Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FARMAKOLOGI 3

OBAT ANTIEMETIK ( ANTIEMETIC DRUGS )

Disusun oleh:

 Meilien Najiyah  Jihan Camille Azzura


(04031381722060) (04031381722069)

 Filzah Framardian Gassani  Biancadita Naufally Taqiyya Azka


Magribi (04031381722070)
(040313817220662)
 Shela Herfina
 Chaerunnisa Nabilah Sobrina
(04031381722071)
(04031381722064)
 Ayu Syafa Angelina
 Shania Tri Maulina
(04031381722072)
(04031381722065)
 Dapa Hayarosa Kalista
 Jessica Kusuma Harum (04031381722073)
(04031381722066)  Dwi Ayu Lestari
 Zaeleva Milenia (04031381722074)
(04031381722068)  Muthiah Khairiyah
(040313817220675)

Dosen : dr.Nita Parisa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


OBAT ANTIEMETIK( ANTIEMETIC DRUGS )

Obat antiemetik merupakan obat yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan
muntah. Cara kerja obat tersebut adalah dengan mengurangi hiperaktifitas refleks muntah
dengan menggunakan satu dari dua cara : secara lokal, untuk mengurangi respon lokal
terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah atau secara sentral
untuk menghambat CTZ ( chemoreseptor trigger zone ) secara langsung. Obat antiemetik
yang bekerja secara lokal dapat berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang
melapisi mukosa GI atau obat yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran
GI. Agen ini sering kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Obat antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok yaitu :

 Antagonis Reseptor Serotonin (5-HT3)


 Antagonis Dopamin
 Fenotiazin
 Non-Fenotiazin
 Antikolinergik/Antihistamin(H1- blocker)
 Antagonis selektif reseptor neurokinin-1 (NK-1)

Dua jenis fenotiazin yang paling umum digunakan adalah proklorperazin (compazine)
dan prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat dan efek merugikan yang
terbatas. Agen lainnya adalah dronabinol (marinol), obat yang mengandung bahan aktif
kanabis (mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol pada SSP dan
trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak menimbulkan sedeasi.
Trimetobenzamid sering kali merupakan obat pilihan dalam kelompok ini karena tidak
dikaitkan dengann sedadi yang berlebihan dan sepresi SSP. Obat ini tersedia dalam bentuk
oral,parenteral,dan surositoria. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, di metabolisme dalam hati,
dan diekskresi melalui urine. Obat ini juga menembus plasenta dan menembus ASI, dan
digunakan jika manfaatnya lebih besar pada ibu daripada resiko potensial pada janin atau
neonatus.
Hidroksizin digunakan untuk mual dan muntah sebelum dan sesudah pelahiran atau
pembedahan obsterik. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, dimetabolisme dalam hati dan
diekskresi melalui urine. Obat ini tidak dikaitkan dengan masalah pada janin selama
kehamilan dan diperkirakan tidak masuk ke ASI. Sama halnya dengan semua jenis obat,
kewaspadaan perlu digunakan selama kehamilan dan laktasi.
Dronabinol disetujui untuk penatalaksanaan mual dan muntah yang berkaitan dengan
kemoterapi kanker jika pasien tidak berespons terhadap pengobatan lain. Mekanisme kerja
obat ini masih belum diketahui dengan cepat. Obat ini merupakan zat yang dikendalikan
kategori C-III, dan harus digunakan di bawah pengawasan ketat karena adanya kemungkinan
perubahan status mental. Obat ini diabsobsi dengan mudah dan dimetabolisme dalam hati
dengan ekskresi melalui empedu dan urine.

 FARMAKOKINETIK OBAT ANTIEMETIK

Perfenazin merupakan obat anitiemetik yang paling sering diresepkan, sebab obat ini
dapat diberikan peroral, intramuskular, dan per rektal.
- Farmakokinetik dari obat ini adalah absorpsi bentuk padat oral dari perfenazin
tidak menentu, tetapi bentuk cairnya lebih stabil dan laju absorpsinya lebih cepat.
Presentase peningkatan pada protein dan waktu paruhnya tidak diketahui.
Perfenazin dimetabolisme oleh hati dan mukosa gastrointestinal dan kebanyakan
dari obat diekskresikan ke dalam urine.

 FARMAKODINAMIK OBAT ANTIEMETIK

Dalam penanganan kemoterapi menggunakan obat-obat yang bersifat sitotoksik. Obat


sitotoksik dapat menimbulkan mual muntah melalui beberapa mekanisme, yaitu:1] pusat
muntah, 2] chemoreceptor trigger zone (CTZ), 3] syaraf aferen vagus yang berasal dari
gastrointestinal menuju area postrema. CTZ. CTZ sangat sensitif terhadap stimulus kimia dan
merupakan target utama dari antiemetik. Obat sitotoksik akan mengaktifkan syaraf aferen
vagus dan menghasilkan input sensori yang akan mengaktifkan otot perut, diafragma,
lambung dan esophagus untuk menimbulkan muntah. Mekanisme dari obat sitotoksik dalam
menimbulkan muntah (Rubenstein dkk, 2006).
Neurotransmiter yang berperan dalam mual muntah adalah dopamine, serotonin dan
senyawa P. Reseptor dopamine, serotonin dan senyawa P terletak di dorsal vagus, area
postrema dan gastrointestinal. Antiemetik yang digunakan dalam terapi MMK adalah
antagonis reseptor 5 HT3 (AR5HT3), antagonis dopamine dan antagonis neurokinin.
AR5HT3 terikat secara selektif dan kompetitif memblok AR5HT3, sehingga dapat mencegah
input sensori ke pusat muntah dan CTZ. Aktivitas antiemetik dari AR5HT3 dapat tercapai
dengan menghambat reseptor 5HT3A dan 5HT3B baik yang terletak di sentral maupun
perifer. Obat yang termasuk golongan AR5HT3 adalah ondansetron, dolasetron, granisetron,
dan palanosetron (Lohr, 2008;Wit dkk, 2005).
Reseptor 5-HT merupakan reseptor yang sangat kompleks, karena memiliki
sedikitnya 14 subtipe reseptor. Uniknya, dari empat belas subtipe tersebut, hanya satu yang
terkait dengan kanal ion (reseptor ionotropik) yaitu reseptor 5-HT3, sedangkan sisanya adalah
metabotropik. Reseptor 5-HT3 mulanya dijumpai pada saraf otonom, saraf sensorik, dan saraf
enterik yang ada di saluran pencernaan. Selanjutnya reseptor ini juga dijumpai di SSP seperti
spinal cord, korteks, hippokampus, dan di ujung saraf dan berperan mengatur pelepasan
neurotransmitter, termasuk serotonin. Reseptor 5-HT3 terikat dengan kanal ion yang tidak
selektif. Aktivasinya oleh serotonin menyebabkan kanal kation membuka dan memicu arus
depolarisasi yang cepat dan singkat sebagai akibat dari pergerakan ion K+ dan Na+ kanal
(Ikawati, 2008).
Pengikatan agonis pada serotonin menyebabkan perubahan konformasi dan aktivasi
reseptor 5-HT3. Hal ini menyebabkan gerakan ion bermuatan positif dari celah sinaptik ke
dalam sitoplasma. Pengikatan antagonis di situs pengikatan serotonin mencegah aktivasi dan
depolarisasi sel terhambat. Sehingga rangsang muntah tidak akan dilanjutkan ke pusat
muntah (Gambar 2) (Ikawati, 2008).

Antagonis reseptor 5-HT3 sering digunakan bersama dengan steroid glukokortikoid


seperti dexamethasone pada induksi mual dan muntah akibat kemoterapi. Penggunaan
bersama antagonis reseptor NK1, secara signifikan meningkatkan efektivitas antagonis 5-
HT3 secara akut atau kronik pada induksi mual dan muntah akibat kemoterapi. Dalam sebuah
studi meta analisis, antagonis reseptor 5-HT3 dinyatakan efektif dalam mencegah mual dan
muntah pasca operasi payudara (Singhal, et al, 2012).

 SEDIAAN OBAT ANTIEMETIK

Untuk sediaan obat, terdapat 7 jenis sediaan obat antiemetik yang tersedia, berikut ini
merupakan tabel sediaan obat antiemetik :

KELAS TERAPI FORMULASI CATATAN


NAMA GENERIK ( bentuk sediaan dan
kekuatan )
Dimenhidrinat Tab.50 mg -
Domperidon Tab.10 mg -
Domperidon Susp.5 mg/5 ml -
Klorpomazin Tab.salut 25 mg -
Klorpomazin Inj. i.m 5 mg/ml Hanya untuk di puskesmas
Klorpomazin Inj. i.m 25 mg/ml Hanya untuk di puskesmas
Metoklopramid Tab.10 mg -

*catatan :
- Tab = Tablet
- Susp = Suspense
- Inj i.m = Injeksi Intramuskular
 JENIS OBAT ANTIEMETIK

A. GOLONGAN ANTAGONIS SEROTONIN / 5-HT3

1. DOLASETRON

Nama Generik Tidak ada nama generik, hanya berupa nama Dolasetron
Merk Anzemet
Kemasan 200mg/ml
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah pasca kemoterapi sitotoksik,
pencegahan mual dan muntah pada siklus kemoterapi,
pencegahan mual dan muntah pasca bedah, terapi mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Injeksi : Hipersensitif terhadap dolasetron atau komponen
apapun dari formulasi; pemberian intravena
dikontraindikasikan ketika digunakan untuk pencegahan
mual dan muntah terkait kemoterapi.
Tablet : Hipersensitif terhadap dolasetron maupun
komponen apa saja dari formulasi.
Efek Samping Diare, konstipasi, dispepsia, nyeri abdomen, flatulens,
gangguan rasa, takikardia, bradikardia. Perubahan pada
EKG, flushing; demam, menggigil; sakit kepala, gangguan
tidur, kelelahan, pusing, mengantuk, anoreksia; reaksi
hipersensitivitas termasuk ruam, gatal, urtikaria,
angioedema, dan anafilaksis; obstruksi usus jarang,
pankreatitis, kuning, kejang, aritmia jantung, reaksi lokasi
penyuntikan, hipotensi berat dan bradikardia pasca
penyuntikan intravena sangat jarang.
Dosis 50-100 , 20 mg/mL

2. GRANISETRON

Berfungsi sebagai obat yang mampu mengobati mual dan muntah akut yang
terjadi pasca bedah atau kemoterapi atau radioterapi. Beberapa efek samping yang akan
dialami pasien apabila mengkonsumsi obat ini antara lain adalah konstipasi atau sembelit,
sakit kepala, ruam kulit, kenaikan sementara enzim hati, dan reaksi hipersensitifitas.
Nama Generik Granisetron
Merk Degrani, Gramet (Pharos) ,
Granisetron Otto, Granon (Dexa
Medica), Grant, Gravomit, Kytril
(Roche) dan Opigran.
Kemasan 1 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan dan pengobatan
(pengendalian) mual dan muntah
akut dan delayed yang menyertai
kemoterapi dan radioterapi; mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Tablet granisetron
dikontraindikasikan pada pasien
yang memiliki hipersensitivitas
terhadap obat granisetron.
Efek Samping Konstipasi, sakit kepala, ruam kulit,
kenaikan sementara enzim hati,
reaksi hipersensitifitas.
Dosis 1. 1-2 mg dalam waktu 1 jam
sebelum kemoterapi.
2. 2 mg per hari dalam dosis
terbagi 1-2 selama
kemoterapi, jika diberikan
invus intravena, maka
kombinasi maksimal total 9
mg dalam 24 jam.
3. 20 mcg/kg bb (maksimal 1
mg) untuk anak dua kali
sehari sampai dengan 5 hari
selama kemoterapi.
4. 3 mg sebelum dimulai terapi
sitotosik (sampai 2 dosis
tambahan tidak boleh
diberikan kurang dari 10
menit jaraknya).
5. 40 mg/kg bb (maksimal 3
mg) untuk anak sebelum
terapi siotoksi.
6. 40 mg/kg bb (maksimal 3
mg) dberikan dalam 24 jam
(tidak kurang dari 10 menit
setelah dosis awal).
7. 1 mg sebelum induksi
anastesi sebagai pencegahan.

3. Ondansetron
Ondansetron atau yang dikenal dengan nama zofran, termasuk golongan antagonist
reseptor yang mampu mengobati mual dan muntah sebagai akibat dari kemoterapi kangker,
terapi radiasi dan pembedahan. Selain mengobati mual dan muntah akibat dari proses
kemoterapi dan bedah, ondansetron juga mampu menangani masalah gastroenteritis atau
peradangan pada saluran pencernaan khususnya lambung dan usus kecil. Gejala yang biasa
dialami pasien antara lain adalah diare, muntah, sakit perut dan kejang pada perut.
Ondansetron dapat diinjeksikan melalui suntikan atau diminum secara oral.
Nama Generik Zefron
Merk Cedantron (Soho), Ceteron 4
(Combiphar), Dantroxal (Sandoz),
Entron (Ethica), Frazon (Ferron),
Invomit (Interbat), Kliran
(Bernofarm), Lametic (Landson),
Narfoz (Pharos), Ondanostin (Ifars),
Ondavell (Novell), Onetic 4
(Fahrenheit), Trovensis (Sanbe),
Vomceran (Kalbe), Vometraz
(Dexa), Vometron (Mahakam Beta
Farma), Zofran (GlaxoSmithKline).
Kemasan 40 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah pasca
kemoterapi sitotoksik, pencegahan
mual dan muntah pada siklus
kemoterapi, pencegahan mual dan
muntah pasca bedah, terapi mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Hipersensitivitas.

Pemberian bersamaan dengan


morfin; Kombinasi dilaporkan
menyebabkan hipotensi yang
mendalam dan kehilangan kesadaran.

Efek Samping Sakit kepala, kelelahan, serta


sembelit.
Dosis 1. 8 mg untuk 1 hingga 2 jam
sebelum terapi
2. 8 mg sesaat sebelu terapi
3. 8 mg setiap 12 jam untuk
diminum secara oral selama
maksimal 5 hari.

4. TROPISETRON

Tropisetron dapat digunakan untuk menghilangkan mual dan muntah akibat dari
kemoterapi sitotoksik. Tropisetron memiliki efek samping berupa konstipasi atau biasa
disebut dengan sembelit, diare, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, lesu, dan reaksi
hipersensitifitas.

Nama Generik Trovisetron


Merk Setrovel dan Navoban
Kemasan 5 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Mual dan muntah akibat kemoterapi sitotoksik.
Kontraindikasi Ibu hamil dan menyusui ( pregnancy and
lactation ).
Efek Samping Sulit saat buang air besar, nyeri abdomen, nyeri
kepala, pusing, lesu, dan reaksi
hipersensitifitas..
Dosis 1. 5 mg injeksi intravena lambat atau
infus intravena saat menjelang
kemoterapi.
2. 5 mg oral setiap pagi minimal 1 jam
selama 5 hari sebelum makan.
3. Tidak dianjurkan utuk anak – anak.

5. PALONOSETRON
Palonosetron merupakan senyawa heterotriklik organik yang merupakan jenis
antiemetik yang digunakan (sebagai garam hidroklorida) dalam kombinasi dengan netupitan
untuk mengobati mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker.
Palonosetron memiliki peran sebagai antagonis antiemetik dan serotonergik.

Nama Palonosetron
Merk Paloxi
Kemasan 0.25 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah yang
bersifatemetogenik sedang hingga berat.
Kontraindikasi Hipersensitivitas.
Efek Samping Perut kembung, perubahan tekanan darah,
takikardi (laju detak jantung diatas normal),
brakikardi (laju detak jantuk dibawah normal),
aritmia atau detak jantung yang tidak normal (
bisa lebih cepat atau lebih lambat), iritasi pada
mata, ruam pada kulit dan gangguan
keseimbangan dan elektrolit.
Dosis Injeksi intravena (selama 30 detik) 250
mikrogram sebagai dosis tunggal diberikan 30
menit sebelum kemoterapi; tidak disarankan
untuk mengulangi dosis dalam 7 hari

*catatan : tidak direkomendasikan untuk anak-


anak < 18 tahun.

SIFAT OBAT GOLONGAN ANTAGONIS SEROTONIN


Obat Kimia Alam Antagonis Waktu Dosis
Reseptor Paruh
Ondansetron Carbazole Antagonis 3,9 jam 0,15 mg/ kg
derivatif resptor 5-
HT3 dan
antagonis
lemah 5-HT4

Granisetron Indazole Antagonis 9-11,6 jam 10 mg/ kg


reseptor 5-
HT3
Dolasetron Indole Antagonis 7-9 jam 0,6-3 mg/ kg
reseptor 5-
HT3

Palonosetron Isoquinolone Antagonis 40 jam 0,25 mg x 1


reseptor 5- dosis
HT3

B. Golongan Antagonis Dopamin

Bekerja pada otak untuk mengatasi mual dan muntah akibat dari radiasi dan anestetik
umum. Beberapa jenis obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis dopamin antara lain
adalah domperidon, droperidol, haloperidol, klorprozamin, prometazin, proklorperazin,
metoklopramid dan alizapride. Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati
rasa mual dan muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat
sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin, ada juga obat yang disebut Metoclopramide
yang juga bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada
rasa ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.

Yang harus diperhatikan sebelum mengkonsumsi metoclopramid adalah:

 Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep yang anda konsumsi
yang mengandung amobarbital, insulin, narkotika, phenobarbital, sedative,
transquilizer, dan vitamin.
 Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau masih mengidap tumor
adrenal, penyakit kejiwaan, parkinson, hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
 Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana kehamilan dan menyusui
anda.
 Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan pada sentist tersebut
mengenai konsumsi metoclopramid anda.
 Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat menyebabkan kantuk, jadi
usahakan untuk tidak berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan
jangan mengkonsumsi alkohol bersama obat ini.
1. Domperidon

Domperidon merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja antiemetik. Efek


antiemetik ini disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis
terhadap reseptor dopamin di kemoreseptor yang terletak di area postrema otak.

Pemberian domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum,


meningkatkan pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan setengah padat pada orang
sehat, serta padat pada penderita yang pengosongannya terlambat dan menambah tekanan
sfringteresophagus bagian bawah pada orang sehat.

 INDIKASI

o Dyspepsia fungsional

o Mual akut dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)

 KONTRAINDIKASI

o Pengguna alergi pada domperidon

 SEDIAAN

Sediaan dari obat domperidon adalah tablet, sirup dan suppositoria (lewat dubur)

 MERK DAGANG

Vomistop, Dome/Dome FT, Vometa/Vometa FT, Dometa, DOM, Galdom, Fudo, Gerdilium,
Monell, Vosedon, Grameta, Vesperum, Costil, Motilium, Yaridon, Regit, Vomitas
 DOSIS DAN CARA PEMBERIAN

Bentuk obat: oral


 Meredakan mual dan muntah
Dewasa dan anak usia >12 tahun atau >35 kg: Dosis 10 mg tiga kali sehari. Dosis
maksimum adalah 30 mg per hari.
Anak usia <12 tahun dengan berat badan maksimum 35 kg: Dosis 0,25 mg/kgBB
dikonsumsi hingga tiga kali sehari. Dosis maksimum adalah 0,75 mg/kgBB per hari.
 Gangguan pergerakan saluran pencernaan
Dewasa: Dosis 10 mg tiga kali sehari. Dosis maksimum adalah 30 mg per hari.
Bentuk obat: suppositoria
 Meredakan mual dan muntah
Dewasa dan anak usia >12 tahun: Dosis 30 mg dua kali sehari.
Anak < 12 tahun dengan berat badan >15 kg: Dosis 0,75 mg/kgBB dua kali sehari.

 .

2. Droperidol

Droperidol adalah turunan butirofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamine. Droperidol
digunakan sebagai premedikasi (antiemetic yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat
anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, broskoskopi, esofagoskopi, dan
gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan
pemberian difenhidramin. Dosis antimuntah droperidol 0,05 mg/kgBB (1,25-2,5 mg) intravena. Dosis
premadikasi 0,04-o,07 mg/kgBB intravena. Dosis analgesi neuroleptik 0,02-0,07 mg/kgBB intravena.
C. Golongan Antihistamines

Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor H1 histamin.


Obat ini efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan dan rasa mual di pagi hari
pada ibu hamil.

a. Dimenhydramine ,selain sebagai anti emetik juga mengatasi vertigo.

b. Pyrathiazine

c. Promethazine ,pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu
pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak
meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena
dapat menyebabkan SindronReye dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan
kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL
dan Ibu Menyusui

D. Antagonis selektif reseptor neurokinin-1 (NK-1)

Reseptor NK-1 menunjukkan sebagai kelas baru sebagai antiemetik yang digunakan
sebagai terapi mual dan muntah baik itu tipe aku atau tertunda (Nurrochmad, 2004).
Aprepitant mempunyai potensi interaksi dengan berbagai macam obat karena aprepitant
adalah substrat, inhibitor moderat dan penginduksi sitokrom isoenzym CYP3A4 dan
CYP2C9 (DiPiro dan Taylor, 2005) .

DAFTAR PUSTAKA

a. Goodman and Gilman, 2011, Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
b. Rubenstein EB, Slusher BS, Rojas C, Navari RM. 2006. New approaches to
chemotherapy induced nausea and vomiting: From neurology to clinical
investigations. Cancer J ;12: 341-347
c. http://pionas.pom.go.id/monografi/palonosetron
d. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Palonosetron
e. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601001.html

Anda mungkin juga menyukai