Anda di halaman 1dari 30

PENYULUHAN

NYERI KEPALA
DR CIK ELBER
MIGRAIN

1.1 Migrain tanpa aura


Deskripsi :
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam . Karakteristik nyeri
kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas
fisik yang rutin dan di ikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia
Kriteria Diagnostik :
A. sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Sekurang-kurangnya nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (belum di obati atau
sudah di obati akan tetapi belum berhasil).
c. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut :
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan di perberat oleh aktivitas fisik atau di luar kebiasaan aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau
naik tangga))
D. Selama nyeri kepala di sertai salah satu di bawah ini :
5. Nausea dan atau muntah
6. Fotofobia dan fonofobia
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis international classification of headache disorder-3 (ICHD)
Tatalaksana Migrain :
1. Langkah umum
 Perlu menghindari pencetus nyeri seperti perubahan pola tidur, makanan, sress dan rutinitas sehari-hari
, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca.
2. Terapi abortif
a. Abortif non spesifik : pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat dapat di gunakan :
analgesic over the counters, NSAID (oral)
b. Abortif spesifik : bila tidak berespon terhadap analgesic/NSAID, maka di gunakan obat spesifik seperti
: triptans (naratriptan, rizatriptan, sumatriptan), Dihidroergotamin (DHE) dan obat golongan
ergotamine.
Daftar obat abortif non spesifik
Daftar obat abortif
spesifik
Terapi migrain akut
 Pengobatan akut migrain dianggap berhasil jika memenuhi :
1. Bebas nyeri sesudah 2 jam pengobatan
2. Perbaikan nyeri dari skala nyeri kepala 2 (sedang) atau 3 (berat) menjadi skala nyeri
kepala 1 (ringan) atau skala 0 (tidak ada nyeri kepala) sesudah nyeri kepala
3. Efikasi pengobatan konsisten pada 2-3 kali serangan
4. Tidak ada nyeri kepala rekuren/berulang dan tidak ada pemakaian obat
lagi dalam waktu 24 jam sesudah pengobatan berhasil
Terapi Profilaksis

Tujuan :
1. Mengurangi frekuensi, berat dan lama serangan
2. Meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan akut
3. Meningkatkan fungsi aktivitas sehari-hari serta mengurangi disabilitas
4. Mencegah penggunaan analgesic yang berlebihan dan transformasi menjadi chronic daily
headache
5. Mengurangi biaya pengobatan.
 Indikasi pemberian terapi profilaksis
1. Apabila serangan migrain menpunyai dampak sangat buruk pada kehidupan sehari-harinya,
meskipun pasien telah mendapat pengobatan akut maupun perubahan pola hidup.
2. Frekuensi serangan migrain terlampau sering sehingga pasien beresiko jatuh pada
ketergantungan obat migrain akut yang dapat menjadi drug overused.
3. Serangan nyeri kepala migrain moderate-severe lebih baik 3 hari perbulan
4. Serangan nyeri kepala migrain > 8 kali sehari, meskipun pengobatan akutnya efektif
5. Serangan berulang > 2x perminggu yang menganggu aktivitas, meskipun telah diberikan
pengobatan akut yang adekuat.
6. Nyeri kepala migrain yang sering atau berlangsung > 48 jam
7. Pengobatan akut gagal/tidak efektif
8. Ada kontraindikasi obat, efek samping obat akut muncul.
9. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa, contohnya migrain
basiler hemiplegik, aura yang memanjang.
10. Keinginan permintaan penderita sendiri
Terapi profilaksis migrain
Terapi profilaksis migrain
Terapi profilaksis migrain
 Prevensi migrain di anggap berhasil jika memenuhi kriteria :
Profilaksis migrain dianggap berhasil apabila frekuensi serangan migrain menurun setidaknya
50% perbulan selama 3 bulan
STATUS MIGRAIN

Status migrain :
Deskripsi : serangan migrain berlangsung lebih dari 72 jam
Kriteria Diagnosis :
A. Nyeri kepala memenuhi kriteria B dan C
B. Terjadi pada pasien dengan migrain tanpa aura dan atau migrain dengan aura yang sama dengan
serangan sebelumnya, kecuali durasi dan beratnya migrain
C. Dua karakteristik di bawah
1. tidak mengalami perbaikan lebih dari 72 jam
2. Nyeri dan atau di ikuti gejala yang melemahkan penderita
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Penatalaksanaan status migrain

Prinsip utama terapi migrain di ruang gawat darurat :


1. Hidrasi adekuat bila tidak ada kontraindikasi
2. Pengobatan nyeri kepala dengan terapi non opioid
3. Pemberian pengobatan secara intravena
4. Edukasi
Protokol terapi status migrain di ruang gawat
darurat :

1. Pemberian cairan intravena, normal salin 2-3 L bolus atau 80-100 cc/jam selama pasien di ruang
gawat darurat
2. Difenhidramin 12,5-25 mg IV
3. Antagonis reseptor dopamin IV (metoclorpramide 10 mg)
4. Magnesium sulfas 500 mg-1 gr IV
5. Ketolorac 30 mg IV
6. Jika tidak ada perbaikan, pilihan sodium valproat IV (500 mg), levetiracetam (500 mg) atau
metilprednisolone (200 mg)
7. Dihidroergotamin 0,5-1 mg IV dapat di berikan bila pasien tidak menggunakan triptan selama
24 jam dan tidak ada kontraindikasi lain.
Tabel terapi Status migrain di ruang gawat
darurat dan rawat inap :
Tabel terapi Status migrain di
ruang gawat darurat dan rawat
inap :
Nyeri kepala klaster

Kriteria Diagnosis :
A. Paling sedikit 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbital, supraorbital atau temporal yang unilateral, berlangsung 15-180 menit
C. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari
1. Satu atau lebih gejala berikut yang ipsilateral dengan nyeri kepala
a. Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi
b. Kongesti nasal
c. Edema palpebra
d. Dahi dan wajah berkeringat
e. Dahi dan wajah memerah
f. Perasaan penuh di telinga
g. Miosis dan atau ptosis
D. Serangan mempunyai frekuensi 1 kali setiap 2 hari sampai 8 kali perhari selama lebih dari
separuh waktu saat gangguan terjadi kelainan aktif
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Penanganan nyeri kepala klaster :

1. Faktor psikologis
2. Penyesuaian gaya hidup
3. Menhindari alkohol
4. Tujuan pengobatan : menekan periode klaster, menghentikan serangan akut, mengurangi
frekuensi, mengurangi berat
5. Harus dipertimbangkan lesi struktural
6. Pengobatan behavioral : terapi relaksasi
Nyeri kepala klaster episodik

Kriteria Diagnosis
a. Serangan-serangan yang memenuhi kriteria untuk 3.1 nyeri kepala klaster
b. Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung selama 7-365 hari (ketika tidak di
obati) dan dipisahkan oleh periode remisi bebas nyeri > 1 bulan
Pengobatan nyeri kepala klaster periodik

Terapi akut :
1. Inhalasi 02 dengan NRM 7-15 liter/menit selama 15-20 menit
2. Sumatriptan
a. Inj sumatriptan 3-6 mg Subcutan, evaluasi 15 menit jika terdapat perbaikan nyeri di ulang 24 jam
b. Sumatriptan intranasal 20 mg/dosis
3. Zolmitriptan 5-10 mg PO
4. Ergotamine tatrate 1 mg SL, tiap 5 menit sampai 3 mg perbaikan
5. Ergotamine 1-2 mg oral saat serangan pertama di lanjutkan dengan inhalasi o2
6. DHE intranasal dan injeksi dosis 0,5-1,5 mg IV
7. Ergotamine suppositoria
8. Tetes hidung lidocain
9. Inhalasi lidokain 4% 1 ml intranasal
10. Somatostatin iv
11. Octretide subcutan
Terapi profilasis nyeri kepala klaster periodik

1. Penghambat kanan calsium (verapamil 240-480 mg/hari)


2. Kortikosteroid : MP 40-60 mg/hari
3. Lomerizine
4. Ergot alkaloid
a. Ergotamine tatrate : 1-2 mg (sebelum tidur)
b. DHE : 1 mg im sebelum serangan
5. Civamide : nasal spray 5-7 hari
6. Eletriptan : 80 mg/hari
7. Melatonin : 10 mg
Nyeri kepala klaster kronis

Kriteria diagnosis
a. Serangan2 yang memenuhi kriteria untuk 3.1 nyeri kepala klaster dan kriteria B
b. Terjadi tanpa periode remisi atau dengan periode remisiyang berlangsung kurang dari 1
bulan selama 1 tahun
Terapi akut (abortif) nyeri kepala klaster
kronis

Sama dengan terapi pada nyeri kepala klaster episodik

Terapi profilaksis pada nyeri kepala klaster kronis


Di berikan setiap harai selama serangan
1. Verapamil 120-160 mg 3-4 kali sehari
2. Lithium carbonate 900-1200 mg/hari
3. Asam valproat
4. Gabapentin
5. Topiramat
6. baclofen
Tabel pengobatan nyeri kepala klaster :

Anda mungkin juga menyukai