Feby
Nurul A
Putri K
Liatiani oktaviana
OBAT TIROID
Pada janin dan bayi baru lahir, hormon tiroid penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan termasuk
tulang dan otak. Pada orang dewasa, hormon tiroid membantu
menjaga fungsi otak, metabolisme makanan, dan suhu tubuh,
di antara efek lainnya.
Gejala-gejala defisiensi tiroid berkurang oleh levotiroksin
termasuk bicara lambat, kurang energi, penambahan berat
badan, rambut rontok, kulit tebal kering dan kepekaan yang
tidak biasa terhadap dingin.
Tiroksin Sintetis (natrium
Levotiroksin)
Hormon pilihan untuk terapi sulih hormon tiroid karena
potensinya yang tetap dan durasi kerjanya yang lama. Absorpsi
tiroksin terjadi di usus halus secara beragam dan tidak
sempurna, dengan sekitar 50% - 80% dosis diabsorpsi . Absorpsi
sedikit meningkat jika pada perut kosong.
farmakodinamik
■ Kondisi Hipotiroidisme
Dewasa: Dosis awal 50-100 mcg, 1 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan dengan interval 3-4 minggu, hingga kadar hormon
tiroid normal. Dosis pera
■ Penekan TSH (thyroid stimulating hormone)
Dewasa: 2 mcg/kgBB per hari atau lebih, diberikan sekali sehari
untuk menekan TSH pada kanker tiroid atau penyakit gondok.
■ Koma miksedema (infus)
Dewasa: Dosis awal: 200-500 mcg. Dosis dapat ditingkatkan
100-300 mcg pada hari kedua jika diperlukan. Penurunan dosis
dilakukan ketika kadar hormon tiroid telah mencapai batas
normal.
Formulasi T3 : natrium
Liotironin
■ natrium Liotironin digunakan untuk mengobati tiroid yang
kurang aktif (hipotiroidisme). Ini menggantikan atau
menyediakan lebih banyak hormon tiroid, yang biasanya
dibuat oleh kelenjar tiroid. Liotironin terkadang dapat
digunakan jika membutuhkan onset kerja yang lebih cepat,
misalnya pada keadaan koma miksedemaatau penyiapan
pasien untuk terapi radioterapi I untuk pengobatan kanker
tiroid.
famakodinamik
■ antidepresan
■ pil KB atau terapi pengganti hormone
■ pengencer darah seperti warfarin (Coumadin, Jantoven);
■ digoxin (digitalis, Lanoxin);
■ epinephrine (EpiPen) atau norepinephrine (Levophed)
■ insulin atau obat oral diabetes
■ obat yang mengandung yodium (seperti I-131);
■ salicylates seperti aspirin, Nuprin Backache Caplet, Kaopectate,
Pamprin Cramp Formula, Pepto-Bismol
■ obat steroid seperti prednisone.
LIOTRIX (THYROLAR)
Dosis awal yang biasa adalah satu tablet Thyrolar (liotrix) ½ dengan
penambahan satu tablet Thyrolar (liotrix) setiap 2 hingga 3 minggu.
Dosis awal yang lebih rendah, satu tablet Thyrolar (liotrix) / hari,
direkomendasikan pada pasien dengan miksedema lama, terutama
jika dicurigai adanya gangguan kardiovaskular, dalam hal ini sangat
disarankan untuk berhati-hati. Munculnya angina merupakan
indikasi untuk pengurangan dosis. Sebagian besar pasien
memerlukan satu tablet Thyrolar (liotrix) 1 hingga satu tablet Thyrolar
(liotrix) 2 per hari. Kegagalan untuk menanggapi dosis satu tablet
Thyrolar (liotrix) 3 menunjukkan kurangnya kepatuhan atau
malabsorpsi. Dosis pemeliharaan satu tablet Thyrolar (liotrix) 1
hingga satu tablet Thyrolar (liotrix) 2 per hari biasanya menghasilkan
kadar levothyroxine (T4) serum normal dan triiodothyronine (T3).
Terapi yang memadai biasanya menghasilkan kadar TSH dan T4
normal setelah 2 hingga 3 minggu terapi.
Interaksi obat
■ Antikoagulan oral
Jika antikoagulan oral juga diberikan, peningkatan kompensasi dalam
sintesis faktor pembekuan terganggu.
■ Insulin atau Hipoglikemik oral
Memulai terapi penggantian tiroid dapat menyebabkan peningkatan insulin
atau kebutuhan hipoglikemik oral.
■ Cholestyramine atau Colestipol
Cholestyramine atau colestipol mengikat T4 dan T3 di usus sehingga
mengganggu penyerapan hormon tiroid ini.
■ Estrogen, Kontrasepsi Oral
Estrogen cenderung meningkatkan globulin pengikat tiroksin serum (TBg).
Pada pasien dengan kelenjar tiroid yang tidak berfungsi yang menerima
terapi penggantian tiroid, levothyroxine gratis dapat dikurangi ketika
estrogen dimulai, sehingga meningkatkan kebutuhan tiroid. Oleh karena itu,
pasien tanpa kelenjar tiroid yang berfungsi yang sedang dalam terapi
penggantian tiroid mungkin perlu meningkatkan dosis tiroid jika diberikan
estrogen.
Dessicated Thyroid
Langkah-langkah dalam sintesis hormon tiroid dikendalikan oleh tirotropin (Tiroid Stimulating
Hormone, TSH) disekresikan oleh hipofisis anterior. Sekresi hormon ini masuk gilirannya
dikendalikan oleh mekanisme umpan balik yang dipengaruhi oleh hormon tiroid itu sendiri
dan oleh thyrotropin releasing hormone (TRH), suatu tripeptida yang berasal dari
hipotalamus. Tiroid endogen sekresi hormon ditekan ketika hormon tiroid eksogen diberikan
individu euthyroid melebihi sekresi kelenjar normal. Mekanisme di mana hormon tiroid
mengerahkan tindakan fisiologis mereka tidak baik dimengerti. Hormon-hormon ini
meningkatkan konsumsi oksigen oleh sebagian besar jaringan tubuh, meningkat tingkat
metabolisme basal, dan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Jadi, mereka
memberikan pengaruh mendalam pada setiap sistem organ dalam tubuh dan sangat penting
dalam pengembangan sistem saraf pusat. Kelenjar tiroid normal mengandung sekitar 200
mcg levothyroxine (T4) per gram kelenjar, dan 15 mcg liothyronine (T3) per gram. Rasio kedua
hormon ini dalam sirkulasi tidak mewakili rasio pada kelenjar tiroid, karena sekitar 80%
perifer liothyronine (T3) berasal dari monodeiodination levothyroxine (T4). Periferal
monodeiodinasi levothyroxine (T4) pada posisi 5 (cincin bagian dalam) juga menghasilkan
pembentukan reverse liothyronine (T3), yang secara kalori tidak aktif. Kadar Liothyronine (T3)
rendah pada janin dan bayi baru lahir, di usia tua, dalam kalori kronis kekurangan, sirosis
hati, gagal ginjal, stres bedah, dan penyakit kronis yang terjadi apa yang disebut "sindrom
tironin T3."
Farmakokinetik :
1. Methimazol
Methimazol atau MMI merupakan obat anti tiroid golongan
thionamide yang menjadi lini pertama pengobatan
hipertiroidisme. Obat ini dipilih karena efek sampingnya yang
relatif rendah dan efektivitasnya lebih baik dari propylthiouracil,
serta faktor kepatuhan pasien. (Bahn et al., 2011)
Nama Dagang
Tapazole
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja methimazol dalam mengobati hipertiroidisme yaitu menghambat
kerja enzim tiroid peroxsidase dan mencegah pembentukan hormon tiroid, namun
tidak memiliki efek mencegah konversi T4 ke T3. (Aanonim, 2008)
Farmakokinetik
Methimazol digunakan secara per oral dan diserap secara sempurna di saluran
cerna, tetapi dengan kecepatan bervariasi. Ekskresi methimazol lebih lambat
daripada propiltiourasil, yaitu 65 - 70% dari dosis dapat ditemukan di urin dalam
48 jam. Waktu paruh plasma methimazol adalah 6 jam . Methimazol menembus
sawar plasenta dan terkonsentrasi di tiroid janin, sehingga pemakaian pada wanita
hamil perlu berhati-hati. Pada kehamilan terutama trimester pertama dapat
memberi efek teratogenik dan menyebabkan malformasi kongenital seperti aplasia
cutis dan choanal atresia.
Farmakodinamik
Obat golongan thionamide bekerja melalui banyak mekanisme. Efe utamanya
adalah mencegah pembentukan hormon dengan menghambat reaksi-rekasi yang
dikatalis tiroid peroxsidase dan menghambat organifikasi iodium. Selain itu, juga
menghambat iodotirosin.
Efek Samping
Kebanyakan efek samping muncul secara dini, khususnya mual dan
distres saluran cerna. Selain itu dapat juga terjadi perubahan sensai kecap
atau bau. Efek samping tersering adalah ruam gatal makulopapular (4 –
6%), kadang disertai gejala sistemik seperti demam. Efek lainnya yaitu
sakit kepala, vertigo, konstipasi, nyeri lambung, dan edema.
Efek Samping
Kebanyakan efek samping muncul secara dini, khususnya mual dan distres
saluran cerna. Efek samping tersering adalah ruam gatal makulopapular (4 –
6%), kadang disertai gejala sistemik seperti demam. Efek samping lainnya
yaitu ruam kulit, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada
kecendrungan pendarahan, mual muntah, dan hepatitis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia, reaksi
hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, sakit kepala dan tinnitus.
Interaksi Obat :
- Tolbutamid dan dikumarol berinteraksi meningkatkan hipoglikemia (resiko koma) dan
peningkatan efek antikoagulan (resiko pendarahan)
- Tolbutamid berinteraksi dengan kloramfenikol, eritromisin, dan sulfonamida dapat
menyebabkan peningkatan hipoglikemia
- Jika berinteraksi dengan klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah pada dosis
2. Tolazamid
Kontraindikasi :
Golongan sulfonilurea sebisa mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati, ginjal, dan pada
porfiria. Golongan ini juga sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan selama
kehamilan hendaknya diganti dengan terapi insulin. Sulfonilurea dikontraindikasikan jika
terjadi ketoasidosis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia, reaksi
hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, serta reaksi diuretik ringan pada tolazamid.
Interaksi Obat :
- Jika berinteraksi dengan klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah pada dosis
100 mg atau lebih
- Jika berinteraksi dengan β blocker dapat mengakibatkan hipertensi, peningkatan gula
darah, dan kerusakan sirkulasi perifer.
- Jika berinteraksi denga Ca- Chanel Blocker akan meningkatkan gula darah
3. Klorpropamid
Kontraindikasi :
Golongan sulfonilurea sebisa mungkin dihindari pada pasien insufisiensi hati dan ginjal,
serta pada porfiria. Golongan ini juga sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan
selama kehamilan hendaknya diganti dengan terapi insulin. Sulfonilurea dikontraindikasikan
jika terjadi ketoasidosis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia, reaksi
hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, serta flush hiperemis setelah ingesti alkohol pada
pasien dengan predisposisi genetis dan hiponatremia pengenceran. Umumnya efek samping
tergantung dosis, transien, yang sapat diatasi dengan penguragan dosis atau penghentian
obat.
Interaksi Obat :
- Klorpropamid dan dikumarol berinteraksi meningkatkan hipoglikemia
- Klorpropamid berinteraksi dengan kloramfenikol dapat menyebabkan hipoglikemia akut
- Jika berinteraksi dengan klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah pada dosis
100 mg atau lebih
- Klorpropamid berinteraksi dengan probenesid akan menyebabkan efek Klorpropamid
Generasi Kedua
1. Gliburid
Kontraindikasi :
Golongan sulfonilurea sebisa mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati, insufisiensi ginjal,
dan pada porfiria. Golongan ini juga sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan
selama kehamilan hendaknya diganti dengan terapi insulin. Sulfonilurea dikontraindikasikan
jika terjadi ketoasidosis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia, reaksi
hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, dan sedikit efek samping flushing setelah minum
alkohol serta meningkatkan klirens air bebas.
Interaksi Obat :
- Gliburid jika diinteraksikan dengan gemfibrozil akan meningkatkan efek hipoglikemia
- Jika berinteraksi dengan klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah pada dosis
100 mg atau lebih
- Jika berinteraksi dengan β blocker dapat mengakibatkan hipertensi, peningkatan gula
darah, dan kerusakan sirkulasi perifer.
2. Glipizid
Kontraindikasi :
Golongan sulfonilurea sebisa mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati, insufisiensi ginjal,
dan pada porfiria. Golongan ini juga sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan
selama kehamilan hendaknya diganti dengan terapi insulin. Sulfonilurea dikontraindikasikan
jika terjadi ketoasidosis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia (lebih rendah dari
gliburid), reaksi hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, pusing, serta mengantuk
Interaksi Obat :
- Jika berinteraksi dengan klorpromazin dapat meningkatkan kadar gula darah pada dosis
100 mg atau lebih
- Jika berinteraksi dengan β blocker dapat mengakibatkan hipertensi, peningkatan gula
darah, dan kerusakan sirkulasi perifer.
- Golongan sulfanilurea Jika berinteraksi dengan eritromisin dan sulfonamid dapat
meningkatlan efek hipoglikemia.
3. Glimepirid
Kontraindikasi :
Golongan sulfonilurea sebisa mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati, insufisiensi ginjal,
dan pada porfiria. Golongan ini juga sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan
selama kehamilan hendaknya diganti dengan terapi insulin. Sulfonilurea dikontraindikasikan
jika terjadi ketoasidosis.
Efek Samping :
Umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
diare dan konstipasi. Selain itu, dapat juga menyebabkan hipoglikomia, reaksi
hipersensitivitas, ganguan fungsi hati, ruam pada kulit dan kenaikan berat badan.
Interaksi Obat :
- Penggunaan bersamaan dengan miconazole oral bisa menyebabkan hipoglikemia berat
- Fluconazoe menghambat metabolisme glimepirid sehingga konsentrasi dalam plasma
meningkat
- Rifampin dapat menyebabkan penurunan konsentrasi plasma glimepirid yang dapat
menyebabkan memburuknya kontrol glikemik
- Pemakaian bersamaan bosentan bisa memicu masalah pda hati
- Pemakaian bersamaan tiazid dan diuretik lain dapat mengurangi efek hipoglikemik
BIGUANIDA
Metformin
METFORMIN
Kontraindikasi :
Pasien gangguan ginjal tidak boleh menggunakan metformin.
Penggunaan obat ini kontraindikasi pada pasien penyakit hati,
riwayat asidosis laktat (karena sebab apapun), gagal jantung yang
memerlukan terapi farmakologis, atau penyakit paru hipoksia kronis.
Obat ini harus dipertahankan sealam 48 jam setelah pemberian
medium kontras secara intravena. Obat ini tidak boleh diberikan
kembali hingga fungsi ginjal kembali normal.
Efek samping :
Efek samping yang muncul hingga pada 20% pasien, meliputi diare,
rasa tidak enak diperut, mual, rasa logam, dan anoreksia.
METFORMIN
Interaksi obat :
■ Alkohol dan bahan pewarna iodin, karena dapat meningkatkan risiko
asidosis laktik.
■ Diuretik thiazide, obatan-obatan golongan phenothiazine
(seperti chlorpromazine), kontrasepsi oral, vitamin B3, penghambat
kanal kalsium, kostikosteroid, atau isoniazid, karena dapat mempersulit
pengendalian kadar gula darah.
■ Obatan-obatan golongan sulfonylurea, karena dapat menimbulkan efek
tambahan.
■ Cimetidine dapat meningkatkan kadar metformin di dalam darah.
■ ACE inhibitor, karena dapat menurunkan kadar gula darah puasa, yaitu
kadar gula darah setelah pasien dipuasakan selama 8 jam.
MEGLITINIDA
Repaglinide dan nateglinide
MEGLITINIDA
Kontraindikasi :
- Diabetes tipe 1
- Ketoasidosis diabetikum
Hanya repaglinide
Efek samping :
Karena meglitinida merangsang sekresi insulin, mereka dapat menyebabkan gula darah rendah. Ketika meglitinid dipakai dengan obat diabetes lain, risiko gula darah rendah meningkat
BERAT BADAN
Dalam uji coba terkontrol plasebo, pasien yang meglitinid memiliki insiden infeksi saluran pernapasan atas (URI) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan plasebo.
MEGLITINIDA
Interaksi Obat :
Repaglinide
Gemfibrozil dapat meningkatkan kadar repaglinide dan tidak boleh dikonsumsi bersamaan
■ Clopidogrel (Plavix®)
Metabolit asil-β-glukuronida dari clopidogrel adalah penghambat kuat CYP2C8 Repaglinide adalah substrat CYP2C8 yang sensitif. Clopidogrel meningkatkan paparan repaglinide sebanyak 4 - 5 kali lipat. Repaglinide tidak boleh diberikan dengan clopidogrel Jika penggunaan secara bersamaan tidak dapat dihindari, lakukan repaglinide dengan dosis 0,5 mg sebelum makan dan titrasi berdasarkan gula darah.
Jangan melebihi 4 mg / hari. Ketika clopidogrel ditambahkan ke repaglinide, dosis repaglinide harus dikurangi menjadi tidak lebih dari 4 mg / hari
■ Siklosporin
Siklosporin meningkatkan kadar repaglinide. Jangan melebihi repaglinide 6 mg / hari jika diberikan bersamaan.
Induksi dan inhibitor CYP3A dapat memengaruhi kadar darah repaglinide. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan.
Induksi dan inhibitor CYP2C8 dapat memengaruhi level darah repaglinide. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan.
■ Inhibitor OATP
Nateglinide
■ Inhibitor dan penginduksi CYP2C9 - nateglinide adalah substrat sensitif CYP2C9. Inhibitor dan induktor CYP2C9 dapat memengaruhi paparan nateglinide.
GLITAZONE
Tioglitazone dan rosiglitazone
PIOGLITAZONE
PIOGLITAZONE
Kontraindikasi :
- Ketoasidosis diabetikum
Efek samping :
- Edema
- Fractures
Interaksi obat :
Inhibitor CYP2C8 (mis., Gemfibrozil) secara signifikan meningkatkan paparan (area di bawah kurva waktu konsentrasi
serum atau AUC) dan waktu paruh (t½) pioglitazone. Oleh karena itu, dosis maksimum yang disarankan adalah 15 mg
setiap hari jika digunakan dalam kombinasi dengan gemfibrozil atau penghambat CYP2C8 kuat lainnya
■ Induktor CYP2C8
Induser CYP2C8 (mis., Rifampisin) dapat secara signifikan mengurangi paparan (AUC) pioglitazone. Oleh karena itu,
jika penginduksi CYP2C8 dimulai atau dihentikan selama pengobatan dengan pioglitazone, perubahan dalam
pengobatan diabetes mungkin diperlukan berdasarkan respons klinis tanpa melebihi dosis harian maksimum yang
disarankan 45 mg untuk pioglitazone.
■ Topiramate
ROSIGLITAZONE
Kontraindikasi:
Inisiasi rosiglitazone pada pasien dengan gagal jantung New York Heart Association (NYHA) Kelas III atau IV dikontraindikasikan. Penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi
hipersensitivitas terhadap rosiglitazone atau salah satu bahan produk.
Efek samping:
■ Gagal Jantung
■ Busung
■ Berat badan
■ Efek hati
■ Edema Makula
■ Patah tulang
■ Efek Hematologi
■ Ovulasi
Interaksi obat:
Inhibitor CYP2C8 (mis., Gemfibrozil) dapat meningkatkan AUC rosiglitazone dan induser CYP2C8 (mis., Rifampisin) dapat menurunkan AUC rosiglitazone. Oleh karena itu, jika inhibitor atau
induser CYP2C8 dimulai atau dihentikan selama pengobatan dengan rosiglitazone, perubahan dalam pengobatan diabetes mungkin diperlukan berdasarkan respon klinis.
INHIBITOR ALFA-
GLUKOSIDASE
1. Akarbosa
Kontra Indikasi :
Pada wanita hamil, wanita menyusui, anak, inflammatory bowel disease,
obstruksi usus halus sebagian, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal,
hernia dan riwayat bedah perut.
Efek Samping :
Flatulensi, tinja lunak, diare, perut kembung dan nyeri, mual (jarang), reaksi
pada kulit, dan fungsi hati yang tidak normal.
Interaksi Obat :
-Penggunaan dengan cholestyramine dan neomycin meningkatkan resiko efek
samping akarbosa
- Penggunaan dengan obat antidiabetes lain dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia
-Penggunaan dengan obat adsorben saluran pencernaan dapat mengurangi
efektifitas akarbosa
2. Miglitol
Kontra Indikasi :
Pada wanita hamil, wanita menyusui, anak, inflammatory bowel disease,
obstruksi usus halus sebagian, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal,
hernia dan riwayat bedah perut.
Efek Samping :
Reaksi alergi (sulit bernafas, tenggorokan menyempit, bibir, lidah, atau wajah
membengkak, dan gatal-gatal. Efek lainnya yaitu, sakit perut, diare, kembung
serta ruam pada kulit
Interaksi Obat :
- Penggunaan miglitol dengan suplemen enzim pencernaan, seperti amilase,
protoase,lipase dapat mengurangi efek maglitol
- Penggunaan miglitol dengan obat diabetes oral lainnya dapat
mengakibatkan hipoglikemia
DIPEPTIDYL
PEPTIDASE INHIBITORS
IV (INHIBITOR DPP-4)
Sitagliptin, saxagliptin, dan vildagliptin membutuhkan
penyesuaian dosis pada pasien dengan gagal ginjal kronis.
Linagliptin terutama dihilangkan melalui sistem enterohepatik,
oleh karena itu tidak memerlukan penyesuaian dosis.
Efek samping DPP4 Inhibitor
■ Kontraindikasi : hipersensitif.
■ Interaksi obat : penggunaan bersama dengan diltiazem dan
ketokonazol meningkatkan bioavailabilitas saksagliptin serta
menurunkan metabolit aktifnya; penggunaan bersama
dengan rifampisin menurunkan bioavailabilitas saksagliptin;
Penggunaan bersama dengan sulfonilurea diperlukan
penyesuaian dosis karena dapat menyebabkan hipoglikemi
Vildagliptin
Efek samping:
Sangat umum (mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)
■ Tingkat glukosa darah rendah (hipoglikemia) pada orang juga
mengonsumsi obat sulphonylurea (lihat bagian peringatan di
atas).
■ Merasa sakit (ini biasanya terjadi saat suntikan Bydureon
dimulai, tapi ini biasanya membaik seiring berjalannya waktu).
■ Muntah.
■ Diare atau konstipasi.
■ Gatal di tempat suntikan.
Biasa (mempengaruhi antara 1 dari 10 dan 1 dari 100 orang)
■ Mengurangi nafsu makan.
■ Penurunan berat badan. Jika Anda menurunkan berat badan dengan cepat (lebih
dari 1.5kg per minggu), Anda harus berbicara dengan dokter Anda karena
penurunan berat badan yang cepat mungkin tidak baik untuk Anda.
■ Sakit kepala.
■ Pusing.
■ Merasa capek (kelelahan).
■ Kantuk
■ Gangguan pencernaan.
■ Asam surutnya.
■ Kelebihan gas di perut dan usus (perut kembung).
■ Nyeri perut atau kembung.
■ Meningkat berkeringat.
■ Merasa lemah.
■ Kemerahan atau ruam di tempat suntikan
Jarang (mempengaruhi antara 1 dari 100 dan 1 dari 1000 orang)
■ Rasa tidak biasa di mulut.
Efek samping:
■ Mual
■ Hipoglikemia
■ Muntah
■ Diare
■ Sakit kepala
■ Kegugupan dan
■ Sakit perut
Kontraindikasi
Hipersensitivitas, ketoasidosis diabetik, diabetes mellitus tipe 1,
diabetes mellitus tipe 2 yang menerima pengobatan dengan
insulin, kehamilan, menyusui
Interaksi
Eksenatid memperlambat pengosongan lambung sehingga dapat
mengurangi absorpsi obat lainnya dalam bentuk oral, konsumsi
obat oral 1 jam sebelum atau 4 jam sesudah penggunaan
eksenatid. Penggunaan bersama warfarin berpotensi
meningkatkan INR
Lyxumia (lixisenatide)
Efek samping:
Mual
Muntah
Sakit kepala
Diare
Trulicity
Efek Samping
Beberapa efek samping Trulicity mungkin termasuk mual, diare,
muntah, sakit perut, sakit perut, gula darah rendah, nafsu makan
menurun, pencernaan yang buruk, sembelit, gas atau kelelahan.
Kontraindikasi
Obat ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan diabetes tipe I,
ketoasidosis diabetik atau riwayat tumor tiroid ganas dan untuk
pasien dengan alergi terhadap salah satu komponen formula.
Interaksi Trulicity
Efek samping:
Mual, diare; hipoglikemia, anoreksia, penurunan nafsu makan, sakit kepala,
pusing, muntah, dispepsia, nyeri perut bagian atas, konstipasi, gastritis,
kembung, perut membesar (distensi abdomen), PRGE, rasa tidak enak pada
perut,
sakit gigi, gastroenteritis krn virus, eruktasi, infeksi saluran napas atas, bron
kitis, reaksi pada tempat inj, ruam kulit, peningkatan kecepatan denyut
jantung
Kontraindikasi:
Hipersensitivias
Interaksi obat:
Pantau INR secara sering pada pemberian bersama
dengan warfarin atau derivat kumarin lainnya
DAFTAR PUSTAKA
■ pionas.pom.go.id
■ Bertram G. Katzung. 2015. Farmakologi Dasar dan Klinik. 12th ed. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC
■ Goodman & Gilman, 2017, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Editor Joel. G. Hardman & Lee E. Limbird,
Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman, Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
■ Kristin, Erna. 2016. Dipeptidyl peptidase 4 (DPP-4) inhibitors for the treatment of type 2 diabetes mellitus.
IndonesiaJ Med Sci, Volume 48, No. 2. http://dx.doi.org/10.19106/JMedSci004802201606
■ https://www.straighthealthcare.com/meglitinides.html#di
■ https://www.rxlist.com/actos-drug.htm#side_effects
■ https://www.rxlist.com/avandia-drug.htm#side_effects
■ http://isep.sunpter.com/diabetes/pu-diabetes/bydureon-exenatide
■ https://www.diabetes.co.uk/diabetes-medication/diabetes-and-byetta.html
■ https://id.ahealthportal.com/98581-trulicity-treating-type-2-diabetes-remedy
■ https://www.farmasi-id.com/victoza/
Daftar Pustaka
■ https://www.webmd.com/drugs/2/drug-7716/liotironin-oral/details
■ https://www.drugbank.ca/drugs/DB00279
■ Scott-Moncrieff C. (2015). Canine and feline endocrinology (4th ed.).
Elsevier.
■ Sullivan K. (2009). Nurse's drug handbook (8th ed.). Jones and Bartlett
Publishers, LLC.
■ Fahlevie, Agiel, dan Tjahja Aryasa EM. 2017. Terapi Obat Untuk
Hipotiroidisme dan Hipertiroidisme.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/50ad33eccd2
69271ca585795f48cf2b4.pdf
■ Goodman & Gilman, 2017, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Editor
Joel. G. Hardman & Lee E. Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman
Gilman, Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Daftar pustaka
■ https://www.drugbank.ca/drugs/DB01583
■ https://www.rxlist.com/thyrolar-drug.htm
■ https://www.rxlist.com/nature-throid-drug.htm#medguide
■ https://www.allergan.com/assets/pdf/armourthyroid_pi