Anda di halaman 1dari 6

OBAT GANGLION DAN PELUMPUH OTOT

Transmisi Ganglionik
o Jalur transmisi primer

Aktivasi reseptor nikotinik oleh Ach

Menyebabkan influks Na+ depolarisasi (EPSP)

Dapat dihambat oleh Heksametonium (C6)

o Jalur transmisi sekunder

Aktivasi interneuron (termasuk sel kromafin di medulla adrenal)


rilis NE

Aktivasi reseptor muskarinik (M1) hiperpolarisasi (IPSP)

Aktivasi reseptor muskarinik (M2) late EPSP

Transmisi Ganglionik
o Aktivasi ganglion menyebabkan respons trifasik:

EPSP awal (fase 1):

Aktivasi reseptor nikotinik

Dapat dihambat oleh Heksametonium (C6)

IPSP (fase 2):

Aktivasi reseptor muskarinik

Dapat dihambat oleh atropin dan haloperidol

EPSP akhir (fase 3):

Aktivasi reseptor muskarinik

Dihambat oleh atropin

Obat Ganglion
o Golongan I :
o Mula-mula merangsang kemudian menghambat

Nikotin , lobelin, tetrametil amonium (TMA), dimetil pirofosfat


(DMPP)

o Golongan II :
o Langsung menghambat

Heksametonium (C6), Pentametonium (C5), Tetraetilamonium


(TEA), Pentolinium, Trimetafan, Mekamilamin, Pempidin

Obat ganglion golongan I

o Mula-mula merangsang, kemudian menghambat

Prototipe: Nikotin

(Reseptor: ganglion, neuromuskuler, med. adrenal)

Reseptor nikotinik ganglion depolarisasi (EPSP)


perangsangan ganglion.

Dosis >> depolarisasi persisten hambatan

Reseptor nikotinik neuromuskuler kekuatan otot


Intoksikasi: Paralisis terjadi cepat, fase perangsangan
hampir tak terlihat

Reseptor nikotinik di medulla adrenal aktivasi simpatis

Farmakodinamik nikotin :
o Efek kardiovaskuler:

Tonus simpatis takikardi, vasokonstriksi

Pada pemberian kronik dapat menimbulkan hipertensi

Kadang-kadang hipotensi

o Saluran cerna:

Rangsangan parasimpatis peristalsis

o Kelenjer eksokrin:

hipersalivasi, sekresi bronkus

o SSP: merangsang kemudian menghambat


o Neuromuskuler: tremor, kekuatan otot ---
Intoksikasi:

Dosis letal + 60 mg (3-4 batang rokok), bila diberikan per


oral/intavena sekaligus.

Gejala sal. cerna: mual, hipersalivasi, kolik, muntah,diare

Gejala

SSP:

pusing,

sakit

kepala,

ggn

penglihatan/pendengaran, miosis --- midriasis

KV: bradikardi --- takikardi, aritmia

Lain-lain: tremor --- kelumpuhan otot, depresi napas (sentral dan


perifer)

Antidot: tidak ada

Efek kronik

Adiksi

Anoreksia, insomnia

Faktor risiko mayor peny. kardiovaskuler

Aterosklerosis: pjk, stroke, peny. Buerger

Karsinogenik terutama pada saluran napas.

o Farmakokinetik

Absorpsi: mukosa, inhalasi, saluran cerna, kulit

Metabolisme: hati, paru, ginjal

Ekskresi: urin, ASI

Obat ganglion golongan II


o Langsung menghambat ganglion
o Prototipe: Heksametonium

Menghambat reseptor nikotinik ganglia secara kompetitif


(simpatis dan parasimpatis)

Efek yang timbul sesuai dengan hambatan tonus yang dominan

o Obat lain: pentolinium (C5), tetraetil amonium (TEA), klorisondamin,


mekamilamin, trimetafan

Farmakodinamik obat ganglion


ORGAN
Jantung (SA)
Arteriola
Vena

TONUS DOMINAN
Parasimpatis
Simpatis
Simpatis

EFEK PENGHAMBAT
Takikardi
Vasodilatasi
venodilatasi venous
pooling arus balik vena

parasimpatis

curah jantung
peristaltik konstipasi,

Kandung Kemih

parasimpatis

ileus paralitik
Relaksasi otot detrusor

Iris

Parasimpatis

retensi urin
Midriasis

Otot Siliaris
Kelenjar Keringat
Kelenjar Liur

Parasimpatis
Simpatis
Parasimpatis

Sikloplegia
Anhidrosis
Xerostomia

Saluran cerna

Genitalia Pria

Parasimpatis

Korpus

kavernosum

Vasokonstriksi

C.

cavernosum ereksi
Simpatis

Ejakulasi

SSP
Indikasi

Simpatis

impotensi
Hambatan

Ejakulasi
Tremor, kejang --- depresi

o Krisis hipertensi

Trimetafan i.v.

Kerja cepat dan singkat

TD dapat diatur

Hati-hati pada insufisiensi koroner, serebral dan ginjal

Punya efek histamin release reaksi alergi

o Hiperefleksi otonom pd cedera M. spinalis atas

Inhibisi sentral hilang rangsangan simpatis berlebihan

Trimetafan

o Untuk kontrol TD pada operasi besar

Trimetafan

Obat Pelumpuh Otot (Kurariform)


o Golongan I

Hambatan kompetitif pada reseptor Asetilkolin di motor end


plate

End plate potential tidak mencapai ambang rangsang

tidak ada kontraksi otot

Contoh obat:

d-tubokurarin dimetil tubokurarin (metokurin),

galamin, -eritroidin, alkuronium , pankuronium ,

atrakurium, fazadinium

o Golongan II :

Menimbulkan depolarisasi persisten pada motor end plate


aktivitas selintas diikuti blokade

Blok fase I karena akomodasi membran

Blok fase II karena desensitisasi reseptor

Contoh obat: suksinilkolin (SCh) , dekametonium


Golongan

(d- Golongan II (suksinilkolin)

End plate potential

tubokurarin)
Tidak mencapai ambang Persisten di atas ambang

Efek pada otot

rangsang
Lumpuh

Penambahan anti

Antagonisme

kolinesterase
Otot)
Rangsangan listrik pada Antagonisme
syaraf
Farmakodinamik

rangsang
Kontraksi/fasikulasi
selintas --- lumpuh
(Kontraksi Meningkatkan efek

kelumpuhan
(Kontraksi Meningkatkan

Otot)

efek

kelumpuhan

1. D-tubokurarin
Otot rangka

Mula-mula kelemahan otot lumpuh

Mulai dari otot kecil otot besar otot pernapasan


diafragma (terakhir)

Masa kerja 30 menit pemulihan dengan urutan terbalik

Kesadaran dan fungsi sensorik tidak terganggu

Efek penglepasan histamin

D-TC merangsang penglepasan histamin hati-hati pada alergi


dan asma

2. Suksinilkolin (SCh) dan Dekametonium (C10)


a) Otot rangka

Fasikulasi otot selintas diikuti paralisis

Efek pd otot pernapasan < d-TC

SCh: mula kerja sangat cepat (1 menit), masa kerja singkat (3-4
menit) derajat relaksasi otot mudah diatur

Pelumpuh otot yang lain: mula kerja beberapa menit, masa kerja
30-60 menit

b) SSP

Hanya -eritroidin yang dapat menembus SSP depresi


sentral

Yang lain tidak masuk SSP (amonium kwarterner) efek


sentral (-)

c) Ganglion Otonom

SCh dan C10: efek bifasik

Dosis << perangsangan

Parasimpatis bradikardi

Simpatis takikardi

Dosis >>: hambatan ganglia

Indikasi

Ajuvan pada anestesi untuk relaksasi otot:


Pankuronium, vekuronium
Prosedur ortopedik
Reposisi tulang patah / dislokasi sendi
Mempermudah intubasi endotrakeal, laringoskopi, esofagoskopi,

bronkoskopi SCh
Mencegah trauma pada electroshock therapy SCh
Diagnostik: mendeteksi nyeri karena kompresi saraf yg disertai

spasme otot d-TC


Penghambat Excitation-Contraction Coupling
DANTROLEN

Menghambat pembebasan Ca++ dari retikulum sarkoplasma

Kontraksi otot turun (75-80%)

Otot polos dan otot jantung tidak dipengaruhi

Mengurangi spasme otot akibat lesi medula spinalis & otak

Mencegah/mengatasi hipertermia maligna pasca anestesi

Indikasi:

Anda mungkin juga menyukai