Anda di halaman 1dari 17

Askep Gangguan Sistem

Muskuloskeletal Akibst
Degeneratif:
OSTEOPOROSIS
Ns. Heltty,M.Kep.,Sp.MB
Osteoporosis merupakan kelainan
metabolik tulang dimana terdapat
penurunan massa tulang tanpa disertai
kelainan pada matriks tulang
Insiden 2-4 kali lebih sering pada wanita
dibandingkan pria
Dari seluruh penderita, satu diantara 3
wanita yg berumur 60 tahun ke atas dan
satu diantara 6 pria yg berumur 75 tahun
ke atas akan mengalami patah tulang
akibat osteoporosis
Etiologi, faktor risiko
terjadinya osteoporosis:

Osteoporosis merupakan hasil intraksi
kompleks yg menahun antara faktor genetik
dan faktor lingkungan
Umur; lebih sering terjadi pd usia lanjut
Ras: kulit putih mempunyai risiko paling
tinggi
Faktor keturunan; ditemukan riwayat
keluarga dg keropos tulang
Aktivitas fisik yg kurang
Tidak pernah melahirkan
Menopause dini (menopause yg terjadi pd
umur 46 tahun)

Adanya kerangka tubuh yg lemah dan skoliosis
vertebra. Keadaan ini terutama terjadi pada
wanita antara umur 50-60 tahun dg densitas
tulang yg rendah dan diatas umur 70 tahun
dengan BMI yg rendah (BMI= body mass indeks
= berat badan dibagi kuadrat tinggi badan)

Gizi (antara lain protein), kandungan garam dlm
makanan, kekurangan protein dan kalsium pd
masa kanak-kanak dan remaja menyebabkan
tidak tercapainya massa tulang yg maksimal pd
saat dewasa

Gaya hidup seperti peminum alkohol berat,
peminum kopi berat dan perokok berat

Hormonal yaitu kadar estrogen plasma yg kurang

Obat misalnya kortiosteroid
Kerusakan tulang akibat kelelahan fisik
misalnya jogging yg berlebihan tanpa
diimbangi gizi yg cukup
Jenis kelamin: 3 x lebih sering terjadi
pada wanita dibanding pria: karena faktr
hormonal dan rangka tulang yg lebih kecil
Jenis-jenis osteoporosis
1. Osteoporosis primer
2. Osteoporosis sekunder
3. Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis primer
Terbagi atas 2 tipe, yaitu:
Tipe 1 : adalah tipe yg timbul pada wanita
pasca menopause
Tipe 2 : adalah terjadi pada lanjut usia baik
pria maupun wanita
Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder terutama disebabkan
oleh penyakit-penyakit tulang erosif : misalnya
mioloma multipel, hipertiroidisme,
hiperparatiroidisme dan akibat obat-obat yg
toksik untuk tulang misalnya glukokortikoid
Osteoporosis idiopatik
Adalah osteoporosis yg tidak diketahui
penyebabnya dan ditemukan pada:
Usia kanak-kanak (juvenil)
Usia remaja (adolesen)
Wanita pra menopaus
Pada usia pertengahan
Osteoporosis ini jauh lebih jarang terjadi
dibanding jenis lainnya
Gambaran klinis
Nyeri tulang; nyeri terutama terasa pada
tulang belakang yg intensitas serangannya
meningkat pada malam hari
Deformitas tulang: dapat terjadi fraktur
taumatik pada vertebra dan menyebabkan
kifosis anguler yg dapat menyebabkan medula
spinalis tertekan sehingga dapat terjadi
paraparesis
Diagnosis
Pada dasarnya pasien osteoporosis yg datang ke
dokter dibagi dalam dua keadaan yaitu sebelum
terjadi patah tulang dan sesudah terjadi patah
tulang
Sebelum terjadi patah tulang: penderita
terutama wanita tua yg biasanya datang dengan
nyeri tulang terutama tulang belakang, bungkuk
dan sudah menopause
Sesudah terjadi patah tulang: penderita
biasanya datang dgn keluhan tiba-tiba punggung
terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), nyeri
pada pangkal paha atau bengkak pd pergelangan
tangan setelah jatuh. Dgn pemeriksaan radiologis
dilihat gambaran patah tulang pd area tersebut
Untuk menegakkan diagnosis yg
akurat (sebelum terjadi patah tulang)
dilakukan:
1. Pemeriksaan non invasif
2. Pemeriksaan biopsi
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan non invasif
Pemeriksaan analisis aktifasi neutron yg
bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan
massa tulang
Pemeriksaan absorpsiometri
Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
Pemeriksaan biopsi
Bersifat invasif dan berguna untuk
memberikan informasi mengenai keadaan
osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula
dankualitas mineralisasi tulang
Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau
krista iliaka
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kimia darah dan kimia urin
biasanya dalam batas normal, sehingga
pemeriksaan ini tidak banyak membantu
kecuali pada pemeriksaan biomakers
osteocalcin (G1a protein) dan osteonekin
untuk melihat proses mineralisasi serta untuk
membedakannya dengan nyeri tulang oleh
kausa yang lain
Penatalaksanaan
Diet
Pemberian kalsium dosis tinggi
Pemberian vitamin D dosis tinggi
Pemasangan penyangga tulang (spinal brace)
untuk mengurangi nyeri punggung
Mencegah:
menghindari faktor-faktor osteoporosis misalnya
rokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati
dalam aktivitas fisik
Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yg
terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai