Dosen Pembimbing :
dr. Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp.PD
IBS dengan Campuran kebiasaan Buang Air Besar (BAB) atau Pola Siklik
IBS dengan diare (IBS-D) IBS dengan Konstipasi (IBS-C)
Catatan : yang dimaksud dengan 25% waktu adalah 3 minggu dalam 3 bulan.
Pemeriksaan Fisik
1. TTV
- Suhu
- Tekanan Darah
- Nadi
- Frekuensi Pernapasan
1. Kepala
2. Thorax
3. Abdomen :
- Palpasi : Nyeri tekan di kuadran kiri bawah (kram) dan distensi abdomen
- Auskultasi : Peristaltik meningkat
1. Eksremitas
Pemeriksaan penunjang
● Pemeriksaan darah rutin (hitung darah lengkap, kimia, fungsi tiroid, parasit feses) :
Hanya jika ditemukan tanda alarm
● Serologi penyakit celiac : Pada IBS-M dan IBS-D
● Tes pernafasan untuk ekslusi intoleransi laktosa : Hanya jika kecurigaan klinis tinggi dan
eklusi diet telah gagal
● Pemeriksaan Mikrobiologi : feses untuk mengetahui parasit penyebab
● Kolonoskopi :
- Jika ditemukan alarm, untuk mengeklusikan penyakit organik
- Pada pasien berusia > 50 tahun dengan gejala IBS tipikal
- Tidak di rekomendasikan bila tidak di temukan tanda alarm pada pasien < 50 tahun
dengan gejala IBS tipikal
- biopsi koloni i rekomendasikan saat kolonoskopi pada IBS-D untuk mengekskluksi colitis
mikroskopik
WORKING DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
WORKING DIAGNOSIS - IBS
Pasien memiliki gejala berupa Anamnesa riwayat penyakit
nyeri abdomen kronis yg (termasuk riwayat medis, operasi,
berhubungan dengan dan pola makan) dan pemeriksaan
konstipati, diare/keduanya fisik (termasuk pemeriksaan colok
dengan atau tanpa rasa dubur)
kembung. Jika Px fisik normal dan
tanpa warning sign pada
hasil anamnesa, gunakan
kriteria diagnosa Rome IV.
- Hemmoroid
- impaksi feses
- kualitas Hidup menurun
Prognosis
Penyakit IBS tidak akan meningkatkan mortalitas, gejala-gejala pasien IBS biasanya akan membaik dan
hilang setelah 12 bullan pasa 50% kasus dan hanya <5% yang akan memburuk dan sisanya dengan
gejala menetap