut,
Diare persisten atau Diare kronik. Diare
akut adalah diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari, sementara Diare
persisten atau diare kronis adalah diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Derajat dehidrasi
• Diare tanpa dehidrasi
• Diare dengan dehidrasi ringan/ sedang
• Diare dengan Dehidrasi berat.
Cara menilai anak diare
Tanya:
• Berapa lama anak sudah mengalami diare?
• Berapa kali anak buang air besar dalam satu
hari?
• Apakah tinjanya ada darah?
• Apakah dia muntah?
• Apakah ada penyakit lainnya?
Lihat:
• Bagaimana keadaaan umum anak?
• Sadar atau tidak sadar?
• Lemas atau terlihat sangat mengantuk?
• Apakah anak gelisah?
• Berikan minum, apakah dia mau minum?
• Jika iya, apakah ketika minum ia tampak sangat haus atau
malas minum?
• Apakah matanya cekung atau tidak cekung?
• Lakukan cubitan kulit perut (turgor). Apakah kulitnya kembali
segera, lambat, atau sangat lambat (lebih dari 2 detik) ?
Causes of Diarrhea
Acute Diarrhea Chronic Diarrhea
Bacterial Tumors
Viral Diabetes
Drug induced Addison’s disease
Nutritional Hyperthyroidism
Protozoal Irritable bowel syndrome
PENGGOLONGAN
ANTIDIARE

1. ORS (Oral Rehydration Salts).


2. Suplementasi Zinc
3. Antibiotik Selektif
4. Intestinal flora modifiers
5. Adsorben
6. Antimotilitas
7. Adstringen
1. ORS
(Oral Rehydration Salts).

• Pilihan pertama
terapi diare,
menangani
dehidrasi
Oralit

• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti


natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan
trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Manfaat oralit

• Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit


dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air
sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum
tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat
diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
2.
Cara Kerja Zink
• Tablet Zink dispersibel untuk melengkapi pengobatan diare pada anak-anak usia
dibawah 5 tahun, penggunaannya selalu disertai dengan cairan oralit (ORS= Oral
Rehydration Salts).
• Pengobatan diare ditujukan untuk pencegahan atau pengobatan dehidrasi
(menggunakan ORS) dan pencegahan gangguan nutrisi (menggunakan Zink).
• Berikan Zink segera mungkin pada awal diare, bersamaan dengan ORS, jangka
waktu dan masa keakutan sama resikonya dengan dehidrasi yang akan
dihilangkan.
• Meneruskan menggunakan Diazink setelah diare berhenti, kekurangan zink
dalam feses akan digantikan. Dapat mengurangi resiko anak mendapat diare baru
dalam 2-3 bulan ke depan.
Indikasi

• Zink dispersibel tablet terapi pelengkap diare pada


anak-anak digunakan bersama dengan ORS (Oral
Rehydration Salts).
Dosis

• Bayi 2-6 bulan : ½ tabet (10 mg) setiap hari selama 10


hari berturut-turut (meskipun diare sudah berhenti).
• Anak-anak 6 bulan-5 tahun : 1 tablet (20 mg) setiap
hari selama 10 hari berturut-turut (meskipun diare
sudah berhenti).
Cara penggunaan
Zink Tablet

• Masukkan tablet Zink dispersible ke dalam satu


sendok makan air putih matang.
• Dapat dibantu dengan digoyang-goyang atau diaduk-
aduk.
• Tablet yang telah larut dapat diminum.
Peringatan dan perhatian :

• Selama diare masih berlangsung, selain diberikan


suplementasi zink, juga diberikan Oral Rehydration
Salts (ORS). para ibu menyusui dianjurkan untuk
tetap menyusui atau meningkatkan frekuensi
menyusui pada anak selama dan setelah diare
Interaksi Obat :

• Jika digunakan bersama dengan Fe, disarankan


menggunakan zink beberapa jam sebelum atau
sesudahnya.
Efek samping :

• Toksisitas zink secara oral pada dewasa dapat terjadi


akibat asupan zink dosis >150 mg/hari (kurang lebih
10 kali dosis yang direkomendasikan) selama periode
yang lama.
• Dosis tinggi zink untuk periode lama dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi lipoprotein
plasma dan absorpsi tembaga.
3. ANTIBIOTIK

• Antibiotik Hanya Diberikan Sesuai Indikasi. MISAL: DISENTERI,


KOLERA Dll
• Resep antibiotik seharusnya hanya boleh dikeluarkan oleh dokter.
• Namun di daerahdaerah terpencil dimana tenaga dokter belum
tersedia maka petugas kesehatan lainnya seperti bidan/perawat
dapat memberikannya setelah mendapat pelimpahan wewenang
dari dokter puskesmas atau jika mereka sudah mendapatkan
pelatihan tatalaksana diare seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS).
3. Intestinal flora modifiers

• Bacterial cultures of Lactobacillus


organisms work by:
– Supplying missing bacteria to the GI tract
– Suppressing the growth of diarrhea-causing
bacteria
• Example: L. acidophilus (Lactinex)
Adsorbents

• Coat the walls of the GI tract


• Bind to the causative bacteria or toxin, which is then
eliminated through the stool
• Examples: bismuth subsalicylate, kaolin-pectin, activated
charcoal, attapulgite
Efek Samping Adsorben

• Increased bleeding time


• Constipation, dark stools
• Confusion, twitching
• Hearing loss, tinnitus, metallic taste, blue gums
Interaksi

• Adsorbents decrease the absorption of many agents,


including digoxin, clindamycin, quinidine, and
hypoglycemic agents
• Adsorbents cause increased bleeding time when
given with anticoagulants
• Antacids can decrease effects of anticholinergic
antidiarrheal agents
Antimotilitas

• Menekan peristaltik usus


• Contoh obat : loperamid hidroklorida
LOPERAMID HIDROKLORIDA

Indikasi:
• pengobatan simptomatik diare akut sebagai
tambahan terapi rehidrasi pada dewasa dengan
diare akut dan anak-anak lebih 4 tahun, diare
kronik hanya pada dewasa
LOPERAMID

Dosis:
• diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setiap
setelah buang air besar hingg maksimal 5 hari; dosis lazim 6-
8 mg sehari; Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. ANAK di
bawah 4 tahun, tidak dianjurkan, 4-8 tahun 1 mg 3-4 kali
sehari hingga maksimal 3 hari, 9-12 tahun 2 mg 4 kali sehari
hingga maksimal 5 hari. Diare kronik pada dewasa, dosis
awal 4-8 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar. Dosis tidak
melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila
tidak ada perbaikan selama 48 jam.
GASTRITIS
GASTRITIS

• Gastritis adalah gangguan sistem pencernaan yang


juga dikenal sebagai radang lambung. Penyakit ini
terjadi ketika lapisan dalam dinding lambung
(mukosa) meradang atau membengkak.
Tujuan terapi

• Meringankan atau menghilangkan gejala,


mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi
yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi) dan
mencegah kambuh.
OBAT UNTUK GASTRITIS

1. Antasida
2. Penghambat histamin2 (H2)
3. Penghambat pompa proton
4. Sucralfat
5. Misoprostol
1. Antasida

• Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk


menetralisir kelebihan asam lambung yang menyebabkan timbulnya
sakit maag.
• Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat
penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Dosis antacid
ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai petunjuk pada
label obat. Interval dosis yang ideal adalah 1-3 jam sesudah makan
dan waktu tidur.
• Antacid yang diminum sewaktu perut kosong efektif 30-60 menit
sebelum obat ini akan berjalan ke duodenum.
Antasida
Basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida membentuk garam
dan air
Beberapa reaksi antasid:
CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2O + CO2
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2
Al(OH)3 + 3 HCl → AlCl3 + 3 H2O
Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O

Indication: In addition to neutralizing excess stomach acid they may be


helpful in preventing inflammation, relieving pain and discomfort,
and allowing the mucus layer in the stomach lining to heal.
They are often used to treat ulcers by preventing the stomach acids from
attacking the stomach lining allowing it to heal.
Aluminium
hidroksida
Al(OH)2

Magnesium
Kalsium
Karbonat Antasida Hidroksida
Mg(OH)2

Sistemik
Natrium Non-sistemik
Bikarbonat
Aluminium Hidroksida dan Magnesium
Hidroksida
• Formulasi mengandung Aluminium atau magnesium hidroksida
bereaksi secara lambat dengan HCl membentuk membentuk
magnesium/aluminium klorida dan air
• Tidak terjadi sendawa (tidak ada gas) dan metabolik alkalosis
(efisiensi reaksi netralisasi)
• Garam magnesium tidak diabsorpsi → diare osmotik
• Garam aluminium → konstipasi
• Dua senyawa ini biasanya diberikan bersama dalam satu formulasi
(contoh, Gelusil, Maalox, Mylanta) untuk meminimalkan pengaruh
pada fungsi usus.
Alginates and Antifoaming Agents

• Antacids are often combined with alginates and anti-


foaming agents.
• Alginates float on the stomach contents to form a
neutralizing layer preventing reflux of stomach acids up
into the esophagus. Hence they help to prevent acid
reflux or heart burn.
• Anti-foaming agents such as simethicone (dimethicone)
prevent the formation of gases and reduce flatulence.

40
2. Penghambat histamin-2

• Merupakan obat yang paling populer dipakai. Obat ini


menghambat refluk asam ke dalam esofagus. Obat ini
memblok reseptor histamin H-2 pada sel-sel parietal lambung
sehingga mengurangi sekresi dan konsentrasi asam lambung.
• Efek samping yang merugikan adalah sakit kepala, pusing,
sembelit, pruritus, ruam kulit, khususnya cimetidine
menimbulkan ginekomastia, penurunan libido dan impotensi.
• Contoh obat : cimetidine, ranitidine, famotidine, tizanidin,dll
Indikasi H2 Antagonists

• GERD
• PUD
• Erosive esophagitis
• Adjunct therapy in control of upper GI bleeding
3. Penghambat pompa proton

• The parietal cells release positive hydrogen ions


(protons) during HCl production
• This process is called the “proton pump”
• H2 blockers and antihistamines do not stop the action
of this pump
Proton Pump Inhibitors:
Mechanism of Action

• Irreversibly bind to H+/K+ ATPase pump


• Result: achlorhydria—ALL gastric acid secretion is blocked
Proton Pump Inhibitors:
Drug Effect

• Total inhibition of gastric acid secretion


– lansoprazole (Prevacid)
– omeprazole (Prilosec)*
– rabeprazole (AcipHex)
– pantoprazole (Protonix)
– esomeprazole (Nexium)

*The first in this new class of drugs


Proton Pump Inhibitors:
Indications

• GERD maintenance therapy


• Erosive esophagitis
• Short-term treatment of active duodenal and benign gastric ulcers
• Zollinger-Ellison syndrome
• Treatment of H. pylori–induced ulcers
Proton Pump Inhibitors:
Side Effects

• Safe for short-term therapy


• Incidence low and uncommon
Sucralfate

• Cytoprotective agent
• Used for stress ulcers, erosions, PUD
• Attracted to and binds to the base of ulcers and erosions, forming a
protective barrier over these areas
• Protects these areas from pepsin, which normally breaks down proteins
(making ulcers worse)
Sucralfate

• Little absorption from the gut


• May cause constipation, nausea, and dry mouth
• May impair absorption of other drugs, especially tetracycline
• Binds with phosphate; may be used in chronic renal failure to reduce
phosphate levels
• Do not administer with other medications
Misoprostol (Cytotec)

• Synthetic prostaglandin analog


• Prostaglandins have cytoprotective activity
– Protect gastric mucosa from injury by enhancing local production of
mucus or bicarbonate
– Promote local cell regeneration
– Help to maintain mucosal blood flow
TIFOID
TIFOID

• Penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama di


daerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7
hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan
gangguan kesadaran
• Infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh S. typhi
dan S. paratyphi
Etiologi

• Salmonella typhi (penyebab terbanyak)


• Salmonella paratyphi A
• Salmonella paratyphi B
• Salmonella paratyphi C
Gejala klinis

• Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan


dibandingkan dewasa
• Masa inkubasi: ± 10 – 14 hari
• Selama masa inkubasi : Gejala prodromal: anoreksia,
letargia, malaise, dullness, nyeri kepala, batuk non
produktif,
• Setelah masa inkubasi: Demam, Gangguan pencernaan,
gangguan kesadaran
Pengobatan

• Perawatan & nutrisi


• Terapi simtomatik : roboransia/vitamin, antipiretik,
antiemetic, antidiare
• Terapi antibiotik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai