Anda di halaman 1dari 425

ETIKA

DAN HUKUM
KESEHATAN
H. ISKANDAR MUNTU
e-mail. : iskandarmuntu@ymail.com
HP. 081341931333

KONTRAK KULIAH
1. Hadir

5 menit sebelum di mulai kuliah


2. Terdaftar mengikuti kuliah Tahun Ajaran 2013.
3. Yang bisa mengikuti Ujian (UTS/UAS) adalah
mahasiswa yang kehadirannya minimal 75 %.
4. Perkuliahan dilaksanakan 16 kali pertemuan
yaitu 8 kali pertemuan sebelum mid dan 8
kali sesudah Mid.
5. Pakaian sopan sesuai ketentuan dan memakai
sepatu
6. Dilarang merokok selama kuiah berlangsung.

LANJUTAN KONTRAK KULIAH.

Mahasiswa wajib mengikuti seluruh perkuliahan dan tidak


diperkenankan mengukuti aktivitas lain selain kuliah, kecuali
sakit dengan menunjukkan surat keterangan dokter.
8. Bagi mahasiswa yang terlambat, hanya diperkenankan masuk
apabila kuliah baru berlangsung 5 menit.
9. Tugas yang diberikan dosen yang berkaitan dengan kuliah
wajib dilaksanakan dan bila tidak dikerjakan akan ditunda
pengumuman hasil ujiannya paling lambat satu minggu
setelah ujian dan apabila sampai batas yang telah ditentukan
maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus.
10. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena alasan
sakit segera melapor kepada dosen paling lambat satu
minggu setelah UTS dan UAS .
11. Ketua Kelas mengingatkan dosen 10 menit sebelum kuliah di
mulai apabila dosen belum berada ditempat dan
mengingatkan 5 menit sebelum kuliah beakhir.
12. Hal-hal yang belum diatur dalam kontrak kuliah akan di atur
kemudian.
7.

METODE PEMBELAJARAN
1. Metode

Cerama/Tatap Muka dan Diskusi


2. Penugasan
3. Evaluasi :
a. Ujian 60 %
b. Tugas 40 %
4. Hand Book :
a. Abidin, Said Zainal, Kebijakan Publik, Jakarta :
Yayasan Pancur Siwah.
b. Dunn, William, Pengantar Kebijakan Publik: Gaja
Mada University.
c. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan Setjen
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman dan Standar
Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan

TUJUAN
PEMBELAJARAN
UMUM

Setelah
mempelajari mata
kuliah ini
mahasiswa
diharapkan mampu
memahami Etika
dan Hukum
Kesehatan

KHUSUS

Menjelaskan Hukum dan


Kesehatan serta Etika dan
Kesehatan
Menjelaskan Tenaga
Kesehatan
Menjelaskan Tanggung Jawab
Rumah Sakit.
Menjelaskan Aspek Hukum
Kependudukan
Menjelaskan Informasi
Kesehatan.
Aspek Hukum Penyakit
Menular
Hukum Kesehatan
Internasional.

POKOK BAHASAN &


SUB POKOK BAHASAN
I. ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
A. HUKUM DAN KESEHATAN
B. ETIKA DAN HUKUM
1.Etika
2.Sistimatika Dan Jenis Etika
3.Aliran Dalam Etika
4.Prinsi-prinsip Etika
5.Etika Kesehatan Dan Etika Klinis
6.Etika Keluarga Bererencana
7.Etika Penelitian
8.Profesi Dan Kode Etik
9.Hukum

lanjutan....
II. HUKUM KESEHATAN
A. HUKUM KESEHATAN
1. PENGERTIAN
2. SUMBER HUKUM KESEHATAN
B. HUKUM KEDOKTERAN
C. KEDOKTERAN FORENSIK
III. TENAGA KESEHATAN
A.
PENGERTIAN TENAGA KESEHATAN
B.
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
TENAGA KESEHATAN
C.
HUBUNGAN ANTARA DOKTER DAN PERAWAT
D. HUBUNGAN ANTARA PASIEN DAN TENAGA
KESEHATAN
E.
TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN

lanjutan....
IV. TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT
A.PELAYANAN KESEHATAN
B.DASAR HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
C.TUJUAN DAN MANFAAT STRATEGI PELAYANAN
KESEHATAN
D.TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT
V. ASPEK HUKUM KEPENDUDUKAN
A, ASPEK HUKUM KONTRASEPSI
B. ASPEK HUKUM KESEHATAN KELUARGA
C. ASPEK HUKUM PENGGUGURAN KANDUNGAN

lanjutan....
VI.

INFORMASI KESEHATAN
A.HAK ATAS INFORMASI KESEHATAN
B.PERSETUJUAN TINDAK MEDIK
C.RAHASIA KEDOKTERAN
D.SURAT KETERANGAN MEDIK
VII.ASPEK HUKUM PENYAKIT MENULAR
E.ASPEK HUKUM NARKOBA
F.ASPEK HUKUM AIDS
VIII .HUKUM KESEHATAN internasional
G.PERATURAN KESEHATAN PENYAKIT KARANTINA
H.HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL.

I.
PENDAHULUAN

HUKUM DAN KESEHATAN

HUKUM

KESEHATAN

KETERATURAN HIDUP
SECARA DAMAI DAN
ADIL

HIDUP BERMAKNA
PRODUKTIF &
EKONOMIS
KRN KETERATURAN
HIDUP

PERILAKU
MANUSIA

KORELASI HUKUM DAN KESEHATAN


DALAM PENGAMBILAN
KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM
KESEHATAN MELIBATKAN AHLI
HUKUM DAN AHLI LAINNYA
SARANA PELAYANAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
YAN UNIT KES,
SEKOLAH
YAN BUMIL
TINDAKAN
DIAGNOSTIK
DAN TERAPI

PEMBIAYAAN
KESEHATAN

BADAN/INSTITUSI
KEBIJAKSANAAN

HUKUM DAN
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

B. TENAGA KES, DOKTER DENGAN PASIEN PATERNALISTIK = BERBUDI LU


HUBUNGAN

PASIEN

DITOLONG
SEBATAS
KEMAMPUAN
MENERIMA
MUSIBAH
SEBAGAI NASIB

DOKTER

KEAHLIAN
INTEGRITAS
PRIBADI
SUMPAH
KODE ETIK

MASYARAKAT
KEAMPUHAN DAN
KODE ETIK
MENGHORMATI
SUMPAH DAN KODE
ETIK
INSTITUSI YANKES
SEMANGAT
KEMANUSIANN
TERHADAP
PENDERITA

TIDAK ADA KEBUTUHAN UNTUK MENGATUR DENGAN KAIDAH HUKUM

KESADARAN HUKUM MASY.SEMAKIN MENINGKAT


IPTEK
PENGERTIAN
SEHAT
YANKES
PERATURAN
PERUNDANGUNDANGAN
PERKEMBANGAN
MASY.
TENAGA
KESEHATAN

DEFENSIVE
MEDICINE

PASIEN/KEL.
MASYARAKAT

DEFENSIVE
PATIENT

DORONGAN MENYUSUN PERATURAN


PERUNDANGAN DI BID. KES. WB. VAN DER
MIJN
Kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa
keahlian.
Kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian
tertentu.
Kebutuhan akan keterarahan (doelmatigheid)
Kebutuhan akan penegndalian biaya
Kebutuhan akan kebebasan warga masy.
Untuk menentukan kepentingannya dan
identifikasi kewajiban pemerintah.

Lanjutan....dorongan.

Kebutuhan pasien akan perlindungan


hukum
Kebutuhan akan perlindungan hukum
bagi para ahli
Kebutuhan akan perlindungan bagi
pihak ketiga
Kebutuhan akan perlindungan bagi
kepentingan umum

ETIKA DAN
HUKUM

ETIKA...

1. Pengertian Etika .

Etika berasal dari bahasa Yunani


ethos dalam bentuk tunggal ,
etha dalam bentuk jamak atau
plural yang mempunyai arti
tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat,
akhlak, watak perasaan, sikap dan
cara berpikir.

Lanjutan... Pengertian..

Etika sebagai kajian ilmu atau


obyek diartikan ilmu tentang apa yang
dilakukan (pola perilaku) orang atau
ilmu tentang adat kebiasaan orang.
Kata etika dalam bahasa latin sama
dengan moral, yang berasal dari kata
mos (tunggal) atau mores (jamak),
yang diartikan kebiasaan, adat, norma,
etik yang berlaku.

Lanjutan... Pengertian..

Etika (Yunani) atau Moral (Latin) menurut


etimologinya mempunyai pengertian
sama, yakni adat kebiasaan orang atau
manusia dalm konteks sosialnya.
Poerdarminta (1953) menyimpulkan
bahwa: etika adalah sama dengan akhlak,
yaitu pemahaman tentang apa yang baik
dan apa yang buruk, serta pemahaman
tentang hak dan kewajiban orang

Lanjutan... Pengertian..

Etika sebagai kajian ilmu


membahas tentang
moralitas atau manusia
terkait dengan perilakunya
terhadap manusia lain dan
sesama manusia.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia,


disebutkan etika mengandung 3
pengertian :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (aklak).
2. Kumpulan asas atau nilai yang
berkenan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan masyarakat.

Lanjutan... Pengertian..

MY. Langeveld, etika ialah teori tentang


perbuatan manusia ditimbang
menurut baik buruknya.
W.Banning, etika ialah teori tentang
kelakuan/perbuatan
manusiaditimbang menurut baik dan
buruknya

Lanjutan... Pengertian..

K. Bertens, membedakan etika dalam 3 arti :


1. Nilai-nilai atau norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Etika disini sebagai suatu sistem
nilai
2. Kumpulan asas atau nilai moral, etika
dimaksudkan sebagai kode etik.
3. Ilmu tentang yang baik dan yang buruk,
disini diartikan sebagai Filsafat Moral

Istilah lain Etika : etiket, etias,


moral (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)

Etiket adalah tata


cara dalam
masyarakat
beradab dalam
memelihara
hubungan manusia

ETIS MENGANDUNG ARTI :


1.

2.

3.

Ajaran tentang baik buruk yang diterima


umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban akhlak, budi pekerti, susiala.
Kondisi mental yang membuat orang
tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin dsb-nya; isi hati atau
keadaan perasaan sebagai mana
terungkap dalam perbuatan.
Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik
dari suatu cerita.

Persamaan dan Perbedaan Etika dan Etiket

Etika
Etiket

moral
Sopan
Santun

1. Persamaan etika dan etiket


Etika dan etiket menyangkut pelaku
manusia, istilah ini hanya digunakan
untuk manusia. Hewan tidak mengenal
etika dan etiket.
b. Baik etika maupun etiket mengatur
perilaku manusia secara normatif,
artinya memberi norma bagi perilaku
manusia menyatakan apa harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
a.

2. Perbedaan etika dan etiket


a.

Etiket menyangkut cara suatu perbuatan tertentu,


tetapi etika tidak terbatas pada cara dilakukannya
suatu perbuatan melainkan memberi norma tetang
perbuatan itu sendiri, artinya apakah suatu
perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
Contoh : etiket mis. Menyerahkan sesuatu kpd org
dengan tangan kanan, dianggap melanggar
jika menyerahkan dengan tangan kiri.
etika mis. Mengambil barang milik orang lain
tampa izin tidak pernah diperbolehkan
jangan mencuri merupakan norma etika.

2. Perbedaan etika dan etiket


b. Etiket hanya berlaku dalam
pergaulan, jika tidak ada orang lain
yang hadir atau tidak ada saksi mata,
etiket tidak berlaku, mis. peraturan
etiket yang mengatur cara makan
sedangkan etika selalu berlaku,
apakah ada orang atau tidak mis
larangan mencuri selalu berlaku.

2. Perbedaan etika dan etiket


c. Etiket bersifat relatif . Hal yang
dianggap tidak sopan dalam suatu
kebudayaan, dapat saja dianggap sopan
dalam kebudayaan lain sedangkan
etika bersifat absolut. Jangan
mencuri, jangan berbohong, jangan
membunuh merupakan prinsip-prinsip
etika yang tidak boleh ditawar-tawar
atau mudah diberi dispensasi.

2. Perbedaan etika dan etiket


d. Etiket hanya memandang manusia
dari segi lahiriah saja , sedangkan
etika menyangkut dari segi dalam .
Dapat saja orang tampil sebagai
Musang berbulu ayam, diluarnya
sangat sopan dan halus, tetapi di
dalam penuh kebusukan (munafik).

UMUM

2. Sistimatika
dan Jenis Etika
INDIVIDU
AL

ETIK
A
KHUSU
S

SOSIAL

Sikap
terhadap
manusia
Etika keluarga
Etika Politik
Etika
Lingkungan
Hidup

Etka Ptrofesi
Biomedia
Etka Kesehatan
Etika bisnis
Guru.Dosen
Wartawan.

Sistimatika Dan Jenis Etika


Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu
pengetahuan pengertian umum & teori-teori
(etika teoritis)
Etika Khusus adalah menerapkan prinsip-prinsip
moral dasar dari bidang kehidupan khusus (etika
tarapan)
Etika Individual menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap
pola perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat.

Langevelt membedakan etika :


1.

Etika deskriptifmembahas mengenai


fakta apa adanaya : mengenai nilai dan
pola perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan
realita konkrit yang membudaya
Etika deskriptif berbicara tentang sikap
orang dalam menghadapi hidup ini, dan
tentang kondisi-kondisi yang
memungkinkan bertindak secara etis.

Lanjutan....Langevelt ....

2. Etika Normatif berusaha menetapkan berbagai


sikap dan pola perilaku yang seharusnya dimiliki
seorang manusia, atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia, dan apa yang diambil
untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup
ini.
Etika normatif berbicara mengenai normanorma yang menuntun tingkah laku manusia,
serta memberi penilaian dan himbauan kepada
manusia untuk bertindak sebagaimana
seharusnya berdasarkan norma-norma.

PERKEMBANGAN ETIKA
1. Tahap Praetik atau
Pramoral
Perkembangan etika atau
moral pada tahap awal
terjadi dalam keluarga.
Pada tahap ini , anak
mengenal adaya
perbuatan baik dan
perbuatan buruk sangat
berkaitan dengan sikap
dan perilaku orang tua.

Lanjutan....perkembangan....

2. Tahap
Prakonvensional.
Pada tahap ini
perbuatan-perbuatan
anak sudah mulai
didasarkan pada
norma-norma umum
yang berlaku dalam
kelompok sosialnya
(sekolah).

Lanjutan....perkembangan....

3. Tahap Konvessional
Pada tahap sudah pada tingkat
dewasa, dimana pemahaman
seseorang kepada kelompok
sudah meluas ke kelompok
yang lebih kompleks lagi (suku
bangsa, agaama, negara dsbnya).
Perilaku baik dan tidak baik
tidak hanya sesuai moral
(norma yang tidak tertulis),
tetapi suadah mencakup norma
kelompok atau masyarakat
yang sudah tertrulis.

Lanjutan....perkembangan....

4. Tahap Pascakonvensional (Otonom)


Pada tahap ini, sebagai penerimaan tanggung
jawab pribadi atas dasar atau prinsip-prinsip hati
nurani yang sudah lebih otonom atau mandiri
Perilaku pada tingkat ini biasanya tidak sama,
bahkan bertentangan dengan perrilaku
keelompoknya.
Pada tahap ini, seseorang sudah berani
berperilaku beda dengan kelompoknya, karena
kelompoknya belum tentu benar.

ALIRAN DALAM ETIKA

Aliran dentologis (Non consequentialist)


Penilaian benar tidaknya suatu
perbuatan atau baik tidaknya
seseorang tidak perlu dengan melihat
apa hasil akhirnya .
Aliran Telelogis (Conseqentalist)
Baik buruknya sesorang atau benar
salahnya suatu perbuatan, di nilai dari
tujuan yang hendak dicapai

ALIRAN TELELOGIS :

Ethical egoismberpendapat
bahwa seseorang wajib berbuat
baik karena untuk kepentingannya
sendiri.
Utilitarism berpendapat bahwa
seseorang wajib berbuat baik
karena untuk kepentingan semua
pihak dan masyarakat.

NILAI

Nilai sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang


sedemikian rupa seseorang sesuai dengan tuntutan hati
nuraninya.
Nilaiseperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang
tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari
suatu pemikiran, obyek atau perilaku yang berorientasi
pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada
kehidupan seseorang (Simon dalam Nila Ismani, 2001)
Nilai keyakinan seseorang tentang sesuatu yang
berharga, kebenaran, atau keinginan mengenai ide-ide,
obyek, atau perilaku khusus (Znowski dalam Nila Ismani,
2001)

Karakteristik Nilai

Nilai membentuk dasar perilaku saeseorang


Nilai nyata dari seseorang diperlihatkan
melalui pola perilaku yang konsisten.
Nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku
seseoarang
Nilai merupakan komponen intelektual dan
emosional dari seseorang yang secara
intelektual diyakinkan tentang sesuatu nilai
serta memegang teguh dan
mempertahankannya.

NILAI ETIKA
Nilai moral mempunyai ciri-ciri antara lain :
a. Nilai berkaitan dengan subyek, kalau tidak ada
subyek yang memberikan nilai, yang berart
tidak bernilai.
yang dimaksud dengan subyek disini adalah
kelompok masyarakat yang menentukan nilai
moral tersebut.
b. Nilai tampil dalam konteks praktis, dimana
subyek meletakkan sesuatu dalam konteksnya,
misalnya keadilan.
c. Nilai menyangkut hal-hal yang ditambahkan oleh
subyek sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki
objek, misalnya perbuatan baik, atau

Norma/Kaidah

Norma berasal dari kata


norm yang artinya
pedoman atau paokan bagi
setiap orang dalam bersikap
tindak baik terhadap diri
orang lain ataupun terhadap
dirinya sendiri

NORMA UMUM
NORMA
KESOPANA
N

NORMA
UMUM

NORMA
HUKUM

NORMA
MORAL

ditentukan oleh masing-masing


kelompok budaya atau komunitas.
Setiap even di setiap komunitas
mempunyai norma etiket tersendiri.
ditentukan oleh pemegang otoritas
dalam kehidupan berbangsa,
bernegara atau bermasyarakat.
Setiap bangsa atau pranata sosial
mempunyai norma-norma hukum yang
digunakan sebagai acuan dalam
mengatur kehidupan berbangsa atau
bermasyarakat.
umumnya bersifat universal ditentukan
oleh kelompok atau masyarakat tertentu.
Norma moral meskipun bersiafat universal
yang bersumber dari hati nurani manusia,
tetapi masing-masing kelompok
masyarakat atau bangsa mempunyai
rumusan berbeda-beda

PERBEDAAN ANTARA KAIDAH HUKUM DENGAN KAIDAH LAINNYA


Kaidah
Kepercayaa
n

Kaidah
Kesusilaan

Kaidah
Sopan
Santun

Kaidah
Hukum

Tujuan

Umat
manusia
Jangan
sampai
berbuat
jahat

Umat
manusia
Jangan
sampai
berbuat
jahat

Perbuatnya
: Ke Tertib
masy.
Jangan
sampai ada
korban

Perbuatnya
: Ke Tertib
masy.
Jangan
sampai ada
korban

Isi

Ditujukan
kepada
sikap batin

Ditujukan
kepada
sikap batin

Ditujukan
kepada
sikap lahir

Ditujukan
kepada
sikap lahir

Asal Usul

Dari Tuhan

Diri sendiri

Dari luar
Dari luar
diri manusia diri manusia

Saksi

Dari Tuhan

Diri sendiri

Dari masy.
Tak resmi

Dari masy.
Secara
resmi

Daya Kerja

Membebani
kewajiban

Membebani
kewajiban

Membebani
kewajiban

Membebani
kewajiban &

Pendekatan etika
1.

Etika Deskreptif
Suatu kajian etika yang bertujuan untuk menggambarkan
tingkah laku dalam arti luas : tentang baik buruk,
tindakan boleh atau tidak boleh dari setiap kelompok
masyarakat atau komunitas tanpa memberikan penilaian.
Mis. Upacara perkawinan atau kematian.
Etika Normatif
Bukan hanya menggambarkan etika dari masing-masing
kelompok komunitas, tetapi memberikan penilaian
terhadap etika-etika yang berlaku (dengan sendirinya
menggunakan kriteria etis dan tidak etis), misalnya kawin
kontrak, sunat wanita diberbagai etnis tertentu.

Etika normatif dibedakan :


1.

2.

Etika umum : aturan tingkah laku yang harus


dipenuhi oleh setiap orang di dalam
masyarakatnya. (yang mengatur hak dan
kewajiban setiap kelompok/msyarakat.)
Etika Khusus : aturan tingkah laku kelompok
manusia atau kelompok masyarakat yang khas
atau spesifik kelompom tersebut, mis.
Kelompok profesi
Rumusan atau aturan perilaku profesi ini
biasanya dirumuskan dalam aturan bertindak
atau rule of conduct atau kode etik

ETIKA HUKUM - AGAMA


ALLA
H

MANUSIA

EITIKA
INFORMAL

MANUSIA

HUKUM
FORMAL

ALAM (LINGKUNGAN)

MANUSIA

MANUSIA SEUTUHNYA
MORAL
AGAMA

SDM
KESEHATA
N

FISIK

PENDIDIKA
N
INTELEKTUA
L

MANUSIA DAN MASYARAKAT

Menurut kodrat alam, manusia di mana


pun dan pada zaman apapun juga
selalu hidup bersama, hidup
berkelompok-kelompok, dan sekurangkurangnya kehidupan bersama itu dua
orang suami isteri atau ibu dan
bayinya.
Aristoteles menyatakan manusia
adalah zoon politicon atau makluk
sosial

Manusia Sebagai Makluk Individu-sosial


Dalam Berhubungan Dengan Sesamanya
Dilihat Dari Dua Aliran

Aliran individualismemerupakan cikal bakal paham


liberalisme yang memandang manusia sebagai
makluk individu yang bebas.
Nilai tertinggi manusia adalah perkembangan dan
kebahagiaan individu
Masy. Semata-mata merupakan sarana bagi
individu untuk mencapai tujuannya.
Paham ini berpandangan bahwa hak dan kewajiban
dalam kehidupan besama senantiasa diukur
berdasarkan kepentingan dan tujuan berdasarkan
paradigma sifat kodrat manusia sebagai individu.

PERTUMBUHAN MASYARAKAT
SEKUNDER

Masyarakat sekunder yang mempunyai pola hidup


menuju ke arah kehidupan modern cenderung
mengutamakan kepentingannya dengan
menerapkannya arus konsumerisme.
Pola hidup masyarakat konsumerisme di bidang
yankes menumbuhkan akibat merosotnya sikap
paternalisme profesi tenaga kesehatan dalam
hubungannya dengan pasien.
Tugas profesi tenaga kesehatan dahulu yang bersifat
altuiristik yang mementingkan sikap untuk
kesejahteraan orang lain dari kepentingan dirinya
sendiri sehingga tidak melakukan praktik dengan
tujuan komersialisme.

PERUBAHAN MASYARAKAT

Awal tahun 460 SM, sudah ada upaya dari Hippocrates


untuk merasionalisasikan ilmu kedokteranmenekankan
arti pentingnya pengobatan dan kemanusiaan
Perkembangan ilmu pengobatan mengalami perubahan
yang dari sifatnya yang mistis ke arah moralitas dan
paternalistis pada sekitar abad ke 15.
Selanjutnya pada abad ke 18 sampai ke 19 terjadi
perubahan kegiatan ilmu kedokteran yang mendapat
pengaruh pertumbuhahn ilmu ekonomi dari faktor
permintaan-penawaran dengan pola hidup konsumerisme
dan sekaligus menumbuhkan pola hidup komersialisme
yang berdampak pada kegiatan ilmu pengobatan menjadi
tidak sehat

Lanjutan....perubahan

Pola hidup konsumerisme dan komersialisme


mengakibatkan aneka persoalan sosial di bidang
pengobatan dan tumbuh konflik kepentingan antara
pasien dan tenaga kesehatan yang memasuki koflik
norma etika dan atau norma hukum serta dengan
saksi-sanksinya yang lunak maupun yang keras.
Abad inilah dianggap ab ad hukum kedokteran.
Memasuki abad ke-20 bidang kedokteran mulai meluas
menjadi kesehatan sehingga hukumkedokteran
diperluas menjadi hukum kesehatan yang ditandai
dengan perubahan sosial tentang hak asasi manusia
dan sejak itu tumbuh hubungan kontraktual

Lanjutan....perubahan

Puncak kepentingan hak asasi manusia yang


berhubungan dengan kesehatan di mulai dari tiga
hak asasi dan terus berkembang luas baik dari
segi kedokteran maupun dari segi kesehatan.
Ketiga hak asasi manusia di bidang kesehatan
meliputi:
1. Right to health care (hak untuk mendapatkan
yankes)
2. Right to self determination (hak mengambil
keputusan secara mandiri)
3. Right to information (hak untuk mendapatkan
informasi).

KEBEBASAN
DAN TANGGUNG JAWAB

A. KEBEBASAN VERSUS TANGGUNG JAWAB

Manusia dan perbuatannya adalah satu


kesatuan Aku yang nyata dengan
perbutanku, baik terhadap orang lain
maupun dengan lingkungan yang lain.
Kebebasan manusia sebenarnya
seberapa jauh intensitas hubungan
antara aku dan perbuatanku.
Tanggung jawab adalah suatu akibat
atau konsekwensi kebebasan terhadap
perbuatannya

Lanjutan...kebebas

Kaitannya dengan moral (etika) dalam melakukan


perbuatan, manusia bebas memilih perbuatan
mana yang akan dilakukan, namun perbuatan itu
harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
(etis).
Tanggung jawab selalu terkandung pengertian
penyebab dari perbuatan, tetapi tanggung jawab
tidak selalu oleh orang sebagai pelaku (penyebab),
sebab yang bertanggung jawab adalah orang yang
mempunyai kehendak bebas.
Misalnya : Binatang, anak kecil.

Lanjutan...kebebas

1. jenis-jenis kebebasan
a.

b.

Kebebasan fisik dapat melakukan


kegiataannya ke mana saja tanpa
adanya hambatan apapun.
Kebebasan Yuridis setiap orang
mempunyai kebebasan berorganisasi,
baik organisasi sosial, politik, hukum
keamanan dan sebagainya termasuk
menjamin setiap orang memilih
pekerjaan di dalam masyarakat.

Lanjutan...kebebas

c.

d.

Kebebasan Psikologisdapat
mengembangkan kemampuannya,
intelektualnya, bakatnya,
profesinya dan sebagainya secara
bebas.
Kebebasan Moral Seseorang
dapat bebas melakukan
perbuatan baik atau buruk, tetapi
kebebasan moral ini dibatasi oleh
nilai-nilai moral masyarakat

Lanjutan...kebebas

d. Kebebasan Eksistensial kebebasan perbuatan


seseorang sebagai manusia tidak terbatas
pada salah satu aspek saja, tetapi kebebasan
yang bersifat universal mengandung makna :
Kebebasan untuk mewujudkan seluruh
ekstensinya sebagai manusia.
Kebebasan tertinggi manusia, sehingga
manusia tersebut menguasai /memiliki
dirinya sendiri.
Kebebasan tanpa dipengaruhi atau dikuasai
orang lain.

2. Kebebasan negatif dan kebebasan positif

Kebebasan yang dimiliki


manusia, bermakna ganda, yaitu
disatu sisi kebebasan yang
diterima oleh seseorang dari
pihak lain, sedangkan disisi lain
kebebasan untuk berbuat
terhadap orang lain dan
lingkungannya.

Lanjutan...kebebas

a.

Kebebasan negatifkebebasan
seseorang yang diterima dari orang,
terutama pemegang otoritas dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya ; Bebas dari tekanan, bebas
dari penjajahan, bebas dari paksan
dll.

Lanjutan...kebebas

b.

Kebebasan Positifkebebasan
seseorang untuk berbuat dalam
masyarakat untuk mengeksikan
dirinya sebagai manusia, maka
disebut bebas.
Misalnya ; Bebas untuk berpendapat,
bebas untuk berkreasi, bebas untuk
memilih, kebebasan untuk berkarya
dll.

Hal-hal Yang Membatasi Kebebasan


1)

Faktor dari Dalam

Fisik
Tinggi badan, berat badan, kekuatan
otot, tingkat kesehatan dan
sebagainya merupakan pembatas
kebebasan seseorang.

Psikis
Tingkat kecerdasan, bakat kemampuan dan
sebagainya adalah merupakan pembatas
kebebasan seseorang.

Lanjutan...hal-hal

2). Faktor dari Luar


Lingkungan, baik lingkungan alamiah,
sosial. Ekonomi, budaya, dan bahhkan
agama dan seterrusnya merupakan
pembatas kebebasan seseorang.
3). Kebebasan orang lain
Kebebasan adalah milik bersama, setiap
orang memiliki kebebasan, bisa terjadi
berbenturan dengan orang lain yang
juga mewujudkan kebebasannya.

B. HAK DAN KEWAJIBAN

Perwujudan kebebasan dalam


masyarakat adalah hak,
sedangkan konsekuensi hak
adalah tanggung jawab dalam
bentuk kewajiban.
Kebebasan selalu melekat
tanggung jawab, sejalan dengan
hak yang selalu melekat
kewajiban.

1. Hak Legal Dan Hak Moral


a. H a k

l e g a l hak yang didasarkan atas hukum


yang berlaku dalam masyarakat/negara yang
bersangkutan.
Hukum yang berlakusemua peraturan
perundang-undangan/ketentuan hukum
tertulis lainnya baik produk dari eksekutif
maupun legislatif.
Sumber hak legal yang paling tinggi adalah
UUD, kemudian UU, PP, Kepres dan seterusnya.

Lanjutan...hak...

b. Hak Moralhak yang didasarkan


atas prinsip atau aturan etis saja,
yang pada umumnya tidak tertulis.
Hak moral dapat berubah menjadi
hak legal apabila diikuti oleh
perjanjian/aturan tertulis, Misalnya
L pinjam meminjam, sewa
menyewa, jual beli dll.

2. Hak Khusus Dan Hak Umum


a.

Hak khusushak yang timbul


dalam suatu relasi khusus yang
tidak dimiliki oleh semua orang
atau terkait dengan fungsi khusus
seseorang terhadap orang lain.
Misalnya hak orang tua terhadap
anaknya atau sebaliknya, Hak
pasien terhadap dokter atau
sebaliknya. Hak istimewa karena
pencapaian prestasi dari

Lanjutan...hak...

b. Hak Umum hak yang dimiliki


seseorang, karena ia manusia,
bukan karena fungsi khusus. Hak
yang dimiliki semua manusia
(human right), Misalnya ; hak
untuk hidup, hak untuk
memperoleh pendidikan, hal
untuk memperoleh pekerjaan, hak
berpendapan dan sebagainya.

3. Hak Positif Dan Hak Negatif


a.

Hak Negatifhak kebebasan


melakukan sesuatu tanpa adanya
bantuan dari pihak lain, termasuk
hak yang diperoleh dari
pemegang otoritas.
Misalnya : Hak untuk memeluk
agama, hak untuk mengeluarkan
pendapat, hak untuk berkumpul
dsb-nya.

3. HAK POSITIF DAN HAK NEGATIF


b. Hak Positifhak memperoleh
sesuatu dari orang termasuk
pemegang otoritas.
Misalnya : hak memperoleh
pendidikan, hak memperoleh
pelayanan kesehatan dan hak
untuk memperoleh tempat
tinggal yang layak.

4. Hubungan Antara Hak Dan Kewajiban


Setiap kewajiban seseorang berkaitan atau berhubungan
dengan hak orang lain, dan sebaliknya setiap hak yang
diterima oleh seorang adalah terkait dengan kewajibannya
terhadap pihak yang lain.
Contohnya : Hubungan dokter dengan pasien.
b. Hak atas diri sendiri tidak ada, yang ada adalah kewajiban
terhadap diri sendiri, yakni setiap orang wajib
mempertahankan hidupnya dengan cara memelihara
kesehatannya sendiri.
Misalnya ; bunuh diri melanggar kewajiban terhadap diri
sendiri maupun keluarga, karena bunuh diri mengelak dari
tanggung jawabnya kepada orang lain terutama bagi
keluarga yang ditinggalkan.
a.

5. Hak Individu Dan Hak Sosial


a.

b.

c.

Hak individualhak yang dimiliki individuindividu yang dijamin oleh negara dan negara
tidsk boleh menggangu.
Misalnya : hak untuk berserikat, hak bersgsm,
hak berpendapat dsb-nya.
Hak Sosialhak yang dimiliki setiap orang yang
bukan diperoleh dari negara, tetapi justeru
sebagai anggota masyarakat dengan angota atau
dengan orang lain untuk memenuhi hak tersebut.
Misal : hak untuk memperoleh pekerjaan,
pendidikan, dan memperoleh pelayanan
kesehatan dsb-nya.

C. Hak Asasi Manusia Dan Kewajiban


1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.

9.

Hak hidup, kemerdekaan dan keamanan pribadi


Hak persamaan dan kebebasan dan diskriminasi
Hak kebebasan dari penganiayaan dan perlakuan
pelecehan
Hak persamaan di depan hukum dan memperoleh
keadilan
Hak dalam pemerintahan negara
Hak kebebasan dan dalam berkeyakinan dan beragama.
Hak untuk bekerja
Hak memiliki standasr hidup untuk kesehatan dan
kesejahteraan.
Hak untuk pendidikan

Kewajiban manusia sebagai warga masyarakat


dikelompokkan :
1.

Kewajiban umumkewaajiban manusia yang satu


terhadap manusia lain dalam konteks kehidupan
bermasyarakat
a. Kewajiban terhadap Tuhan
1) Meyakini adanya Tuhan pencipta alam dan
isinya termasuk manusi.
2) Beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya.
3) Taat melakukan perintah atau ajaran-ajaran
Tuhan.
4) Menerima dan pasrah pada kehendak Tuhan.

Lanjutan...ewajiban...

b.Kewajiban terhadap Sesama Manusia


1) Mengakui dan menghormati hak-hak
asasi orang
2) Mengakui dan menghormati sesama
manusia sebagai makhluk Tuhan
3) Tidak memaksakan kehendak dan
kemauannya kepada orang lain
4) Tidak memperbudak, menghina,
menghasut, menfitnah, dan
menganiaya sesama manusia

Lanjutan...ewajiban...

c. Kewajiban terhadap Dri Sendiri


1) Memelihara kesehatan diri
baik jasmani maupun rohani.
2) Menjaga penampilan diri,
termasuk berpakaian.
3) Mengembangkan kemampuan
4) Senantiasa mengembangkan
diri.

Kewajiban manusia sebagai warga masyarakat


dikelompokkan :
2. Kewajiban Khususkewajiban manusia dalam
hubungan antara manusia yang bersifat khusus,
misalnya :
a.Kewajiban sebagai warga negara terhadap
pemerintah.
b.Kewajiban sebagai karyawan terhadap atasan
dan kolega yang lain.
c.Kewajiban suami atau isteri terhadap isteri atau
suaminya.
d.Kewaajiban anak terhadap orang tuanya
e.Kewajiban mahasiswa terhadap dosennya atau
institusinya.

D.HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PROFESI

Prinsip-prinsip moral atau asas-asas akhlak


yang harus diterapkan oleh anggota profesi
dalam hubungannya dengan clien. Teman
sejawat dan masy. Umum
Etika Profesi mengatur kewajiban anggota
profesi dalam memenuhi dan memberikan
hak orang lain, khususnya hak clien,
termasuk kewajiban terhadap sesama
anggota profesi dan terhadap diri sendiri.
Etika Profesi atau kode etik profesi adalah
rule of conduct atau aturan suatu profesi.

PRINSIP-PRINSIP
ETIKA DAN HUKUM KESEHATA

PRINSIP-PRINSIP ETIKA
(Sumpah Hipocrates)
Membawa
kebaikan
(beficence)
Tidak merugikan
(nonmaleficence)
Menghormati
pravasi (privacy)

Berlaku adil
(justice)

PRINSIPPRINSIP
ETIKA

Menjaga
kerahasiaan
(confindentiality)
Otonomi pasien
(aotonomy of
patient)

Berkata benar
(truth telling)

Prinsip tidak merugikan


(Non-maleficence)
Prinsip moral yang melarang
tindakan yang memperburuk
keadaan pasien (Pasien dalam
keadaan gawat, harus diperlukan
tindakan medik untuk
penyelamatan jiwanya, pasien
rentan, dsb).

Ada 4 syarat yang harus dipenuhi untuk


melakukan tindakan :
1.

2.

Yang baik tidak boleh dicapai dengan


perantaraan yang buruk.
Alasan untuk memungkinkan
terjadinya akibat buruk harus cukup
berat, alasan itu harus proporsional
dimana harus dipastikan bahwa akibat
baik yang akan terjadi lebih banyak,
lebih penting, lebih bernilai dari pada
efek samping buruk dapat terjadi.

Lanjutan....4 syarat...

3.

4.

Kerugian yang sedang


dipertimbangkan tidak boleh menjadi
sarana untuk mencapai efek yang
lebih baik, jangan menghalkan segala
cara.
Alasan yang buruk atau yang
merugikan itu tidak sebagai maksud.

Prinsip Membawa
Kebaikan (beneficence)
Prinsip moral yang
mengutamakan tindakan yang
ditujukan kepada kebaikan
pasien. Disini ditekankan
tindakan atau perbuatan yang
mempunyai sisi baik atau
bermanfaat lebih besar
dibanding dengan sisi buruk
atau mudharat (Secara umum
tindakan dokter dapat
dilakukan dan berlaku pada

Prinsip Membawa Kebaikan (beneficence)

Tindakan yang diberikan kepada pasien sepanjang itu


membawa kebaikan bagi pasien yang bersangkutan.
Dalam praktek etika kedokteran, dikenal dua prinsip, yaitu
berbuat baik (doing good) dan prinsip bertujuan untuk
tidak mencedrai pasien (primun non nocere atau do no
harm).
Kadangkala kedua prinsip berjalan tidak seiring, misalnya
penyakit kanker , untuk menyembuhkan seseorang
(doing good) melalui pengobatan yang diketahui sangat
besar efek sampingnya, sehingga tidak sejalan dengan
prinsip primum non nocere.
Disini diperlukan suatu keputusan yang cermat antara
kebaikan yang akan dicapai dan resiko yang dihadapi.
Keputusan harus disetujui pasien, kena pasien mempunyai
hak untuk memilih yang dianggap baik untuk dirinya,
disinilah munculnya gagasan perlunya Informed consen

Ada empat langkah sebagai proses untuk


menilai resiko kerugian sehingga dapat
diperkirakan sejauhmana suatu
kewajiban bersifat mengikat
(Wiradharma, 1999 ):
1.

Orang yang perlu bantuan


itu mengalami suatu
bahaya besar atau risiko
kehilangan sesuatu yang
penting.

Lanjutan....4 langkah.
2.

3.

4.

Penolong sanggup melakukan


sesuatu untuk mencegah terjadinya
bahaya atau kehilangan itu.
Tindakan penolong agaknya dapat
mencegah terjadinya kerugian itu.
Manfaat yang diterima orang
tersebut melampui kerugian bagi
penolong dan membawa risiko
minimal.

Prinsip Menjaga
kerahasiaan (Confintizality)
Dalam penyampaian informasi
dalam pelayanan kesehatan tenaga
kesehatan mau menyimpan rahasia
pasien yang berkaitan dengan sakit
dan penyakitnya.
Karena tanpa jaminan
penyimpanan rahasia pesien
kemungkinan tidak akan
menyampaikan semua informasi
yang diperlukan untuk kesembuhan
penyakit. Akibatnya akan

Prinsip Otonomi
Pasien (Autonomy of
patient)
Prinsip moral yang
menghormati hak-hak
pasien, terutama hak
otonomi pasien.
Selanjutnya diklinik
dibuat informed
consent dalam setiap
dokter melakukan
tindakan.( pasien
berpendidikan, dewasa,
matang dsb)

Prinsip Berkata Benar


(Truth Telling)

Tenaga kesehatan maupun pasien harus


menyampaikan informasi yang benar.
Tanpa informasi yang benar, maka proses
pelayanan kesehatan tidak akan berjalan
dengan baik.
Secara umum mereka mempunyai hak atas
kebenaran, terutama tentang kesehatan
pasien, namun tenaga kesehatan tidak selalu
harus menyampaikan semua kebenaran
kepada pasien, dalam keadaan tertetu,
tenaga kesehatan akan menyampaikan
kepada orang yang dapat mewakili keluarga
yang cukup dewasa dan siap menerima
kebenaran.

Prinsip berlaku adil


(justice)
prinsip moral yang
mementingkan keadilan dalam
bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumberdaya
(konteks membahas hak orang
lain, selain dari pasiennya itu
sendiri).

Aristoteles Membagi Dua Jenis Keadilan :


1. Keadilan

distributif (justitia
distributiva)
Setiap orang mendapatkan apa yang
menjadi haknya atau jasanya.
Keadilan distibutif didasarkan pada
prinsip formal dan prinsip material :
Prinsip formal kasus-kasus yang harus
diperlakukan dengan cara yang sama dan
kasus-kasus yang berbeda diperlakukan
dengan cara yang tidak sama

Lanjutan....berlaku adil

Enam prinsip material (T.L. Beuschamp dan


Jf.Childres) :
Bagian yang sama
Sesuai dengan kebutuhannya
Sesuai dengan usahanya
Sesaui dengan kontribusinya kepada masy.
Sesuai dengan jasa atau keselahan.Sesuai
dengan prinsip tukar menukar yang
berlaku.

Lanjutan....berlaku adil

2. Keadilan Commutatif
(justitia Communtiva) atau
keadilan proporsional yaitu
memberikan kepada setiap
orang sama banyaknya.

Prinsip Menghormati Privasi


(Privacy)
Tenaga kesehatan dalam
menjalankan tugasnya tidak
sampai menyinggung masalah
pribadi pasien, demikian pula
pasien menerima semua
bentuk pelayanan tanpa
melakukan suatu perbutan
yang sensitif dan menyentuh
paersoalan pribadi dari tenaga

B. ETIKA PROFESI KESEHATAN

Profesi kesehatan berasal dari


kata profesio (Latin), yang berarti
pengakuan.
Profesi adalah suatu tugas atau
kegiatan fungsional dari suatu
kelompok tertentu yang diakui
dalam melayani masyarakat.

Lanjutan....etika profesi.

Etika profesi adalah merupakan normanorma, nilai-nilai, atau pola tingkah laku
kelompok profesi tertentu dalam
memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat.
Etika Profesi Kesehatan adalah normanorma atau perilaku bertindak bagi
petugas atau profesi kesehatan dalam
melayani kesehatan masyarakat.

Ciri-ciri profesi
a.

b.

Mengikuti pendidikan sesuai standar


nasional, artinya yang termasuk dalam
profesi yang bersangkutan harus telah
menyelesaikan pendidikan profesi
tersebut.
Pekerjaan berdasarkan etik profesi,
artinya dalam menjalankan tugas
profesinya seseorang harus berlandaskan
kepada etika profesi yang dirumuskan
oleh organisasi profesinya.

Lanjutan... Ciri-ciri
Profesi
c.

d.

Mengutamakan panggilan kemanusiaan


dari pada keuntungan materi. Seorang
petugas kesehatan dalam menolong
penderita, yang didahulukan adalah
menyelamatkan pasien.
Pekerjaannya legal (melalui perizinan).
Untuk menjalankan tugas atau praktek,
profesi ini dituntut perizinan secara hukum,
atau izin praktik dari yang berwenang.

Lanjutan....ciri-ciri profe

e.

f.

Angota-angotanya belajar sepanjang hayat.


Seorang anggota profesi mempunyai
kewajiban untuk selalu meningkatkan
frofesinya melalui belajar terus menerus.
Anggota-angotanya bergabung dalam
suatu organisasi profesi. Seseorang yang
sudah mempunyai pengakuan profesi
diwajibkan untuk menjadi anggota
organisasi profesi yang bersangkutan.

Profesi kesehatan
1.

Kuratif-Rehabilitatif :
a.
Dokter
b. Dokter Gigi
c. Perawat dan Bidan
d. Apoteker
e. Rekam Medis
f. Penata Rontgen
g. Laboran.
h. Fisioterapitis dsb-nya.

Lanjutan....profesi...

2.

Promotif-Preventif :
a.
Ahli Kesehatan Masyarakat
b. Ahli Kesehatan Lingkungan
c. Administrator Kesehatan
d. Bidan dan Perawat kesehatan masyarakat.
e. Epidemiolog.
f. Entomolog
g. Penyuluh/Pendidik/Ptromotor Kesehatan
dsb-nya..

Kode etik profesi

Kode Etik Profesi adalah suatu


aturan tertulis tentang kewajiban
yang harus dikakukan oleh semua
anggota profesi dalam
menjalankan pelayanan terhadap
client atau masyarakat.
Kode etik pada umumnya disusun
organisasi profesi yang
bersangkutan.
Kode etik tidak mengatur hak-hak

Kode etik profesi pada umumnya


mencakup :
a.
b.

c.

d.

Kewajiban umum
Kewajiban terhadap
client
Kewajiban terhadap
teman sejawatnya.
Kewajiban diri sendiri.

KODE ETIK KEPERAWATAN

Pengertian kode etik


keperawatan
Kode etik keperawatan
merupakan bagian dari etika
kesehatan. Inti dari hal
tersebut, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan

KOZIER BERPENDAPAT BAHWA KODE ETIK


KEPERAWATAN :

Kode etik menjadi alat untuk


menyusun standar praktik
profesional serta memperbaiki dan
memelihara standar tersebut.
Kode etik adalah pedomen resmi
untuk tindakan profesional.
Artinya, diikuti orang-orang dalam
profesi dan harus diterima sebagai
nilai pribadi bagi anggota
profesional.

Lanjutan...K
ozier

Kode etik memberi kerangka


pikir kepada anggota profesi
untuk membuat keputusan
dalam situasi keperawatan.
Etika akan menunjukan standar
profesi untuk kegiatan
keperawatan, standar ini akan
melindungi perawat dan pasien.

KONTENS KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik keperawatan


Indonesia telah disusun oleh
Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, melalui Munas
PPNI di Jakarta pada tanggal
29 November 1989. Kode
etik tersebut terdiri atas lima
bab dan 16 pasal, dimana:

BAB 1
TANGGUNG JAWAB PERAWAT, TERHADAP
MASYARAKAT, KELUARGA DAN PENDERITA
1.

Perawat dalam rangka


pengabdianynya
senantiasa berpedoman
kepada tanggung jawab
yang pangkal tolaknya
bersumber dari adanya
kebutuhan akan perawat
untuk individu, keluarga
dan masyarakat.

Lanjutan.... Bab 1

2. Perawat dalam melaksanakan


pengabdiannya di bidang
keperawatan senantiasa
memelihara suasana
lingkungan yang
menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat, dan
kelangsungan hidup
beragama dari orang seorang,
keluarga dan masyarakat.

Lanjutan.... Bab 1

3. Perawat dalam
melaksanakan
kewajibannya bagi
orang seorang,
keluarga dan
masyarakat senantiasa
dilandasi dengan rasa
tulus ihlas sesuai
dengan martabat dan
tradisi luhur

Lanjutan.... Bab 1

4. Perawat senantiasa
menjalin hubungan kerja
sama yang baik dengan
orang seorang, keluarga
dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya
kesejahteraan umum
sebagai bagian dari tugas,
kewajiban bagi
kepentingan masyrarakat.

BAB II
TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP TUGAS
1. Perawat

senantiasa merawat
mutu pelayanan yang tinggi
disertai kejujuran profesional
dalam menerapkan pengetahuan
serta keterampilan perawat
sesuai dengan kebutuhan orang
seoaranng atau penderita,
keluarga dan masyarakat.

Lanjutan.... Bab 2

2. Perawat wajib
merahasiakan segala
sesuatu yang
diketahuinya
sehubungan yang
dipercayakan kepaanya.

Lanjutan.... Bab 2

3.Perawat tidak akan


mempergunakan
pengetahuan dan
keterampilan perawatan
untuk tujuan yang
bertentangan dengan
norma-norma
kemanusiaan.

Lanjutan.... Bab 2

4. Perawat dalam menunaikan


tugas dan kewajibannya
senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak
terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur jenis kelamin, aliran
politik yang dianut serta
kedudukan sosial.

Lanjutan.... Bab 2

5. Perawat senantiasa
mengupayakan perlindungan dan
keselamatan penderita dalam
melaksanakan tugas keperawatan
serta dengan matang
mempertimbangkan kemampuan
menerima atau mengalihtugaskan
tanggung jawab yang ada
hubungannnya dengan
perawatan.

BAB III
TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP SESAMA
PERAWAT DAN PROFESI KESEHATAN LAINNYA
1. Perawat

senantiasa memelihara
hubungan yang baik antar
sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik
dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.

Lanjutan.... Bab 3

1. Perawat

senantiasa
menyebarluaskan
pengetahuan keterampilan
dan pengalamannya kepada
sesama perawat serta
menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain
bidang perawatan.

BAB IV
TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP
PROFESI KEPERAWATAN
1. Perawat

selalu berusaha meningkatkan


kemampuan profesional secara sendirisendiri dan atau bersama-sama
dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan perawatan.

Lanjutan....tanggung jaw

2. Perawat selalu menunjang tinggi nama baik


profesi perawat dengan menunjukan perilaku
dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3. Perawat senantiasa berperan dalam
menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan
dlam kegiatan-kegiatan pelayanan dan
pendidikan perawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membina dan
memelihara mutu organisasi profesi
perawatan sebagai sarana pengabdian.

BAB V
TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP PEMERINTAH,
BANGSA DAN TANAH AIR
1.

2.

Perawat senantiasa melaksanakan


ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan
perawatan.
Perawat senantiasa berperan secara aktif
dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam menigkatkan pelayanan
kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.

LAPAL SUMPAH ATAU JANJI SARJANA KEPERAWATAN

Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa :


1. Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan, terutama
dalam bidang keperawatan.
2. Saya akan melaksanakan tugas saya dengan
sebaik-baiknya sesuai martabat dan tradisi
luhur jabatan keperawatan
3. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan
saya sebagai sarjana keperawatan.

Lanjutan....lapaz sumpah

4.

5.

6.

Sekalipun diancam, saya tidak akan


mempergunakan pengetahuan keperawatan
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan.
Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan
berikhtiar dengan sunguh-sunguh supaya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau
kedudukan sosial.
Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguhsungguh dan dengan penuh keikhlasan.

HUKUM KESEHATAN

Hukum adalah peraturan


perundang-undangan yang
dibuat oleh suatu kekuasaan
dalam mengatur pergaulan
hidup bermasyarakat.

Lanjutan....hukum keseha

Hukum tertulis, dikelompokkan


menjadi dua, yakni :
a. Hukum perdata mengatur subjek
dan antar subjek, anggota
masyarakat yang satu dengan yang
lain dalam hubungan interelasi.

HUKUM KESEHATAN
b.

Hukum pidana adalah mengatur hubungan


antara subjek dan subjek dalam konteks
hidup bernasyarakat dalam satu negara.
Dalam hukum pidana selalu terkait antara
seseorang yang melanggar hukum dengan
penguasa (dalam hal ini pemerintah) yang
mempunyai kewenangan menjatuhkan
hukuman.

HUKUM KESEHATAN

Hukum kesehatan adalah


semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau objek
pelayanan kesehatan dan
penerapannya.

PERKEMBANGAN HUKUM KESEHATAN

Hukum kesehatan baru dimulai pada


tahun 1967, yakni diselenggarakannya
World Congress on Medical Law di
Belgia tahun 1967.
Di Indonesia perkembangan hukum
kesehatan mulai dengan terbentuknya
kelompok studi Hukum Kedokteran FK-UI
dan Rumah Sakit Ciptomangunkosumo
di Jakarta tahun 1982.

Lanjutan....hukum keseha

Kelompok Studi Hukum Kedokteran ini akhirnya pada


tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan Hukum
Kesehatan Indonesia (PERHUKI)
Pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14
April 1987.
Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen
atau kelompok-kelompok profesi kesehatan yang
saling berhubungan dengan yang lainnya : Hukum
Kedokteran, Hukum Kedokteran Gigi, Hukum
Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit,
Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehataan
Lingkungan dsb-nya.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM


KESEHATAN

Persamaan :
1. Etika dan Hukum Kesehatan samasama merupakan alat untuk mengatur
tertibnya hidup bermasyarakat dalam
bidang kesehatan.
2. Sebagai objek adalah sama yakni
masyarakat baik yang sakit maupun
yang tidak sakit (sehat)

Lanjutan....hukum keseha
3.

4.

5.

Masing-masing mengatur kedua belah pihak


antara hak dan kewajiban, baik pihak yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
maupun yang menerima pelayanan kesehatan
agar tidak saling merugikan.
Keduanya menggugah kesadaran untuk bersikap
manusiawi, baik penyelenggara maupun
penerima pelayanan kesehatan.
Baik etiaka maupun hukum kesehatan
merupakan hasil pemikiran dari para pakar serta
pengalaman para praktisi bidang kesehatan.

Perbedaan :
1.

2.

Etika kesehatan hanya berlaku dilingkungan


masing-masing profesi kesehatan, sedangkan
hukum kesehatan berlaku untuk umum.
Etika kesehatan disusun berdasarkan
kesepakatan anggota masing-masing profesi,
sedangkan hukum kesehatan disusun oleh
badan pemerintahan, baik legislagtif (UU,
Perda), maupun oleh eksekutif (PP, Kepres,
Kepmen dsb-nya).

Lanjutan [erbedaan...

3.

4.

Etika kesehatan tidak semuanya tertulis,


sedangkan hukum kesehatan tertulis secara
rinci dalam kitab undang-undang atau
lembaran negara lainnya.
Sanksi terhadap pelanggaran etika kesehatan
berupa tuntunan, biasanya dari organisasi
profesi, sedangkan sanksi pelanggaran
hukum kesehatan adalah tuntutan, yang
berujung pada pidana atau hukuman.

Lanjutan [erbedaan...

5.

6.

Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan


oleh Majelis kehormatan Etik Profesi dari
masing-masing organisasi profesi,
sedangkan pelanggaran hukum
kesehatan diselesaikan lewat pengadilan.
Penyelesaian pelanggaran etik tidak
selalu disertai bukti fisik, sedangkan
untuk pelanggaran hukum
pembuktiannya memerlukan bukti fisik.

Urutan perundangan bidang kesehatan


Hukum kesehatan terkait dengan aturan legal,
yang dibuat untuk kepentingan kesehatan
masyarakat Indonesia :
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD45)
2. Undang-Undang (UU)
3. Peraturan Pemerintah (PP)
4. Keputusan Presiden (Kepres)
5. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
6. Keputusan Sekjen/Dirjen
7. Keputusan Direktur/Kepala Pusat

URUTAN PERUNDANGAN BIDANG KESEHATAN

Dengan berkembangnya otonomi


daerah:
1. Peraturan Daerah (Perda)
2. Keputusan Gubernur, Walikota/Bupati
3. Keputusan Kepala Dinas.

HUKUM KESEHATAN MENGATUR DUA KEPENTINGAN


YANG BERBEDA :

Penerima pelayanan, yang harus diatur


hak dan kewajiban baik perorangan,
kelompok/masyarakat.
Penyelenggara pelayanan : organisasi
dan sarana-prasarana pelayanan, yang
juga harus diatur hak dan
kewajibannya.

HUKUM KESEHATAN DIKELOMPOKKAN MENJADI


BERBAGAI BIDANG :
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Hukum
Gigi.
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum

kedokteran dan Kedokteran


Keperawatan
Farmasi Klinik
Rumah Sakit
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Lingkungan

UNDANG-UNDANG
KESEHATAN

UNDANG-UNDANG KESEHATAN

UNDANG-UNDANG
POKOK SESEHATAN
N0.9 TAHUN 1960

UNDANG-UNDANG
N0.23 TAHUN 1992
TENTANG
KESEHATAN

UNDANG-UNDANG
N0.36 TAHUN 2009
TENTANG
KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH (PP)


KEPUTUSAN PRESIDEN
(KEPRES)
PERATURAN PRESIDEN
(PERPRES)
INSTRUKSI PRESIDEN (INPRSES)
DAN KEPUTUSAN DAN
PERATURAN
MENTERI KESEHATAN

UNDANG
UNDANG NO.23
TAHUN 1992
SUDAH BERUMUR
20 TAHUN
TIDAK
MENGAKOMODIR
PERSOALANPERSOALAN,
TANGTANGANTANTANGAN
BIDANG
KESEHATAN YANG
SENANTIASA
BERKEMBANG

UNDANG
UNDANG NO. 36
TAHUN 2009

20 BAB
1 BAB
KETENTUAN
PERALIHAN
1 BAB
KETENTUAN
PENUTUP
205 PASAL

DASAR PERTIMBANGAN
DIKELUARKAN
UU NO.36 TAHUN 2009 ) :
KESEHAT
AN

HAM

KESEJAHTER
AAN
CITA-CITA
PANCASILA &
UUD45

Lanjutan.. Dasar pertimbangan......

UPAYA
PEMELIHARAAN
DAN
DERAJAT
KESEHATAN
MASY. SETINGGI 2-NYA

PRINSIP
- NON
DISKRIMINATIF
- PARTISIPATIF
BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN
NASIONAL

PEMBENTUKA
N SDM &
DAYA
SAING
BANGSA

Lanjutan.. Dasar pertimbangan......

terjadinya gangguan kesehatan pada masy.


kerugian ekonomi negara,
upaya derajat kesmas investasi bagi
pembangunan negara.
upaya pembangunan dilandasi dengan
wawasan kesehatan pembangunan
nasional harus memperhatikan kesmas
tanggung jawab pemerintah &masy.
UU No. 23/1992 tidak sesuai lagi dgn
perkembangan dan tuntutan masy. perlu
diganti.

BATASAN KESEHATAN DAN KETENTUAN UMUM

Kesehatan keadaan sehat,


baik secara fisik, mental,
spritual dan sosial yang
memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.

SEHAT

fisik
mental
sosil
ekonomi

PRODUKTI
F

DERAJAT
KESEHATA
N

FISIK
MENTAL
SOSIAL

EKONOMI

SD
SD KESEHATAN
KESEHATAN

Lanjutan.. Dasar pertimbangan......

SEGALA
BENTUK :
DANA
TENAGA
PERBEKALAN
KESEHATAN
SEDIAAN
FARMASI
ALKES

FASILITAS
YANKES DAN
TEKNOLOGI

UPAKE
S

PEM,
PEMDA
&
MASY.

SUMBER DAYA KESEHATAN

Perbekalan kesehatansemua bahan dan peralatan


yang diperlukan untuk meneyelenggarakan upaya
kesehatan.
Sediaan Farmasiobat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetika.
Alat kesehataninastrumen, aparatus, mesin dan/
atau implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mengdiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan
atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh

Lanjutan.. SDK.....

Tenaga Kesehatansetiap orang yang mengabdikan


diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesahatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Fasilitas Pelayanan kesehatansuatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitataif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.

Lanjutan.. SDK.....

Obat dan Obat Tradisionalbahan atau paduan bahan,


termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Obat Tradisionalbahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sedian sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

Dalam Menggerakan Dan Memanfaatkan Sumber Daya


Dalam Mencapai Derajat Kesehatan Diperlukan :

Teknologi kesehatansegala bentuk


alat dan/atau metode yang ditujukan
untuk membantu menegakkan
diagnosis, pencegahan dan
penanganan permasalahan kesehatan
manusia.
b. Upaya kesehatansetiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan.
a.

ASAS DAN TUJUAN

Pembangunan Kesehatan berasaskan :


perikemanusiaan, keseimbangan,manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban,keadilan,jender & Nondiskriminatif dan
norma-norma agama .
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

HAK DAN KEWAJIBAN


1.Hak

Setiap orang berhak atas kesehatan


b. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan.
c. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau.
d. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya.
a.

Lanjutan.. Hak & kewajiban...

e.

f.

g.

Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan


yang sehat bagi pencapaian derajat
kesehatan.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab.
Setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Lanjutan.. Hak & kewajiban...

2.

Kewajiban
a. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya.
b. Setiap orang berkewajiban menghormati hak
orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan
yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
c.
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup
sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan
memajukan kesehatan yang setingi-tingginya.

Lanjutan.. Hak & kewajiban...

d.

e.

Setiap orang berkewajiban


menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan bagi orang
lain yang menjadi tanggung
jawabnya.
Setiap orang berkewajiban turut
serta dalam program jaminan
kesehatan sosial.

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (kesehatan) , Pemerintah mempunyai
tanggung jawab terjaminnya :
1. Ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas
kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
2. Ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat
untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Lanjutan.. Tanggung Jawab Pemerintah.

3.

4.

Ketersediaan akses terhadap


informasi, edukasi, dan pasilitas
pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan yang setingi-tingginya.
Perbendayaan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam segala bentuk
upaya kesehatan.

Lanjutan.. Tanggung Jawab Pemerintah.

5.

6.

Ketersediaan segala bentuk upaya


kesehatan yang bermutu, aman, efisien
dan terjangkau.
Pelaksanaan jaminan kesesehatan
masyarakat melalui sistem jaminan sosial
nasional bagi upaya kesehatan perorangan.
Pelaksanaan sistem jaminan sosial yang
dimaksudkan ini dilaksanakan sesuai
ketentuan perturan perundang-undangan.

SUMBER DAYA DI BIDANG


KESEHATAN
1.

Tenaga Kesehatan
a. Kualifikasi dan Kewenangan.
Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum
(diatur dengan Peraturan Menteri).
Tenaga kesehatan mempunyai kewenangan:
1) Dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki.
2) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah.
3) Selama memberikan pelayanan kesehatan, dilarang
mengutamakan kepentingan yang bernilai materi.

Lanjutan.. Sumberr daya...

b. Etika dan Kodek Etik


Tenaga kesehatan yang berwenang
menyelenggarakan pelayanan harus
memenuhi ketentuan :
1). Kode etik
2). Standar Profesi
3). Hak pengguna pelayanan kesehatan
4). Standar pelayanan
5). Standar prosedur operasional.

Lanjutan.. Sumberr daya...

c.

Pendidikan dan Pelatihan


Pengadaan pendidikan dan
peningkatan mutu tenaga kesehatan
diselenggarakan oleh pemerintah,
pemda dan atau masy. Melalui diklat.
Penyelenggaraan diklat adalah
tanggung jawab pemerintah dan
Pemda (di atur dalam PP)

Lanjutan.. Sumberr daya...

d. Pendayagunaan dan Penempatan


Pendayagunaan tenaga kesehatan ini
harus dilakukan dengan memperhatikan :
1). Jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat.
2). Jumlah sarana pelayanan kesehatan
3). Jumlah tenaga kesehatan sesuai
dengan beban kerja pelayanan
kesehatan yang ada.

Lanjutan.. Sumberr daya...

e.
1)

2)

3)

4)

Hak, Kewajiban dan Kewenangan :


Mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib
melakukan pemerikasaan kesehatan atas permintaan
penegak hukum dengan biaya ditanggung negara.
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud tersebut
didasarkan pada kompetensi dan kewenangan sesuai
dengan bidang keilmuan yang dimiliki.

Lanjutan.. Sumberr daya...

2.
a.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Jenis Pelayanan, Penyelenggaraan dan Perizinan
Fasilitas yankes, menurut jenis pelayanannya :
1) Pelayanan kesehatan perseorangan
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Fasilitas yankes menurut tingka pelayanan yang
dilakukan :
3) Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
4) Pelayanan kesehatan tingkat kedua
5) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

Lanjutan.. Sumberr daya...


b.

Kewajiban.
Semua fasilitas pelayanan kesehatan, jenis dan
tingkat apapun, dan pengelolaannya oleh siapa
saja, berkewajiban :
1)
Memberikan akses yang luas bagi kebutuhan
penelitian dan pengembangan di bidang
kesehatan.
2) Mengirimkan laporan hasil penelitian dan
pengembangan kepada pemerintah daerah atau
menteri.
3) Dalam keadaan darurat semua pelayanan
kesehatan :
a) Wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan
b) Dilarang menolak pasien dan/ atau meminta
uang muka.

Lanjutan.. Sumberr daya...

c. Kompetensi Manajemen
Setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas
yankes masyarakat harus memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat yang
dibutuhkan.
Demikian juga setiap pimpinan penyelenggara
fasilitas yankes perorangan harus memiliki
kompetensi manajemen kesehatan perorangan
yang dibutuhkan.
Penyelenggara fasilitas yankes masyarakat dan
perorangan dilarang mempekerjakan tenaga
kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan
izin melakukan pekerjaan profesi.

Lanjutan.. Sumberr daya...

d. Pembatasan
Pemda dapat menentukan jumlah dan jenis
fasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian
izin beroperasi di daerahnya.
Penentuan jumlah dan jenis fasilitas yankes
denngan pertimbangan :
1)
luas wilayah
2) Kebutuhan dan persebaran penduduk
3) Pola Penyakit
4) Pemanfaatannya
5) Fungsi sosial dan
6) Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi

Lanjutan.. Sumberr daya...

3. Perbekalan Kesehatan
Pemerintah menjamian ketersediaan
dan keterjangkauan pembekalan
kesehatan, terutama obat esensial.
Dalam menjamin ketersediaan obat
keadaan darurat, pemerintah dapat
melakuan kebijakan khusus untuk
pengadaan dan pemanfaatan obat daan
bahan yang berkhasiat obat.

Lanjutan.. Sumberr daya...

Pengelolaan pembekalan kesehatan


dilakukan agar kebutuhan dasar
masyarakat akan pembekalan
kesehatan terpenuhi
Pengelolaan pembekalan kesehatan
berupa obat esensial dan alkes dasar
tertentu dilaksanakan dengan
memperhatikan kemanfaatan, harga
dan faktor pemerataan.

Lanjutan.. Perbekalan ke.

a.Pengembangan

Pemerintah mendorong dan


mengarahkan pengembangan
perbekalan kesehatan dengan
memanfaatkan potensi nasional
yang tersedia
Pengembangan perbekalan kes.
diarahkan terutama obat dan
vaksin baru dan bahan alam yang
berhasiat obat

Lanjutan.. Perbekalan ke.

b. Obat esensial
Pemerintah menyusun daftar dan jenis
obat yang secara esensial harus tersedia
bagi kepentingan masy.
Daftar dan jenis obat tersebut ditinjau
dan disempurnakan paling lama setiap 2
tahun sesuai dengan perkembangan
kebutuhan dan teknologi
Pemerintah juga menjamin agar obatobat tersedia secara merata dan
terjangkau oleh masyarakat.

Lanjutan.. Perbekalan ke.

Dalam keadaan darurat , pemerintah


dapat melakuakn kebijakan khusus
pengadaan dan pemanfaatan
perbekalan kesehatan.
Ketentuan darurat dilakukan dengan
mengadakan pengecualian terhadap
ketentuan paten sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
mengatur paten

Lanjutan.. Perbekalan ke.

c. Kewenagan perencanaan
Pemerintah daerah berwenang
merencanakan kebutuhan perbekalan
kesehatan sesuai dengan kerbutuhan
daerahnya.
Kewenangan merencanakan kebutuhan
perbekalan kesehatan tetap
memperhatikan pengaturan dan
pembinaan standar pelayanan yang
berlaku secara nasional.

4. Teknologi Dan Produk Teknologi


Teknologi kesehatan adalah
mencakup segala metode
dan alat yang digunakan
untuk mencegah terjadinya
penyakit, mendeteksi adanya
penyakit, meringankan
penderitaan akibat penyakit,
menyembuhkan,
memperkecil komplikasi dan
memulihkan kesehatan
setelah sakit.

4. Teknologi Dan Produk Teknologi

Teknologi dan produk


teknologi kesehatan
diadakan, diteliti, diedarkan,
dikembangkan dan
dimanfaatkan bagi kesmas.
Pemerintah membentuk
lembaga yang bertugas dan
berwenang melakukan
penapisan, pengaturan,
pemanfaatan, serta
pengawasan terhadap
penggunaan teknologi dan
produk teknologi.

Pengembangan dan Penelitian

Pengembangan teknologi
kesehatan dilakukan uji coba
teknologi atau produk teknologi
tehadap manusia dan hewan.
Uji coba teknologi kesehatan
dilakukan dengan jaminan tidak
merugikan manusia yang dijadikan
uji coba.

G. UPAYA KESEHATAN
1. Penyelenggaraan
a.
b.
c.

d.

e.

Upakes :
Pelaysanan kesehatan
Yankes tradisional
Peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Kesehatan reproduksi

Lanjutan... upakes

f.
g.
h.
i.
j.
k.

Kerluarga Berencana
Kesehatan sekolah
Kesehatan olah raga
Pelayanan kesehatan pada bencana
Pelasysnsn darah
Kesehatan gigi dan muluty

l.

m.
n.

o.
p.
q.

Penanggulangan gangguan
penglihatan dan gangguan
pendengaran
Kesehatan matra
Pengamanan dan prnggunaan
sedfiaan farmasidan alkes.
Pengamanan makanan dan minuman
Pengamanan zat adiktif dan
Bedah mayat.

Fungsi
Tanggung Jawab UPAKES
Sosial
nilai

norma
Pemerintah
Ber-T.J
agama
Pemda
penygr.
sosbud,
upakes
Masyaraka
Moral &
etika
t
profesi
Meningkatkan & Mengembangkan upakes
(memenuhi kebutuhan kesehatan dasar
Masy.)
Berdasarkan pengkajian & penelitian
Dilaksanakan melalui kerjasama antar
pemerintah dan antar lintas sektor

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

UPAKES
diselenggarak
an untuk
mewujudkan
derajat kes. Yg
se-tinggi2nya

Individu
atau
Masyarakat

SPM
Kes.

2. Pelayanan Kesehatan
a.

Pelayanan Kesehatan
pelayanan kesehatan perseorangan
ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga
Pelayanan kesehatan masyarakat
ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit suatu kelompok
masyarakat.

b. Penyelenggaraan Pelayanan

Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara
bertanggung jawab,
aman, bermutu, merata
dan non diskriminatif

1) Perlindungan pasien
Setiap orang berhak menerima
atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan
kepadanya setelah menerima
dan memahami informasi
mengenai tindakan secara
lengkap,

Hak Menerima / Menolak Ini Tidak


Berkaku
a)

b)

c)

Penderita penyakit yang


penyakitnya dapat secara
cepat menular ke dalam
masyarakat yang lebih luas;
Keadaan seseorang yang
tidak sadarkan diri
Gangguan mental berat.

2). Hak-hak Pasien


Setiap orang berhak atas rahasia
kondisi kesehatan pribadinya.,
tetapi tidak berlaku dalam hal :
a) Perintah undang-undang
b) Perintah pengadilan
c) Izin yang bersangkutan
d) Kepentingan orang tersebut

Hak-Hak Pasien
Berhak
menuntut
ganti rugi

Akibat
kesalahan
atau kelalaian
Dalam yankes

kecuali
Tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan
seseorang

Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan diatur sesuai dengan


Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3). Pelayanan Kesehatan Tradisional


Berdasarkan cara pengobatannya,
pelayanan kesehatan tradisional terbagi
menjadi :
a) Yankes Tradisional yang menggunakan
keterampilan.
b) Yankes Tradisional yang menggunakan
ramuan

Lanjutan yan tradisional...

dibina dan di awasi oleh


Pemerintah agar dapat
dipertanggung jawabkan manfaat
dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma agama
menggunakan alat dan teknologi
harus mendapat izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang.

4). Peningkatan Kes. dan Pencegahan Penyakit

Peningkatan kesehatan segala


bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemda dan atau
masy. untuk mengoptimalkan kes.
melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi atau
kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.

Lanjutan .....

Pencegahan penyakit merupakan


segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemda dan atau
masy. untuk menghindari atau
mengurangi risiko, masalah dan
dampak buruk akibat penyakit.

Lanjutan .....

Pemerintah dan pemda menjamin


dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan
penyakit.

5). Penyembuhan penyakit dan Pemulihan Kes.

Penyembuhan penyakit dan pemulihan


kesehatan diselenggarakan untuk
mengembalikan fungsi tubuh akibat
penyakit dan atau akibat cacat atau
menghilangkan cacat.

5). Penyembuhan penyakit dan Pemulihan Kes.


Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan atau
perawatan, dengan ketentuan :
a)Pengendalian, pengobatan dan atau perawatan
dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamanannya.
b)Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

5). Penyembuhan penyakit dan Pemulihan Kes.


b)

c)

Pelaksanaan pengobatan dan atau


perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pemerintah dan pemda melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan atu berdasarkan cara lain yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Penyembuhan-Pemulihan dan Transplantasi

Penyembuhan penyakit dan pemulihan


kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ/dan atau jaringan
tubuh, implan obat dan atau alat
kesehatan bedah plastik dan
rekonstruksi, serta penggunaan sel
punca

Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh dilakukan


dengan ketentuan :
a)
b)

c)
d)

e)

f)

Hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.


Hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan.
Dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Pengambilan organ/jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan
mendapat persetujuan pendonor dan atau ahli waris atau keluarganya.
Transplatansi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan,
hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan
kemanfaatannya.
Penggambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.

Implan
Pemasangan implan obat dan atau alat
kesehatan ke dalam tubuh manusia
hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan serta dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan tertentu

Bedah Plastik
Bedah plastik dan konstruksi hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
Bedah plastik dan konstruksi tidak
boleh bertentangan dengan norma
yang berlaku dalam masyarakat dan
tidak ditujukan untuk mengubah
identitas.

Penggunaan sel Punca


Penggunaan sel punca dapat dilakukan
untuk tujuan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan, serta
dilarang digunakan untuk tujuan
reproduksi.
sel punca sebagaimana dimaksud tidak
boleh berasal dari sel punca embrionik.

Penggunaan sel Punca


Penggunaan sel punca dapat
dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, serta
dilarang digunakan untuk tujuan
reproduksi.
sel punca sebagaimana dimaksud
tidak boleh berasal dari sel punca
embrionik.

6). Kesehatan Reproduksi.,,


Kesehatan reproduksi
merupakankeadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan
sistem, fungsi dan proses reproduksi
pada laki-laki dan perempuan .

Kesehatan Reproduksi meliputi :


Saat sebelum hamil, hamil, melahirkan
dan sesuadah melahirkan.
b) Pengaturan kehamilan, alat
kontrasepsi, dan kesehatan seksual
c) Kesehatan sistem reproduksi
Kesehatan reproduksi sebagaimana
dilaksanakan melalui kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
a)

Hak-hak Reproduksi
a)

b)

c)

d)

Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual


yang sehat, aman serta bebas dari paksaan dan atau
kekerasan dengan pasangan yang sah.
Menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dai
diskriminasi, paksaan dan atau kekerasan yang
menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan
martabat manusia sesuai dengan norma agama.
Menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin
berproduksi sehat secara medis serta tidak bertentangan
dengan norma agama.
Memperoleh informasi, edukasi dan konseling mengenai
kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Pelayanan Kesehatan Reproduksi


a)

b)

c)

Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana


informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi
yang aman, bermutu dan terjangkau masy.termasuk KB
Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat
promotif, preventif, kuratif, dan atau rehabilitatif,
termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara
aman dan sehat dengan memperhatikan aspek=aspek
yang khas, khususnya reproduksi perempuan.
Pelaksanaan yankes reproduksi dilakukan dengan tidak
bertentangan dengan nilai agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Aborsi
Setiap orang dilarang melakukan aborsi, kecuali :
1) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak
usia dini kehamilan, baik yang mengancam
nyawa ibu dan atau janin, yang menderita
penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup diluar
kandungan
2) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat
menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.

Aborsi
Tindakan aborsi hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan atau
penasehatan pratindakan dan diakhiri
dengan konseling pascatindakan yang
dilakukan oleh konselor yang kompeten
dan berwenang.

Aborsi hanya dapat dilakukan :


a)

b)

c)
d)
e)

Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu


dihitung dari hari pertama haid terakhir,
kecuali kedaruratan medis;
Oleh tenaga kesehatan yang emmiliki
keterampilan dan kewenangan yang memiliki
sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
Dengan persetujuan ibu hamil ybs;
Dengan izin suami, kecuali koorban perkosaan;
Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

7) Keluarga Berencana

Yankes dalam KB dimaksudkan untuk


pengaturan kehamilan bagi PUS untuk
membentuk generasi penerus yang
sehat dan cerdas.
Penerintah bertanggung jawab dan
menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan
obatbdalam memberikan yan-KB yang
aman dan terjangkau masy.

8) Kesehatan Sekolah
Kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kekmampuan hidup
sehat peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi
SDM yang berkualitas.

9) Kesehatan Olah Raga

Upakes olah raga ditujukan untuk meningkatkan


kesehatan dan kebugaran jasmani masy.
Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
masy. Ini merupakan upaya dasar dalam peningkatan
prestasi belajar, kerja dan olah taga.
Upakes olahraga ini dilaksanakan melalui aktivitas fisik,
latihan fisik, dan atau olah raga.
Upaya Kesehatan Olah raga mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif, tapa mengabaikan pendekatan
kuratif dan rehabilitatif
Penyelenggaraan kesehatan olah raga dilaksanakan oleh
pemerintah, pemda dan masyarakat.

10) Pelayanan Kesehatan saat


Bencana
a.

Pemerintah, Pemda dan masyarakat


bertanggung jawab atas ketersediaan
sumberdaya, fasilitas dan pelasanaan
pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan berkesimbungan saat
bencana.
Pelayanan kesehatan : yankes tanggap
darurat dan pasca bencana

10) Pelayanan Kesehatan saat


Bencana
b.

c.

Pemerintah menjamin pembiayaan yankes saat


bencana sumber anggarannya dari APBN,
APBD/Masy. Sesuai peraturan dan perundangundangan .
Setiap orang yang memberikan yankes saat
bencana ditujukan untuk penyelamatan nyawa,
pencegahan kecatatan lebih lanjut dan
kepentingan terbaik bagi pasiendan Pemerintah
menjamin perlindungan hukum bagi setiap
orang dengan kemampuan yang dimiliki.

10) Pelayanan Kesehatan saat


Bencana
d.

Dalam keadaandarurat, fasilitas pelayanan


kesehatan , baik pemerinta maupun swasta
wajinb memberikan pelayanan kesehatan
pada bencanaa baggi penyalamatan nyawa
pasien dan pencegahaan keecacatan.
Fasilitas yankes dalam memberikaan
pelayanan kesehatan becana dilarang
menolak pasien dan meminta uang muka
teerlebih dahulu.

11). Pelayanan darah

Pelayanan darahupaya yankes yang memanfaatkan


darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan
kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
Penyelenggaraan donor darah dilakukan oleh unit
Transfusi darah (Pemerintah, Pemda dan atau
organisasi sosial yang tugas okok dan fungsinya di
bidang kepalang merahan.
Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan,
pengerahan pendonor darah, penyediaan,
pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian
darah kepada pasien.

Standar Pengolahan Darah

Menteri mengatur standar dan persyaratan pengelohan


darah untuk pelayanan transfusi darah.
Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan
darah yang aman, mudah diakses dan sesuai kebutuhan
masyarakat.
Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan
pelayanan darah.
Darah tidak dibenarkan untuk diperjual belikan dengan dalih
apapun.
Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan melalui
proses pengolahan dan produksi dikendalikan oleh
pemerintah.

Kesehatan Gigi dan Mulut.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut


dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk kesehatan
gigi, pencegahan penyakit gigi.
Pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi oleh
pemerintah, pemda dan atau
masyarakat yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan

PEMBIAYAAN KESEHATAN
5%
APBN
2/3
YAN
PUBLIK

BESARAN
ANGGARAN
10 %
APBD

PEMBIAYAAN
KESEHATAN

ALOKASI
ANGGARAN

ANGGARAN
BERSUMBER
SWASTA

PDDK MISKIN
KLP.LANSIA
ANAK
TERLANTAR

JSN

KETENTUAN PIDANA
1.

Pimpinan fasilitas yankes/nakes yang


melakukanpraktik atau pekerjaan pada fasilitas
yankes yang sengaja tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap pasien yang
dalam keadaan gawat darurat dipidana dengan
pidana penjara palaing lama 2 th dan denda
paling banyak Rp. 200 juta
kalau mengakibatkan terjadinya lama
kecacatan atau kematian pidana penjara
paling lama 10 th. dan denda paling banyak 1
M

KETENTUAN PIDANA
2. Setiap orang tampa izin melakukan
praktik yankes tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi
sehingga mengakibatkan kerugian
harta benda, luka berat atau kematian
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 th dan denda paling
banyak 100 Jt.

KETENTUAN PIDANA
3.

4.

Setiap orang yang dengan sengaja


memperjualbelikan organ atau jaringan
tubuh dengan dalih apapun dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10
tahun dan denda paling banyak 1 M.
Setiap orang dengan sengaja melakukan
bedah plastik dan rekonstruksi untuk
mengubah identitas seseorang diancam
pidana penjara paling lama 10 th. Dan
denda paling banyak 1 M

KETENTUAN PIDANA
5.

6.

Setiap orang yang dengan sengaja


melakukan aborsi dipidana penjara
paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak 1 M
Setiap orang dengan sengaja
memperjualbelikan darah dengan dalih
apapun dipidana penjara paling lama 5
th. Dan denda paling banyak 500 juta

KETENTUAN PIDANA
7.

8.

Setiap orang yang dengan sengaja


memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan dan mutu dipidana
dengan penjara paling lama 10 thm dan denda
1M
Setiap orang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi atau alkes yang
tidak memiliki izin edar dipidana penjara [aling
lama 15 th. Dan denda 1,5 M

KETENTUAN PIDANA
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian
dan kewenangan untuk melakukan praktik
kefarmasiaan dipidana dengan penjara
paling lama 1 th dan denda 1 juta
10. Setiap orang dengan sengaja memproduksi
atau memasukkan rokok ke dalam wilayah
NKRI dengan tidak mencantumkan
peringatan kesehatan berbentuk gambar
dipidana penjara paling lama 5 th. Dan
denda 5 juta
9.

KETENTUAN PIDANA
11. Setiap

orang yang dengan sengaja


melanggar kawasan tanpa rokok dipidana
denda paling banyak 50 rb
12. Setiap orang dengan sengaja menghalangi
program pemberian ASI ekslusif dipidana
penjara paling lama 1 th. Dan denda 100
juta
13. Selain pidana, koorporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan pencabutan izin usaha
atau pencabutan status badan Hukum.

ASPEK HUKUM
KETENAGAAN
KESEHATAN

PERATURAN TTG NAKES

UU POKOK
KESEHATAN NO. 9
TAHUN 1960

UU NO. 6 TAHUN 1963


TTG TENAGA KESEHATAN

UU KESEHATAN NO.
23 TAHUN 1992

PP. NO. 32 TAHUN 1996


TTG TENAGA KESEHATAN

UU KESEHATAN NO.
36 TAHUN 2009

Pengertian Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (PP No. 32 Tahun 1996)

Jenis Tenaga Kesehatan


1. Tenaga Medis

Dokter
Dokter Gigi

Lanjutan...nakes

2. Tenaga Keperawatan

Perawat
Bidan

Lanjutan...nakes

3. Tenaga Kefarmasian

Apoteker
Analis
Asisten
Apoteker

Lanjutan...nakes

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat


Epidemiolog
Entomolog Kesehatan
Microbiolog Kesehatan
Penyuluh Kesehatan
Administrator
Kesehatan
Sanitarian

Lanjutan...nakes

5. Tenaga Gizi

Nutrisionis
Dietasen

6. Tenaga Keterapian Fisik

Fisioterpis
Akupasiterfis
Terapis Wicara

Lanjutan...nakes

Lanjutan...nakes

7. Tenaga Keteknisian Medis

Radiografer
Radioterafis
Teknisi Gizi
Teknisi Elektormedis
Analis Kesehatan
Refraksionis
Optisien
Otorik prostetek
Teknisi Transfusi
Perekam Medis

Persyaratan Tenaga Kesehatan


1.

Tenaga Kesehatan wajib


memiliki pengetahuan dan
keterampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan
dengan ijazah dari
Institusi/lembaga
pendidikan.

Lanjutan ...persyaratan.

2. Tenaga Kesehatan hanya


dapat melakukan upaya
kesehatan setelah tenaga
kesehatan yang
bersangkutan memiliki izin
dari menteri. Persyaratan ini
dikecualikan bagi tenaga
kesehatan masyarakat.

Lanjutan ...persyaratan.

3. Selain izin dari Menteri, bagi


tenaga medis dan tenaga
kefarmasian lulusan dari
lembaga luar negeri harus
melakukan adaptasi terlebih
dahulu di Fakultas atau
lembaga pendidikan dokter
negeri Indonesia.

Perencanaan dan Pengadaan Nakes


1.

2.

3.

Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan


oleh masyarakat (preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif) dengan memperhatikan
faktor gegrafis, demografis dan sosbud masy.
Sarana Kesehatan yang beraneka ragam
(farmasi, alat-alat,dan teknologi kesehatan,
laboratorium klinik, penelitian kesehatan dan
biomedis)
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

Pengadaan Tenaga
Kesehatan
1.

Pendidikan
a. Pendidikan di bidang kesehatan
dilaksanakan oleh lembaga/institusi
pendidikan .
b. Penyelenggaraan pendidikan bidang
kesehatan didasarkan pada izin dari
pihak yang diberi kewenangan
untuk mengatur penyelenggaraan
teraebut.

Lanjutan ...pengadaan..
2. Pelatihan
a. Pelatihan di bidang kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan keterampilan atau penguasaan
di bidang teknis kesehatan
b. Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan jenis tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
c. Setiap tenaga kesehatan mempunyai
kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan
bidang tugasnya.

Lanjutan ...pengadaan..
d.

e.

Penyelenggaraandan / atau pimpinan


sarana kesehatan bertanggung jawab
atas pemberian kesempatan kepada
tenaga kesehatan yang ditempatkan dan
atau bekerja pada sarana kesehatan
yang bersangkutan untuk meningkatkan
keterampilan atau pengetahuan melalui
pelatihan bidang kesehatan.
Pelatihan di bidang kesehatan dapat
dilaksanakan di Bapalai Pelatihan Tenaga
Kesehatan atau tempat pelatihan lainnya.

Lanjutan ...pengadaan..

f.

g.

h.

Pelatihan di bidang kesehatan dapat


diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta.
Pelatihan bidang kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Pelatihan di bidng kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat
dilaksanakan atas izin menteri.

Lanjutan ...pengadaan..
j.

Pelatihan di bidang kesehatan wajib


memenuhi persyaratan tersedianya :
Calon peserta
Tenaga Pelatih
Kurikulum
Sumber yang tetap untuk
menjamin kelangsungan
penyelenbggaraan pelatihan
Sarana dan prasarana.

Lanjutan ...pengadaan..

Menteri dapat menghentikan pelatihan


apabila pelaksanaan pelatihan di bidang
kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat ternyata:
Tidak sesuai dengan arah pelatihan yang
ditentukan .
Tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
k. Penghentian pelatihan karena ketentuanketentuan penyelenggaraan pelatihan
dilanggar.
i.

Penempatan Tenaga Kesehatan


1.

2.

3.

Penempatan yankes bagi seluruh masy.


Pemerintah dapat mewajibkan nakes untuk
ditempatkan pada sarana kesehatan
tertentu untuk jangka waktu tertentu.
Penempatan nakes ini dilakukan dengan
cara masa bakti.
Pelaksanaan penempatan nakes ini
dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan perundang-undangan yang
belaku.

Penempatan Nakes dengan Cara Masa Bakti


1.

Penempatan nakes di tempat atau


fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan :
a. Kondisi wilayah di mana nakes ybs
ditempatkan.
b. Lamanya penempatan
c. Jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh masy.
d. Prioritas sarana kesehatan.

Lanjutan ...penempatan
2. Penempatan nakes dengan cara masa bakti
dilaksanakan dengan ketentuan :
a. Sarana kesehatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah.
b. Sarana Kesehatan yang diselenggarakan
oleh masyarakat yang ditunjuk oleh
pemerintah.
c. Lingkungan perguruan tinggi sebagai staf
pengajar.
d. Lingkungan TNI dan Kepolisisian RI.

Lanjutan ...penempatan

3.

4.

5.

Pelaksanaan ketentuan tersebut di atas lebih


operasional diatur lebih lanjut oleh menteri
setelah mendengar pertimbangan dari pimpinan
instansi terkait.
Nakes yang telah melaksanakan masa bakti
diberikan surat keterangan dari menteri.
Surat keterangan telah melaksanakan masa bakti
tersebut merupakan persyaratan bagi tenaga
kesehatan untuk memperoleh izin
menyelenggarakan upakes pada sarana
kesehatan.

Lanjutan ...penempatan

6.

Status nakes dalam


penempatan nakes
dapat berupa :
PNS
Pegawai Tidak Tetap.

Standar Profesi dan Perliundungan Hukum


( PP No. 32 Tahun 1996)

1.

2.

Setiap nakes dalam


melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi nakes.
Standar Profesi nakes ini
selanjutnya di tetapkan oleh
Menteri.

Lanjutan ...standar....
3. Bagi Nakes Jenis Tertentu Dalam
Melaksanakan Tugas Profesinya
Berkewajiban:

Menghormati hak pasien


b. Menjaga kerahasiaan identitas dan tata
kesehatan pribadi pasien.
c. Memberi informasi yang berkaitan
dengan kondisi dan tindakan yang
akandilakukan.
d. Meminta persetujuan terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
e. Membuat dan memelihara rekam
medis.
a.

Kewenangan dan Tanggung Jawab Nakes.


KEWENANGAN

KOMPETENS
I

KEMAMPUAN
(ABILITY)

IJAZAH

OTORITAS

KEKUASAAN
(POWER)

KEMENKES

Lanjutan ...kewenangan

Dalam praktik pelayanan kesehatan sering


terjadi adanya pembagian dan pengalihan
kewenangan.
Mis. : Seorang dokter meminta perawat untuk
melakukan penyuntikan kepada pasien.
Kewenangan yang dapat dialihkan adalah
kewenangan dalam arti otoritas (kewenangan
untuk bertindak), karena kemampuan
seseorang tidak dapat dialihkan.

Lanjutan ...kewenangan

Pengalihan kewenangan dapat berupa pelimpahan


kewenangan (pendelegasian kewenangan), maka
penerima kewenangan tidak dapat membuat
kebijakan sendiri, tetapi tanggung jawab masih
ada pada pemberi kewenangan.
Jenis tindakan yang didelegasikan pada pihak
lain adalah tindakan yang masih dalam lingkup
kewenangan pihak penerima, tetapi bila tindakan
yang didelegasikan adalah diluar lingkup
kewenangan pihak penerima, maka pihak pemberi
delegasi yang tetap bertanggung jawab atas
segala akibat yang timbul

Lanjutan ...kewenangan

Penyerahan kewenangan,
maka penerima
kewenangan dapat
membuat kebijakan
sendiri, tetapi tanggung
jawabnya ada pada
penerima .

Hubungan Antara Dokter Dengan Perawat.

Sesuai UU No. 36 Tahun 2009,


berdasarkan keahlian dan
kewenagannya, lingkup kerja
dokter adalah pada tindakan
medik, sedangkan tindakan
keperawatan ada pada
perawat.

Lanjutan ...hubungan...

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan


pendidikan formal keperawatan dan diberi
kewenangan untuk melaksakan peran dan fungsinya
sesuai dengan ilmu keperawatan yang diperolehnya
(Depkes RI, 1993), perawat sebagai salah satu
tenaga kesehatan dengan jumlah mayoritas, penjalin
kontak pertama dan terlama dengan pasien, mutlak
harus mempunyai kemampuan profesional yang
tinggi dan mempunyai kemampuan berkomunikasi
interpersonal dalam membina hubungna dengan
pasien dan keluarganya serta dengan sesama
perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit.

Lanjutan ...hubungan...

Dalam SK Menpan No.


94/Menpan/1986, bahwa tenaga
keperawataan adalah PNS yang
berijazah keperawatan yang diberi
tugas secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat pada unit pelayanan
kesehatan,

Menurut De Young (*Guwandi, 1995)


terdapat empat tugas utama perawat :
1.

2.

3.

4.

Membantu si sakit memperoleh


kembali kesehatannya.
Membantu yang sehat memelihara
kesehatannya.
Membantu yang tidak bisa
disembuhkan untuk menyadari
bagaimana potensinya
Membantu pasien yang menghadapi
kematiannya secara manusiawi.

Dewan Pusat Kesmas (Centrale Read Voor


de Volksgezonheid), 1982 :
Membuat ketentuan mengenai tindakan apa
saja yang boleh dilakukan oleh perawat :
1. Tindakan dalam rangka penerusan observasi
dan bimbingan pasien selama di rumah sakit
2. Tindakan perawatan dan pengurusan pasien
(verpleging en verzorging)
3. Tindakan di bidang medis yang berhubungan
dengan aktivitas diagnosis dan terapi dari
dokter dan dilaksanakan atas intruksinya.

Syarat Untuk Tidakan Medik :


1.

2.

3.

Penegakan diagnosis, pemberian atau penentuan


terapi serta penentuan indikasi medis, harus
diputuskan oleh dokter sendiri.
Delegasi tindakan medik itu hanya dibolehkan
jika dokter tersebut sudah sangat yakin bahwa
perawat yang menerima delegasi itu sudah
mampu untuk melaksanakan dengan baik.
Pendelegasian itu harus dilakukan secara tertulis
termasuk intruksi yang jelas tentang
pelaksanaannya, bagaimana harus bertindak jika
timbul komplikasi dan sebagainya.

Lanjutan ...syarat....

4. Harus ada bimbingan atau pengawasan


medik pada pelaksanaanya. Pengawasan
itu tergantung pada tindakan yang
dilakukan, apakah dokter harus berada di
tempat itu atau ia dapat dipanggil dan
dalam waktu singkat berada ditempat.
5. Orang yang diberi delegasi itu berhak
untuk menolak apabila ia merasa tidak
mampu untuk melakukan tindakan medik

Putusan Gerechtshof Amsterdam, 29 Mei


1986 yang dalam pertimbangannya
disimpulkan bahwa dokter secara yuridis
dan moral tetap bertanggung jawab,
karena apa yang dilakukan perawat itu
instruksi dokter, tetapi sipelaku juga
bertanggung jawab untuk tindakannya
yang dilakukan itu tidak sesuai dengan
instruksi.
Jadi yang berwenang melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri (tanpa
supervisi dokter) adalah perawat, tetapi
untuk tindakan medis harus ada delegasi
dari dokter terlebih dahulu.

Keputusan banding
Pengadilan New York tahun
1985, mengakui pandangan
modern bahwa perawat
bukan lagi petugas
kesehatan yang fasif,
tetapi penyedia jasa
perawatan kesehatan yang
desisif dan asertif..

Dalam lingkup modern pandangan baru


itu, selain adanya perubahan status
yuridis dari perpanjangan tangan
menjadi kemitraan atau
Kemandirian, seorang perawat juga
telah dianggap bertanggung jawab
hukum untuk malpraktik keperawatan
yang dilakukannya, karena itu
merekapun dapat terkena gugatan
hukum bila terjadi akibat negatif dari
pelayanannya kepada pasien.

Permenkes No. 647/Menkes/SK/IV/2000 tentang


Registrasi dan praktik keperawatan berwenang untuk :

1.

2.

Melaksanakan asuhan keperawatan


yang meliputi pengkalian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan,
melaksanakan intervensi dan evaluasi
keperawatan.
Tindakan keperawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi
intervensi keperawatan, observasi
keperawatan, pendidikan dan

Lanjutan ...registrasi....

3.

4.

Dalam melaksnakan asuhan


keperawatan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b harus sesuai
dengan standar asuhan keperawatan.
Pelayanan tindakan medik hanya
dapat dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis dari dokter.

Dalam melaksanakan kewenangan, perawat


berkewajiban untuk :

1.
2.

3.

Menghormati hak pasien


Merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani
Menyimpan rahasia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku

Lanjutan ...kewenangan

Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang
akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan yang baik
Dalam keadaan darurat yang mengancam
jiwa seseorang/pasien, perawat
berwenang melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangannya.
4.

Hubungan Antara Pasien Dan Tenaga Kesehatan

Hubungan antara dokter dan


tenaga kesehatan lainnya
didasarkan pada hubungan
kepercayaan dan kerahasiaan.
Hubungan antara pasien dengan
tenaga kesehatan, nakes
mempunyai posisi yang dominan

Lanjutan ...hubungan...

Menurut Samuel L. Bloon (Sanusi, 1995)


Hubungan dokter pasien sebagai suatu
interaksi (manusia) yang pada dasarnya terdiri
dari dua pihak, yaitu keperibadian dan keahlian
dari dokter sebagai ilmuwan kedokteran.
Robinson, 1997, memandang bahwa dokter
sebagai yang punya kemampuan ilmu dan
pengetahuan untuk menemukan berbagai gejala
penyakit, tetapi ia digambarkan sebagai orang
yang ramah, bijaksana dengan perhatian yang
mendalam terhadap kesejahteraan individu

Hubungan Dokter Pasien Dapat


Berakhir (Miller, 1996)
1.

2.

Pengobatan dan perawatan


tidak diperlukan lagi (medical
care is nolonger needed)
Pasien menolak pengobatan dan
perawatan (the patient
withdraws from therealtionship)

Lanjutan ...hubungan...
3.

4.

5.

Pasien dirujuk ke dokter lain (the care


of the patient is transferred to another
physician)
Dokter menganjurkan untuk mengakhiri
pengobatan dan perawatan (ample
noitice of withdrawal is given by
physician to the patient)
Dokter tidak sanggup lagi memberikan
pengobatan dan perawatan (the
physician is unable to provide care)

Hak, kewajiban dan Kewenagan.


1.

2.

Mendapatkan imbalan dan


perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
Berkewajiban mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.

Lanjutan ...hak....

3.

4.

Untuk kepentingan hukum, tenaga


kesehatan wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan atas
permintaan penegak hukum dengan
biaya ditanggung oleh negara.
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud
tersebut didasarkan pada kompetensi
dan kewenangan sesuai dengan bidang
keilmuan yang dimiliki.

ETIKA DAN HUKUM


RUMAH SAKIT

PENGERTIAN RUMAH SAKIT

WHO : RS suatu badan


usaha yang menyediakan
pemondokan dan yang
memberikan jasa
pelayanan medis jangka
pendek dan jangka
panjang yang terdiri atas
tindakan observasi,
diagnostik, terapetik dan
rehabilitatif untuk orangorang yang menderita
sakit, terluka dan untuk
mereka yang melahirkan

Lanjutan pengertian........

Permenkes No.
159b/1988 :
RSmerupakan
sarana upaya
kesehatan yang
menyelenggarakan
kegiatan pelayanan
kesehatan serta
dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga
kesehatan dan
penelitian.

Lanjutan pengertian........

UU No, 44 Tahun
2009 ttg R S
institusi pelayanan
kesehatan yang
menyelenggarakan
yankes perorangan
secara paripurna
yang menyediakan
pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan
gawat darurat.

Lanjutan pengertian........

Gawat darurat keadaan klines


pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecatatan lebih lanjut
Pelayanan Kesehatan Paripurna
pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, pereventif,
kuratif dan rehabilitatif

Landasan Hukum Dan Etika Rumah Sakit

Secara ideologis dan filisofis undangundang ini menyebutkan


diselenggarakan berdasarkan Pancasila
dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan
antidiskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.

Pengaturan Penyelenggaraan R S Lebih


Mengutamakan Fungsi Sosial Yang
Bertujuan :
a.

b.

Mempermudah akses masyarakat


untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, mayarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber
daya manusia di rumah sakit.

Lanjutan ....

c.

d.

Meningkatkan mutu dan


mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit
Memberikan kepastian
hukum kepada pasien,
masyarakat, sdm rumah sakit
dan rumah sakit.

Fungsi Rumah Sakit

Penyelenggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit.
Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna
tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuuhan medis.

Lanjutan ....

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan


sdm dalam rangka peningkatan
kemampuuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bdang kesehatan.

Sarana dan Prasarana


Bangunan rumah sakit menurut
ketetntuan yang diatur dalam
Undang-Undang No.44 Tahun
2009 suatu bangunan yang
dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang paripurna,
pendidikan dan pelatihan, serta
penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.

Bangunan RS paling sedikit terdiri atas ruang :

Rawat jalan
Ruang rawat inap
Ruang gawat darurat
Ruang operasi
Ruang tenaga kesehatan
Ruang radiologi
Ruang laboratorium

Lanjutan ....

Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang

sterilisasi
farmasi
pendidikan dan latihan
kantor dan administrasi
ibadah, ruang tunggu
penyuluh kesehatan masyarakat RS
menyusui

Lanjutan ....

Ruang mekanik
Ruang dapur
Laundry
Kamar jenazah
Taman
Pengolahan sampah
Pelatar parkir yangf mencukupi

Prasarana Rumah Sakit

Instalasi
Instalasi
Instalasi
Instalasi
Instalasi

air
mekanikal dan elektrikal
gas medik
upa
pengolahan limbah

Lanjutan ....

Pencegahan dan penanggulangan


kebakaran
Petunjuk, standar dan sarana evakuasi
saat terjadi keadaan darurat.
Instalasi tata udara
Sistem informasi dan komunikasi
ambulan

Jenis-Jenis Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan


rujukan, artinya pelayanan rumah sakit tipe
dan tingkat apa pun utamanya melayani
rujukan dari berbagai bentuk pelayanan primer
atau pelayanan kesehatan dasar seperti
puskesmas, klinik, dokter praktik swasta
Pelayanan primer yang dilakukan oleh rumah
sakit biasanya dilakukan untuk penderita gawat
darurat (emergency) atau bagian rawat jalan
(out patien)

Berdasarkan jenis penyakit :

Rumah Sakit Umum (RSU) yang


melayani segala jenis masalah
kesehatan atau penyakit dari
masyarakat.
Rumah Sakit Khusus hanya melayani
satu jenis masalah kesehatan atau
penyakit dari masyarakat, mis.: RS
Kusta, RS Jiwa, RS Ibu dan anak, RS
Jantung dsb-nya.

RS dikelompokkan berdasarkan kepemilikannya:


1.

2.

3.

RS yang dikelola dan dimiliki oleh


Kemenkes.
RS yang dimiliki oleh Pemda (RSUD)
RSUD Provinsi
RSUD Kab/Kota
RS dikelola dan dimiliki oleh TNI dan Polri :
RSAD
RSAL
RSAU dan RS Polri

4.

5.

RS yang dikelola dan dimiliki olwh


BUMN
RS Pertamina
RS Pelni
RS Perkebunan
RS yang dikelola dan dimiliki Swasta
RS Yayasan
RS Perusahaan (PT)

Klasifikasi Rumah Sakit :


3.

4.

Klasifikasi RSU berdasarkan fungsi rujukan :


RSU kelas A
RSU kelas B
RSU kelas C
RSU kelas D
Klasifikasi RS Khusus bedasarkan fungsi rujukan:
RSK kelas A
RSK kelas B
RSK kelas C

Klasifikasi RSU ditetapkan


berdasarkan

Pelayanan;
Sumber Daya Manusia;
Peralatan;
Sarana dan Prasarana; dan
Administrasi dan Manajemen.

Etika da Hukum Rumah Sakit


1.

Etka RS mencakup :
Kewajiban umum RS
Kewajiban RS terhadap masyarakat
Kewajiban RS terhadap pasien
Kewajiban RS terhadap karyawan RS
Kewajiban RS terhadap RS yang lain
Sebagai catatan , masing-masing RS dapat
membentuk badan yang akan menangani
masalah-maslah etik dilingkungannya sendiri
yang di sebut PERS (Panitia Etik RS)

Ruang lingkup etika rumah sakit menurut PERS:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rekam Medis
Keperawatan
Pelayanan Laboratorim
Pelayanan klinik medik
Pelayanan Intensif
Pelayanan Radiologi

Ruang lingkup etika rumah sakit menurut PERS:

Pelayanan Kamar Operasi


8. Pelayanan rehabilitas medik
9. Pelayanaan Gawat Darurat
10. Pelayanan Psien Dewasa
11. Pelayanan pasien anak.
7.

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Memberikan informasi yang benar tentang
pelayanan RS kepada masdyarakat.
Memberikan yankes yang aman, bermutu,
anti diskriminasi, dan efektip dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai
standar pelayanan RS
Memberikan pelayanan gawat darurat
kepada pasien sesuai kemampuan
pelayanan.

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Berperan aktif dalam memeberikan yankes pada
bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
Menyediakan sarana dan pelayanan bagi
masyarakat tidak mampu atau mwskin.
Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
mampu/miskin dll pelayanan gawat darurat, tanpa t
uang muka, ambulans gratis, pelayanan korban
bencana dan KLB atau bakti sosial bagi misi
kemanusiaan.

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Membuat , melaksanakan dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di RS
sebagai acuan dalam melayani pasien.
Menyelenggarakan rekam medis
Menyediakan sarana dan prasarana umum
yang layak antara lain saraana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,
wanita menyusui, anak-anal daan lanjut usia
Melaksanakan sistim rujukan

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan standaar profesi dan
etika serta peraturan perundang-undangan.
Memberi informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien
Men ghormati dan melindungi hak-hak
pasien
Melaksanakan etika rumah sakit

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Memilik sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana
Melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun
nasional.
Membuat daftar tenaga medis yang
melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit>


Setiap RS mempunyai kewajiban :
Menyusun dan melaksanakan peraturan
internal rumah sakit (hospital by laws)
Melindungi dan memberikan bantuan
hukum bagi semua petugas rumah saki
dalam melaksanakan tugas
Memberlakukan seluruh lingkungan rumah
sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

RS harus menyediakan sarana dan peralatan umum


yang dibutuhkan dan tersedia :
1.

2.

3.

4.

Menyediakan sarana dan peralatan


medis yang dibutuhkan sesuai dengan
tingkat RS
Menjaga agar semua sarana dan
peralatan senantiasa dalam siap pakai
,erujuk pasien ke RS lain apabila tidak
mempunyai peralatan medis khusus
atau tenaga dokter yang diperlukan
Menyediakan daya penangkal
kecelakaan.

Standar Keselamatan pasien dengan ketentuan (UU


No. 44 Tahun 2009) :
1.

2.

3.

4.

Dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisis,


dan menetapkan pemecahan masalah dalam angka
kejadian yang tidak diharapkan.
RS melaporkan kegiataan ini kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pelaporan insiden keselamatan pasien tersebut dibuat
secara anonim dan ditunjukkan untuk mengoreksi sistem
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatanm
pasien sebagaimana ini selanjutnya diatur dengan
Peraturan Menteri

Hak-Hak Rumah Sakit :


1.

2.

3.

Menentukan jumlah, jenis dan


kualifikasi sdm sesuai dengan
klasifikasi RS.
Menerima imbalan jasa pelayanan
serta menentukan remunerasi,
insentif, dan pen ghargaan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Melakukan kerja sama dengan pihak
lain dalam rangka mengembangkan

Hak-Hak Rumah Sakit :


4.

5.

6.

Menerima bantuan dari pihak lain


sesuai dengan ketentuan perraturan
perundang-undangan .
Menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian
Mendapatkan perlindungan hukum
dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.

Hak-Hak Rumah Sakit :


7.

8.

Mempromosikan layanan kesehatan


yang ada di RS sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
Mendapatkan insentif pajak bagi RS
publik dan rumah sakit yang
ditetapkan sebagai RS pendidikan.

Kewajiban-Kewajiban Pasien
1.

2.

3.

4.

5.

Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati


segala peraturan dan tata tertib RS
Pasien wajib untuk menceriterakan sejujur-jujurnya
tentang sesuatu mengenai penyakit yang dideritanya.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
dokter dan perawat.
Pasien dxan atau penanggungnya berkewajiban untuk
memenuhi segala perjanjian yang ditandatangani.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk
melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan RS/dokter

Hak-hak Pasien :
1.

2.

3.

Memperoleh informasi tata tertib dan


peraturan yang berlaku di rumah sakit
Memperoleh informasi tentang hak dan
kewajiban pasien.
Aamemperoleh informasi tentang :
Penyakit yang diderita
Tindakan medis yang akan dilakukan oleh
dokter.
Altdernatif terapi lainnya.
Prognosis

Hak-hak Pasien :
4.

5.

6.

7.

Memperoleh layanan yang manusiawi , adil,


jujur dan tanpa diskriminasi.
Memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.
Mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan.

Hak-hak Pasien :
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan pereaturan ya ng
ada di RS.
9. Meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar RS
10. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
8.

Hak-hak Pasien :
11. Mendapatkaan

informasi yang meliputi


diagnosis dan tatacara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
12. Memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehataan terhadap penyakit yang dideritanya.
13. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

Hak-hak Pasien :
14. Menjalankan

ibadah sesuai agama atau


kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak
menganggu pasien lainnya.
15. Memperole pengamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam keperawatan di RS
16. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakukan RS terhadap dirinya
17. Menolak pelayanan bibingan rohani yang
tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.

Hak-hak Pasien :
18. Menggugat

dan aatu menuntut RS apabila


RS diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan dengan standar baik
secara perdata atapun pidana.
19. Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

Penanganan Gawat Darurat.


Penderita gawat darurat memerlukan
pelayanan :
Cepat
Tepat
Bermutu dan
Tewrjangkau

Tingkat Pasien Gawat Darurat :

Kelompok dengan cedera ringan yang tanpa


pelayanan medis tidak akan mengancam
jiwanya.
Kelompok dengan cedera sedang atau
berat, yang jika diberi pertolongan akan
akan dapat menyelamatkan jiwanya.
Kelompok dengan cedera sangat berat atau
parah, yang walaupun diberi pertolongan
tidak akan menyelamatkannya.

Perundangan daan Tanggung Jawab Hukum RS (UU


No.44 Tahun 2009) :
1.

2.

3.

RS dapat menolak men gungkapkan segala


informasi kepada publik yang berkaitan dengan
rahasia kedokteran.
Pasien dan atau keluarga yang menuntut RS dan
mengimformasikannya melalui media massa,
dianggap telah melepaskan hak rahasia
kedukterannya kepada umum.
Mengimformasikan kepada medsia massa
diartikan sebagai bentuk memberikan
kewenangan kepada RS untuk mengungkapkan
rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab RS.

Perundangan daan Tanggung Jawab Hukum RS (UU


No.44 Tahun 2009) :
4.

5.

6.

RS tidak bertanggung jawab secara hukum


apabila pasien dan atau keluarganya menolak
atau menghentikan pengobatan yang dapat
berakibat kematian pasien setelah adanya
penjelasan medis yang komprehenshif.
RS tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
manusia.
RS bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RS

Ketentuan Pidana (UU. NO.44 Tahun 2009 Pasal 6263) :


1.

2.

Setiap orang dengan sengaja menyelenggarakan


RS tidak memiliki izin dipidana dengan
pengurusnyadengan pidana penjara paling lama
2 tahun dan denda paling banyak Rp.
5000.000.000 ( lima milliar rupiah).
Apabila tindak pidana tersebut duilakukan oleh
korporasi, selain pidana penjara dan denda
terhadap pengurusnya, pidana yang dapt
dijatuhkan terhadap kooperasi berupa pidana
denda dengan pemberatan 3 kali dari pidana
denda.

Ketentuan Pidana (UU. NO.44 Tahun 2009 Pasal 6263) :

3. Selain pidana denda terhadap


korporasi tersebut , koorporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa :
Pencabutan izin usaha
Poencabutan status badan hukum

Pengertian Informed Consent

Kata consent berasal dari bahasa Latin,


consentio yang artinya persetujuan izin,
menyetujui, atau pengertian yang lebih luas
adalah memberi izin atau wewenang kepada
seseorang untuk melakukan suatu informed
consent (IC) artinya suatu pernyataan
persetujuan atau izin oleh pasien secara sadar,
bebas dan rasional setelah memperoleh
informasi yang dipahaminya dari tenaga
kesehatan/dokter tentang penyakitnya.

Lanjutan.....

Informed Consent adalah persetujuan


yang diberikan oleh pasien (orangtua / wali
/ suami /isteri/orang yang berhak
mewakilinya) kepada tenaga
kesehatan/dokter untuk dilakukan suatu
tindakan medis yang bertujuan untuk
kesembuhan penyakit yang dideritanya.
Informed consent berarti pernyataan
kesediaan atau pernyataan penolakan
setelah mendapat informasi yang
secukupnya.

Lanjutan.....

Jay Katz mengemukakan falasafah dasar


informed consent, yaitu pada hakikatnya
suatu keputusan pemberian pengobatan
atas pasien harus terjadi secara
colaboratif (kerja sama) antara tenaga
kesehatan/dokter dan pasien serta bukan
semata-mata keputusan sepihak.
Informed Consent mengandung 2 unsur
utama, yakni sukarela (voluntariness) dan
memahami (undeestanding).

Informasi harus dijelaskan kepada pasien :

Diagnosis
tata cara tindakan yang dilakukan,
tujuan tindakan,
alternatif tindakan lain dan risikonya,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan
perkiraan pembiayaan

Latar belakang perlunya Informed


Consent

masalah
prinsip memberikan
kebaikan kepada
pasien (nilai etika
dan ilmu kesehatan
berdasarkan
pengetahuan,
keterampilan dan
pengalaman tenaga
kesehatan )

prinsip
menghorma
ti hak
menentukan
diri sendiri

Petugas kesehatan

Pasien

Tujuan Informed Consent

Memberikan perlindungan
kepada pasien atas segala
tindakan medis.
Memberikan perlindungan
tenaga kesehatan terjadinya
akibat yang tidak terduga
yang dianggap merugikan pihak
lain.

Beauchamp dan walters (veronica K. 1999),


Informed Consent dilandasi oleh prinsip etik
dan moral serta otonomi pasien.
Prinsip ini mengandung 2 hal yang penting :
1. Setiap orang mempunyai hak untuk
memutuskan secara bebas hal yang
dipilihnya berdasarkan pemahaman yang
memadai.
2. Keputusan itu harus dibuat dalam keadaan
yang memungkinkannya membuat pilihan
tanpa adanya campurtangan atau
paksaan pihal lain.

Appelbaum (veronica, 1999) untuk


menjadi doktrin hukum, informed
consent harus memenuhi syarat :
1. Adanya kewajiban dari tenaga
kesehatan untuk menjelaskan
informasi kepada pasien.
2. Adanya kewajiban dari tenaga
kesehatan untuk mendapatkan izin
atau persetujuan dari pasien,
sebelum dilakukan
perawatan/pengobatan.

Pernyataan yang terdapat dalam IC :


Pasien menyadari sepenuhnya atas segala
risiko tindakan medis yang akan dilakukan
tenaga kesehatan dan jika dalam tindakan
medis itu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
maka pasien tidak akan mengadakan tuntutan
apapun dikemudian hari

Tapi ditinjau dari segi hukum tidak mempunyai


arti atau kekuatan hukum, yang bisa disebut
blanket consent yang sama sekali tidak
mempunyai kekuatan atau arti dalam legalitas

Pernyataan yang terdapat dalam IC :


Pasien menyadari
sepenuhnya atas segala
risiko tindakan medis yang
akan dilakukan tenaga
kesehatan dan jika dalam
tindakan medis itu terjadi
sesuatu yang tidak
diinginkan maka pasien
tidak akan mengadakan
tuntutan apapun dikemudian
hari

ALUR INFORMED CONSENT

PASIEN
3

5
CONSENT
(SETUJU)
6
MENANDATANGANI
FORMAT CONSENT

DOKTER/NAKES

INFORMASI

INFORMED CONSENT
(DECISION)
7
REFISAL
(MENOLAK)
8
MENANDATANGANI
PERNYATAAN
MENOLAK

ASPEK HUKUM INFORMED CONSENT

Secara yuridis, ada 2 unsur pokok yang


harus dipenuhi dalam pelaksanaan profesi
kesehatan: Informed Consent dan
standar profesi.
Fred Amein menegaskan bahwa jika
terbukti nakes tidak menyimpang dari
standar profesi dan telah memenuhi
informed consent, maka ia dibebaskan
membayar kerugian dan tidak dipidana
apapun

Lanjutan.....

Dalam KUHPPasal 351 (pasal


penganiayaan), Leneen memberikan
sebuah contoh tentang visi hukum
terhadap adanya pasal 351 KUHP. Jika A
menusuk atau menyayat pisau pada B
sehingga terjadi luka atau cedera maka
dikatakan bahwa A telah menganiaya B.
Sekiranya A adalah seorang
dokter/nakes, tetap dikatakan A telah
menganiaya B kecuali :

Lanjutan.....
1.

2.

3.

B (pasien) memberi izin kepada A


untuk melakukan tindakan tersebut
terhadap dirinya.
Tindakan tersebut didasarkan atas
suatu indikasi medis dan tujuan
tindakan tersebut adalah nyata dan
konkret.
Tindakan itu dilakukan sesuai dengan
kaidah-kaidah yang diakui dalam
dunia kedokteran umumnya.j

Lanjutan.....

Dalam KUHPerdata Pasal 1233 tiap-tiap perikatan


dilahirkan baik karena pesetujuan maupun karena
UU. Artinya yang berkaitan dengan perikatan, yaitu
menyakut perjanjian perawatan maupun
pengobatan/teraupetik
Dalam profesi kesehatan perjanjian itu dikategorikan
sebagai perjanjian berdasarkan usaha yang sebaikbaiknya (inspanningvirbitennis) bukan perjanjian
berdasarkan hasil (resultaatsverbintennis).
Obyek perjanjian terapi bukanlah sembuh atau tidak
sembuhnya pasien, melainkan apakah nakes/dokter
telah berusaha dengan maksimal atau tidak.

Lanjutan.....

Freed Amein menyatakan bahwa suatu


perjanjian adalah sah, jika sebelumnya
telah diberikan informasi yang cukup
(voldoende informatie).
Seseorang yang dalam keadaan tidak
sadar akan menyetujui apa yang pada
umumnya akan disetujui oleh orangorang dalam keadaan sadar, pada
situasi dankondisi yang sama.

LANDASAN HUKUM INFORMED CONSENT


Bill of Right 1689 di Inggeris
dan Virginia.
Bill of Right 1776 di AS
Piagam PBB 1945

HAM

Hak untuk menentukan


nasib sendiri (the right
to self determination)

Hak untuk
mendapatkan informasi
(the right to
information)

Hak atas perawatan


( the right ti health
carae)
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 ttg Persetujuan
Tindakan Kedokteran
Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008, ttg Rekam
Medis
Fatwa Pengurus IDI No. 319/PB/A.4/88, ttg Informed
Consent

Hak Dan Kewajiban yang dimiliki


Pasien
1.
2.

3.
4.
5.

6.
7.

Hak memilih dokter dan RS


Hak memperoleh informasi medis dan
persetujuan.
Hak menolak pengobatan
Hak atas rahasia dirinya
Hak untuk memutuskan hubungan dengan
dokter
Hak menerima ganti rugi
Hak atas baantuan Yuridis

Hak Dan Kewajiban yang dimiliki


Pasien
1.

2.

3.

4.

5.

Kewajiban memberi informasi yang


sebenatrnya kepada dokter
Kewajiban mematuhi nasihat dokter yang
mengobatinya
Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter
yang mengobatinya
Kewajiban memberikan imbalan/honorarium
yang pantas
Kewajiban untuk mentaati peraturan RS dan
melunaskan biaya RS.

Hak Dan Kewajiban yang dimiliki Dokter


1.
2.

3.

4.

5.
6.

Hak untuk bekerja menurut standar profesi medis


Hak untuk menolak melaksanakan tindakan medis
yang tidak dapat dipertanggung jawabkannya
secara profesional.
Hak menolak suatu tindakan medis yang menurut
suara hatinya tidak baik
Hak untuk mengakhiri hubungan denga pasien,
kecuali dalam keadaan darurat
Hak atas privacy dokter
Hak atas baantuan Yuridis

Hak Dan Kewajiban yang dimiliki Dokter


1.

2.

3.

Kewajiban yang berhubungan dengan


funsi sosial pemeriksaan kesehatan.
Kewajiban yang berhubungan dengan
hak pasien
Kewajiban yang berhubungan dengan
standar profesi dan kewajiban yang
timbul dari standar profesi

Hak Informasi

Secara yuridis informasi merupakan hak


pasien berkaitan dengan:
1. Penyakitnya dan tindakan apa yang hendak
dilakukan oleh dokter terhadap dirinya
2. Jawaban atas pertanyaan yang diajukan
kepada dokter
3. Untuk memilih alternatif lain jika ada, untuk
menolak usul tindakan yang hendak
dilakukan.

Kewajiban dokter untuk memberikan Informasi


menjadi sangat penting terutama :
1.
2.

3.

4.

5.
6.

Apabila sifat dan risiko lebih serius


Apabila kemunkinan timbulnya risiko itu lebih
besar
Apabila tindakan yang hendak diberkan tidak
begitu mutlak
Apabila masih ada satu atau beberapa alternatif
lain
Apabila risiko itu tidak begitu diketahui oleh masy.
Apabila dalam keadaan khusus itu timbulnya
risiko lebih besar

Unsur-Unsur Informasi yang perlu disampaikan :


1.

2.

Prosedur yang akan dilakukan, mengenai alat


yang akan digunakan, bagian tubuh mana
yang akan terkena , kemungkinan perasaan
nyeri yang bisa timbul, kemungkinan
perlunya dilakukan perluasan operasi,
tujuan dari tindakan diagnostik atau terapi.
Risiko tindakan, mengakibatkan kelumpuhan
atau kebutaan, kemungkinan timbulnya,
sedring atau jarang taraf keseriusan.

Unsur-Unsur Informasi yang perlu disampaikan :


3.

4.

5.

Manfaat dari tindakan yang akan


dilakukan dan alternatif tindakan
yang dapat dilakukan.
Kemungkinan yang dapat timbul jika
tindak tidak dilakukan dan ramalan
(prognosis) atau perjalanan penyakit.
Informasi mengenai biaya yang
diperkirakan

Cara memngukur atau menilai pemberian informasi


yang harus dilakukan :

1.

2.

3.

Tes standar profesional memakai ukuran


dari dokter yang wajar secara rata-rata
Tes Orientasi pasien melihat dari pasiennya
terdiri atas tes subyektif memakai ukuran
pasien secara pribadi, secara individual
sehingga setiap pasien penilainnya berbeda
walaupun penyakitnya sama
Tes Obyektif memakai ukuran pasien sebagai
manusia biasa (wajar) secara umum.

Fred Amein (1991) secara tegas


mengemukakan 4 kelompok pasien yang
tidak memerlukan informasi :

Jika terapi menghendaki demikian


Jika informasi itu merugikan pasien
misalnya penderita penyakit jantung.
Jika pasien mengindap penyakit jiwa,
sehingga tidak bisa diajak
berkomunikasi, informed consent
diganti dengan keputusan pengadilan
Jika pasien belu dewasa.

Malpraktek dan
Hak-Hak Pasien

Pengertian Malapraktik

Malapraktik berasal dari kata mala =


salah atau tidak semestinya dan praktik =
penanganan kasus (pasien) dari seorang
profesional yang sesuai dengan prosedur
kerja yang telah ditentukan oleh kelompok
profesinya.
Malapraktik adalah melakukan tindakan
atau paktik yang salah atau menyimpang
dari ketentuan sesuai prosedur yang berlaku
(benar)

Lanjutan ...pengertian...

Istilah dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti


tindakan yang dilakukan dengan jalan tidak baik atau
tindakan yang menimbulkan celaka.
Dalam Kamus Bahasa Inggeris dikenal istilah
malapraxis dan mapractice yang mengandung arti
perbuatan buruk (bad) sehingga sering juga disebut
bat practice
Inti pengertian malparactice menurut Kamus Inggeris
Horrby dan Black, menekankan pada tindakan lalai
(negligence, neglost of duty), berbeda jauh dari
Couglin yang menekankan pada tiga isi yang terdiri
atas perbuatan sengaja salah (intention wrong
doing), perbuatan menyimpang yang tidak sah
menurut hukum (illegal practice) dan perbuatan
salah yang tidak etis (unethical practice)

J. Guwandi (1993) mengemukakan beberapa definisi


malpraktik :
1.

Valentin V. La Society de Bienfaisance


Mutuelle de Los Angeles California,
malpraktik adalah kelalaian seorang
dokter atau perawat untuk
menggunakan tingkat kepandaian
dan ilmu pengetahuan dalam
mengobati dan merawat pasien yang
lazim digunakan terhadap pasien
atau orang yang terluka menurut
standar lingkungan yang sama

Lanjutan...

2.

3.

Stedmans Medical Dictionary, malpraktik.


adalah kesalahan dalam perawatan
penyakit atau cedera karena pengabaian,
kecerobohan atau niat kejahatan
Oxford Illustrated Dictionary (1975),
malpraktic adalah kesalahan perilaku
(hukum) perawatan pasien yang tidak
sesuai/layak oleh petugas medis,
tindakan illegal untuk kepentingan sendiri
saat dalam posisi yyang dipercaya.

Lanjutan...

4.

5.

Soejono Soekamto (1999), mengemukakan


bahwa istilah medical malpractice adalah
kurangnya kemampuan untuk
melaksanaakan kewajiban profesional atau
yang didasarkan kepercayaan
Bambang Puernomo (2000), pengertian
malpraktik adalah perilaku tidak baik atau
perilaku buruk dari tugas profesi. Malpraktik
itu mencakup pelanggaran terhadap etika,
hukum dan disiplin yang berhubungan
dengan tugas profesi.

Lanjutan...

Bidang kesehatan, malapraktik adalah


penyimpangan penanganan kasus atau masalah
kesehatan, sehingga menyebabkan dampak buruk
bagi pasien.
Lebih khusus lagi bagi tenaga medis, malapraktik
adalah tindakan dokter (kelalaian dokter) terhadap
penangaanan pasien.
Kelalalian adalah sikap dan tindakan yang kurang
hatio-hati dan menyimpang dari kelaziman yang
berlaku di dalam profesinya.
Dalam praktik kedokteran, kelalaian diartikan
dengan melakukan tindakan medis di bawah
standar layanan medis atau standar profesi dokter.

UNSUR DAN UKURAN MALPRAKTIK

Belum mnemukan ukuran secara tegas


pemisahan antara kesalahan medis dan
kesalahan yurideis bagi petugas kesehatan
dalam melaksanakan tugas profesinya termasuk
dalam UU Kesehatan.
Pasal 24 ayat (1) UU No.36/2009), menegaskan
bahwa tenaga kesehatan seperti yang dimaksud
dalam pasal 23 harus memenuhi ketentuan
kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan
standar prosedur pelayanan.

Lanjutan...

Standar profesi adalah pedoman yang


harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesinya.
Dari ketentuan pasal 24 ayat 1 dapat
diketahui bahwa tindakan atau perlakuan
tenaga kesehatan dalam melaksanakan
fungsinya yang tidak memenuhi/tidak
sesuai dengan standar profesi dan
bertentangan dengan hak-hak pasien
tergolong unsur malpraktik medis.

Lanjutan...

Pasal 58 ayat (1) menyebutkan bahwa


setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang tenaga
kesehatan dan atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya

Malapraktik terjadi apabila Petugas Kesehatan :


a.

b.

Melalaikan kewajibannya yang


seharusnya dilakukan.
Melakukan suatu hal yang seharusnya
tidak boleh dilakukan oleh seorang
tenaga kesehatan, baik mengingat
sumpah jabatan maupun profesinya.

Lanjutan...

c.

d.

e.

Mengabaikan sesuatu yang seharusnya


dilakukan menurut standar profesi
Berperilaku tidak sesuai dengan
patokan umum mengenai kewajaran
yang diharapkan dari sesama rekan
profesi dalam keadaan yang sama dan
tempat yang sama
Adanya suatu akibat berbahaya bagi
tugas profesi atau akibat yang
merugikan bagi pihak lain;

Unsur-Unsur Standar Profesi mengandung cakupan


hal-hak penilaian :
1.

2.

3.

4.

5.

Berbuat secara teliti dan saksama (zorguldighandelen)


sebagai pertama.
Sesuai dengan standar medis/profesi (volgen de
medische standart) yang bersumber dari ilmu
pengetahuan.
Kemampuan rata-rata dibandingkan dengan kategori
medis yang sama serta situasi dan kondisi yang sama
(gelijke onstandigheden)
Sarana upaya yang sebanding atau proporsional
(proposionaliteit begensel)
Tindakan medis dilakukan untuk tujuan yang konkret
medis.

Perbedaan kesalahan medis dan kesalahan yuridis :

Kesalahan mediskesalahan
melaksanakan tugas profesi atas
dasar ketentuan profesi medis yang
profesiaonal.
Kesalahan Yurides kesalahan
melaksanakan tugas profesi atas
dasar ketentuan peraturan
perundang-undangan atau hukum.

Syarat terjadinya malprakteik ada 6 unsur yasng hsrus


dinilai satu persatu :

Kesalahan
Staandar Profesi
Informed konsent
Rekam Medis
Risiko medias
Alasan pembenaran/alasan pemaaf

Menurut Kepustakaan Hukum Kesehatan, khusus


medical malpraktik mengandung unsur-unsur :
1.

2.

3.

Negligent medical care arti kealpaan/


kelalaian besar.
Standard of care, yaitu standar profesi yang
menjadi ukuran sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam
menjalankan profesi.
Ada atau tidaknya kecelakaan/risiko dalam
perawatan atau adanya kesalahan dalam
pembuatan keputusan sebagai risiko medis.

Menurut Kepustakaan Hukum Kesehatan, khusus


medical malpraktik mengandung unsur-unsur :
4.

5.

6.

Ada atau tidaknya informed consent


yang gterkait dengan rekam medis dan
rahasia medis.
Medical liability (tanggung jawab medis)
baik yang bersifat srict liability vicarious
liablity dan coorporate liability.
Ada atu tidaknya dasar alasan maaf
(tidak dipertanggung jawabkan
kesalahannya).

Rusly Efendy (1997), kesalahan praktik dapat terjadi


karena :
1.

2.

Alpa, dalam arti bahwa kurang hatihati, kurang kecermatan,


kesungguhan dalam pemeriksaan,
diagnosis, terapi dan follow up.
Kurang terampil dan kurang
pengetahuan.

Rusly Efendy (1997), perbuatan/tindakan medis


dikategorikan malpraktek bila :
1.

2.
3.
4.

Bertentangan dengan hukum (contray


to the law)
Dapat dibayangkan (forecec ability)
Dapat dicegah (avoidable)
Dapat dipersalahkan (reproachful)

Fred Amein (1991), aspek perdata malpraktek medis :


1.
2.

3.

Menyimpang dari stadar provesi


Ada kelalaian/kurang hati-hati
meskipun ringan
Ada hubungan kausatif antara
tindakan medis dan kerugian yang
ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

Hukum Perdata, tenaga kesehatan melalakukan


malpraktik karena :
1.

2.

3.

4.

Melakukan wanprestasi/pelanggaran
sumpah profesi (pasal1239 KUH
Perdata)
Perbuatan melanggar hukum (pasal
1365 KUH Perdata)
Melakukan kelalaian sehingga
mengakibatkan kerugian (pasal1366
KUH Perdata)
Melakukan pekerjaan sebagai
penanggung jawab (pasal 1367 KUH

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM MALPRAKTEK MEDIS

Perbuatan pidana, sengaja, kesalahan, kelalaian


dan dalam keadaan darurat dalam kontek hukum
pidana.
Istilah perbuatan pidana/tindak pidana/delik,
hanya menunjuk kepada dilarang dan
diancamnya pelaku/pembuat yang melakukan
perbuatan tertentu dengan suatu pidana.
Dipidan atau tidaknya seseorang bergantung
pada bersalah atau tidaknya bersalahnya dalam
melakukan atau tidak melakukan sesuatu
perbuatan.

Menurut Prodjodikoro (dalam Anny Isfandyarie, 2005),


Tindak Pidana :

Perbuatan yang pelakunya dapat


dikenakan pidana, sedangkan untuk
dapat dikatakan tindak pidana
mengandung unsur :
1. Adanya perbuatan (manusia)
2. Memenuhi rumusan undang-undang
3. Bersifat melawan hukum

Keselahan dapat dikenai pertanggungjawaban hukum


pidana, harus memenuhi 3 unsur :
1.

2.

3.

Adanya kemampuan bertanggung


jawab pada petindak, artinya keadaan
jiwa petindak harus normal.
Adanya hubungan batin antara
petindak dengan perbuatannya yang
berupa kesengajaan (dolus) atau
kealpaan (culpa)
Tidak adanya alasan penghapusan
kesalahan atau maaf.

Sengaja dan Kealpaan/kelalaian.

Sengaja dan lalai termasuk dalam cakupan


pertanggung jawaban hukum pidana.
Sengaja berarti melakukan perbuatan yang
dilarang dengan kehendak dan diketahui.
Kealpaan/kelelaian adalah sikap batin seseorang
menghendaki melakukan perbuatan akan tetapi
sama sekali tidak menghendaki terjadinya akibat
dari perbuatannya.
Kealpaan yang membahayakan keamanan dan
keselamatan orang lain dan menimbulkan kerugian
terhadap orang lain tetap harus dipidanakan.

Moeljatno (dalam Anny Istandyarie,


2005 :

Kesengaajaan merupakan tindakan yang


secaraa sadar dilakukan dengan menentang
larangan.
Kealpaan adalah kekuarang perhatian
pelaku terhadap objek dengantidak disadari
bahwa akibatnya merupakan keadaan yang
dilarang, sehingga kesalahan yang
berbentuk kealpaan pada hakikatnya adalah
sama dengan kesengajaan, hanya berbeda
gradasi saja

Menurut MvT, kelalaian (eulpa), terletak


diantara sengaja dan kurang teliti atau
kurang mengambil tindakan pencegahan.
Yurisprudensi menginterprestasikan kelalaian
sebagai kurang mengambil tindakan
pencegahan.
Menurut Teori Hukum Pidana Kealpaan yang
berart kesalahan sebagai akibat kurang hatihati sehingga secara tidak sengaja
mengakibatkan terjadinya sesuatu.

Menurut Danny Wiradharma, kealpaan harus dapat


dibuktikan adanya gradasi :

Culpa lata atau kelalaian berat


kelalaian disebabkan oleh kekurang
hati-hatian yang menyolok.
Culva levis atau kelalaian ringan
Dinilai dengan membandingkan
perbuatan petindak dengan perbuatan
orang yang lebih ahli dari golongan
petindak

Perbedaan antara tindak pidana biasa dan tindak


pidana medis :

Tindak pidana biasa yang terutama


diperhatikan adalah akibatnya (gevolg).
Tindak pidana medis yang penting
bukanlah akibatnya tetapi
penyebabnya. Jadi walaupun akibatnya
fatal, tanpa ada unsur kelalaian atau
kesalahan tenaga kesehatan tidak
dapat dipersalahkan

Pada suatu tindakan medis terdapat 3 risiko yang


ditanggung olehpasien :
1.
2.

3.

Kecelakaan (accident)
Risiko Tindakan Medis (risk of
treatment)
Kesalahan Penilaian (error of
judgement)

KEADAAN DARURAT
(NOODTOESTAND)
Keadaan darurat dapat terjadi dalam 3
kemungkinan :
1. Adanya pertentangan antara 2 kepentingan
hukum (conflict van rechtsbelangen)
2. Pertentangan antara satu kewajiban hukum
dengan satu kepentingan hukum (conflict
van rechtsplicht en rechbelang)
3. Adanya pertentangan antara 2 kewajiban
hukum (conflict van rechtsplichten)

Dalam hukum perdata, tenaga kesehatan yang dituntut


membayar ganti rugi atas kelalaiannya dapat membela
diri.
Pembelaan diri dilakukan dengan memajukan beberapa
alasan :
1. Adanya keadaan yang memaksa (overmacht/ force
majeur).
2. Pasien sendiri telah lalai (exceptio non adimpleti
contractus)
3. Pasien ditolong dalam keadaan darurat
4. Pasien telah melepaskan tuntutannya atas ganti rugi.
5. Peraturan mengenai jangka waktu boleh menuntut
(statue of limitation)
6. Workments compensation

SANKSI HUKUM MALPARAKTIK MEDIS

Pasal 58 ayat 1 UU Kes.: setiap orang berhak


menuntut ganti rugi terhadap seseorang
tenaga kesehatan dan atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya.
Kerugian fisik adalah hilangnya atau tidak
berfungsinya seluruh atau sebagian organ tubuh
Kerugian non fisik berkaitan dengan martabat
seseorang

Beberap contoh malpraktik pada masing-masing


bidang hukum :
1.

Hukum Pidana
a. Menipu pasien (pasal 378 KUHP)
b. Melakukan kealpaan sehingga menyebabkan
kematian/luka (pasal 359, 360, 361 KUHP)
c. Pelanggaran kesopanan (pasal 290 (1), 294 (2), 285,
dan 286 KUHP)
d. Pengguguran (pasal 299, 348, 349, 350 KUHP)
e. Rahasia jabatan bocor (pasal 322 KUHP)
f. Sengaja membiarkan penderita tak tertolong (pasal
340 KUHP)
g. Tidak memberi pertolongan kepada orang yang berada
dalam bahaya maut (pasal 351 KUHP)

Beberap contoh malpraktik pada masing-masing


bidang hukum :
1.

Hukum Perdata
a. Melakukan wanprestasi (pasal 1239 KUH
Perdata)
b. Melakukan perbuatan melanggar hukum
(pasal 1365 KUH Perdata)
c. Melakukan kelalaian sehingga
mengakibatkan kerugian (pasal 1366 KUH
Perdata)
d. Melakukan pekerjaan sebagai penaggung
jawab (pasal 1367 (3) KUH Perdata)

Beberap contoh malpraktik pada masing-masing


bidang hukum :
1.

Hukum Administratif
a. Praktik tanpa izin
b. Melanggar wajib simpan rahasia
jabatan kedokteran yang tidak
dikenakan pasal 322 dan 122 KUHP)

REKAM MEDIS

PENGERTIAN REKAM MEDIS

Rekam medis diartikan sebagai keterangan atau


catatan baik yang tertulis maupun yang terekam
tentang identitas, keadaan pasien dan segala
tindakan yang diberikan termasuk pengobatan yang
diterima oleh pasien.
Menurut Bambang Poernomo (2000), rekam medis
adalah catatan yang mencerminkan segala informasi
yang menyangkut seseorang pasien yang akan
dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam upaya pelayanan medis maupun
tindakan medis lainnya yang diberikan kepada
seorang pasien.

PENGERTIAN REKAM MEDIS

Menurut Teknis Medis, rekam medik adalah


keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam
tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik
laboratorium, diagnosis segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien serta
pengobatan yang rawat inap, rawat jalan dan
pelayanan gawat darurat.
Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan daan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

Latar Belakang perlunya Rekam


Medis

Awalnya rekam medis masih dalam bentuk


tulisan pada dinding gua, batu, daun-daunan
dan bahkan ada yang ditulis pada tulang-tulang.
Rekam medis tsb memuat tentang anatomi,
ilmu penyakit, instrumen dan ilmu obat-obatan.
Masa renainssance yang dikuti pemikiran
humanisme dan reformisme sampai pada abad
ke 16 mulai mengembangkan perubahan masy.
Kearah hidup secara rasional dan kritis bagi
manusia dan kemanusiaan

Latar Belakang perlunya Rekam


Medis

Pandangan moralitas dan peternalistik yang sempit


mendapat tantangan kuat dari perubahan masyarakat
Semakin majunya pola hidup konsumerisme dan
komersialisasi semakin mempercepat proses cara
baru pelayanan kesehatan.
Dampak peningkatan konsumerisme yang senmakin
tinggi menumbuhkan hubungan antara pasien dan
tenaga kesehatan menjadi bersifat kontraktual dalam
arti perjanjian antara pihak yang mewujudkan adanya
prestasi dan kontraprestasi dengan kemungkinan
terjadinya wanprestasi dengan akibat gugatan hukum

Latar Belakang perlunya Rekam


Medis

Tahun 2012, lima orang wanita di Massechsetts


General Hospital dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan berkas rekam medis yang
menyebut dirinya club of medical record clerks.
Pada perkembangannya dalam hal aktivitas dan
keanggotaannya, kelompok ini mendelekrasikan diri
sebagai American Association of Medical Record
Librarians dan akhirnya menjadi American Medical
Record Association (AMRA) pada tahun 1991
diperbahurui menjadi American Information
Manajgemen Association.

Menurut Ellen M Brogers (dalam Rano Indradi S, 2000,


menyatakan :

Ada 2 perubahan penting yang dihadapi


oleh anggota profesi manajemen
informasi kesehatan:
1. Perubahan fokus perhatian dari rekam
medis menjadi berfokus pada
manajemen informasi kesehatan.
2. Perubahan persepsi dari
occupational/pekerjaan menjadi
profession/profesi.

Latar Belakang perlunya Rekam


Medis

PP No. 10 tahun 1960, semua petugas


kesehatan diwajibkan untuk
menyimpan rahasia medis, termasuk
berkas rekam medis
SK Menkes RI No. 034/Birhub/1972
terdapat kejelasan RS menyangkut
kewajiban untuk penyelenggaraan
rekam medis.

FUNGSI DAN KOMPONEN REKAM


MEDIS

Rekam medis berfungsi agar tenaga


kesehatan dapatt mengikuti perkembanga
pasien secara terus menerus dengan tanpa
adanya suatu kegiatan yang tidak terekam
yang di mulai dari proses perjalanan pasien
pada saat mendaftarkan diri di suatu pusat
pelayanan kesehatan.
Rekam medis bertujuan untuk menunjang
teracapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan keesehatan

Kegunaan yang analog dengan tujuan rekam medis :


1.

2.

Sebagai alat komunikasi anatara


tenaga kesehatan ahli lainnya yang
ikut ambil bagian dalam upaya
memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan kepada pasien.
Sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan harus
diberikan kepada seorang pasien.

Kegunaan yang analog dengan tujuan rekam medis :


3.

4.

Sebagai bukti tertulis tentang


perkembangan penyakit dan
pengobatan selama seseorang pasien
berkunjung/dirawat di RS.
Sebagai bahan yang berguna untuk
analisis, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan diberikan
kepada pasien (data statistik
kesehatan)

Kegunaan yang analog dengan tujuan rekam medis :


5.

6.

Melindungi kepentinganhukum bagi pasien,


RS, maupun tenaga kesehatan, karena
rekam medis isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas
dasar keadilan dalam rangka usaha
penegakan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
Menyediakan data-data khusus yang
sangat berguna untuk keperluan
peneelitian dan pendidikan.

Kegunaan yang analog dengan tujuan rekam medis :


7.

8.

Sebagai dasar dalam perhitungan


biaya pembayaran pelayanan medis
pasien, serta dapat dipakai sebagai
sumber perencanaan keuangan RS si
masa yang akan datang.
Menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan
laporan

Isi rekam medis diatur dalam pasal 3 Permenkes RI


No.269/Menkes/Per/III/2008 :

Ayat (1) :
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana
pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil anamnesis,
mencakup sekuarang-kurangnya keluhan dan riwayan
penyakit, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
medik, diagnosis, rencana penatalaksanaan,
pengobatan dan atau tindakan, pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien, untuk pasien kasus
gigi dilengkapi dengan ondontogram klinik, dan
persetujuan tindakan jika diperlukan.

Isi rekam medis diatur dalam pasal 3 Permenkes RI


No.269/Menkes/Per/III/2008 :

Ayat (2) :
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu
hari sekurang-kurangnya memuat : identitas pasien, tanggal
dan waktu, hasil anamnesis, mencakup sekuarang-kurangnya
keluhan dan riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang medik, diagnosis, rencana penatalaksanaan,
pengobatan dan atau tindakan, persetujuan tindakan jika
diperlukan, catatan obserpasi klinis dan hasil pengobatan,
ringkasan pulang (discharge summery), nama dan tanda
tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan lain yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan untuk pasien
kasus gigi dilengkapi , untuk pasien kasus gigi dilengkapi
dengan ondontogram klinik.

Isi rekam medis diatur dalam pasal 3 Permenkes RI


No.269/Menkes/Per/III/2008 :

Ayat (3) :
Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurangkurangnya memuat : identitas pasien, kondisi pasien tiba di
sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien,
tanggal dan waktu, hasil anamnesis, mencakup sekuarangkurangnya keluhan dan riwayat penyakit, hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang medik, diagnosis, pengobatan dan atau
tindakan, ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan
pelayanan unit darurat dan rencana tindak lanjut, nama dan
tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan, sarana transportasi yang
digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain, dan pelayanan lain yang telah
diberikan krpada pasien.

Isi rekam medis diatur dalam pasal 3 Permenkes RI


No.269/Menkes/Per/III/2008 :

Ayat (4) :
Isi rekam medis pasien dalam keadaan
bencana, selain memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditambahkan dengan jenis bencana
dan lokasi dimana pasien ditemukan ,
kategori kegawatan dan nomor pasien
bencana massal , dan identitas yang
menemukan pasien.

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS

Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan


secara leluasa dan tidak dapat dikurangi/dicabut
kecuali atas kekuatan UU dan atau dengan pembayara
ganti rugi (pasal 570 KUH Perdata).
Setiap pemilik berhak menuntut secara hukum kepada
siapa pun yang mrngusainya (pasal 574 KUH Perdata)
dan hak milik itu tidak dapat dicabut dengan cara
apapun kecuali disebabkan : 1). Pemilikan,
2).pelekatan, 3), pewarisan menurut UU atau surat
wasiat dan 4). Penunjukan/penyerahan berdasarkan
atas peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik
(pasal 584)

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS

Pemilikan dan penguasaan rekam medis ada pada diri


pasien atas dasar ketentuan peraturan hukum
perdata, deklerasi Internasional (Helsinki, 1964) dan
HAM dalam Universal Delecration of Human Right
(UDHR, 1948)
Hak tentang hak milik memberikan peluang dari
persaturan hukum bahwa penunjukan oleh pasien
atau penyerahan oleh pasien dengan pernyataan
yang mempunyai kekuatan hukum, menyebabkan
pemindahan penyerahan penguasaan rekam medis
kepada RS atau kepada siapa pun akan menjadi sah
menurut hukum.

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS

Staus hukum rekam medis apabila dalam


pemberkasannya dilampirkan surat
pernyataan penyerahan/penguasaan
rekam medis kepada RS atau siapa pun
dapat menjadi dasar hukum yang kuat
dengan keberadaan rekam medis untuk
kepentingan standar minimal pelayanan
kesehatan pada aspek dimensi privat
dalam hukum kesehatan.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
1.

Pasien akan dapat mengetahui lebih banyak


tentang kesehatan dirinya (right to health care)
sehubungan dengan reformasi yang diberikan
dan informasi yang diterima (right to information)
dalam pelayanan kesehatan dan jangka panjang
akan membangun sdm untuk hidup sehat dan
mengetahui seluk beluk kesehatannya (to
promote social progress) sehingga setiap saat
dapat menggunakan rekam medis.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
2. Pasien dapat mengembangkan pola pelayanan
kesehatan untuk memperoleh pendapat kedua
(right to second opinion) agar mendapatkan
upaya kesehatan yang efisien dan efektif atas
dasar penilaian sejumlah rekam medis yang
dimiliki dan pada kebutuhan jangka panjang
untuk menumbuhkan pola kekuatn persaingan
kompetitif dalam pelayanan kesehatan pada era
globalisasi.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
3.

Pasien dapat berperan ikut


memahami kerahasiaan pribadi dalam
rekam medis itu (right to his privacy)
dengan mengembangkan tanggung
jawab rahasia medis (medical privacy)
secara proporsional.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
4.

Pasien yang mengetahui dan paham


muatan rekam medis dalam tenggang
waktu tertentu secara wajar akan
mendorong memperlancar sikap
menyetujui atau menolak kebutuhan
persetujuan/izin tindakan medis yang
merupakan tiang penyanggah kepuasan
pelayanan kesehatan (human service)

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
5.

Pasien harus dapat bersikap kritis dan


obyetif (mungkin lewat pengacara) apabila
terdapat dugaan terjadinya medical
mapractice atau unlaw full medical
profession berdasarkan muatan rekam
medis miliknya bukan sekedar
persangkaan tuntutan atau gugatan
kosong karena rekam medis di tempat lain.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
6.

Pasien pada dasarnya yang menangung


biaya pengadaan rekam medis suadah layak
apabila hak milik rekam medis berada
ditangannya, kecuali atas kerelaan pasien
atau atau kompromi antara pasien dan RS
disimpan pada bagian unit rekam medis
yang dikelola oleh ahli profesi rekam medis
untuk kepentingan rawat inap/gawat darurat.

Hak hukum rekam medis milik pasien yang


berkaitan erat dengan logika hukum tentang
status dan proporsi rekam medias :
7.

Pasien (health receiver) dan tenaga kesehatan/


RS (health provider) mengembangkan
hubungan kemitraan karena dalam peningkatan
pelayanan kesehatan kedua belah pihak saling
bergantung dalam mengembangkan sumber
daya kesehatan sebagai pendukung upaya
kesehatan yang diselenggarakan tidak sematamata mencari keuntungan sesuai denga hukum
kesehatan yang dinamis.

Anda mungkin juga menyukai