Anda di halaman 1dari 24

IRRITABLE BOWEL SYNDROME

(IBS)

DISUSUN OLEH : Jullio Ericks M Krey


KONSULEN : Dr.dr.Nu’man AS Daud.SpPD,K-GEH
IDENTITAS PASIEN

 Nama penderita : Tn. S


 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir : 01/01/1963
 Umur : 55 tahun
 Alamat : Sorong Utara
 Pekerjaan : Wiraswasta
 No.Rekam medis : 832749
 Tanggal pemeriksaan : 12/2/2018
 Ruang Rawat : Lontara 1 Atas Depan
 No Kamar : Kamar 3/ kelas III/bed 4
SUBJECT

Keluhan Utama : Sulit buang air besar


Anamnesis terpimpin : Pasien mengalami kesulitan buang air besar -/+ sejak 2 tahun
terahkir, pasien mengaku dengan frekuensi kira-kira 1 kali
sehari bahkan bisa 1kali/2hari disertai rasa kurang puas atau
rasa belum tuntas. Pasien merasa kembung sebelum BAB,
tapi nyaman seusai BAB. Pasien pernah berobat ke klinik
medical center di makassar selama 9 bulan, pasien mengaku
di berikan obat Sulcolon 500mg dan di komsumsi selama
pengobatan, namun karena tidak ada perubahan pasien
mengkomsumsi obat Dulcolax saat sulit BAB. Kadang BAB
seperti kotoran kambing warna coklat kekuningan, riwayat
BAB warna hitam dan disertai darah tidak ada, nyeri perut
tidak ada, mual muntah tidak ada, batuk tidak ada,
Riwayat sakit yang sama di keluarga tidak ada.
Penurunan berat badan tidak ada.
Napsu makan baik.
OBJECT

STATUS PASIEN
TANDA VITAL
Keadaan Umum : Sakit
Berat Badan : 66 kg Tekanan Darah : 110/80
Tinggi badan : 168 m Nadi : 80x/menit
IMT : Pernapasan : 20x/menit
Status Gizi : Baik Suhu : 36,5 0C
OBJECT
 Konjungtiva tidak Pucat, tidak ikterus
 DVS R+1cmH2O
 Tidak ada pembesaran KGB
 Ronchi dan Wheezing tidak ada
 Peristaltik ada, kesan Normal
 Organomegali tidak ada
 Nyeri tekan tidak ada
 Edema tidak ada
Pemeriksaan Fisik sebagian besar normal, tidak begitu spesifik.
OBJECT
Hasil test LAB

GDS : 104 Natrium : 141


WBC : 7300
Kalium : 4,1
HB : 15
Klorida : 101
PLT : 224000
APTT : 26,7 HBs Ag : Not Reactive
MCV : 88
Anti HCV : Not Reactive
MCH : 31
MCHC : 35
SGOT : 33
SGPT : 24
Ur/Cr : 21/0,8
ASSESSMENT

Dx : IBS tipe Konstipasi

Dd : IBD
PLANNING

KOLONOSCOPI
DIET TINGGI SERAT
FARMAKOTERAPI ( KONSTIPASI )
PEMBAHASAN
DEFINISI

Sindroma kolon iritabel yang merupakan salah satu


penyakit GIT yang ditandai adanya : nyeri perut, rasa tidak
nyaman pada abdomen, distensi dan gangguan pola
defekasi tanpa gangguan organik.
Dengan durasi gejala dalam waktu -/+ 3 bulan selama 6
bulan.
ETIOLOGI

 IBS tipe diare (IBS-D)→ ada peningkatan kontraksi usus


dan memendeknya waktu transit kolon dan usus halus.
 IBS tipe konstipasi (IBS-C)→ ada penurunan kontraksi
usus dan memanjangnya waktu transit kolon dan usus
halus.
 IBS alternating pattern (IBS-M)
Pola defekasi yg berubah-ubah : diare dan konstipasi
Sering feses keras di pagi hari diikuti beberapa kali
defekasi dan feses menjadi cair pada sore hari.
PATOFISIOLOGY

Psychosocial Altered Motility


factor Distension
Neurotransmitter imbalance ? Spasm
Infection ?
inflammation ?

Visceral Hypersensitivity
Pain
Bloating
Urge to defecated
Faktor-faktor penyebab IBS antara lain :
gangguan motilitas, intoleransi makanan,
abnormalitas sensoris, abnormalitas dari
interaksi aksis brain-gut, hipersensitivitas
viseral, dan pasca infeksi usus.
Penyebab IBS pasca infeksi : virus,
bakteria tertentu.
Gejala IBS pasca infeksi biasanya
kembung,nyeri abdomen,diare.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lab
Endoscopy atau Colonoscopy
KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria ROME II

Kriteria MANNING
Kriteria ROME II
 Sedikitnya 12 minggu atau lebih (tidak harus berurutan) selama 12
bulan terakhir dengan rasa nyeri / tidak nyaman di abdomen, disertai
adanya 2 dari 3 hal berikut :
 Nyeri hilang saat defekasi.
 Awal kejadian dihubungkan dengan perubahan frekuensi defekasi.
 Awal kejadian dihubungkan dengan adanya perubahan bentuk feses.

 Gejala lain yg mendukung diagnosis IBS :


 Kelainan bentuk feses
 Ketidaknormalan proses defekasi (harus dgn mengejan,inkontinensi
defekasi,atau rasa defekasi tidak tuntas
 Adanya mukus/lendir
 Kembung atau merasakan distensi abdomen
Kriteria MANNING
 Gejala yg sering didapat pada penderita IBS :
 Feses cair pada saat nyeri
 Frekuensi BAB >> saat nyeri
 Nyeri berkurang setelah BAB
 Tampak abdomen distensi
 Dua gejala tambahan yg sering muncul pada IBS :
 Lendir saat BAB
 Perasaan tidak lampias saat BAB
Tatalaksana

Diet

Edukasi ( Intervensi Psikologi )

Farmakoterapi
DIET
 IBS dengan konstipasi → peningkatan konsumsi serat, peningkatan
konsumsi air dan aktivitas olahraga rutin.
 IBS dengan diare → konsumsi serat dikurangi
 Makanan yang sering mencetuskan IBS antara lain : gandum, susu,
kafein, bawang, coklat, dan beberapa sayur-sayuran.
 Biasanya jika keluhan menghilang setelah menghindari makanan dan
minuman yang dicurigai sebagai pencetus bisa dicoba untuk dikonsumsi
lagi setelah 3 bulan dengan jumlah diberikan secara bertahap.
Edukasi (intervensi psikologi)

 Penjelasan atas penyakit IBS dan meyakinkan bahwa


penyakit IBS dapat diobati dan tidak terlalu
membahayakan.
 Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan yang telah menyingkirkan kemungkinan
penyakit organik harus disampaikan dan juga menambah
keyakinan pasien bahwa pasien sebenarnya hanya
menderita IBS saja,tidak ada penyakit lain apalagi kanker.
 Hindari stres
 Olahraga teratur
Farmakoterapi
 Obat-obatan yang diberikan terutama untuk menghilangkan gejala seperti :
a. Mengatasi nyeri abdomen
b. Mengatasi konstipasi
c. Mengatasi diare

a. Nyeri Abdomen :
Anti spasmodik ( Alveron, Mebeveron, Otolium bromide, Hyoscline-N-
butylbromide )
Trycyclic antidepressant ( Amitiptilin, Despiramin )
SSRI antidepressant ( Paroxetin, Fluoxetin, sertraline )
b. Diare :
Serotonin Reseptor 5HT-3 Antagonis ( Alosetron )
Loperamid ( Imodium )
attapulgite ( Kaopectate )
Rifaximin ( Xifaxan )
c. Konstipasi :
Polgethylene glycol ( Miralax)
Bisacodyl ( Dulcolax )
Prokinetik ( Tegaserod )
Laksatif ( laktosa )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai