Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Obat antiemetik merupakan obat yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan
muntah. Cara kerja obat tersebut adalah dengan mengurangi hiperaktifitas refleks muntah
dengan menggunakan satu dari dua cara : secara lokal, untuk mengurangi respon lokal
terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah atau secara sentral
untuk menghambat CTZ ( chemoreseptor trigger zone ) secara langsung. Obat antiemetik
yang bekerja secara lokal dapat berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang
melapisi mukosa GI atau obat yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran
GI. Agen ini sering kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Obat antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Dua jenis fenotiazin yang paling umum digunakan adalah proklorperazin (compazine)
dan prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat dan efek merugikan yang
terbatas. Agen lainnya adalah dronabinol (marinol), obat yang mengandung bahan aktif
kanabis (mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol pada SSP dan
trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak menimbulkan sedeasi.
Trimetobenzamid sering kali merupakan obat pilihan dalam kelompok ini karena tidak
dikaitkan dengann sedadi yang berlebihan dan sepresi SSP. Obat ini tersedia dalam bentuk
oral,parenteral,dan surositoria. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, di metabolisme dalam hati,
dan diekskresi melalui urine. Obat ini juga menembus plasenta dan menembus ASI, dan
digunakan jika manfaatnya lebih besar pada ibu daripada resiko potensial pada janin atau
neonatus.
Hidroksizin digunakan untuk mual dan muntah sebelum dan sesudah pelahiran atau
pembedahan obsterik. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, dimetabolisme dalam hati dan
diekskresi melalui urine. Obat ini tidak dikaitkan dengan masalah pada janin selama
kehamilan dan diperkirakan tidak masuk ke ASI. Sama halnya dengan semua jenis obat,
kewaspadaan perlu digunakan selama kehamilan dan laktasi.
Dronabinol disetujui untuk penatalaksanaan mual dan muntah yang berkaitan dengan
kemoterapi kanker jika pasien tidak berespons terhadap pengobatan lain. Mekanisme kerja
obat ini masih belum diketahui dengan cepat. Obat ini merupakan zat yang dikendalikan
kategori C-III, dan harus digunakan di bawah pengawasan ketat karena adanya kemungkinan
perubahan status mental. Obat ini diabsobsi dengan mudah dan dimetabolisme dalam hati
dengan ekskresi melalui empedu dan urine.
Perfenazin merupakan obat anitiemetik yang paling sering diresepkan, sebab obat ini
dapat diberikan peroral, intramuskular, dan per rektal.
- Farmakokinetik dari obat ini adalah absorpsi bentuk padat oral dari perfenazin
tidak menentu, tetapi bentuk cairnya lebih stabil dan laju absorpsinya lebih cepat.
Presentase peningkatan pada protein dan waktu paruhnya tidak diketahui.
Perfenazin dimetabolisme oleh hati dan mukosa gastrointestinal dan kebanyakan
dari obat diekskresikan ke dalam urine.
Untuk sediaan obat, terdapat 7 jenis sediaan obat antiemetik yang tersedia, berikut ini
merupakan tabel sediaan obat antiemetik :
*catatan :
- Tab = Tablet
- Susp = Suspense
- Inj i.m = Injeksi Intramuskular
JENIS OBAT ANTIEMETIK
1. DOLASETRON
Nama Generik Tidak ada nama generik, hanya berupa nama Dolasetron
Merk Anzemet
Kemasan 200mg/ml
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah pasca kemoterapi sitotoksik,
pencegahan mual dan muntah pada siklus kemoterapi,
pencegahan mual dan muntah pasca bedah, terapi mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Injeksi : Hipersensitif terhadap dolasetron atau komponen
apapun dari formulasi; pemberian intravena
dikontraindikasikan ketika digunakan untuk pencegahan
mual dan muntah terkait kemoterapi.
Tablet : Hipersensitif terhadap dolasetron maupun
komponen apa saja dari formulasi.
Efek Samping Diare, konstipasi, dispepsia, nyeri abdomen, flatulens,
gangguan rasa, takikardia, bradikardia. Perubahan pada
EKG, flushing; demam, menggigil; sakit kepala, gangguan
tidur, kelelahan, pusing, mengantuk, anoreksia; reaksi
hipersensitivitas termasuk ruam, gatal, urtikaria,
angioedema, dan anafilaksis; obstruksi usus jarang,
pankreatitis, kuning, kejang, aritmia jantung, reaksi lokasi
penyuntikan, hipotensi berat dan bradikardia pasca
penyuntikan intravena sangat jarang.
Dosis 50-100 , 20 mg/mL
2. GRANISETRON
Berfungsi sebagai obat yang mampu mengobati mual dan muntah akut yang
terjadi pasca bedah atau kemoterapi atau radioterapi. Beberapa efek samping yang akan
dialami pasien apabila mengkonsumsi obat ini antara lain adalah konstipasi atau sembelit,
sakit kepala, ruam kulit, kenaikan sementara enzim hati, dan reaksi hipersensitifitas.
Nama Generik Granisetron
Merk Degrani, Gramet (Pharos) ,
Granisetron Otto, Granon (Dexa
Medica), Grant, Gravomit, Kytril
(Roche) dan Opigran.
Kemasan 1 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan dan pengobatan
(pengendalian) mual dan muntah
akut dan delayed yang menyertai
kemoterapi dan radioterapi; mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Tablet granisetron
dikontraindikasikan pada pasien
yang memiliki hipersensitivitas
terhadap obat granisetron.
Efek Samping Konstipasi, sakit kepala, ruam kulit,
kenaikan sementara enzim hati,
reaksi hipersensitifitas.
Dosis 1. 1-2 mg dalam waktu 1 jam
sebelum kemoterapi.
2. 2 mg per hari dalam dosis
terbagi 1-2 selama
kemoterapi, jika diberikan
invus intravena, maka
kombinasi maksimal total 9
mg dalam 24 jam.
3. 20 mcg/kg bb (maksimal 1
mg) untuk anak dua kali
sehari sampai dengan 5 hari
selama kemoterapi.
4. 3 mg sebelum dimulai terapi
sitotosik (sampai 2 dosis
tambahan tidak boleh
diberikan kurang dari 10
menit jaraknya).
5. 40 mg/kg bb (maksimal 3
mg) untuk anak sebelum
terapi siotoksi.
6. 40 mg/kg bb (maksimal 3
mg) dberikan dalam 24 jam
(tidak kurang dari 10 menit
setelah dosis awal).
7. 1 mg sebelum induksi
anastesi sebagai pencegahan.
3. Ondansetron
Ondansetron atau yang dikenal dengan nama zofran, termasuk golongan antagonist
reseptor yang mampu mengobati mual dan muntah sebagai akibat dari kemoterapi kangker,
terapi radiasi dan pembedahan. Selain mengobati mual dan muntah akibat dari proses
kemoterapi dan bedah, ondansetron juga mampu menangani masalah gastroenteritis atau
peradangan pada saluran pencernaan khususnya lambung dan usus kecil. Gejala yang biasa
dialami pasien antara lain adalah diare, muntah, sakit perut dan kejang pada perut.
Ondansetron dapat diinjeksikan melalui suntikan atau diminum secara oral.
Nama Generik Zefron
Merk Cedantron (Soho), Ceteron 4
(Combiphar), Dantroxal (Sandoz),
Entron (Ethica), Frazon (Ferron),
Invomit (Interbat), Kliran
(Bernofarm), Lametic (Landson),
Narfoz (Pharos), Ondanostin (Ifars),
Ondavell (Novell), Onetic 4
(Fahrenheit), Trovensis (Sanbe),
Vomceran (Kalbe), Vometraz
(Dexa), Vometron (Mahakam Beta
Farma), Zofran (GlaxoSmithKline).
Kemasan 40 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah pasca
kemoterapi sitotoksik, pencegahan
mual dan muntah pada siklus
kemoterapi, pencegahan mual dan
muntah pasca bedah, terapi mual dan
muntah pasca bedah.
Kontraindikasi Hipersensitivitas.
4. TROPISETRON
Tropisetron dapat digunakan untuk menghilangkan mual dan muntah akibat dari
kemoterapi sitotoksik. Tropisetron memiliki efek samping berupa konstipasi atau biasa
disebut dengan sembelit, diare, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, lesu, dan reaksi
hipersensitifitas.
5. PALONOSETRON
Palonosetron merupakan senyawa heterotriklik organik yang merupakan jenis
antiemetik yang digunakan (sebagai garam hidroklorida) dalam kombinasi dengan netupitan
untuk mengobati mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker.
Palonosetron memiliki peran sebagai antagonis antiemetik dan serotonergik.
Nama Palonosetron
Merk Paloxi
Kemasan 0.25 mg
Kategori Antiemetik
Indikasi Pencegahan mual dan muntah yang
bersifatemetogenik sedang hingga berat.
Kontraindikasi Hipersensitivitas.
Efek Samping Perut kembung, perubahan tekanan darah,
takikardi (laju detak jantung diatas normal),
brakikardi (laju detak jantuk dibawah normal),
aritmia atau detak jantung yang tidak normal (
bisa lebih cepat atau lebih lambat), iritasi pada
mata, ruam pada kulit dan gangguan
keseimbangan dan elektrolit.
Dosis Injeksi intravena (selama 30 detik) 250
mikrogram sebagai dosis tunggal diberikan 30
menit sebelum kemoterapi; tidak disarankan
untuk mengulangi dosis dalam 7 hari
Bekerja pada otak untuk mengatasi mual dan muntah akibat dari radiasi dan anestetik
umum. Beberapa jenis obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis dopamin antara lain
adalah domperidon, droperidol, haloperidol, klorprozamin, prometazin, proklorperazin,
metoklopramid dan alizapride. Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati
rasa mual dan muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat
sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin, ada juga obat yang disebut Metoclopramide
yang juga bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada
rasa ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.
Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep yang anda konsumsi
yang mengandung amobarbital, insulin, narkotika, phenobarbital, sedative,
transquilizer, dan vitamin.
Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau masih mengidap tumor
adrenal, penyakit kejiwaan, parkinson, hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana kehamilan dan menyusui
anda.
Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan pada sentist tersebut
mengenai konsumsi metoclopramid anda.
Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat menyebabkan kantuk, jadi
usahakan untuk tidak berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan
jangan mengkonsumsi alkohol bersama obat ini.
1. Domperidon
INDIKASI
o Dyspepsia fungsional
o Mual akut dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)
KONTRAINDIKASI
SEDIAAN
Sediaan dari obat domperidon adalah tablet, sirup dan suppositoria (lewat dubur)
MERK DAGANG
Vomistop, Dome/Dome FT, Vometa/Vometa FT, Dometa, DOM, Galdom, Fudo, Gerdilium,
Monell, Vosedon, Grameta, Vesperum, Costil, Motilium, Yaridon, Regit, Vomitas
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
.
2. Droperidol
Droperidol adalah turunan butirofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamine. Droperidol
digunakan sebagai premedikasi (antiemetic yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat
anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, broskoskopi, esofagoskopi, dan
gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan
pemberian difenhidramin. Dosis antimuntah droperidol 0,05 mg/kgBB (1,25-2,5 mg) intravena. Dosis
premadikasi 0,04-o,07 mg/kgBB intravena. Dosis analgesi neuroleptik 0,02-0,07 mg/kgBB intravena.
C. Golongan Antihistamines
b. Pyrathiazine
c. Promethazine ,pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu
pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak
meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena
dapat menyebabkan SindronReye dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan
kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL
dan Ibu Menyusui
Reseptor NK-1 menunjukkan sebagai kelas baru sebagai antiemetik yang digunakan
sebagai terapi mual dan muntah baik itu tipe aku atau tertunda (Nurrochmad, 2004).
Aprepitant mempunyai potensi interaksi dengan berbagai macam obat karena aprepitant
adalah substrat, inhibitor moderat dan penginduksi sitokrom isoenzym CYP3A4 dan
CYP2C9 (DiPiro dan Taylor, 2005) .
DAFTAR PUSTAKA
a. Goodman and Gilman, 2011, Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
b. Rubenstein EB, Slusher BS, Rojas C, Navari RM. 2006. New approaches to
chemotherapy induced nausea and vomiting: From neurology to clinical
investigations. Cancer J ;12: 341-347
c. http://pionas.pom.go.id/monografi/palonosetron
d. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Palonosetron
e. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601001.html