Anda di halaman 1dari 3

6.Bagaimana mekanisme kerja obat maag?

Dalam keadaan normal, isi lambung mempunyai sifat yang sangat asam. Sifat ini
mempunyai potensi untuk merusak dinding lambung. Untungnya, dinding lambung dilindungi
oleh lapisan yang mencegah asam lambung berkontak langsung dengannya. Pada beberapa
keadaan, lapisan pelindung tersebut dapat mengalami kerusakan.
Struktur antasida

Struktur Antasid ( Al(OH)3 dan Mg(OH)2 )

1. Karakteristik Alumunium hidroksida (Al(OH)3 )

Berbentuk serbuk amorf dengan beberapa agregat, puih, tidak berasa, dan tidak berbau.

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral dan larutan alkali, suspensi
dalalm air mempunyai pH tidak lebih dari 10.

Dosis: 500-1000 mg sekali pakai

1. Karakteristik magnesium hidroksida (Mg(OH)2 )

Berbentuk serbuk putih, tidak berasa, mengabsorbsi CO2 secara perlahan dari udara.

Kelarutan: praksis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut dalam asam encer.

Dosis: 500-700 mg sekali pakai

Mekanisme kerja antasida

Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan asam di lambung.
Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk
membantu proses pencernaan protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang
terlalu asam. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.

Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida,


bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati
akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu, efek laksatif dari
magnesium hidroksida akan mengurangi gelembung-gelembung gas, yakni efek konstipasi dari
aluminium hidroksida, dalam saluran cerna yang menyebabkan rasa kembung berkurang.

Saat diminum, obat akan segera bereaksi dengan asam yang ada di lambung, sehingga
terbentuk senyawa yang relatif netral.

2HCl(aq) + Mg(OH)2(s)→ MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)


Asam + Basa → netral + sendawa
3HCl(aq) + Al(OH)3(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Asam + Basa → netral

Efek Obat dan Efek Sampingnya

Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan.

Bahan Aktif Kegunaan Efek Samping

Alumunium Menetralkan Konstipasi, dapat terjadi mual


Hidroksida asam lambung muntah, dapat mengurangi
absorpsi bermacam-macam
vitamin dan tetrasiklin

Magnesium Menetralkan Diare, sebanyak 5-10 %


Hidroksida asam lambung magnesium diabsoprsi dan dapat
menimbulkan kelainan neurologi,
neuromuskular, dan
kardiovaskular.

Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih
karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang. Antasida non sistemik
hampir tidak diabsorbsi di dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik.
Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi efek samping dari obat.

Rasa mual dan muntah disebabkan karena adanya penolakan dari dalam tubuh seseorang
terhadap suatu kandungan dari antasida sehingga orang yang meminum antasida akan merasa
tidak enak. Sedangkan konstipasi merupakan efek samping yang ditimbulkan oleh aluminium
hidroksida. Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit
dikeluarkan. Biasanya buang air besardisertai dengan rasa sakit dan menjadi lebih jarang. Kasus
ini sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Apabila keadaan
ini terjadi secara terus menerus, maka bisa menimbulkan gejala berikut: Sakit perut, turun atau
hilangnya nafsu makan, mual atau muntah, turunnya berat badan.

Konstipasi meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Meskipun aluminium hidroksida


mempunyai efek konstipasi, namun efek ini bisa dikurangi dengan adanya efek laksatif dari
magnesium hidroksida. Laksatif merupakan kebalikan dari konstipasi, yaitu suatu keadaan
dimana feses terlalu banyak mengandung air sehingga feses memiliki konsentrasi cair dan sangat
mudah dikeluarkan. Keadaan seperti ini basa disebut dengan diare. Apabila terjadi secara terus-
menerus, maka seseoarang akan mengalami kehilangan cairan yang banyak. Namun komposisi
yang setimbang dalam suatu antasida, akan mengurangi bahkan menghilangkan efek samping
dari antasida tersebut.

Yang perlu diperhatikan adalah antasida yang mengandung magnesium hidroksida ini
harus diberikan dalam dosis kecil pada penderita gangguan ginjal. Bahkan penderita tersebut
tidak boleh mengkonsumsinya apabila kerusakan ginjalnya sudah parah. Hal ini disebabkan
magnesium hidroksida dapat mengakibatkan hipermagnesia, yaitu kelebihan magnesium dalam
darah, karena magnesium hidroksida dapat diserap sebagian kecil ke dalam darah.
Bagi penderita gangguan ginjal yang mengalami sakit maag sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter sehingga dokter akan memberi obat maag dari golongan lain seperti Proton Pump
Inhibitor (PPI).

Dosis
Dewasa : 1– 2 tablet, 3– 4 kali sehari Anak 6– 12 tahun : ½ - 1 tablet, 3– 4 kali sehari
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, sebaiknya tablet
dikunyah dulu.

Indikasi
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan denagn kelebihan asam lambung,
gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejal-gejala, seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati.

Kontra Indikasi
Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena menimbulkan
hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).

Referensi

Ibu Gholib Ganjar, Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta: EGC

Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai