Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh semua orang dan
penting untuk kesehatan tubuh.Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lain.1
Kualitas dan durasi tidur yang cukup, dapat meningkatkan kualitas hidup, kesehatan
mental, dan kesehatan fisik.2 Pada kondisi tidur, tubuh melakukan proses pemulihan
untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.3
Kebutuhan tidur tidak hanya ditentukan durasi (kuantitas) tidur tetapi juga seberapa
dalam (kualitas) tidur. Tidur dikatakan baik dari segi kualitas maupun durasinya,
jika tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah
tidur (insomnia).4
Kurangnya kualitas dan durasi tidur dapat terjadi pada setiap tingkatan usia.
Kebutuhan tidur yang kurang, akan berdampak pada menurunnya kemampuan
untuk berkonsentrasi, membuat keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-
hari. Pelajar yang mengantuk dan lelah akibat kurang tidur akan mengalami
hambatan dalam proses belajar, gangguan memori, memecahkan masalah, dan
perubahan emosi. Hal ini menyebabkan konsentrasi belajar yang menurun dan
pencapaian nilai menjadi lebih rendah.1,4 Seseorang dengan durasi tidur yang cukup
akan menjadi lebih kreatif dan dapat membuat keputusan yang baik. Pelajar dengan
konsentrasi yang baik, dapat memperoleh hasil akademik yang memuaskan.5
Hasil akademik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal terdiri dari intelegensi, minat, bakat, motivasi, kualitas dan durasi tidur.
Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tidur
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil akademik, karena durasi tidur yang
kurang akan mengakibatkan seorang sulit mengendalikan emosi dan kurang
konsentrasi pada saat belajar.6

Universitas Tarumanagara 1
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sarfriyanda di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau, diperoleh hasil 53,33% orang memiliki jam tidur
yang cukup, dan terdapat 46,67% orang sisanya mempunyai kebiasaan tidur di atas
jam 12 malam. Kebiasaan para mahasiswa yang menyebabkan mereka tidur larut
malam beragam. Sebagian besar dari mereka memainkan telepon genggam sebelum
tidur, padahal di pagi harinya mereka harus bangun untuk melakukan aktivitas
perkuliahan. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kebugaran mahasiswa dalam
menjalani aktifitas perkuliahan, dan dapat berefek kepada konsentrasi serta
kemampuan dalam mengingat pelajaran di kampus. Kesimpulan pada penelitian ini
yaitu mahasiswa dengan durasi tidur yang kurang, pencapaian akademiknya cukup
memuaskan.2
Hasil penelitian yang dilakukan Fenny di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa (70,6%) memiliki waktu
tidur yang kurang. Dari penelitiannya juga diketahui bahwa mahasiswa dengan
durasi tidur yang kurang akan mengantuk disiang hari, merasa lelah dan
mempengaruhi suasana hati (mood) sehingga pencapaian akademiknya menjadi
kurang memuaskan.7 Menurut Eliasson, kurangnya waktu tidur pada mahasiswa
dapat menyebabkan nilai prestasi akademik yang kurang memuaskan disebabkan
oleh aktivitas perkuliahan yang padat.8
Mahasiswa kedokteran sering kali mengalami kurang tidur, karena beban
akademik yang berat. Padahal, tidur merupakan hal penting yang menentukan
performa seseorang dalam kegiatan sehari-hari dan merupakan salah satu faktor
yang menunjang prestasi akademik seseorang. Saat ini, masih terdapat variasi hasil
penelitian mengenai hubungan durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan
prestasi akademik dan hal serupa juga belum pernah diteliti di Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara (FK UNTAR). Semua hal tersebut menjadi dasar untuk
dilakukannya penelitian mengenai hubungan durasi tidur pada malam sebelum
ujian dengan pencapaian akademik.

Universitas Tarumanagara 2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
 Penelitian tentang durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan
pencapaian akademik belum pernah diteliti di FK Untar
1.2.2 Pertanyaan Masalah
 Berapa proporsi durasi tidur malam sebelum ujian pada mahasiswa FK
Untar?
 Berapa proporsi kelulusan mahasiswa FK Untar pada ujian tulis di blok?
 Apakah terdapat hubungan antara durasi tidur pada malam sebelum ujian
dengan hasil ujian tulis pada mahasiswa FK Untar?
1.3 Hipotesis Penelitian
 H0: Tidak terdapat hubungan antara durasi tidur malam sebelum ujian
dengan pencapaian akademik
 Ha: Adanya hubungan antara durasi tidur malam sebelum ujian dengan
pencapaian akademik
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Meningkatkan hasil akademik mahasiswa fakultas kedokteran dengan
memperhatikan durasi tidur pada malam sebelum ujian.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya proporsi durasi tidur malam sebelum ujian pada mahasiswa
FK Untar
2. Diketahuinya proporsi kelulusan mahasiswa FK Untar pada ujian tulis di
blok
3. Diketahuinya hubungan antara durasi tidur pada malam sebelum ujian
dengan hasil ujian tulis di blok pada mahasiswa FK Untar

Universitas Tarumanagara 3
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti dalam pendidikan kedokteran.
1.5.2 Manfaat bagi responden
Responden dapat mengetahui pentingnya durasi tidur yang cukup pada
malam sebelum ujian, sehingga responden dapat memodifikasi cara belajar
mereka.
1.5.3 Manfaat untuk institusi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyusun kebijakan terkait jadwal perkuliahan

Universitas Tarumanagara 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelusuran Literatur


2.1.1 Tidur
2.1.1.1 Definisi Tidur
Tidur didefinisikan sebagai keadaan tak sadar seseorang yang dapat dibangunkan
keambali dengan pemberian rangsangan sensorik.1.8 Tidur dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup dari segi kesehatan mental, dan kesehatan fisik.8 Tidur
adalah kegiatan yang dikaitkan dengan postur tubuh yang khas, seperti berbaring
dengan mata tertutup pada manusia yang ditandai dengan perubahan aktivitas
gelombang otak, pernapasan, detak jantung, suhu dan fungsi fisiologis lainnya.
Tidur dapat disimpulkan sebagai keadaan tak sadar seseorang seperti berbaring,
menutup mata dan perubahan aktivitas yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang dari segi mental dan kesehatan fisik.4

2.1.1.2 Fisiologi Tidur


Tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang
tidur bukan berarti susunan saraf pusatnya tidak aktif. Tidur dibagi menjadi dua
fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau rapid eye movement (REM) dan
pergerakan mata yang tidak cepat atau Non rapid eye movement (NREM). Tidur
diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium. Tahap satu seorang
akan mengalami tidur dangkal dan mudah terbangun karena adanya suara atau
gangguan lainnya. Tahap dua biasanya berlangsung selama 10-25 menit. Tahap tiga
tahap yang lebih dalam dari tahap satu dan dua dimana individu sulit dibangunkan,
dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat segera menyesuaikan diri dan
sering merasa bingung selama beberapa menit. tahap empat adalah seseorang yang
sulit dibangunkan atau tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat lambat dan
aliran darah diarahkan jauh dari otak, untuk memulihkan energi fisik.9

Universitas Tarumanagara 5
2.1.1.3 Kualitas dan Durasi Tidur
Kualitas tidur adalah upaya seseorang dalam memulai dan mempertahankan tidur,
durasi tidur dan perasan segar saat bangun tidur.10.11 Kualitas tidur memiliki
beberapa aspek seperti lamanya tidur, frekuensi terbangun, kedalaman dan
kepuasan tidur. Kualitas tidur yang baik untuk tubuh akan memiliki dampak positif
pada kesehatan. Sedangkan, kualitas tidur yang buruk akan memperlihatkan
perasaan lelah, gelisah, lesu, kehitaman sekitar mata, mengantuk, dan sakit
kepala.1.11
Durasi tidur adalah lamanya tidur rata-rata dalam 24 jam. National Sleep
Foundation (NSF) melakukan penelitian tentang tidur pada berbagai tahap
kehidupan yang dipublikasi di sleep health:12
1. Bayi (0-3 bulan) : 14-17 jam/hari
2. Bayi (4-11 bulan) : 12-15 jam/hari
3. Balita (1-2 tahun) : 11-14 jam/hari
4. Prasekolah (3-5 tahun) : 10-13 jam/hari
5. usia sekolah (9-11 tahun) : 9-11 jam/hari
6. remaja (14-17 tahun) : 8-10 jam/hari
7. Orang dewasa muda (18-25tahun) :7-9 jam/hari
8. Dewasa (26-64 tahun) : 7- 9 jam/hari

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur


Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan durasi tidur yaitu:6
1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri dan ketidak nyamanan fisik yang
mengakibatkan masalah tidur pada seseorang. Contohnya: pada gangguan
drainase sinus, seseorang akan kesulitan bernapas sehingga sulit untuk tidur
2. Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi lelapnya tidur seseorang. Ukuran,
kenyamanan dan posisi tempat tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur. Suara
juga dapat mempengaruhi tidur karena untuk mendapatkan tidur yang nyenyak,
dibutuhkan adanya ketenangan.

Universitas Tarumanagara 6
3. Latihan fisik dan kelelahan
Seseorang yang melakukan olahraga di siang hari akan mudah tertidur di
malam harinya. Kelelahan yang berlebihan dan stres akibat kerja akan membuat
sulit tidur.
4. Giliran Kerja
Individu yang bekerja bergantian / memiliki giliran kerja mempunyai
kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
5. Obat-obatan dan zat-zat kimia
Beberapa obat memiliki efek samping mengantuk namun juga ada yang
menimbulkan insomnia. Nikotin dalam jumlah banyak, dapat menyebabkan
agitasi. Perokok dengan kerusakan permanen di paru-paru akan mengalami sulit
bernapas, sehingga akan terganggu tidurnya.
Seseorang yang minum alkohol dalam jumlah banyak sering mengalami
gangguan tidur. Alkohol yang berlebihan dapat mengganggu tidur REM dan
orang yang mengonsumsi alkohol juga sering mengalami mimpi buruk.
6. Diet dan kalori
Makan makanan berat pada malam hari akan mengganggu waktu tidur
karena makanan tersebut lambat dicerna.
7. Stres dan emosi
Kecemasan dan depresi yang terjadi secara terus menerus dapat
mengganggu tidur. Cemas dapat meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah
melalui stimulasisistem saraf simpatik.

Universitas Tarumanagara 7
2.1.2 Pencapaian Akademik
2.1.2.1 Definisi Pencapaian Akademik
Pencapaian akademik merupakan hasil kinerja peserta didik dengan aspek kognitif,
contohnya: berhitung, keaksaraan, sains, sejarah.13
2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi Pencapaian akademik

1. faktor internal
faktor internal adalah kondisi dan kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran, yang terdiri dari:6
 Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan memahami, berfikir secara rasional dan
menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan
tantangan. Intelegensi terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.
 Minat
Minat adalah kegiatan yang diinginkan sendiri tanpa adanya paksaan dari
orang lain atau kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu dan biasanya
disertai dengan perasaan senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya.
 Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang dibawanya sejak lahir. Bakat
merupakan kemampuan manusia untuk melakukan kegiatan dan sudah ada
sejak manusia itu ada.
 Motivasi
Motivasi adalah tekad yang terkuat untuk melaksanakan kegiatan dengan
sungguh-sungguh, dan penuh semangat. Motivasi merupakan suatu energy
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya keinginan dan
tindakan untuk mencapai tujuan.

Universitas Tarumanagara 8
 Tidur
Durasi tidur yang kurang, berdampak negative terhadap aspek memori dan
konsentrasi. Kelompok yang paling tinggi resikonya untuk terkena
gangguan tidur yaitu mahasiswa terutama mahasiswa di fakultas
kedokteran. Hal ini disebabkan ileh aktivitas perkuliahan yang padat.8
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah aspek lingkungan luar seseorang yang menentukan hasil
belajar, faktor eksternal tersebut terdiri dari:
 Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Orang tua memberikan
dukungan dan perhatian yang sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
prestasi anak. Salah satu perhatian yang diberikan terhadap anak adalah
mengingatkan anaknya belajar dengan rajin.
Suasana rumah yang tenang dan harmonis antar anggota keluarga membuat
seseorang anak betah untuk belajar dirumah. Suasana yang nyaman akan
memberi pengaruh yang baik untuk prestasi anak. Suasana rumah yang
ramai, sering terjadi ketegangan dan pertengkaran membuat seorang anak
kurang berkonsentrasi dalam belajar. Hal ini, menyebabkan prestasi anak
akan menurun. Keadaan ekonomi orang tua yang serba kekurangan akan
menghambat kemajuan seseorang dalam belajar karena banyak kebutuhan
belajar karena banyak kebutuhan belajar yang tidak terpenuhi.
 Faktor lingkungan sekolah
Guru, sarana pasarana, dan kurikulum dapat mempengaruhi pencapaian
akademik seseorang. Cara mengajar seorang guru juga berpengaruh
terhadap keberhasilan peserta didiknya. Guru yang menyampaikan materi
dengan kurang jelas akan membuat peserta didiknya kurang mampu
memahami materi pembelajaran. Media pengajaran akan memperlancar
penerimaan materi yang diberikan. Kondisi gedung yang kokoh dan
memenuhi syarat kesehatan yang baik (ventilasi udara yang baik, sinar

Universitas Tarumanagara 9
matahari dapat masuk, penerangan yang cukup) akan mencipatkan suasana
yang nyaman untuk belajar.
 Faktor lingkungan masyarakat
Media massa (bioskop, radio, televise, surat kabar, dan majalah) dapat
memberi dampak positif dan negarif terhadap pembelajaran peserta didik.
Teman sebaya juga dapat memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan
pembelajaran seseorang.
2.2 Hubungan durasi tidur pada malam hari sebelum ujian dengan hasil
ujian tulis
Proses fisiologis sangat penting untuk hidup. Tahap-tahap tidur mempengaruhi
seberapa nyenyak seseorang tertidur. Durasi tidur menurut umur juga penting
karenaberpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang.2.10.11Faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap durasi tidur adalah kafein. Kafein membuat seseorang
menjadi tetap terjaga karena menghambat fase gelombang lambat dan tidur
REM.Kafein juga membuat tidur seseorang kurang nyenyak karena sering
terbangun setiap malam.2
Sebuah penelitian yang dilakukan di Hongkong menunjukkan rerata durasi
tidur murid SD di Hongkong adalah 8,79 jam. Hal ini jauh di bawah rerata durasi
tidur dari murid SD di Amerika yang rerata durasi tidurnya adalah 10 jam. Pada
penelitian tentang pola tidur pada 3.000 anak, murid dengan nilai yang kurang baik
dilaporkan tidur larut malam. Pada mereka yang mengalami durasi tidur yang
kurang, risiko untuk tidak lulus meningkat sebanyak 2 kali lipat dibanding mereka
yang mempunyai durasi tidur yang cukup.13
Penelitian mengenai durasi tidur malam sebelum ujian dengan pencapaian
akademik pernah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya (FKUAJ). Peneliti tersebut diikuti oleh 20 orang responden dan
diketahui bahwa durasi tidur malam tersingkat adalah 4,2 jam, terpanjang 7 jam,
rerata 5,91, dan standar deviasi 0,82. Nilai ujian tengah blok di Blok Reproduksi
berkolerasi positif dengan durasi tidur malam sebelum ujiandengan nilai r = 0,810.
Hasil tersebut menandakan adanya hubungan yang signifikan antara durasi tidur

Universitas Tarumanagara 10
malam sebelum ujian dan nilai ujian tengahblok di Blok Reproduksi pada
mahasiswa FKUAJ angkatan 2010.13
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eliasson menunjukkan bahwa peserta
didik dengan hasil IPK tertinggi memiliki waktu tidur yang lebih awal dan bangun
yang lebih awal.12 Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh fenny di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa memiliki durasi tidur yang kurang akan mengantuk disiang hari,
merasa lelah dan mempengaruhi suasana hati (mood) sehingga menghasilkan
pencapaian akademik yang cukup yang kurang memuaskan.7

2.3 KerangkaTeori

Faktor Faktor yang Faktor  Intelegensi


eksternal mempengaruhi internal  Minat
 Bakat
 Motivasi

 Keluarga  tidur
 Sekolah
 masyarakat
Pencapaian kualitas
akademik
kuantitas

2.4 Kerangka Konsep

Durasi tidur Pencapaian


Mahasiswa FK UNTAR
pada malam akademik
sebelum ujian

Universitas Tarumanagara 11
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian dengan desain cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian: FK Universitas Tarumanagara
Waktu penelitian: September – Desember 2018

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi target:
Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran
3.3.2 Populasi terjangkau:
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara
3.3.3 Subjek penelitian:
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang
melaksanakan ujian tulis blok hepatobilier tahun 2018 dan memenuhi kriteria
inklusi.

Universitas Tarumanagara 12
3.4 Perkiraan Besar Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

z ∝ √2PQ ± Zβ√P1Q1 + P2𝑄2 2


𝑛1 = 𝑛2 = { }
(𝑃1 − 𝑝2)
Keterangan:
z∝ : deviate baku alfa (1,96)
zβ : deviate baku beta (0,842)
p1 : 0,359
p2 : 0,259
Q1 : 1-p1
: 1-0,359
: 0,641
P : ½ (p1+p2)
: ½ (0,359+0,259)
: 0,618
Q : 1-P
: 1-0.618
: 0,382
Q2 : 1-p2
: 1-0,259
: 0,741

Apabila seluruh nilai di atas dimasukan kedalam rumus akan diperoleh


sebagai berikut:
𝑛1 = 𝑛2
1,96√2x0,618x0,382 ± 0,842√(0,359x0,641 + 0,259x0,741) 2
={ }
(0,359 − 0,259)

Jadi, besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah orang
229 orang

Universitas Tarumanagara 13
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi:
 Mahasiswa FK Untar yang aktif kuliah dan sedang menjalani ujian tulis
blok hepatobilier
3.5.2 Kriteria Eksklusi:
 Mahasiswa FK Untar yang sedang menjalani ujian blok hepatobilier
menolak mengisi informed consent

3.6 Cara kerja / Prosedur Kerja Penelitian


3.6.1 Alokasi subyek
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara yang sedang menjalani ujian blok Hepatolobilier.
3.6.2 Pengukuran dan intervensi
Responden akan mengisi informed consent dan diberi arahan mengisi
kuesioner. Pengukuran menggunakan kuesioner singkat.

3.7 Variabel Penelitian


3.7.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah durasi tidur mahasiswa pada
malam sebelum ujian.
3.7.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencapaian akademik.

Universitas Tarumanagara 14
3.8 Definisi Operasional
 Durasi tidur pada malam sebelum ujian
Definisi: Jumlah tidur mahasiswa pada malam sebelum ujian tulis di blok
Cara ukur: Mengisi Kuesioner
Alat ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Cukup apabila >7 jam dan kurang apabila <7jam
Skala ukur: data kategorik skala ordinal

 Pencapaian akademik
Definisi: hasil belajar mahasiswa dalam blok, yang diukur dengan nilai pada
ujian tulis
Cara ukur: Analisis dokumen
Alat ukur: Dokumen Hasil Ujian
Hasil ukur: Lulus apabila nilai ujian>56,00 dan tidak lulus apabila nilai
ujian<56,00
Skala ukur: Data kategorik skala nominal
3.9 Instrumen Penelitian
Kuesioner yang menilai faktor yang berhubungan dengan prestasi akademik
dan durasi tidur

3.10 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh
secara langsung dari responden, yaitu mahasiswa FK Untar dengan
melakukan pengisian kuesioner.

3.11 Analisis Data


Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan software
analisis statistik. Jenis analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis univariat dan bivariat. Analisi bivariate dilakukan untuk mengetahui
hubungan durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan pencapaian
akademik pada responden.

Universitas Tarumanagara 15
3.12 Alur Penelitian

Penyusunan Proposal Penelitian

Mengajukan surat ijin penelitian

Validasi kuesioner:
1. Informed consent responden
2. Pengisian kuesioner
3. Analisis uji validitas kuesioner
4. Kuesioner siap digunakan

Pengumpulan mahasiswa FK UNTAR

Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Pemberian informed consent


Tidak
diikutsertakan

Wawancara dan pengisian kuesioner

Pengumpulan data

Analisis data

Penyusunan laporan

Universitas Tarumanagara 16
3.13. Jadwal Penelitian

Semester 5 Semester 7

Ags - Nov Ags - Nov Jan 2019


2017 2018

Penyusunan
proposal

Pengumpulan
proposal

Perizinan
lokasi
penelitian

Pengambilan
dan analisis
data

Penyusunan
skripsi

Pengumpulan
skripsi

Sidang skripsi

Universitas Tarumanagara 17
BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden


Penelitian ini melibatkan 204 responden yang sedang mengikuti blok sistem
hepatobilier dengan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 4.1karakteristik responden
Karakteristik Jumlah persentase mean ±SD Median
(Min; max)
Jenis
Kelamin
Laki-Laki 54 26,5%
Perempuan 150 73,5%
Umur 20,05 0,872 20,00(17;23)
17 1 0,5%
18 4 2,0%
19 33 16,2%
20 129 63,2%
21 22 10,8%
22 12 5,9%
23 3 1,5%
Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak, 150 orang
(73,5%). Usia rerata responden adalah 20 tahun, dengan usia termuda 17 tahun dan
usia tertua 23 tahun.

Universitas Tarumanagara 18
4.2 Durasi Tidur Malam Sebelum Ujian dan Pencapaian Akademik
Responden
Tabel 4.2.1 Durasi Tidur Malam Sebelum Ujian
Jumlah Persentase
Kurang 186 91,2%
Cukup 18 8,8%
Responden mayoritas mengalami kurang tidur pada malam sebelum ujian, yaitu
sebanyak 186 orang (91,2%) dan responden yang cukup tidur sebanyak 18 orang
(8,8%).
Tabel 4.2.2 Pencapaian Akademik
Jumlah Persentase
Lulus 178 87,3%
Tidak Lulus 26 12,7%
Pencapaian akademik dinilai dengan kelulusan ujian tulis 2 blok sistem
hepatobillier. Pada ujian tersebut 178 orang(87,3%) lulus dan selebihnya 26 orang
(12,7%) tidak lulus.
Tabel 4.2.3 Hubungan Durasi Tidur Malam Sebelum Ujian dan Pencapaian
Akademik
Hasil
Tidak Lulus Total PR Nilai P
Lulus
Durasi Kurang 25 161 186 2,44 0,479
Cukup 1 17 18
Total 26 178 204
Prevalence risk durasi tidur terhadap nilai ujian adalah 2,44, yang berarti
mahasiswa yang kurang tidur lebih berisiko 2,44 kali memperoleh hasil ujian tulis
yang kurang memuaskan dibandingkan mahasiswa yang cukup tidur. Pengolahan
data menggunakan uji fisher karena tidak memenuhi syarat menggunakan uji chi
square. Hasil dari uji fisher menunjukkan nilai significancy adalah 0,479 yang
berarti tidak terdapat hubungan secara statistik antara durasi tidur malam sebelum

Universitas Tarumanagara 19
ujian dengan pencapaian akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara

Tabel 4.3 Faktor-Faktor Lain Terkait Pencapaian Akademik


Faktor Jumlah Presentase
Mengantuk saat ujian
Ya 67 32,8%
Tidak mengantuk 137 67,2%
Kenyamanan tempat belajar
dikampus
Ya 169 82,8%
Tidak 3 17,2%
Kenyamanan tempat belajar
di luar kampus
Ya 198 97,1%
Tidak 6 2,9%
Kecukupan ekonomi
Cukup 203 99,5%
Kurang 1 0,5%
Motivasi
Ya 188 92,2%
Tidak 16 7,8%
Sebagian besar Responden, 137 orang (67,2%) tidak mengantuk selama ujian
berlangsung. Mayoritas responden, 169 orang (82,2%) menilai tempat belajar
dikampus nyaman. Kenyamanan tempat belajar diluar kampus dinilai nyaman oleh
sebagian besar responden yaitu sebanyak 198 orang (97,1%). Responden yang
ekonominya cukup yaitu sebanyak 203 orang (99,5%).Responden yang termotivasi
belajar untuk ujian tulis ini yaitu sebanyak 188 orang (92,2%).

Universitas Tarumanagara 20
Tabel 4.3.1 Hubungan Antara Mengantuk Dengan Pencapaian Akademik
Nilai
Tidak Lulus Lulus Total
Mengantuk Tidak 17 120 137
Ya 9 58 67
Total 26 178 204
Prevalence risk mengantuk terhadap nilai ujian adalah 3,862 berarti mahasiwa yang
mengantuk lebih beresiko 3,862 kali memperoleh hasil ujian tulis yang kurang
memuaskan dibandingkan mahasiswa yang tidak mengantuk. Pengelolahan data
menggunakan uji fisher karena tidak memenuhi syarat menggunakan chi square.
Hasil dari uji fisher menunjukkan nilai significancy adalah 0,826 yang berarti tidak
terdapat hubungan antara mengantuk dengan pencapaian akademik pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.

Tabel 4.3.2Hubungan Anatara Kenyamanan Tempat Belajar di kampus


Dengan Pencapaian Akademik
Nilai
Tidak Lulus Lulus Total
Di kampus Tidak 7 28 35
Ya 19 150 169
Total 26 178 204
Prevalence risk kenyamanan tempat belajar dikampus terhadap nilai ujian adalah
0,0763 berarti mahasiwa yang kenyamanan tempat belajar dikampus lebih beresiko
0,0763 kali memperoleh hasil ujian tulis. Pengelolahan data menggunakan uji fisher
karena tidak memenuhi syarat menggunakan chi square. Hasil dari uji fisher
menunjukkan nilai significancy adalah 0,168 yang berarti tidak terdapat hubungan
antara kenyamanan tempat belajar dikampus dengan pencapaian akademik pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Universitas Tarumanagara 21
Tabel 4.3.3 Hubungan Antara Kenyaman Tempat Belajar di Luar Kampus
Dengan Pencapaian Akademik
Nilai
Tidak Lulus Total
Lulus
Di luar kampus Tidak 0 6 6
Ya 26 172 198
Total 26 178 204
Prevalence risk kenyamanan tempat belajar di luar kampus terhadap nilai ujian
adalah 0 berarti mahasiwa yang kenyamanan tempat belajar dikampus tidak
memiliki resiko. Pengelolahan data menggunakan uji fisher karena tidak memenuhi
syarat menggunakan chi square. Hasil dari uji fisher menunjukkan nilai significancy
adalah 1,00 yang berarti tidak terdapat hubungan antara kenyamanan tempat belajar
di luar kampus dengan pencapaian akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
Tabel 4.3.4 Hubungan Antara Kecukupan Ekonomi Dengan Pencapaian
Akademik
Nilai
Tidak Lulus Lulus Total
Ekonomi Tidak 1 0 1
Ya 25 178 203
Total 26 178 204
Prevalence risk ekonomi terhadap nilai ujian adalah 0,127 berarti mahasiwa yang
kekurangan ekonomi lebih beresiko 0,127 kali memperoleh hasil ujian tulis yang
kurang memuaskan. Pengelolahan data menggunakan uji fisher karena tidak
memenuhi syarat menggunakan chi square. Hasil dari uji fisher menunjukkan nilai
significancy adalah 0,127 yang berarti tidak terdapat hubungan antara ekonomi
dengan pencapaian akademik pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas
tarumanagara

Universitas Tarumanagara 22
Tabel 4.3.5 Hubungan Antara Motivasi Dengan Pencapaian Akademik
Nilai
Tidak Lulus Lulus Total
Motivasi Tidak 6 10 16
Ya 20 168 188
Total 26 178 204
Prevalence risk ekonomi terhadap nilai ujian adalah 0,0255 berarti mahasiwa yang
kekurangan emotivasi lebih beresiko 0,0255 kali memperoleh hasil ujian tulis yang
kurang memuaskan. Pengelolahan data menggunakan uji chi square menunjukkan
nilai significancy adalah 0,002 yang berarti terdapat hubungan antara motivasi
dengan pencapaian akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara

Universitas Tarumanagara 23
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Temuan penelitian


5.1.1 Hubungan Durasi Tidur pada Malam Sebelum Ujian dan Pencapaian
Akademik
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara durasi
tidur malam sebelum ujian dengan hasil ujian tulis (p = 0,479). Penelitian yang
dilakukan oleh Fridayana pada mahasiswa kedokteran praklinik Universitas
Tanjungpura tidak terdapat hubungan yang bermakna antara proporsi kuantitas
tidur dengan nilai modul (p=0,197). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aini N, yaitu tidak ada hubungan antara pola tidur dengan prestasi
belajar siswa SMA di Medan. Penelitian yang dilakukan Rasyid pada mahasiswa
kedokteran usia 17-22 tahun juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kuantitas tidur dan daya ingat (p=0,926) serta tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara kuantitas tidur dengan tingkat konsentrasi
(p=0,084).
Hasil penelitian ini yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara durasi
tidur malam sebelum ujian dengan pencapaian akademik dapat disebabkan karena
karena manfaat tidur tidak hanya ditentukan oleh durasinya saja tetapi juga oleh
kualitasnya. Kondisi kurang tidur banyak ditemui dikalangan dewasa muda
terutama mahasiswa yang nantinya bisa menimbulkan efek, seperti berkurangnya
konsentrasi belajar dan gangguan kesehatan. Proses belajar tidak berjalan dengan
baik apabila kurang konsentrasi sehingga kemungkinan besar tidak dapat
menyerap, menyimpan, dan mengingat kembali informasi dengan baik. Penelitian
Listiani, menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan tidur pada
malam hari akan merasa lelah dan merasa mengantuk pada saat siang hari sehingga
tidak konsentrasi dalam belajar dan menyebabkan nilai menurun. Keluhan inilah
yang nantinya dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang akan berdampak pada
prestasi belajar mahasiswa.2

Universitas Tarumanagara 24
Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami
kurang tidur pada malam sebelum ujian. Hal ini dapat disebabkan karena mereka
berusaha untuk belajar lebih daripada biasanya. Setiap orang memiliki jam biologis
yang berbeda-beda. Mereka yang memasuki usia 20 tahun, umumnya akan sulit
untuk tidur karena pada usia remaja sampai dewasa muda, mempunyai jam biologis
yang berbeda dibandingkan jam tidur lainnya. Remaja dan dewasa muda ketika jam
10 malam, pikirannya justru dalam keadaan segar dan penuh kreativitas. Seorang
dewasa muda tidur lewat jam tengah malam hal ini adalah normal karena
mahasiswa yang akan mengikuti ujian akan terjadi peningkatan faktor stress.
Kebiasaan membaca sampai larut malam sebelum ujian tidak dapat dihindari untuk
mempertahankan nilai. Hal itu dapat berpengaruh negatif dengan kualitas tidur
salah satunya berpengaruh kesistem saraf sehingga berdampak terhadap memori
dan kemampuan belajar tidak dapat berjalan dengan baik jika kualitas tidur kurang
baik. 7.14.15
Pada penelitian ini didapatkan walaupun durasi tidur kurang tetapi
mayoritas responden tidak merasa mengantuk pada saat ujian. Selain itu juga
ditemukan adanya persepsi mahasiswa bahwa dirinya termotivasi berhubungan
dengan hasil ujian. Perasaan terhadap motivasi ini tampak dapat membuat
mahasiswa merasa tidak mengantuk walaupun kurang tidur. Adanya motivasi yang
tinggi dari diharapkan mampu menggerakkan minat bukan hanya sebagai tuntutan
namun juga merupakan kebutuhan bagi dirinya dalam belajar diperlukan adanyan
motivasi.17 Motivasi memiliki peran penting dalam belajar yaitu menentukan hal-
hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai, menetukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menetukan
ketekunan belajar. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi
perasaan lelah seseorang. Sebaliknya perasaan bosan atau tidak adanya motivasi
untuk terjaga sering kali dapat menyebabkan mengantuk.17

Universitas Tarumanagara 25
Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil ujian yaitu, kenyamanan dan
ekonomi. Mayoritas pada penelitian ini memiliki status ekonomi yang baik. Faktor
ekonomi berpengaruh terhadap pencapaian akademik dalam hal kecukupan fasilitas
belajar. Status ekonomi orang tua rendah tidak dapat memenuhi semua fasilitas
belajar mahasiswa sedangkan yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi tinggi
semua fasilitas belajarnya terpenuhi sehingga mereka memiliki motivasi untuk
belajar yang lebih baik. Adanya fasilitas belajar yang memadai akan mendorong
mereka untuk berkonsentrasi dalam belajar dan dapat mencapai cita-cita. Selain itu,
mereka juga mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan apabila tidak ada
sarananya.18
Pada penelitian responden menilai kenyamanan belajar di luar maupun di
dalam kampus adalah baik. Suasana belajar yang berkaitan dengan kondisi gedung,
tata ruang, alat-alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Sarana dan
prasarana kelas juga harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi
di ruang kelas. Ruangan kelas juga harus bersih dan tidak ada bau-bauan yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar.

5.2 keterbatasan penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantara yaitu
1. Jumlah sampel yang diperoleh saat penelitian kurang dari yang
direncanakan hal ini disebabkan beberapa mahasiswa tidak bersedia.
2. Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian akademik belum
dinilai, menggunakan kuesioner baku dan sudah divalidasi

Universitas Tarumanagara 26
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Penelitian


Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara mayoritas
mengalami kurang tidur pada malam sebelum ujian, yaitu sebanyak 186
orang (91,2%) dan responden yang cukup tidur sebanyak 18 orang (8,8%).
2. Mahasiswa yang lulus ujian tulis 2 blok hepatobilier yaitu sebanyak 178
orang (87,3%) dan sisanya yang tidak lulus sebanyak 26 orang (12,7%)
3. Tidak didapatkan hubungan secara statistik antara durasi tidur malam
sebelum ujian dengan prestasi akademik fakultas kedokteran universitas
tarumanagara dengan nilai p=0,479. Selain itu didapatkan PR=2,44 yang
berarti mahasiswa yang kurang tidur lebih berisiko 2,44 kali memperoleh
hasil ujian tulis yang kurang memuaskan dibandingkan mahasiswa yang
cukup tidur
6.2 Saran Penelitian
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas, maka penelitian
memberi saran sebagai berikut:
1. Bagi pada mahasiswa
Mahasiswa, disarankan agar belajar dengan baik selama pembelajaran blok
berlangsung dan tidak menunggu hingga akan ujian datang. Manajemen waktu yang
baik diperlukan untuk mengatur belajar tersebut dengan membuat skala prioritas.
2. Bagi institusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa institusi sudah melengkapi proses
pembelajaran mahasiswa dengan lingkungan pembelajaran yang baik. Masukan
bagi institusi yaitu agar mempertahakan hal yang sudah baik tesebut supaya
mahasiswa tetap merasa termotivasi untuk belajar.

Universitas Tarumanagara 27
3. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, disarankan agar skala penelitian dapat diperbesar
dengan menambah jumlah subjek penelitian, meneliti faktor lain yang dapat
mempengaruhi pencapaian akademik dengan menggunakan kuesioner yang baku
dan sudah di validasi.

Universitas Tarumanagara 28
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton AC, Hall JE. Texbook of medical physiology. Edisi ke-11.


Philadelphia: Elsevier Saunders; 2007.
2. Jaka S, Darwin Karim, Ari P Dewi. Hubungan antara kualitas tidur dan
kuantitas tidur dengan prestasi belajar mahasiswa. 2015 (JOM vol. 2 No. 2,
oktober 2015) available from:
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8282
3. Hanafi N, Nadjmir, Hardisman. Hubungan tidur dengan prestasi akademik
mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2010 FK universitas
Andalas: Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/477
4. Harvard Medical School. External Factors that Influence Sleep. 2007.
Available from :
http://healthysleep.med.harvard.edu/healthy/science/how/external-factors
5. Galih Theodora. Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada siswi
fatherless yang berprestasi. 2017. Available from:
https://repository.usd.ac.id/11937/2/129114102_full.pdf
6. Kadek N. Pengaruh tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Akademik Siswa Kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. (online).
Available from:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Art
ikel_10504121.pdf
7. Fenny, supriatmo. Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tdur dengan Prestasi
Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Available from:
https://jurnal.ugm.ac.id/jpki/article/viewFile/25373/16243
8. A.H Eliasson. Early to bed, early to rise! Sleep habits and academic
performance in college students.2015. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19603214
9. National Institutes of Health. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An
Umet Public Health Problem.2006. Available from:

Universitas Tarumanagara 29
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19956/
10. Marc D. Gellman, J. Rick Tuner. Encyclopedia of Mehavior Medicine.
Available from:
https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-1-4419-
1005-9_849
11. Allison G. Harvey, PHD, Stinson Kathleen, BA. Thesubjective Meaning of
Sleep Quality: A Comparison of IndividualsWith and Without Insomnia.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2276747/
12. National Sleep Foundation Recommends New Sleep Times.(updated 2015
Feb 2).Available from: https://sleepfoundation.org/press-release/national-
sleep-foundation-recommends-new-sleep-times
13. Arieselia Zita, Effendi Effendi. Hubungan Durasi Tidur Malam dengan
Nilai Ujian Mid Blok Reproduksi Mahasiswa Angkatan 2010 di Fakultas
Kedokteran Unika Atmajaya. Vol 13. No 1 Februari 2014: hlm 33-38.
Available from :
http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/206
14. Zafirah, Natasyah Hana. Hubungan Antara Kualitas Tidur Terhadap Hasil
Belajar Blok Emergency Medicine Mahasiswa Angkatan 2013 Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2017.
Available from :
http://digilib.unila.ac.id/25345/19/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PE
MBAHASAN.pdf
15. Setyowati,et al. Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Kestabilan Emosi
dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Aktif Paduan Suara Voca Erudita
UNS. Available from :
file:///C:/Users/Nur%20Indah%20Safitri/Downloads/104-322-1-
PB%20(2).pdf
16. http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTQ
5ODAwY2NjYjRmYmVjMTU3YmU0YmZkMjE0MmQ2YWU4MTZjN
zY4Yw==.pdf

Universitas Tarumanagara 30
17. Palupi Retno, Sri Anitah, Budiyono. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan
Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru dalam Mengelola Kegiatan Belajar
dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII di SMPN N 1 Pacitan. Vol
2No.2, hal 157-170, Edisi April 2014. Available from :
https://media.neliti.com/media/publications/141730-ID-hubungan-antara-
motivasi-belajar-dan-per.pdf
18. Suyono Akhmad. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua
Terhadap Prestasi Belajar Yang Di Mediasi Oleh Fasilitas Belajar. Availabe
from : https://media.neliti.com/media/publications/92731-ID-pengaruh-
latar-belakang-sosial-ekonomi-o.pdf
19. Ambasari L.Kenyamanan Belajar Siswa Di Kelas Iv Sd Negeri
Sekecamatan Pakualaman Tahun Ajaran 2014/2015; 2015. available from :
https://eprints.uny.ac.id/23354/1/SKRIPSI.pdf

Universitas Tarumanagara 31
Lampiran 1. Lembar Ijin Penelitian

Universitas Tarumanagara 32
Lampiran 2. Informed Consent

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

NIM :

Alamat :

Telepon:

Umur :

Telah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan serta memamahami


peran serta saya dalam penelitian yang dilakukan dengan judul Hubungan Durasi
Tidur Malam Sebelum Ujian Dengan Pencapaian Akademik pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.

Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi reponden
penelitian dan bersedia melakukan pengisian kuesioner sesuai dengan data yang
diperlukan.

Yang membuat pernyataan,

______________________

Universitas Tarumanagara 33
Nama :
Nim :
Jenis kelamin : L/P
IPK : (data saudara akan dirahasiakan)
Petunjuk pengisian:
Pertanyaan terdiri dari dua bentuk:
- Isian
Bentuk pertanyaan ini dijawab dengan cara mengisi jawaban yang sesuai pada
titik-titik yang tersedia
- Pilihan
Bentuk pertanyaan ini dijawab dengan cara memilih salah satu jawaban yang
sesuai

1. Jam berapa Saudara tidur malam kemaren?


..............................................................................................................................
2. Jam berapa Saudara bangun pagi ini?
..............................................................................................................................
3. Apakah saat ujian hari ini saudara merasa mengantuk?
a) Ya
b) Tidak
4. Apakah tempat belajar saudara, di kampus, selama ini nyaman?
a) Ya
b) Tidak
5. Apakah tempat belajar saudara, di luar kampus, selama ini nyaman?
c) Ya
d) Tidak
6. Apakah keadaan ekonomi saudara dalam keadaan baik (dapat mencukupi
pembayaran uang kuliah dan kebutuhan kuliah)?
a) Ya
b) Tidak

7. Apakah saudara termotivasi belajar untuk ujian tulis ini?


a) Ya
b) Tidak

Universitas Tarumanagara 34
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hapsari Mustika Cahyani


NIM : 405150076
Alamat Asal : Jln. Palem VII B6 No.15
Taman Cibodas – Tangerang 15138
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 18 September 1997
Umur : 21 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : SD Taman Cibodas (2009)
SMP Negri 1 Kota Tangerang (2012)
SMA Islamic Village (2015)
Pengalaman Organisasi : Pramuka (2009-2012)
The Fiksi (2012-2014)
OPI (2012-2015)
DPM Muda FK Untar (2015-2016)

Universitas Tarumanagara 35

Anda mungkin juga menyukai