Anda di halaman 1dari 36

Diare, Konstipasi, dan IBS

KELOMPOK 01 ;

1. Abdul Hadi
2. Agung Dwi S
3. Devi alam A
4. Herviana Firdaus
5. Siti mu’ana
DIARE

 suatu kondisi dimana seseorang buang air besar


dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
(Depkes RI, 2011).
 Diare menyebabkan banyak kehilangan cairan dan
elektrolit melalui feses.
Etiologi

 penyebab diare dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:

A. Diare sekresi (secretory diarrhea) yaitu :


1. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen
2. Hiperperistaltik usus halus (bahan-bahan kimia,
makanan, stress, gangguan syaraf, hawa dingin, alergi,
Parasit (E. hystolytica, G. lamblia, T. hominis) dan jamur
(C.albicans).
3. Defisiensi imun terutama SIgA (secretory Immunoglobulin
A) .
Etiologi

 penyebab diare dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:

B. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh :

1. Malabsorbsi makanan.

2. KKP (Kekurangan Kalori Protein).

3. BBLR (Bayi baru lahir yang berat badannya < 2500


gram tanpa memperhatikan usia gestasi) dan bayi baru
lahir.
Tanda dan Gejala

 Jenis dan beratnya gejala tergantung pada jenis dan


banyaknya mikroorganisme atau racun yang tertelan.
 Gejala yang biasanya terjadi yaitu mual, muntah, sakit
kepala, demam, dingin, badan tak enak, sering buang air
besar, tanpa darah dan akhirnya terjadi dehidrasi.
 Untuk diare akut yaitu terjadi mendadak, feses cair,
biasanya berlangsung beberapa jam atau beberapa hari,
disertai lemas kadang demam dan muntah.
Diagnosa

 Diagnosa biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-


gejalanya meskipun belum jelas penyebabnya.

 Jika gejalanya berat dan lebih dari 48 jam, maka dilakukan

pemeriksaan laboratorium terhadap contoh tinja untuk


mencari adanya sel darah putih dan bakteri, virus atau
parasit.
Algoritma

 Lihat Ms. Word Office


Metode Pengobatan

 Cairan Rehidrasi Oral (CRO)


- Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,
NaHCO3 dan glukosa, berbentuk serbuk yang dilarutkan
dalam bentuk larutan, dikenal dengan nama oralit.
- Oralit tidak menghentikan diare tetapi mengganti cairan
tubuh yang hilang bersama tinja.
- Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin,cairan-
cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO
tidak lengkap.
Metode Pengobatan

 Cairan Rehidrasi Oral (CRO)


Antidiare

 Obat antidiare meski umum digunakan, tetapi tidak memiliki


manfaat praktis dan tidak pernah diindikasikan untuk
pengobatan diare akut pada anak-anak.
 Produk dalam ini meliputi : Adsorben ( misalnya kaolin,
atapulgit, smectite, arang aktif, cholestyramine ).
 Obat ini dipromosikan untuk pengobatan diare berdasarkan
kemampuannya untuk mengikat dan menonaktifkan racun
bakteri atau zat lain yang menyebabkan diare, dan untuk
melindungi mukosa usus
Antibiotik

 Pemakaian antibiotik ini harus di bawah pengawasan

seorang dokter, karena obat ini dapat menimbulkan efek


yang tidak dikehendaki dan dapat mendatangkan kerugian
yang cukup besar bila pemakaiannya tidak dikontrol
dengan betul.
Berikut obat antibiotik yang biasa digunakan :
Irritable Bowel Syndrome (IBS)

 Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah kelainan kompleks


dari saluran pencernaan bagian bawah, adanya nyeri perut,
distensi dan gangguan pola defekasi tanpa gangguan
organik.
 Seringkali disebut sebagai gangguan, bukan penyakit,
karena penyakit ini merupakan sekumpulan gejala yang
terjadi akibat gangguan fungsional saluran pencernaan,
dimana tidak terdapat kelainan organik dari saluran
pencernaan itu sendiri
Etiologi

 IBS dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.


Penelitian-penelitian terakhir mengarah untuk membuat
suatu model terintegrasi sebagai penyebab dari IBS, antara
lain:
- Gangguan motilitas.
- Intoleransi makanan.
- Abnormalitas sensorik (Abnormalitas sistem saraf otonom).
- Hipersensivitas visceral.
- Pasca infeksi usus. Biasanya disebabkan oleh giardia atau
amoeba
- Faktor psikologis (stress).
- Faktor makanan
Tanda dan Gejala

 Beberapa ahli membagi gejalanya dalam dua kelompok besar,


yaitu :
1. Tipe kolon spastik
Dipicu oleh makanan, menyebabkan konstipasi berkala
(konstipasi periodik) atau diare disertai nyeri. Kadang
konstipasi silih berganti dengan diare. Sering tampak lendir
pada tinjanya.
Nyeri bisa berupa serangan nyeri tumpul atau kram,
biasanya di perut sebelah bawah. Perut terasa kembung,
mual, sakit kepala, lemas, depresi, kecemasan dan sulit
untuk berkonsentrasi.
Tanda dan Gejala

 Beberapa ahli membagi gejalanya dalam dua kelompok

besar, yaitu :

2. Menyebabkan diare atau konstipasi yang relatif tanpa


rasa nyeri.

Diare mulai secara tiba-tiba dan tidak dapat ditahan.


Gejala paling khas adalah diare yang timbul segera setelah
makan. Beberapa penderita mengalami perut kembung dan
konstipasi dengan disertai sedikit nyeri
Diagnosis

 Sedikitnya 12 minggu atau lebih (tidak harus berurutan)


selama 12 bulan terakhir dengan rasa nyeri atau tidak
nyaman di abdomen, disertai dengan adanya 2 dari 3 hal
berikut :
- Nyeri hilang dengan defekasi.
- Awal kejadian dihubungkan dengan perubahan frekuensi
defekasi.
- Awal kejadian dihubungkan dengan adanya perubahan
konsistensi feses.
Gejala lain yang menunjang diagnosa penyakit
IBS

 Ketidaknormalan frekuensi defekasi.

 Kelainan bentuk feses.

 Ketidaknormalan proses defekasi (harus dengan


mengejan, inkontinensia defekasi, atau rasa defekasi
tidak tuntas).

 Adanya lender.

 Kembung.
Algortima

 Lihat di Ms.Word
Metode Pengobatan

 Terapi Non-farmakologis
Pasien IBS tipe konstipasi disarankan modifikasi diet
dengan meningkatkan konsumsi serat, namun hal ini
tidak mengurangi nyeri perut. Konsumsi air dan aktifitas
olahraga yang rutin juga disarankan pada pasien IBS tipe
konstipasi. Sedangkan pasien dengan IBS tipe diare
disarankan mengurangi konsumsi serat.
Beberapa makanan atau minuman tertentu juga dapat
mencetuskan terjadinya IBS, oleh karena itu harus
dihindari oleh pasien. Beberapa makanan atau minuman
tersebut antara lain gandum, susu, kafein, bawang,
coklat, dan beberapa sayur-sayuran, serta makanan yang
mengandung lactose
Metode Pengobatan

 Terapi Farmakologis
a. Konstipasi (sembelit)
Tegaserod suatu 5-HT4 reseptor agonis, merupakan
obat IBS tipe konstipasi yang relatif baru dan sudah
beredar di Indonesia. Mekanisme tegaserod mengurangi
sembelit adalah mengkontrol kontraksi dari otot-otot usus
halus.
Pada pasien-pasien dengan sembelit, kontraksi-
kontraksi usus halus lebih sedikit. Pemberian tegaserod
dapat meningkatkan kontraksi usus halus, sehingga
mempercepat waktu transit makanan di usus halus dan
waktu transit feces di kolon
Metode Pengobatan

 Terapi Farmakologis
b. Diare
Obat yang paling luas dipelajari untuk perawatan
diare pada IBS adalah loperamide. Loperamide bekerja
dengan menghalangi (memper lambat) kontraksi-kontraksi
dari otot-otot usus kecil dan usus besar.
Pemberian loperamide harus tepat dosis karena
pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan
konstipasi (sembelit), sehingga dosis harus diberikan
secara hati-hati.
- Dosis loperamid adalah 2x 16 mg sehari.
Metode Pengobatan

 Terapi Farmakologis
c. Nyeri Perut
Obat yang sering digunakan untuk menghilangkan
nyeri perut pada pasien IBS adalah suatu kelompok dari
obat-obat yang disebut smooth-muscle relaxants.
Obat-obat smooth muscle relaxant mengurangi
kekuatan kontraksi dari smooth muscles namun tidak
mempengaruhi kontraksi otot-otot lain. Smooth muscle
relaxants 20% lebih efektif dari pada suatu placebo dalam
mengurangi nyeri perut.
- Mebeverine 3 x 135 mg, hiosin N-butilbromida 3 x 10
mg, alverine 3 x 30 mg, Chlordiazepoksid 5 mg/klidnium
2,5 mg 3 x1 tablet
Sembelit (Konstipasi)

 Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan


konsistensi feses yang padat dengan frekuensi buang air
besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali.
 Pada anak normal yang hanya buang air besar setiap 2-3
hari dengan tinja yang lunak tanpa kesulitan bukan disebut
konstipasi. Namun, buang air besar setiap 3 hari dengan
tinja yang keras dan sulit keluar, sebaiknya dianggap
konstipasi
Etiologi

- Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan


konstipasipada anak telah diteliti yaitu ketidak cukupan
asupan serat dan cairan harian, riwayat penyakit kronis,
riwayat keluarga konstipasi, psikologis, alergi susu sapi dan
riwayat asupan susu sapi pada usia awal kehidupan,
kelainan yang berhubungan kolon dan rektum seperti
irritable bowel syndrome.
Patofisiologi

 Gejala dan tanda klinis konstipasi pada anak dimulai dari rasa
nyeri saat defekasi, anak akan mulai menahan tinja agar tidak
dikeluarkan untuk menghindari rasa tidak nyaman yang berasal
dari defekasi dan terus menahan defekasi maka keinginan
defekasi akan berangsur hilang.
 Proses defekasi yang tidak lancar akan menyebabkan feses
menumpuk hingga menjadi lebih banyak dari biasanya dan
dapat menyebabkan feses mengeras yang kemudian dapat
berakibat pada spasme sfingter ani
 Feses yang terkumpul di rektum dalam waktu lebih dari satu
bulan menyebabkan dilatasi rektum yang mengakibatkan
kurangnya aktivitas peristaltik yang mendorong feses keluar
sehingga menyebabkan retensi feses yang semakin banyak.
Gejala dan tanda klinis

 Frekuensi defekasi kurang dari tiga kali perminggu.


 Nyeri saat defekasi.
 Tinja keras.
 Sering mengejan pada saat defekasi.
 Perasaan kurang puas setelah defekasi.
Diagnosis

 Diagnosis konstipasi sesuai dengan kriteria Rome III


adalah sebagai berikut :
1. Frekuensi defekasi dua kali atau kurang dalam seminggu
tanpa pemberian laksatif.
2. Terdapat minimal satu kali episode soiling/enkopresis
dalam seminggu.
3. Riwayat retensi tinja yang berlebihan.
4. Riwayat nyeri atau susah defekasi.
5. Riwayat pengeluaran feses yang besar sampai dapat
menyumbat toilet.
6. Teraba masa fekal yang besar di rektum.
Algoritma

 Lihat di Ms. Word


Pengobatan

 Pencahar pembentuk tinja (bulk-forming laxantive)


- Bahan aktif : serat alami seperti psyllium, serat buatan seperti
metil sellulosa dan calcium polycarbophil.
- Cara kerja: pencahar ini membentuk gel di tinja yang membantu
menahan lebih banyak air di tinja. Tinja menjadi lebih besar
yang merangsang gerakan di usus untuk membantu
mengeluarkan tinja lebih cepat.
Bulk-forming laxantive adalah pilihan yang baik untuk
orang-orang dengan sembelit kronis. Obat ini membutuhkan
waktu lebih lama dari obat pencahar lainnya untuk bekerja.
Contoh: Mulax
Pengobatan

 Pelembut tinja
- Zat aktif : Docusate sodium, docusate calcium, sodium
docecyl sulfate (SDS).
- Cara kerja : obat ini mempunyai efek seperti surfaktan yang
menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga dapat
meresap dan tinja menjadi lembek.
Pelembut tinja paling baik untuk orang dengan
sembelit sementara atau konstipasi ringan dan kronis.
Contoh : Triolax yang mengandung gliserin dan sodium
dodecyl sulfate.
Pengobatan

 Pencahar stimulan/perangsang
- Zat aktif : Ekstrak sena (Laxasium), dan bisacodyl
- Cara kerja : obat ini menstimulansi dan meningkatkan
peristaltik atau gerakan usus.
Obat ini tidak boleh digunakan secara teratur. Bila
digunakan teratur menyebabkan dehidrasi dan
ketidakseimbangan eliktrolit. Contoh : Bicolax, Custodiol,
Laxana, Prolaxan dan stolax
Pengobatan

 Pencahar hiperosmolar (osmotic laxative)


- Zat aktif : Laktolusa, sorbitol (contoh: sorbitol corsa/sanofi
Synthelabo) dan gliserin – sodium docecyl sulfate (contohnya:
triolax)
- Cara kerja: pencahar ini mempunyai efek menahan cairan dalam
usus dan mengatur distribusi cairan dalam tinja.
Obat pencahar hiperosmolar juga dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lebih lama dengan sedikit resiko efek samping.
Seperti obat pencahar pembentuk massal, ini adalah obat yang
paling tepat untuk sembelit kronis dan mereka membutuhkan
waktu lebih lama dari obat pencahar lainnya untuk bekerja.
Sebaiknya tidak digunakan secara terus menerus dalam satu minggu
tanpa saran dokter. Contoh: Duphalac, Graphalac, lacons, Lactulax,
lactulose ikapharmindo, Lantulos, laxadilac, opilax, pralax, dan
solac.
Pengobatan

 Pencahar lubrikan
- Bahan aktif: minyak mineral
- Cara kerja: minyak mineral melapisi tinja dan usus untuk
mencegah kehilangan air. Pencahar ini juga melumasi tinja
untuk membantu bergerak lebih mudah.
Minyak mineral tidak digunakan secara teratur. Hal
ini dapat mengganggu penyerapan vitamin larut lemak
tubuh seperti A,D,E, dan K. Obat pencahar ini digunakan
untuk menghilangkan sembelit dalam jangka pendek.
Contoh : laxadine, berisi fenolftalein, liquid paraffin,
gliserin.
Pengobatan

 Pencahar saline
- Zat aktif : Magnesium sitrat dan magnesium hidroksida
(Laxasium).
- Cara kerja : Obat ini menarik lebih banyak air ke dalam
usus. Hal ini melembutkan tinja dan merangsang gerakan
di usus untuk membantu anda mengeluarkan.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai