Adenocarcinoma vulva gejala yang ditimbulkan lebih berat, lebih nyeri,
menimbulkan immobilisasi, resisten terhadap kemoterapi, dan hasil
terapi pada umumnya kurang (4). Pasien ini mengalami immobilisasi lama lebih dari 3 bulan. Kemoterapi yang diberikan yaitu paxus carboplatin sebanyak 6 seri dengan respon terapi kecil. Kemoterapi bisa memberikan komplikasi berupa vaskulitis yang berisiko terjadinya DVT, yaitu sebesar 57%. Pemberian kemoterapi juga bisa menyebabkan trombositopenia lebih buruk Kejadian DVT pada pasien ini diinduksi oleh imobilisasi yang berkepanjangan selama 3 bulan yang disebabkan karena faktor nyeri dan letak kanker vulva di pangkal paha sehingga menyebabkan gerakan kaki pasien terbatas. Gerakan yang terbatas akan menjadi faktor predisposisi aliran darah yang lambat dan memudahkan terjadinya infeksi. Lambatnya aliran darah di vena kaki ke jantung akan terjadi sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya DVT pada ekstremitas inferior (3). DVT yang terjadi pada pasien ini menyebabkan trombosis lebih lanjut. Sehingga sumsum tulang tidak dapat mengimbangi penggunaan trombosit yang terjadi dan bersifat konsumtif ini sehingga menyebabkan terjadinya trombositopenia. Pemberian kemoterapi pada pasien ini juga dapat menekan trombosit lebih jauh sehingga pasien ini mutlak memerlukan konservasi trombosit (3). Pada pasien ini diberikan kemoterapi paxus carboplatin sebanyak 6 seri. Carboplatin diasosiasikan dengan kejadian efek toksik pada pembuluh darah, meliputi trombosis arteri dan vena (8). Mekanisme DVT yang berhubungan dengan kemoterapi meliputi peningkatan konsentrasi protein prokoagulan, penurunan konsentrasi antikoagulan natural, supresi aktivitas fibrinolitik, peningkatan aktivitas dan reaktivitas platelet, adesi neutrofil, pelepasan prokoagulan dan sitokin dari sel tumor (8). Trombositopenia terjadi pada 82% 10 pasien yang mendapat carboplatin saja dan 59% jika dikombinasi dengan paxus (12) Pada pasien ini pemberian enoxaparin terus diberikan walaupun terdapat adanya trombositopenia. Hal ini dikarenakan indikasi kuat terhadap efektivitas terapi antikoagulan dan untuk mencegah terjadinya kejadian emboli paru serta antikoagulan tidak memperberat terjadinya trombositopenia dan tidak menyebabkan perdarahan (17). Pemakaian enoxaparin lebih mudah diberikan dan tidak memerlukan pemantauan ketat seperti halnya pemakaian heparin standar Perbedaan hasil penanganan antara pemberian LMWH dengan UFH yang mendukung keunggulan LMWH. Karakteristik ini mencakup (18): 1. Angiogenesis neoplasma mungkin dapat dihambat lebih luas dengan penggunaan LMWH daripada UFH. 2. LMWH merangsang megakaryiposesis, yang dapat meredam trombositopenia yang disebabkan kemoterapi. 3. Efek aktivasi osteoklas lebih sedikit pada LMWH dibandingkan dengan UFH dan dengan demikian osteoporosis lebih sedikit terjadi. Problems P1: efektivitas pengobatan. X efek farmakologi sudah tepat untuk mengobati DVT P2: keamanan pengobatan. V albuterol memeiliki efek samping pada jantung padahal pasien memiliki riwayat penyakit angina, selain itu efek samping albuterol yang timbul tidak sesuai dengan keluhan saat datang berobat yaitu tegang, mual dan muntah. Sedangkan albuterol memiliki efek samping gemetar, jantung berdebar-debar, sakit kepala, mual atau muntah selain itu, albuterol umumnya(1-10%) memiliki efek samping takikardia, palpitasi dan pucat. Padahal pasien IP telah terdeteksi mengidap takikardia. P3: other. Harga albuterol termasuk sedang dengan 140 ribu rupiah untuk 200 kali pemakian. Causes C1: pemilihan obat.X pemilihan obat sudah tepat sebagai pengobatan COPD C2: bentuk obat.X bentuk obat albuterol sudah tepat dalam bentuk inhaler. C3: seleksi dosis.X jumlah dosis yang disebutkan sudah tepat. C4: durasi pengobatan.X lamanya pengobatan tidak disebutkan. C5: prescribing. C5.2: informasi yang dibutuhkan tidak tersedia V C6: proses penggunaan obat. X proses pengobatan tidak disebutkan. C7: terkait pasien: C8: pasien transfer related.X pasien tidak disebutkan dirawat inap. C9: other: C9.2:other cause, karena efek samping Interventions I 2.1: patient drug counseling I 2.2: written informed I 2.4: spoken to family member. I 4.1: other intervention: untuk mengurangi problem berupa efek samping mual dan muntah dapat dilakukan: Penambahan obat antiemetic, Self-hypnosis, relaksasi otot, biofeedback, citra terpandu, dan teknik "mindfulness" lainnya yang dapat membantu, akupuntur, minum minuman dingin yang bening dengan perlahan, makan makanan hambar atau coba mengunyah jahe. I 4.2: side effect reported to authorities untuk efek samping yang muncul namun jarang terjadi dapat diberi tahu kepada dokter atau tenaga kesahatan yang berwenang Penerimaan intervensi • A 3.1: untuk mengetahui penerimaan intervensi harus bertanya pada dokter atau pasien. Status DRP • O 2.1: status drp setengahnya terselesaikan akibat kurangnya persetujuan dokter dan pasien. http://dokter-medis.blogspot.com/2013/12/pengobatan-terapi-deep- vein-thrombosis.html https://dokumen.tips/documents/trombosis-pada-kanker.html