Anda di halaman 1dari 6

Antitiroid untuk Hipertiroid

Etiologi hipertiroid
• Penyakit Graves’ merupakan penyebab paling
umum hipertiroidisme. Sekitar 60%
hipertiroidism disebabkan oleh penyakt Graves’.
Tirotoksikosis dengan sendirinya adalah
diabetogenik. Variabel intoleransi glukosa dapat
terjadi hingga 50% dari pasien tirotoksokosis
dengan kejadian diabetes terjadi pada 2-3%,
ketika hipertiroid terjadi pada individu normal.
Perubahan metabolik mungkin terjadi sebagai
akibat dari hipertiroidisme dan berkontribusi
terhadap penurunan kontrol glikemik
patogenesis
• Patogenesis penyakit hipertiroid sampai sejauh ini belum diketahui
secara pasti. Diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan
dalam mekanisme tersebut. Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya,
penyakit Graves’ dikelompokkan ke dalam penyakit autoimun,
antara lain dengan ditemukannya antibodi terhadap reseptor TSH
(Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor Antibody /TSHR-Ab)
dengan kadar bervariasi. Pada penyakit Graves’, limfosit T
mengalami perangsangan terhadap antigen yang berada didalam
kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang limfosit B untuk
mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang
disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH didalam membran sel
tiroid sehingga akan merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid,
dikenal dengan TSH-R antibodi. Adanya antibodi didalam sirkulasi
darah mempunyai korelasi yang erat dengan aktivitas dan
kekambuhan penyakit. Mekanisme autoimunitas merupakan faktor
penting dalam patogenesis terjadinya hipertiroidisme, oftalmopati,
dan dermopati pada penyakit Graves’.
• Sel-sel tiroid mempunyai kemampuan bereaksi
dengan antigen diatas dan bila terangsang oleh
pengaruh sitokin (seperti interferon gamma) akan
mengekspresikan molekul-molekul permukaan
sel kelas II (MHC kelas II, seperti DR4) untuk
mempresentasikan antigen pada limfosit T.
• Virus yang menginfeksi sel-sel tiroid manusia
akan merangsang ekspresi DR4 pada permukaan
sel-sel folikel tiroid, diduga sebagai akibat
pengaruh sitokin (terutama interferon alfa).
Infeksi basil gram negatif Yersinia enterocolitica,
yang menyebabkan enterocolitis kronis, diduga
mempunyai reaksi silang dengan autoantigen
kelenjar tiroid.
• Antibodi terhadap Yersinia enterocolitica terbukti dapat bereaksi
silang dengan TSH-R antibodi pada membran sel tiroid yang dapat
mencetuskan episode akut penyakit Graves’. Asupan yodium yang
tinggi dapat meningkatkan kadar iodinated immunoglobulin yang
bersifat lebih imunogenik sehingga meningkatkan kecenderungan
untuk terjadinya penyakit tiroid autoimun.
• Terjadinya opthtalmopati Graves’ melibatkan limfosit sitotoksik
(killer cells) dan antibodi sitotoksik lain yang terangsang akibat
adanya antigen yang berhubungan dengan tiroglobulin atau TSH-R
pada fibroblast, otot-otot bola mata dan jaringan tiroid. Sitokin
yang terbentuk dari limfosit akan menyebabkan inflamasi fibroblast
dan miositis orbita, sehingga menyebabkan pembengkakan otot-
otot bola mata, proptosis dan diplopia.
• Dermopati Graves’ (miksedema pretibial) juga terjadi akibat
stimulasi sitokin didalam jaringan fibroblast didaerah pretibial yang
akan menyebabkan terjadinya akumulasi glikosaminoglikans..
Hormon tiroid mempengaruhi hampir seluruh sistem pada tubuh,
termasuk pada pertumbuhan dan perkembangan, fungsi otot,
fungsi Sistem Syaraf Simpatik, Sistem Kardiovaskular dan
metabolisme karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai