Anda di halaman 1dari 28

FARMAKOTERAPI

MIGRAIN
Apt. Anwar Sodik, M.Farm.
Clinical Pharmacy of Muhammadiyah Gombong University
MIGRAIN
• Sakit Kepala Sebelah
• Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer.
• Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam.
• Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau
berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti
dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.
• Migren bila tidak diterapi akan berlangsung antara 4-72 jam dan yang
klasik terdiri atas 4 fase yaitu fase prodromal (kurang lebih 25 %
kasus), fase aura (kurang lebih 15% kasus), fase nyeri kepala dan fase
postdromal
Anamnesis
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh
tanda dan gejala, sebagai berikut:
• Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita migren merasakan
nyeri hanya pada satu sisi kepala, hanya sedikit yang merasakan nyeri
pada kedua sisi kepala.
• Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
• Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
• Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
• Disertai mual dengan atau tanpa muntah.
• Fotofobia dan atau fonofobia.
Migrain dengan Aura
Apabila terdapat aura, paling sedikit terdapat dua dari karakteristik di
bawah ini:
• Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap ≥5 menit,
dan/atau dua atau lebih gejala terjadi secara berurutan.
• Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
• Setidaknya satu gejala aura unilateral
• Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam
waktu 60 menit.
Faktor Pencetus
• Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/
perubahan hormonal.
• Puasa dan terlambat makan
• Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan,
mengandung MSG
• Cahaya kilat atau berkelip.
• Banyak tidur atau kurang tidur
• Faktor herediter
• Faktor psikologis: cemas, marah, sedih
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis normal.
• Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab sekunder,
yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapi yang berbeda
Kriteria Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan
pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
Kriteria diagnosis Migren tanpa Aura
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak diobati
atau tidak berhasil diobati).
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik
berikut : 1. Lokasi unilateral 2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas nyeri
sedang atau berat 4. Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik
atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin (seperti berjalan
atau naik tangga).
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : 1. Nausea dan
atau muntah 2. Fotofobia dan fonofobia E. Tidak ada yang lebih
sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient ischemic
attack harus dieksklus
Diagnosis Banding
• Tension Type Headache
• Nyeri kepala klaster
• Nyeri kepala servikogenik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan
penyebab sekunder)
• CT scan kepala / MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
Neuroimaging diindikasikan pada :
• Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
• Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
• Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
• Sakit kepala yang progresif atau persisten.
• Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura atau hal-hal lain
yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
• Defisit neurologis yang persisten.
• Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengan gejala-gejala neurologis
yang kontralateral.
• Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin. • Gejala klinis yang tidak biasa.
Tatalaksana
• Terapi non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid (OAINS)
• Terapi spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika
analgetik atau OAINS tidak ada respon
Analgetik dan OAINS
• Aspirin 500 - 1000 mg per 4-6 jam (Level of evidence : A).
• Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam (A).
• Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akut
ringan sampai sedang (B).
• Kalium diklofenak (powder) 50 -100 mg per hari dosis tunggal
Antimuntah
• Antimuntah oral atau per rektal dapat digunakan untuk mengurangi
gejala mual dan muntah dan meningkatkan pengosongan lambung (B)
• Metokloperamid 10mg atau donperidone 10mg oral dan 30mg rektal.
Triptan
• Triptan oral dapat digunakan pada semua migran berat jika serangan
sebelumnya belum dapat dikendalikan dengan analgesik sederhana
(A).
• Sumatriptan 30mg, Eletriptan 40-80 mg atau Rizatriptan 10 mg (A).
Ergotamin
• Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain akut (A).
Prinsip Umum Terapi profilaksi migrain:
• Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif atau maksimum
untuk meminimalkan efek samping.
• Obat harus diberikan 6 sampai 8 minggu mengikuti dosis titrasi.
• Pilihan obat harus sesuai profil efek samping dan kondisi komorbid
pasien.
• Setelah 6-12 bulan profilaksi efektif, obat dihentikan secara bertahap.
Terapi profilaksis migrain
• Beta bloker
➢Propanolol 80-240 mg per hari sebagai terapi profilaksi lini pertama (A).
➢ Timolol 10-15 mg dua kali/hari, dan metropolol 45- 200 mg/hari, dapat sebagai
obat profilaksi alternatif (A)
• Antiepilepsi
• Topiramat 25-200 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik dan kronik (A).
• Asam valproat 400-1000 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik (A).
• Antidepresi
• Amitriptilin 10-75mg, untuk profikasi migrain (B)
• Obat antiinflamasi non steroid
• Ibuprofen 200 mg 2 kali sehari (B)
DOEN 2019
Gabapentin
Gabapentin sebagai antikonvulsan baru menunjukkan bukti
efektifitasnya dalam tata laksana nyeri kronik dan dapat ditoleransi
dengan baik dengan sedikit efek samping. Gabapentin berikatan
dengan voltage-gated calcium channel, yang menyebabkan
berkurangnya pelepasan neurotransmiter glutamat dan substansi P.
Gabapentin telah menunjukkan efektivitasnya dalam pengobatan
neuropati diabetik, neuralgia pasca-herpes, trigeminal neuralgia,
multiple sclerosis, migrain serta nyeri kronik yang disebabkan oleh
keganasan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/481/2019
tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Nyeri
Edukasi
• Terapi komprehensif migrain mencakup terapi akut dan profilaksi,
menejemen faktor pencetus dan gaya hidup melalui strategi
selfmanagement.
• Self-management, pasien berperan aktif dalam menejemen
migrainnya.
• Menggunakan obat akut atau profilaksi secara wajar
Self-management migrain
• Self-monitoring untuk mengidentifikasi faktor2 yang mempengaruhi migrainnya.
• Mengelola faktor pencetus secara efektif.
• Pacing activity untuk menghindari pencetus migrain.
• Menghindari gaya hidup yang memperburuk migrain.
• Teknik relaksasi.
• Mempertahankan sleep hygiene yang baik.
• Mampu mengelola stres.
• Cognitive restructuring untuk menghindari berfikir negatif.
• Communication skills untuk berbicara efektif tentang nyeri pada keluarga.
Daftar Pustaka
• PERDOSSI.2016. Acuan Panduan Praktek Klinik Neurologi
• http://p2ptm.kemkes.go.id/
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/481/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Nyeri
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/688/2019 tentang Daftar Obat Esensial Nasional
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/813/2019 tentang Formularium Nasional

Anda mungkin juga menyukai