Anda di halaman 1dari 67

Nyeri Kepala Primer

Nova Yunetti
M. Alghifari Elfian
Armeili Shinta Putri
Thantry Ovilia
Anatomi Otak
Otak terdiri dari (1) batang otak yang terdiri
dari otak tengah, pons, dan medulla, (2)
serebelum, (3) otak depan (forebrain) yang
terdiri atas diensefalon dan serebrum.
Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan
talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal
dan korteks serebrum. Masing-masing
bagian otak memiliki fungsi tersendiri.
Definisi Nyeri Kepala

Nyeri kepala adalah nyeri atau perasaan tidak


enak pada daerah atas kepala yang
memanjang dari orbital sampai ke daerah
belakang kepala (area occipital dan sebagian
daerah tengkuk).
Epidemiologi
Berdasarkan hasil penelitian multisenter
berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di
Indonesia, didapatkan prevalensi penderita
nyeri kepala sebagai berikut : Migren tanpa
aura 10%, Migren dengan aura 1,8%, Episodik
Tension type Headache 31%, Chronic Tension
type Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache
0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir, 2004).
Etiologi
Kelainan organ-organ di kepala, jaringan sistem
persarafan dan pembuluh darah.
Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh
migren, ketegangan, atau depresi
Dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera
kepala, dan spondilosis servikal, penyakit gigi atau
mata, disfungsi sendi temporomandibular,
hipertensi, sinusitis, trauma, perubahan lokasi
(cuaca, tekanan) dan berbagai macam gangguan
medis umum lainnya.
Klasifikasi Nyeri Kepala
Nyeri kepala dapat diklasifikasikan menjadi
sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.
Nyeri Kepala Primer
Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi
ke dalam 4 kelompok besar yaitu :
1). Migren
Defenisi Migren

Menurut International Headache Society (IHS),


migren adalah nyeri kepala dengan serangan
nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri
biasanya unilateral, sifatnya berdenyut,
intensitas nyerinya sedang sampai berat dan
diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai
mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Epidemiologi Migren

Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi


biasanya muncul pada usia 10 40 tahun dan
angka kejadiannya menurun setelah usia 50
tahun. Migren tanpa aura lebih sering
dibandingkan migren yang disertai aura
dengan persentasi 9 : 1.
Etiologi Migren

perubahan hormon (65,1%),


penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada
fase luteal siklus menstruasi,
makanan (26,9%),
vasodilator (histamin seperti pada anggur merah,
natriumnitrat),
vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein),
zat tambahan pada makanan (MSG),
stress (79,7%),
rangsangan sensorik seperti sinar yang terang menyilaukan
(38,1%)
perubahan lingkungan (53,2%),
alcohol (37,8%),
merokok (35,7%).
Patofisiologi Migren

Teori vaskular
Teori cortical spread depression
Teori Neovaskuler
Teori sistem saraf simpatis
Klasifikasi Migren
Migren
Migren dapat diklasifikasikan menjadi :
Migren dengan aura
Migren tanpa aura
Migren kronik (transformed )
Diagnosa Migren

Kriteria Diagnosis Menurut Perdossi


Klinis :
Migren tanpa aura (G43.0) :
Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri kepala
berulang dengan manifestasi serangan berlangsung
4-72 jam, yang mempunyai. sedikitnya 2
karakteristik berikut : unilateral, berdenyut, intensitas
sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas
fisik.
Selama nyeri kepala disertai salah satu berikut :
nausea dan atau muntah, fotofobia dan fonofobia.
Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan
kelainan yang lain.
Migren dengan aura (G43.1) :
Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan nyeri kepala berulang
yang didahului gejala neurologi fokal yang reversibel secara
bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.
Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini yang reversibel seperti :
gangguan visual, gangguan sensoris, gangguan bicara disfasia.
Paling sedikit dua dari karakteristik berikut :

1. gejala visual homonim dan / atau gejala sensoris unilateral.

2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit
dan / atau jenis aura yang lainnya > 5 menit.
3. tiap gejala berlangsung > 5 menit dan < 60 menit.

4. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.


Status Migrenous (G43.2):
a. Serangan migren dengan intensitas berat
yang berlangsung > 72 jam (tidak hilang
dalam 72 jam).
b. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar


gula darah, dll (atas indikasi, untuk
menyingkirkan penyebab sekunder).
Radiologi : atas indikasi (untuk
menyingkirkan penyebab sekunder).
Gold Standard : kriteria diagnostik nyeri
kepala kelompok studi nyeri kepala perdossi
2005 yang diadaptasi dari IHS (International
Headache Society)
Patologi Anatomik : -
Tatalaksana Migren

1. Hindari faktor pencetus

2. Terapi abortif :
Nonspesifik : analgetik (asetaminofen 250mg) , NSAIDs,
adjunctive therapy (mis : metoklopramide )
Obat spesifik : Triptans, obat kombinasi (mis : aspirin dengan
asetaminophen dan kafein), obat gol.ergotamin.
2). Tension Type Headache
Defensi TTH
Tension-type Headache (TTH) adalah nyeri
kepala bilateral yang menekan (pressing/
squeezing), mengikat, tidak berdenyut, tidak
dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh
aktivitas fisik, bersifat ringan hingga sedang,
tidak disertai (atau minimal) mual dan/ atau
muntah, serta bisa disertai fotofobia atau
fonofobia.
Epidemiologi TTH

TTH terjadi 78% sepanjang hidup dimana


Tension Type Headache episodik terjadi 63%
dan Tension Type Headache kronik terjadi
3%.Tension Type Headache episodik lebih
banyak mengenai pasien wanita yaitu sebesar
71% sedangkan pada pria sebanyak 56%.
Biasanya mengenai umur 20- 40 tahun.
Etiologi TTH

stress,
depresi,
bekerja dalam posisi yang menetap dalam
waktu lama,
kelelahan mata,
kontraksi otot yang berlebihan,
berkurangnya aliran darah,
ketidakseimbangan neurotransmitter seperti
dopamin, serotonin, noerpinefrin, dan
enkephalin.
Klasifikasi Tension Type Headache (TTH)
Tension Type Headache episodik
Tension Type Headache kronik.
Patofisiologi Tension Type Headache (TTH)
Secara umum diklasifikasikan sebagai berikut:
organik, seperti: tumor serebral, meningitis,
hidrosefalus, dan sifilis.
Gangguan fungsional
Diagnosa TTH

Kriteria Diagnosis menuruy Perdossi


Klinis :
a) Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan
nyeri kepala
b) Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7
hari.
c) Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala
berikut :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan / mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan atau sedang
4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti
berjalan atau naik tangga.
d) Tidak dijumpai :
1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)
2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau
fonofobia.
e) Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Pemeriksaan Penunjang TTH

Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar


gula darah,dll (atas indikasi untuk
menyingkirkan penyebab sekunder)
Radiologi : atas indikasi (untuk
menyingkirkan penyebab sekunder).
Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri
kepala Kelompok studi Nyeri kepala Perdossi
2005 yang diadaptasi dari I H S (International
Headache Society)
Patologi Anatomik : -
Tatalaksana TTH

Medikamentosa :
1. Analgetik : aspirin 50mg/hari, asetaminofen
500mg, NSAIDs
2. Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan).
3. Kombinasi : aspirin 325mg, asetaminofen + 40
mg kafein
4. Antidepressan : amitriptilin 50-100mg/hari
5. Antiansietas : Gol. Benzodiazepin misal:
diazapam 5mg
Terapi non-farmakologis :
a. Kontrol-diet
b. Hindari faktor pencetus
c. Hindari pemakaian harian obat analgetik,
sedatif dan ergotamin
d. Behaviour treatment.
3). Cluster Headache
Defenisi Cluster Headache
Nyeri kepala klaster (cluster headache)
merupakan nyeri kepala vaskular yang juga
dikenal sebagai nyeri kepala Horton,
sfenopalatina neuralgia atau migren merah
(red migraine) karena pada waktu serangan
akan tampak merah pada sisi wajah yang
mengalami nyeri.
Epidemiologi Cluster Headache

Cluster headache sering didapatkan terutama


pada dewasa muda, laki-laki, dengan rasio
jenis kelamin laki-laki dan wanita 4:1.
Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu,
biasanya dini hari menjelang pagi yang akan
membangunkan penderita dari tidurnya.
Etiologi Cluster Headache

Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V)


akibat dilatasi pembuluh darah sekitar.
Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
Pelepasan histamine.
Abnormalitas hipotalamus.
Penurunan kadar oksigen.
Patofisiologi Cluster Headache
Patofisiologi cluster headache masih belum
diketahui dengan jelas akan tetapi teori yang
masih banyak dianut sampai saat ini antara
lain: Cluster headache, timbul karena
vasodilatasi pada salah satu cabang arteri
karotis eksterna yang diperantarai oleh
histamine intrinsic (Teori Horton).
Diagnosis Cluster Headache
Kriteria Diagnosis menurut Perdossi :
Klinis :
Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan
nyeri kepala hebat atau sangat hebat sekali di
orbita, supraorbita dan/ atau temporal yang
unilateral, berlangsung 15-180 menit bila tak
diobati.
Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu
dari berikut :
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi
ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea
ipsilateral
3. Oedema palpebra ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.
Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap dua
hari sampai 8 kali per hari
Tidak berkaitan dengan gangguan lain.

Pada tahun 2004 American Headache Society


menerbitkan kriteria baru untuk mendiagnosa
cluster headache. Untuk memenuhi kriteria
diagnosis tersebut, pasien setidaknya harus
mengalami sekurang-kurangnya lima
serangan nyeri kepala yang terjadi setiap hari
selama delapan hari, yang bukan disebabkan
oleh gangguan lainnya.
Pemeriksaan Penunjang Cluster Headache
Laboratorium : darah rutin
Radiologi : CT-scan/MRI (menyingkirkan
penyebab lain)
Gold Standard : Kriteria diagnosis Nyeri
Kepala Kelompok studi Nyeri kepala Perdossi
2005 yang diadaptasi dari I H S (Intrenational
Headache Society)
Patologi Anatomik : -
Tatalaksana Cluster Headache
Medikamentosa :
Serangan akut (terapi abortif) :
1. Inhalasi O2 100% (masker muka) 7 l/menit
selama 15 menit
2. Dihydroergotamin (DHE) 0,5-1,5 mg IV
3. Sumatriptan inj. SC 6 mg, dapat diulang
setelah 24 jam.
4. Zolmitriptan 5-10 mg per-oral
5. Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%
6. Indometasict (rektal suppositoria)
7. Opioids
8. Ergotamin aerosol 0,36-1,08 mg (1-3
inhalasi) efektif 80%
9. Gabapentin atau topiramat
10. Methoxyflurane (rapid acting analgesic):
10-15 tetes saputangan dan inhale selama
beberapa detik.
4). Other Primary Headaches
Nyeri kepala primer lainnya dapat dibagi
menjadi :
Primary Stabbing Headache
Primary Cough Headache
Primary Exertional Headache
Nyeri kepala primer yang berhubungan
dengan aktifitas sexual
Nyeri kepala pre orgasmic
Nyeri kepala orgasmic
Hypnic Headache
Primary thunderclap headache
Hemikrania kontinua
New daily persistent headache
Analisa Kasus
Identitas pasien
Nama: Ny. R
Usia: 30 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Status marital: Menikah
Pekerjaan: Karyawati bank
Alamat: Simpang Rumbio
Agama: Islam

7/13/2017
Anamnesa

Keluhan utama
- Nyeri kepala sejak jam 07.00 pagi.

Riwayat penyakit sekarang


Nyeri kepala dirasakan pasien jam 07.00 pagi. Sudah
dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dirasakan seperti ditekan-tekan mulai dari dahi hingga
kepala bagian tengah dan terasa berat terutama di daerah
kepala bagian belakang dan tengkuk. Nyeri dirasakan terus
menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala.Tidak ada
muntah. Pasien juga tidak ada mengeluhkan pandangan
ganda ataupun fotophobia.Tidak ada gangguan pada
pendengaran, tidak ada telinga berdenging, tidak ada
fonophobia.

7/13/2017
Pasien sedang tidak menstruasi dan nyeri kepala tidak
berhubungan dengan siklus Menstruasi. Ketika nyeri kepala
nya muncul pasien juga merasakan badannya lemas, mual
dan nyeri di daerah ulu hati nya. Pasien mengaku sudah sejak
3 hari ini pasien tidak nafsu makan dan susah tidur. Pasien
mengaku sedang memiliki masalah pribadi dan sering
mengalami keluhan serupa jika pasien kelelahan ataupun
banyak pikiran. Menurut pengakuan pasien dalam 6 bulan ini
pasien mengalami keluhan serupa 5 kali dan hilang dengan
mengkonsumsi obat penghilang nyeri.

7/13/2017
Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat keluhan serupa sejak 5,5 tahun yang lalu
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa

7/13/2017
Pemeriksaan Fisik :
Umum
Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran: Compos mentis
Keadaan gizi: Baik
Tinggi badan: 158cm
Berat badan: 59kg
Nadi : 79x/i
Pernafasan: 18x/i
Tekanan darah: 160/100 mmHg
Suhu: 36,4C
Turgor kulit: Baik

7/13/2017
Kelenjar Getah Bening
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Aksila: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Inguinal: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thorak
Paru
Inspeksi: simetris kiri=kanan, statis dinamis
Palpasi : fremitus kanan=kiri
Perkusi: sonor
Auskultasi: vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi: jantung dalam batas normal
Auskultasi: regular, bising (-)

7/13/2017
Abdomen
Inspeksi: perut tidak terlihat membengkak
Palpasi : tidak teraba massa, nyeri pada ulu hati
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus (+) normal

Status Neurologis
GCS E4M6V5 = 15
Tanda rangsangan meningeal :
Kaku kuduk: (-)
Brudzinsky I: (-)
Brudzinsky II: (-)
Kernig: (-)
Tanda Peningkatan TIK
Pupil: Isokor, reflex cahaya +/+, refleks kornea +/+

7/13/2017
Pemeriksaan nervus cranialis

N. I Kanan Kiri

Subjektif Normal Normal

Objektif Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N. II Kanan Kiri

Visus Normal Normal

Lapang pandang Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

7/13/2017
N. III, IV, VI Kanan Kiri
Kedudukan bola mata Normal Normal
Gerakan bola mata Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Refleks cahaya + +
Refleks langsung Normal Normal
Refleks tidak langsung Normal Normal
N. V Kanan Kiri
Motorik Normal Normal
Sensibilitas Baik Baik
Refleks kornea + +

7/13/2017
N. VII Kanan Kiri
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Menutup mata Normal Normal
Menyeringai Normal Normal
Mencibir/bersiul Normal Normal
Mengembungkan pipi Normal Normal
Indra pengecap Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. VIII Kanan Kiri
Uji garpu tala rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Uji garpu tala weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Uji garpu tala swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

7/13/2017
N. IX, X Kanan Kiri
Disfagia Tidak ada Tidak ada
Disfonia Tidak ada Tidak ada
Posisi uvula Ditengah Ditengah
Menelan Normal Normal
N. XI Kanan Kiri
Menoleh Normal Normal
Mengangakat bahu Normal Normal
N. XII Kanan Kiri
Tremor - -
Atrofi Simetris Simetris
Menjulurkan lidah Simetris Simetris

7/13/2017
Koordinasi
Uji telunjuk hidung: tidak dilakukan
Uji telunjuk-telunjuk: tidak dilakukan
Romberg test: tidak dilakukan
Gait Test: tidak dilakukan

7/13/2017
Pemeriksaan Fungsi Motorik

Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Kekuatan 555 555 555 555

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus


7/13/2017
Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil Tidak dilakukan
Sensibilitas nyeri Normal
Sensibilitas termis Tidak dilakukan
Sensibilitas kortikal Tidak dilakukan
Streognosis Tidak dilakukan
Pengenalan rabaan Normal

Pemeriksaan reflek

Refleks Fisiologis Refleks Patologis


Bicep : ++ Babinski : (-/-)
Tricep : ++ Hofmantromer : (-/-)
Patella : ++ Chaddock : (-/-)
Achilles : ++ Oppenheim : (-/-)
7/13/2017
Susunan saraf otonom
- BAK dan BAB : Normal

Fungsi luhur

Fungsi orientasi : normal


Fungsi bahasa: normal
Agnosia: tidak ada
Afasia : tidak ada
Gangguan memori: tidak ada
Gangguan berhitung: tidak ada

7/13/2017
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah :
Leukosit: 5.900/mm3
Hemoglobin : 14,4 gr/dl
Hematokrit : 40,4 %
Trombosit : 212.000/mm3
GDS : 112 gr/dl
Ureum : 33,9 gr/dl
Creatinin : 0,7 gr/dl
Natrium : 142 mmol/L
Kalium : 4,3 mmol/L
Klorida : 108mmol/L

7/13/2017
Diagnosa
Diagnosa Klinis: Tension Type Headache
Diagnosa Topik: Myofascial
Diagnosa Etiologi: Psikis
Diagnosa Sekunder: Gastritis akut

Therapy
Umum
Istirahat cukup
Hindari stress

7/13/2017
Khusus
1. Analgetik : aspirin 320 mg 3x1
2. Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan).
4. Antidepressan : amitriptilin 75 mg 1x1
5. Antiansietas : Gol. Benzodiazepin
(Diazepam 2 mg 2x1)
6. Antihistamin reseptor 2 : ranitidine 150 mg 2x1

Prognosis :
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanam: bonam
Quo ad functionam: bonam

7/13/2017
Diskusi
Telah dilakukan analisa kasus nyeri kepala
pada seorang pasien perempuan berumur 35
tahun dengan diagnose klinis Tension Type
Headache.
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada
anamnesis didapatkan bahwa pasien merasa
nyeri kepala yang semakin lama semakin
bertambah berat.

7/13/2017
Nyeri dirasakan seperti ditekan-tekan mulai
dari dahi hingga kepala bagian tengah dan
terasa berat terutama di daerah kepala bagian
belakang dan tengkuk. Nyeri dirasakan terus
menerus dan tidak hanya pada satu sisi
kepala. Tidak ada muntah. Pasien juga tidak
ada mengeluhkan pandangan ganda ataupun
fotophobia. Tidak ada gangguan pada
pendengaran, tidak ada telinga berdenging,
tidak ada fonophobia.

7/13/2017
Pasien sedang tidak menstruasi dan nyeri
kepala tidak berhubungan dengan siklus
Menstruasi. Ketika nyeri kepalanya muncul
pasien juga merasakan badannya lemas, mual
dan nyeri di daerah ulu hati. Pasien mengaku
sudah sejak 3 hari tidak nafsu makan dan
susah tidur.
Pasien mengaku sedang memiliki masalah
pribadi dan sering mengalami keluhan serupa
jika pasien kelelahan ataupun banyak pikiran.
Menurut pengakuan pasien dalam 6 bulan ini
pasien mengalami keluhan serupa 5 kali dan
hilang dengan mengkonsumsi obat
penghilang nyeri.

7/13/2017
Pada pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
didapatkan :
Tekanan darah: 160/100 mmHg
Nadi : 79x/i
Pernafasan: 18x/i
Suhu: 36,4oC
Dengan pemeriksaan tersebut dapat ditegakkan
diagnose bahwa pasien menderita Tension Type
Headache dan dapat dilakukan penatalaksanaan
seperti menghindari faktor pencetus dan istirahat
yang cukup, serta minum obat yang teratur
untuk mengurangi rasa sakit.

7/13/2017
Daftar Pustaka

Baehr, M dan M. Frostcher. Diagnosis Topik Neurologi Duus :


Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. EGC : Jakarta, 2010.
Bigal ME, Lipton R. Headache : classification in Section 6 :Headache
and fascial pain Chapter 54 McMahon ebook p.1-13.
Cephalalgia an international journal of headache, the international
classification of headache disorder 2nd edition. International
Headache Society 2004, vol 24, sup 1. United Kingdom: Blackwell
Publishing 2004.
Chawla J. Migraine Headache: Differential Diagnoses & Workup.
Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/1142556-
diagnosis.
Ginsberg, Lionel. Lectures notes Neurologi. Ed. Ke -8. Erlangga :
Jakarta, 2008. Stephen D, Silberstein. Wolffs headache and Other
Head Ache.London : Oxford University Press.2001

7/13/2017
Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Ed. Ke-2. FKUGM : Yogyakarta,
2009.
ISH Classification ICHD II ( International Classification of Headache
Disorders). Diunduh dari
http://hisclassification.org/_downloads/mixed/ICHD-IIR1final.doc
Lindsay, Kenneth W,dkk. Headache Neurology and Neurosurgery
Illustrated. London: Churchill Livingstone.2004.66-72.ISH
Classification ICHD II ( International Classification of Headache
Disorders) available at : http://ihs-
classification.org/_downloads/mixed/ICHD-IIR1final.doc
Patestas, Maria A. dan Leslie P.Gartner.Cerebrum.A Textbook of
Neuroanatomy. United Kingdom: Blackwell.2006.69-70.Price, Sylvia
dan Lorraine M.
Sjahrir Hasan, dkk. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan
penatalaksanaan Nyeri Kepala 2013. Surabaya : Airlangga University
Press.2013

7/13/2017

Anda mungkin juga menyukai