Anda di halaman 1dari 28

REFERAT IRRITABLE BOWLE SYNDROME

Pembimbing: Dr. Eny Ambarwati, Sp. PD, FINASIM


ADEFURY MAHARANI 1102006003

Definisi
Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan fungsional dari saluran pencernaan bagian bawah, berupa adanya nyeri perut, distensi dan gangguan pola defekasi tanpa gangguan organik. IBS merupakan gangguan fungsional pada defekasi. IBS utamanya dikarakteristikkan dengan gejala-gejala yang khas dan diperburuk dengan stres emosional.

Tiga kelompok gejala pokok yang sering timbul pada penyakit ini biasanya berupa: 1. Nyeri perut 2. Kembung dan 3. Gangguan buang air besar.

Etiologi
IBS tipe diare terjadi peningkatan kontraksi

usus dan memendeknya waktu transit kolon dan usus halus IBS tipe konstipasi terjadi penurunan kontraksi usus dan memanjangnya waktu transit kolon dan usus halus

Dapat disimpulkan bahwa penyebab dari IBS adalah gabungan dari beberapa faktor yang akan mengakibatkan gangguan fungsional dari usus.

Faktor-faktor yang dapat mengganggu kerja dari usus Psikologis Sensitivitas terhadap makanan Pasca infeksi usus

Klasifikasi menurut kriteria Roma III dan berdasarkan pada karakteristik feses pasien IBS predominan diare (IBS-D) :
Feses lunak >25 % dan feses keras <25% dalam satu waktu Terjadi pada 1/3 kasus

IBS predominan konstipasi (IBS-C):


Feses keras >25% dan feses lunak <25% dalam satu waktu Terjadi pada 1/3 kasus

IBS campuran(IBS-M) :
Defekasi berubah-ubah: diare dan konstipasi 1/3 dari kasus

Patofosiologi

Perubahan Motilitas Usus Faktor Psikososial Keseimbangan Neurotransmitter Infeksi dan Inflamasi

Manifestasi Klinis
Berdasarkan sudut klinik penderita : Kelompok dengan diare sebagai gejala utama Waktunya lama, diperberat dengan stres, tidak mengganggu dimalam hari, sering terjadi setelah sarapan, tidak disertai dengan darah. Kelompok dengan konstipasi sebagai gejala utama Tinja kecil dan keras. Kelompok dengan nyeri abdominal sebagai gejala utama. Bila tidak disertai diare atau kostipasi, sebab-sebab lain pada nyeri hendaklah disingkirkan. Nyeri hilang/berkurang dengan flatus.

Berdasarkan gejalanya dalam dua kelompok


Tipe Kolon Spastik
-

Dipicu oleh makanan Konstipasi berkala (konstipasi periodik) atau diare disertai nyeri Konstipasi silih berganti dengan diare Lendir pada tinja Nyeri bisa berupa serangan nyeri tumpul atau kram Kembung, mual, sakit kepala, lemas, depresi, kecemasan dan sulit untuk berkonsentrasi Dengan BAB dapat meringankan gejala

Menyebabkan diare atau konstipasi yang relatif tanpa rasa nyeri. - Diare mulai secara tibatiba dan tidak dapat ditahan - Gejala paling khas adalah diare yang timbul segera setelah makan - Beberapa penderita mengalami perut kembung dan konstipasi dengan disertai sedikit nyeri

Berdasarkan perubahan pola buang air besar&bentuk tinja IBS dikelompokkan menjadi 4 subtipe Diare Konstipasi Alternating Predominan nyeri di perut

Kriteria Diagnostik

ROMA I
Paling sedikit 3 bulan symptom rekuren dan mengalami: Nyeri atau rasa tidak nyaman diabdomen yang akan berkurang dengan defekasi, atau berhubungan dengan konsistensi tinja Dan 2 atau lebih dari hal-hal ini yang terjadi paling sedikit lebih dari 6 jam dalam sehari, yaitu:
Perbahan frekuensi tinja Perubahan bentuk tinja Perubahan Passage tinja Adanya lendir Dirasakan kembung atau distensi abdomen

ROMA II
Sedikitnya 12 minggu atau lebih (tidak harus berurutan) selama 12 bulan terakhir dengan rasa nyeri atau tidak nyaman di abdomen, disertai dengan adanya 2 dari 3 hal berikut : Nyeri hilang dengan defekasi Awal kejadian dihubungkan dengan perubahan frekuensi defekasi Awal kejadian dihubungkan dengan adanya perubahan feses Gejala lain : Ketidaknormalan frekuensi defekasi Kelainan bentuk feses Ketidaknormalan proses defekasi : Adanya mukus/lendir dan kembung

Manning
Gejala yang sering didapat : Feces cair pada saat nyeri Frekuensi BAB bertambah pada saat nyeri Nyeri kurang setelah BAB Tampak abdomen distensi Gejala tambahan yang sering muncul : Lendir saat BAB Perasaan tidak lampias pada saat BAB

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk IBS meliputi pemeriksaan darah lengkap, LED, biokimia darah dan pemeriksaan mikrobiologi dengan pemeriksan telur, kista dan parasit pada kotoran. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis bandingnya, yaitu: Pemeriksaan darah lengkap; Pemeriksaan biokimia darah; Pemeriksaan hormon tiroid; Sigmoidoskopi; Kolonoskopi.

PATOLOGI & GEJALA


IBS merupakan gangguan fungsional tanpa disertai adanya inflamasi atau ulseratif pada saluran cerna Pasien dengan IBS dapat disertai lendir pada fesesnya tapi tidak ada darah Pasien IBS lebih banyak menderita konstipasi atau konstipasi yang diselingi dengan diare IBD adalah suatu kondisi yang digambarkan sebagai suatu inflamasi dal ulserasi pada saluran cerna Pasien dengan IBD biasanya menderita diare yang disertai darah Pasien IBD biasanya lebih banyak menderita diare dibandingkan dengan konstipasi

PEMERIKSAAN & PROGNOSIS


Tes feses, X-ray dan endoskopi tidak menunjukan kelainan IBS tidak berbahaya dan tidak menimbulkan komplikasi kanker Tampak kelainan pada X-ray dan endoskopi IBD dapat berkembang menjadi Ca

Penatalaksanaan
Non Farmakologis Farmakologis

Non Farmakologis
Diet Psikoterapi Perawatan-perawatan psikologi termasuk cognitive-behavioral therapy (CBT), hypnosis, psychodynamic atau interpersonal psychotherapy, dan manajemen relaksasi atau stress disarankan diberikan pada pasien IBS

Farmakologis
Konstipasi
OK/ pengangkutan yang lambat dari isi-isi usus yang berjalan melalui usus, terutama usus besar. Transit yang lambat ini disebabkan oleh fungsi abnormal dari otot-otot seluruh usus besar, otot-otot dari dubur (anus) atau rectum.

Tegaserod suatu 5-HT4 reseptor agonis.

Mengkontrol kontraksi dari otot-otot usus halus. Kontraksi usus halus yang lebih banyak dapat mempercepat transit makanan di usus halus, kontraksi yang lebih sedikit memperlambat transit makanan di usus halus. Pada pasien-pasien dengan sembelit, kontraksi-kontraksi usus halus lebih sedikit. Pemberian tegaserod dapat meningkatkan kontraksi usus halus, sehingga mempercepat waktu transit makanan di usus halus dan waktu transit feces di kolon

Diare
Loperamide Menghalangi (memperlambat) kontraksikontraksi dari otot-otot usus kecil dan usus besar. Alosetron Untuk diare dan ketidaknyamanan perut yang terjadi pada pasien dengan IBS yang tidak merespon pada perawatan-perawatan sederhana lainnya. Alosetron, seperti tegaserod, mempengaruhi reseptor-reseptor serotonin. Alosetron menghalangi reseptor 5-HT3, suatu reseptor yang menyebabkan kontraksi usus ketika serotonin mengikat padanya, sehingga dapat menurunkan kontraksi usus.

Nyeri Perut
Kelompok dari obat-obat yang disebut smoothmuscle relaxants. Otot saluran pencernaan terdiri dari suatu tipe otot yang disebut smooth muscle. Obat-obat smooth muscle relaxant mengurangi kekuatan kontraksi dari smooth muscles namun tidak mempengaruhi kontraksi otot-otot dari tipe lain. Smooth muscle relaxants yang umum digunakan: mebeverine 3 x 135 mg, hiosin N-butilbromida 3 x 10 mg, alverine 3 x 30 mg, Chlordiazepoksid 5 mg/klidnium 2,5 mg 3 x1 tablet.

PENCEGAHAN
Hindari stress. Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Hindari makanan pemicu (makanan pedas). Kurangi intake lemak. Kurangi intake short chain carbohidrat. Kurangi konsumsi alkohol, kafein, dan pemanis buatan. Menjaga kebersihan makanan.

PROGNOSIS
Penyakit IBS tidak akan meningkatkan mortalitas, gejala-gejala pasien IBS biasanya akan membaik dan hilang setelah 12 bulan pada 50% kasus dan hanya <5% yang akan memburuk dan sisanya dengan gejala yang menetap. Tidak ada perkembangan menjadi keganasan dan penyakit imflamasi

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai